Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Pembelajaran Berbasis Project Pada Kurikulum Merdeka

Project Learning

Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Menurut Afriana (2015), pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. 
Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek.Penekanannya pada aktivitas peserta didik dalam menghasilkan produk yang menerapkan ketrampilan meneliti, menganalisis, membuat sampai mempresentasikan produk.

Tahapan penerapan pembelajaran berbasis proyek sebagaimana yang dikemukakan oleh H.J. Sriyanto (2046) yang merujuk pada Yusoff (2002: 22), Abidin (2014: 172), dan Suyitno dan Kristayajati (2016:13-14)
langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dalam studi ini adalah sebagai berikut: 
Tahap 1: 
Penentuan Proyek Pada tahap ini guru memberikan tugas proyek kepada siswa. Siswa diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang dikerjakan baik secara kelompok maupun mandiri. Siswa melakukan pengamatan terhadap permasalahan yang disediakan guru. Berdasarkan pengamatan tersebut, siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
Tahap 2: 
Perencanaan Proyek Pada tahap ini siswa mendesain rencana proyek. Proyek yang akan dilaksanakan bertujuan untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan yang telah dipilih. Guru memberikan gambaran besar proyek yang akan dikerjakan, mulai dari persiapan yang harus dilakukan, pelaksanaan proyek meliputi aktivitas apa saja, menyusun laporan proyek hingga mempresentasikan hasil proyek kepada guru dan siswa lain, masyarakat, atau pihak-pihak terkait. Perencanaan kegiatan proyek harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 
Tahap 3: 
Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek Siswa merencanakan tahap-tahap kegiatan proyek mulai dari persiapan hingga presentasi produk yang dihasilkan. Tugas guru membimbing peserta didik untuk membuat jadwal sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan. 
Tahap 4: 
Pelaksanaan Proyek Pada tahap ini siswa melakukan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Mulai dari menyusun instrumen alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, melakukan pengumpulan data, mengolah dan menyajikan data, menganalisis data. 
Tahap 5: 
Pemantauan Kemajuan Proyek Guru memantau kegiatan siswa dalam mengerjakan tahap-tahap proyek yang sudah dijadwalkan. Guru memastikan setiap anggota kelompok mengerjakan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya. Guru dapat memberikan bantuan berupa bimbingan atau menyediakan sumber informasi tambahan yang dapat mendukung kelancaran kegiatan proyek. 
Tahap 6: 
Penyusunan laporan Pada tahap ini siswa melakukan pembahasan pelaksanaan dan hasil proyek. Selanjutnya siswa menyusun laporan proyek secara lengkap. 
Tahap 7: 
Presentasi/Publikasi Hasil Proyek Pada tahap ini hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada siswa yang lain, guru, masyarakat pihak-pihak yang terkait dengan proyek. 
Tahap 8: 
Evaluasi refleksi proses dan hasil proyek Pada akhir proses pembelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk menerapkan merode pembelajaran berbasis proyek diperlukan persyaratan yang harus dimiliki guru dan siswa. Guru harus sudah membelajarkan siswanya kriteria dari pembelajaran berbasis proyek sebagaimana yang dikemukan oleh Thomas (2000), bahwa setidaknya ada lima kriteria itu adalah keberpusatan (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah (driving question), investigasi konstruktif (constructive investigation) atau desain, otonomi siswa (autonomy), dan realisme (realism). 
Guru juga harus sudah terampil menerapkan sumber data penilaian sebagaimana yang dijelaskan oleh Kemdikbud (2014) meliputi : 
  1. Self-assessment (penilaian diri) penting dilakukan untuk merefleksikan diri siswa sendiri, tidak hanya menunjukkan apa yang siswa rasakan dan apa yang seharusnya siswa berhak dapatkan. Siswa merefleksikan dirinya seberapa baik mereka bekerja dalam kelompok dan seberapa baik siswa berkontribusi, bernegosiasi, mendengar dan terbuka terhadap ide-ide teman dalam kelompoknya. Siswa pun mengevaluasi hasil proyeknya sendiri, usaha, motivasi, ketertarikan dan tingkat produktivitas. 
  2. Peer Assessment (penilaian antar siswa) merupakan elemen penting pada penilaian Project Based Learning: guru tidak akan selalu bersama semua siswa di setiap waktu dalam proses pengerjaan proyek, dan peer assessment akan memudahkan untuk menilai siswa secara individu dalam sebuah kelompok. Siswa menjadi kritis terhadap kerja temannya dan berupaya untuk saling memberikan umpan balik.
  3. Rubrik penilaian produk, Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana.
  4. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: 
  • Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. 
  • Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. 
  • Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. 
Siswa setidaknya memiliki kemampuan untuk menafsirkan proyek tang akan dikerjakan dengan topik besar yang mungkin sudah ditentukan gurunya meliputi: kemampuan pribadi (memvisualisasikan aktifitas proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen (computer files), mengirimkan pesan kepada pengajar atau ahli, self assessment), kemampuan bekerjasama di dalam kelompok dan bekerjasama antar kelompok. 
Dengan keteraturan itu, diharapkan anak-anak ketika masuk sekolah kembali semangat belajarnya tidak padam dan materi pembelajaran tidak tertinggal. Jadi ritmenya bisa diatur bukan malah membuat anak tertekan, perasaan tertekan dan kelelahan justru dapat berdampak pada penurunan imun pada tubuh anak yang memudahkannya terinfeksi bibit penyakit.

