Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Aksi Nyata Bukan Aksi Abu-abu

Bapak Ibu Guru selamat berakhir pekan, dalam falsafah Jawa, terdapat pepatah yg berbunyi "ilmu iku kelakone kanthi laku" yg bermakna bahwa ilmu didapatkan melalui praktik. Pepatah ini sangat sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "3 Nga" yaitu Ngerti, Ngrasa, dan Nglakoni. Ngerti berarti memahami suatu konsep atau pengetahuan, Ngrasa adalah kemampuan untuk merasakan / menyadari esensi dari pengetahuan tersebut, dan Nglakoni adalah melakukan atau mempraktikkan apa yg telah dipahami & dirasakan. 
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan yg efektif tidak hanya berhenti pada tahap menghapal atau memahami teori, tetapi harus dilanjutkan dengan pengalaman nyata yang memberikan pemahaman lebih mendalam & bermakna. Pembelajaran yg baik adalah pembelajaran yg melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. 
Guru tidak hanya berperan sebagai pemberi materi, tetapi juga sebagai fasilitator yg membantu anak didiknya untuk mengalami dan mengaplikasikan pengetahuan yg mereka peroleh. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menjadi solusi bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kita sebagai guru diharapkan tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan secara verbal atau tekstual, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Pembelajaran berbasis pengalaman ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berinovasi. Dengan cara ini, mereka dapat tumbuh menjadi individu yg bermanfaat bagi masyarakat dan mampu mencapai potensi terbaik mereka. Falsafah "ilmu iku kelakone kanthi laku" mengajarkan kita bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang diwujudkan dalam tindakan nyata (aksi nyata bukan aksi ghoib). Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran harus melibatkan 3-si (aksi, refleksi, dan aplikasi). 
Melalui pendekatan ini, anak kita tidak hanya menjadi pengetahuan pasif, tetapi juga aktif yang mampu membuat perubahan positif dalam kehidupan mereka & komunitasnya. Mereka menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi sesama. Itulah salah satu puncak kebahagiaan karena menjadi versi terbaik manusia.
Dari : Grup WA GSM Purbalingga

Read More »
28 July | 0komentar

Modul Ajar (MA) Mata Pelajaran PKL

Pendidikan di dalam Kurikulum Merdeka berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. Berbagai macam upaya dilakukan oleh pemangku kepentingan dalam sistem pendidikan untuk menjadikan peserta didik menjadi pelajar yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya berkarakter yang baik demi terwujudnya tujuan pendidikan. 
Dalam Kurikulum Merdeka dimana PKL menjadi mata pelajaran yang harus diikuti oleh peserta didik SMK.  Mapel PKL ini juga dilaksanakan di semester 5 kelas XII. Terhitung juga sebagai jumlah jam bagi guru pembimbing yang diharapkan membantu satuan pendidikan. 
Berdasarkan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan Bagi Peserta Didik, Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah pembelajaran bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) yang dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan kerja. Selanjutnya pada Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disebut Kurikulum Merdeka, dan diperbaharui lagi dengan Permendikbudristek No.12 Tahun 2024 Tentang Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Pada Usia Dini dan Jenjang Dasar dan menengah.
Ditetapkan bahwa PKL merupakan salah satu mata pelajaran sebagai wahana pembelajaran di dunia kerja (termasuk teaching factory). Pada Kurikulum Merdeka, PKL menjadi mata pelajaran yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik SMK dengan ketentuan sekurang-kurangnya 6 bulan (792 jam pelajaran) di kelas XII pada SMK program 3 tahun. 
Tentunya sebagai mata pelajaran maka guru harus membuat perangkat ajarnya Telah ditetapkan Capaian Pembelajarannya sehingga guru membuat ATP, Modul Ajar dan perangkat asesmennya.
Mata Pelajaran PKL Terdiri dari 4 (empat) Elemen Dan Capaian Pembelajaran dibawah ini :


Sehingga Bp/Ibu Guru juga membuat Modul Ajar 4 elemen tersebut :
  1. Internalisasi dan Penerapan Soft Skills
  2. Penerapan Hard Skills
  3. Peningkatan dan Pengembangan Hard Skills 
  4. Penyiapan Kemandirian Berwirausaha


Read More »
28 July | 0komentar

Hari Kedua MPLS

 
Masa Pengenalan lingkungan Sekolah (MPLS) hari ke dua diisi dengan paparan Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru dan Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya.
Mengawali Tahun Ajaran Baru 2024/2025 SMK Negeri 1 Bukateja Kab.Purbalingga membuka dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS ) selama 3 hari dari senin 22 juli sampai dengan rabu 24 juli. 
MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Sebelum kegiatan dan penyampaian materi anak-anak melaksanakan Apel Pagi. MPLS dilakukan di kelas, dengan beberapa narasumber yang hadir memberikan materi. 
Berikut kegiatan Hari kedua MPLS: Pemberian materi dari Polres Purbalingga dari Satlantas Polres Purbalingga.






Read More »
28 July | 0komentar

Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) 2024/2025

Skema Pengecatan Bodi Kendaraan
Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) merupakan proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional, standar internasional, dan/atau standar khusus lainnya. Tempat Uji Kompetensi SMK Negeri 1 Bukateja dilakukan melalui LSP P3. Pada tahun ini, tahun ajaran 2024/2025 USK dilaksanakan pada klas XII yang akan melaksanakan PKL. 
Dari semua program keahlian alhamdulillah memenuhi syarat untuk mengikuti USK ini menyelenggarakan 7 (tujuh) uji kompetensi diantaranya : 
Kelas dan Skema Sertifikasinya 
- Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan - Skema Juru Gambar 
- Desain dan Produksi Busana (DPB) - Skema Junior Custom Made 
- Teknik Kendaraan Ringan (TKR) - Skema Engine Tune Up Sistem Injeksi 
- Teknik Bodi Kendaraan Ringan (TBKR) - Skema Pengecatan Panel Bodi Kendaraan - 
- Program Siaran dan Produksi Televisi (PSPT) - Skema Fotografer Yunior 
Kegiatan USK Tahun Pelajaran 2024 – 2025 mendapat bantuan dana dari pemerintah. dengan jumlah peserta 599 siswa terdiri dari :

No

Program Keahlian

Jumlah siswa

Skema Penyelenggaraan

Tanggal

1

DPIB

143

LSP P3 Ataki

01 s.d. 3 Juli 2024

2

Busana

105

 LSP P1 SMKN 1 Purworejo

1 s.d. 4 Juli 2024

3

TKR

105

LSP P3 TOP

01 s.d. 3 Juli 2024

4

TKJ

106

LSP P3 Teknologi Digital

01 s.d. 3 Juli 2024

5

PSPT

70

LSP P3 Komsindo

 

6

TBKR

36

LSP P3 TOP

01 s.d. 3 Juli 2024

7

RPL

34

LSP P3 Teknologi Digital

01 s.d. 3 Juli 2024

 

Jumlah

599

 

 



Read More »
25 July | 0komentar

Hari Pertama MPLS

 

Pembukaan MPLS tahun ajaran 2024/2025 dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2024. Bertempat di Lapangan SMK Negeri 1 Bukateja dilaksanakan pembukaan. Kepala Sekolah menyematkan tanda pengenal secara simbolis, setelah itu semua siswa/peserta memakai tanda pengenal sendiri.   
MPLS diikuti oleh 608 siswa dari siswa kelas X yang baru. dari 6 Program Keahlian yaitu DPIB, BSN, TO, TKJ, BCF dan PPLG. 