Read More »
22 May | 0komentar

Pasca Ramadhan; Istiqomah dengan Amaliah Ramadhan

Al Aqso

Setelah bulan Ramadhan berlalu yang tadinya syaitan dibelenggu maka Syaitan sudah dilepas lagi. Agar kita dapat selamat maka kita istiqomahkan amalan yang ada. Sebagai orang yang beriman, kita berupaya tetap istiqomah melakukan ama-amal sholeh pasca Ramadhan. Karena pada hakikatnya, kita adalah hamba-hamba Allah dan bukan hamba-hamba Ramadhan. 
Sekalipun Ramadhan telah pergi meningalkan kita, tetapi Allah SWT akan tetap terus ada dan tidak akan pergi meninggalkan kita, selama kita terus mengingat-Nya dalam segala keadaan. Orang-orang yang sukses dalam menjalankan segala amal sholeh selama bulan Ramadhan, memiliki peluang besar untuk tetap istiqomah menjalankan amal-amal sholeh tersebut pasca Ramadhan. Syaratnya adalah segala amal ibadah yang telah ia lakukan, dilandasi oleh iman dan semata-mata mengaharap ganjaran pahala dari Allah SWT. 
Sikap istiqomah memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Secara vertikal, seseorang yang istiqomah akan terus menjaga hubungannya dengan sang Khaliq dan berusaha untuk senantiasa dekat (taqorrub) dengan-Nya. Esensi dari dimensi vertikal ini kemudian diejawantahkan dalam dimensi horisontal dengan terus menjaga hubungan baik dengan sesama makhluk Allah, baik manusia, hewan, dan alam sekitar. 
  1. Biasakan Amalan-amalan Amaliah Ramadhan 
  2. Tetap tilawah, sholat malam. jika Ramadhan 1 malam juz sehari 
  3. Mencari lingkungan yang baik Hindarkan kemaksiatan 
  4. Berdoa, "Yaa muqallibal quluub tsabbit quluubanaa 'alaa diinik” Artinya, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu”. 
Oleh karena itulah, Allah Ta’ala mensyariatkan puasa enam hari di bulan Syawwal, yangkeutamannya sangat besar yaitu menjadikan puasa Ramadhan dan puasa enam hari di bulan Syawwal pahalanya seperti puasa setahun penuh, sebagaimana sabda Rasululah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh” (HSR Muslim (no. 1164)). 
Akhirnya, kita berharap kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan untuk dapat terus melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta diberikan keistiqomahan untuk tetap berada di jalan yang lurus, senantiasa mendapatkan bimbingan dan petunjuk-Nya, yang pada puncaknya kita akan kembali kepada Allah SWT dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.

Read More »
22 May | 0komentar

Struktur Kurikulum SMK Pada Kurikulum Merdeka Belajar


Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program keahlian pada SMK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian. Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program 3 (tiga) tahun atau program 4 (empat) tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan
Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam jam pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau per 4 (empat) tahun atau dikenal dengan sistem blok. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. 

Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: 
  • pembelajaran intrakurikuler; dan 
  • projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun. 

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Keterangan: 
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh) sampai dengan 28 (dua puluh depalan) minggu di kelas XIII. 
Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum merdeka SMK/MAK di atas. 
  1. Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) dan Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B). 
  2. Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sebagai warga dunia. 
  3. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B) merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. 
  4. Mata Pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna menyelesaikan beragam permasalahan umum. 
  5. Mata Pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan aktual. 
  6. Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas X merupakan mata pelajaran dasar-dasar Program Keahlian. 
  7. Pada program 3 (tiga) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas XI sampai dengan kelas XII merupakan mata pelajaran dalam konsentrasi keahlian tertentu.
  8. Pada program 4 (empat) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas XI sampai dengan kelas XIII merupakan mata pelajaran dalam konsentrasi keahlian tertentu.

Mata pelajaran ini berisi elemen-elemen pembelajaran minimum dan dapat ditambah oleh satuan pendidikan bersama mitra dunia kerja sesuai kebutuhan dunia kerja. 
  1. Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis. 
  2. Pada program 3 (tiga) tahun, Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas XII selama 6 (enam) bulan atau 18 (delapan belas) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per minggu. 
  3. Pada program 4 (empat) tahun, PKL merupakan mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas XIII selama 10 (sepuluh) bulan atau 27 (dua puluh tujuh) – 28 (dua puluh depalan) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per minggu. 
  4. Mata Pelajaran ini merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan penguasaan kompetensi teknis (technical skills) sesuai dengan konsentrasi keahliannya serta menginternalisasi karakter dan budaya kerja (soft skills). 
  5. Pelaksanaan mata pelajaran PKL mengacu pada panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi pendidikan vokasi. 
  6. Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan diri, baik untuk berwirausaha, bekerjapada bidangnya, maupun melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya. 
  7. Pelaksanaan mata pelajaran pilihan mengacu pada panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan. 
  8. h. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan peserta didik, dunia kerja dan karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah secara fleksibel 
  9. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penganut Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
  10. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SMK/MAK menyediakan layanan program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik.

Read More »
18 May | 0komentar

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita

Kultum Tarawih Bersama Remaja

Bulan Ramadhan 1433 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kita akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita umur yang lebih panjang. Bulan Ramadan yang di dalamnya diwajibkan bagi setiap orang beriman untuk berpuasa memang dihadirkan khusus oleh Allah untuk memberi kesempatan kepada manusia agar melakukan penyucian diri dari semua dosa yang telah dilakukan.
Karena itu, banyak janji Allah baik yang lewat firman-Nya langsung di dalam al Qur’an maupun yang melalui hadits Nabi atas pahala bagi orang yang menjalankan ibadah puasa semata karena imannya kepada Allah dan memohon pahala atas puasanya itu, yakni dihapuskannya dosa-dosa di masa lalu dan dosanya yang akan datang. Siapa yang tidak bahagia jika dosanya telah diampuni oleh Allah. Atau, adakah berita yang lebih menggembirakan dibanding dengan berita tatkala dosa kita diampuni oleh Allah? Niscaya tidak ada. Mengapa bulan itu begitu didambakan? Karena banyaknya rahmat yang diturunkan Allah khusus di bulan itu. 
Begitu mulianya Ramadan, hingga Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda andai saja umatku tahu hikmah yang ada di balik bulan suci Ramadan niscaya umatku meminta bahwa sepanjang tahun itu bulan Ramadan. Di kesempatan lain, karena begitu istimewanya bulan Ramadan, Nabi juga pernah bersabda barang siapa yang senang dengan datangnya bulan suci Ramadan, maka haram jasadnya bagi apai neraka. Bagaimana bulan Ramadan tidak disebut bulan mulia? Sebab, Allah melipatgandakan pahala semua ibadah wajib dengan berpuluh-puluh kali, sedangkan ibadah sunnah diberi pahala sebagaimana ibadah wajib. Tidak hanya itu, di dalam bulan Ramadan Allah juga secara tegas menurunkan sebuah malam yakni ‘lailatul qodar’ yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, kurang lebih 83 tahun 4 bulan. 
Karena itu, jika kita sedang berpuasa dan sedang mengerjakan amal sholeh tepat di malam istimewa itu sama dengan ibadah selama 83 tahun 4 bulan. Padahal, belum tentu usia kita bisa mencapai angka 83 tahun 4 bulan itu. Jika menggunakan ukuran Nabi, usia rata-rata umat Muhammad hanya berkisar antara 60-70 tahun. Jadi sangat pendek. Subhannallah. Karena itu, sungguh rugi bagi orang yang tidak tahu makna yang dikandung di dalam bulan Ramadan, sehingga menganggap Ramadan layaknya bagaikan bulan-bulan lain sepanjang tahun, sehingga tidak cukup amalan yang diperbuat selama Ramadan. Para ulama sufi menjelaskan bahwa manusia lahir dengan keadaan suci. 
Dalam Islam tidak dikenal istilah dosa waris, sebagaimana dipercaya agama lain. Islam mengenal setiap manusia terlahir suci. Karena itu, Allah yang maha Suci hanya mau menerima orang-orang yang suci tanpa dosa tatkala menghadap-Nya. Manusia suci bukan manusia tanpa dosa, melainkan manusia yang punya dosa dan mau bertaubat, sehingga dosanya diampuni oleh Allah swt. Sebab, Allah sendiri telah mendeklarasikan diri sebagai Sang Maha Penerima Taubat. Jadi surga bukan hanya tempat orang tak berdosa, melainkan tempat orang berdosa yang kemudian mau bertaubat sehingga dosanya diampuni.
Allah menyadari benar jika manusia itu makhluk yang amat sangat lemah. Bahkan kata Nabi saja iman manusia itu naik turun. Tatkala imannya sedang naik, dia mudah diajak berbuat amal sholeh. Sebaliknya, tatkala imannya sedang turun, seseorang enggan diajak berbuat amal sholeh. Karena kelemahannya itu, manusia mudah berbuat dosa. Karena itu pula bisa dibayangkan. jika Allah tidak menciptakan sebuah momentum waktu khusus bagi manusia untuk menyucikan diri dari dosa niscaya sebagian besar manusia akan menjadi penghuni neraka. 
Dalam konteks penyucian diri dari dosa tersebut, Allah secara sistematis membuat momentum-momentum waktu secara khusus untuk beribadah. Untuk penyucian diri tiap hari Allah sediakan ibadah sholat wajib lima kali sehari. Karena itu, sholat merupakan ibadah untuk menghindarkan diri dari perbuatan mungkar dan keji dari kurun waktu harian. Jadi sholat merupakan ibadah harian. Sholat juga menjadi pembeda yang sangat jelas apakah seorang itu muslim atau tidak. Dengan menjalankan ibadah secara rutin insya Allah seorang muslim terjaga perilaku dari perbuatan mungkar dan keji. Setiap waktu sholat hakikatnya merupakan momentum penyucian diri, sehingga seorang yang terus menjaga sholatnya niscaya selalu dalam keadaan suci. Selain ibadah harian, Allah juga menciptakan ibadah mingguan, yakni sholat Jum’at. Selang waktu antara Jum’at dan Jum’at berikutnya juga merupakan momentum penyucian diri seorang muslim dari dosa mingguan. Dengan demikian, seorang muslim yang menjaga ibadah sholat Jum’at sejatinya dia juga menjaga penyucian dirinya dari perbuatan dosa mingguan. 
Ramadan adalah ibadah tahunan. Hanya setahun sekali Allah menurunkan waktu untuk beribadah secara khusus, yakni di bulan Ramadan. Logikanya, jika ibadah sholat merupakan momentum penyucian diri tingkat harian, dan ibadah sholat Jum’at tingkat mingguan, maka puasa Ramadan merupakan momentum penyucian diri pada tingkat tahunan. Selama satu tahun tentu banyak perbuatan dosa yang dilakukan manusia. Karena itu, lewat ibadah puasa Ramadan dosa-dosa itu dihapus sehingga tatkala Allah memanggilnya manusia menghadap dengan keadaan suci. 
Bagi orang yang menghadap dengan keadaan tidak berdosa atau suci, Allah abadikan dengan panggilan khusus sebagaimana di dalam Al Qur’an pada surat Al Fajr empat ayat terakhir, yang artinya: ”hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. Selain ibadah tahunan, Allah juga menyediakan momentum khusus untuk beribadah hanya sekali seumur hidup, yakni ibadah haji. Itu pun bagi yang mampu, baik secara fisik, materi, maaupun ketakwaannya. 
Bagi yang mampu, ibadah haji merupakan ibadah wajib. Ibadah haji tentu sangat berat. Karena itu, tidak berlebihan jika Nabi bersabda bagi orang yang memperoleh haji mabrur tidak ada balasannya selain surga. Dengan demikian, orang yang menjalankan ibadah haji semata karena panggilan Allah maka saat itu pula dia melakukan penyucian diri dari dosa sepanjang umurnya. Subhanallah. 
Kembali ke judul tulisan di atas bahwa kini bulan penuh berkah itu telah pergi dan akan datang kembali 11 bulan lagi. Masa penyucian diri dari kurun waktu sebelas bulan yang lalu telah kita lalui. Karena itu. kita isi lembaran hidup kita selama 11 bulan yang akan datang dengan terus mengerjakan amal sholeh seolah-olah masa kurun waktu 11 bulan yang akan datang hingga datangnya Ramadan 1433 H adalah bulan Ramadan. 
Kita teruskan amalan-amalan seperti sholat berjamaah, sholat malam, berdzikir, bertadarus, berinfaq dan bersodaqoh, bersilaturrahim, dan sebagainya. Sebab, berakhirnya Ramadan tidak berarti berhentinya kita berbuat amal sholeh. Justru kata Nabi tanda-tanda orang yang puasanya diterima Allah adalah selepas Ramadan justru meningkat amal sholehnya. Sebaliknya, orang yang gagal puasanya adalah orang yang tidak memetik buah dari amalan Ramadan sama sekali. Dengan kata lain, ibadah puasa sepanjang bulan Ramadan tidak memberikan dampak pada perbuatannya pasca-Ramadan. 
Dengan berhasil menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh dengan baik, insya Allah kita telah menjadi pemenang setelah bertarung melawan hawa nafsu kita masing-masing. Sebab, dalam jiwa manusia selalu ada dua macam nafsu, baik dan buruk. Kedua nafsu tersebut selalu bertarung, dan masing-masing tentu ingin menjadi pemenang. Jika pemenangnya nafsu yang buruk, maka kita enggan berbuat amal sholeh. Sebaliknya, jika yang menang adalah nafsu yang baik, maka kita suka beramal sholeh. 
Selain itu, ibadah puasa merupakan jelajah spiritual yang sungguh berat karena hanya kita sendiri dan Allah saja yang tahu bahwa kita berpuasa atau tidak dan bagaimana kualitas puasa kita masing-masing. Oleh karena itu, panggilan ibadah puasa hanya bagi orang-orang yang beriman saja. Sebab, orang yang tidak beriman pasti tidak sanggup menjalankan ibadah tersebut, sebagaimana diabadikan oleh Allah dalam al Qur’an pada surat al Baqarah ayat 183:
Sumber: https://www.uin-malang.ac.id/ (Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si)

Read More »
15 May | 0komentar

Keunggulan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Contoh media Interaktif pada Menu Petunjuk

Multimedia sebagai salah satu media pembelajaran yang menarik berdasarkan upaya yang menyentuh berbagai panca indera: penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Pembelajaran tentunya bertujuan untuk dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik. Pembelajaran merupakan sebuah interaksi antar komponenkomponen pembelajaran (guru, siswa, media, kurikulum, lingkungan, dan tujuan pembelajaran) sehingga terciptanya pengalaman belajar yang dibutuhkan peserta didik. Pembelajaran yang baik, diukur dari ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, diperlukan dukungan dari masing-masing komponen, salah satunya media pembelajaran. Media pembelajaran dapat memberikan berbagai pengalaman belajar yang bervariasi dan konten-konten pembelajaran yang dapat mendukung penyampaian materi oleh guru. Penggunaan berbagai jenis media, yakni berupa multimedia, dapat memberikan berbagai pengalaman belajar melalui berbagai format media.
Salah satu tujuan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran adalah untuk mendukung tercapaian tujuan pembelajaran. Disamping itu, terdapat beberapa kontribusi penggunaan media menurut Kemp & Dayton (Rudi Susilana & Cepi Riyana, 2008) yakni: 
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 
2. Pembelajaran dapat lebih menarik. 
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 
8. Peran guru berubah kearah yang postitif. Kontribusi penggunaan media memang dapat dirasakan memiliki banyak manfaat yang positif untuk pembelajaran. 

Pemilihan jenis media yang tepat, juga dapat mempengaruhi efek proses pembelajaran yang berlangsung. Secara khusus, Fenrich menyebutkan keunggulan multimedia pembelajaran, antara lain: 
a. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginannya. Proses belajar lebih mengarah pada pendekatan yang student centered. 
b. Peserta didik belajar dari tutor yang ‘sabar’ (seperti komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan diri peserta didik. 
c. Peserta didik akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika. 
d. Peserta didik mengadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan. 
e. Peserta didik menikmati privasi dimana mereka taj perlu malu saat melakukan kesalahan. 
f. Belajar saat kebutuhan muncul (just-in-time learning). 
g. Belajar kapan saja sesuai dengan kemauan mereka tanpa terikat suatu waktu yang teah ditentukan. 
h. Peserta didik mengenal perangkat teknologi informasi dan komunikasi. 
i. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi pendidik dan peserta didik. 
j. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar peserta didik lebih meningkat. 
k. Mengejar ketertinggalam akan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. 
l. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Dari sekian banyak keunggulan yang ditawarkan oleh multimedia pembelajaran, manakah yang menurut Anda paling menguntungkan bagi proses pembelajaran?

Read More »
13 May | 0komentar

Karakteristik Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI)

MPI menggunakan Ariculate Storyline

Setiap produk pasti memiliki karakteristik khusus yang akan membedakan produk tersebut dengan produk sejenis lainnya, begitu juga dengan multimedia pembelajaran. Apakah yang membedakan sebuah multimedia pembelajaran dapat digolongkan sebagai jenis MPI atau bukan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengidentifikasi beberapa karakteristik khusus MPI agar dapat mengidentifikasi apa saja yang menjadi karakteristik sekaligus tanda bahwa sebuah multimedia dapat dikatakan interaktif. 
Karakteristik multimedia pembelajaran interaktif (MPI) tidak dapat dipisahkan dari peran dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, secara umum sebuah MPI harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 
1. Memiliki lebih dari satu jenis media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. Untuk dapat dikatakan sebagai MPI, setidaknya dalam program atau aplikasi tersebut menyajikan dua jenis media. 
2. Bersifat interaktif, yang berarti memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna atau siswa. Kegiatan mengakomodasi respon ini terdiri dari kontrol pengguna untuk mengoperasikan MPI serta respon (feedback) dari program. 
3. Bersifat mandiri, memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakannya tanpa harus dibimbing orang lain. Pada praktiknya dalam pembelajaran, MPI perlu dirancang bersifat mandiri agar siswa dapat belajar secara lebih leluasa. 
Karakteristik MPI juga dapat ditunjang dari segi fungsi yang diperankannya untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk menghasilkan MPI yang mampu mendukung proses pembelajaran, menurut Munir (2013) sebaiknya MPI memenuhi fungsi sebagai berikut: 
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 
2. Mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. 
3. Memperhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan. 
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain lain. 

Setelah mencermati karakteristik dan fungsi multimedia pembelajaran interaktif, apakah Anda menemukan adanya perbedaan kemampuan antara MPI dengan jenis media lainnya? Berikut ini merupakan beberapa kemampuan MPI dibandingkan dengan jenis media lainnya. 
1. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik. 
2. Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan topik proses belajar. 
3. Multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematis dalam proses belajar.

Read More »
12 May | 0komentar