Read More »
24 July | 0komentar

Menciptakan Lingkungan Belajar Kondusif : "Circle Time"

Minggu² pertama tahun ajaran baru, penting bagi kita untk membangun hubungan yg kuat dengan siswa sebelum memulai pelajaran. Kegiatan-kegiatan yang memfokuskan pada pembentukan bounding antar siswa & antara siswa dengan guru dapat menciptakan lingkungan belajar yg lebih positif & kondusif. Salah satu kegiatan yg efektif adalah Circle Time. 

Mengucap Terima Kasih dan Meminta Maaf
Selama Circle Time, anak kita duduk dalam lingkaran & diberi kesempatan untk mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya. Setiap siswa dapat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada satu/lebih teman di kelas, menjelaskan alasan di balik ucapan terima kasih tersebut. Misalnya, seorang siswa dpt mengatakan, "Terima kasih kepada Liska karena selalu membantu saya memahami tugas matematika." Setelah sesi ucapan terima kasih, siswa diberi kesempatan untk meminta maaf atas kesalahan yg mungkin terjadi selama tahun sebelumnya. 
Dengan cara ini, mereka dapat belajar tentang pentingnya meminta maaf & memaafkan. Seorang siswa mungkin berkata, "Saya minta maaf kepada Budi karena pernah membuatmu merasa tidak nyaman dengan kata-kata saya." 
Manfaat dari Kegiatan Ini:
 1. *Mengembangkan Empati dan Rasa Hormat:* Siswa belajar untuk menghargai satu sama lain dan memahami pentingnya saling mendukung. 
 2. *Meningkatkan Keterbukaan & Kepercayaan:* Dengan meminta maaf & menerima permintaan maaf, siswa belajar tentang pentingnya kejujuran & keterbukaan. 
 3. *Memperkuat Hubungan Sosial:* Kegiatan ini membantu siswa merasa lebih dekat satu sama lain, menciptakan rasa kebersamaan yg kuat di kelas.

Diskusi Tentang Pengalaman Tahun Lalu: Hal Menarik dan Tidak Menyenangkan. Selanjutnya, siswa kita ajak untuk berbagi tentang hal paling menarik dan hal paling tidak menyenangkan yg mereka alami tahun lalu. Ini bisa berupa pengalaman pribadi atau sesuatu yg terjadi di lingkungan sekolah. Diskusi ini membantu anak kita untuk merefleksikan pengalaman mereka & memahami bahwa setiap orang memiliki pengalaman yg beragam.

Manfaat dari Kegiatan Ini:
 1. Mengembangkan Kemampuan Reflektif: Anak kita belajar untuk melihat kembali pengalaman mereka & mengambil pelajaran dari situ. 
 2. Membangun Keterbukaan: Dengan berbagi pengalaman, anak kita dapat merasa lebih terbuka & nyaman satu sama lain. 
 3. Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Umum:
 Diskusi ini juga membantu anak kita lho untuk berlatih berbicara di depan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri mereka. 
Harapan untuk Kelas Ideal Selama Satu Tahun Kedepan
Setelah diskusi tentang pengalaman, anak didik kita ajak untuk berbagi harapan mereka tentang bagaimana kelas ideal selama satu tahun ke depan. Anak² dapat menyampaikan harapan mereka terkait suasana belajar, hubungan antar teman, dan cara mereka ingin berinteraksi dengan guru.

Manfaat dari Kegiatan Ini:
 1. Membangun Komitmen Bersama
Siswa dan guru dapat bersama-sama membangun visi tentang kelas ideal, sehingga semua pihak memiliki tujuan yg sama. 
 2. Meningkatkan Motivasi:
Dengan memiliki harapan yg jelas, siswa lebih termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. 
 3. Menciptakan Lingkungan Positif:
Harapan² positif yg diutarakan dapat membantu menciptakan suasana belajar yg kondusif & menyenangkan.


Bersyukur Bersama
 
 Akhirnya, mari ajak anak kita untuk bersyukur atas apa yg mereka miliki & pengalaman yg telah mereka lalui. Setiap siswa bisa menyebutkan satu hal yang mereka syukuri, baik itu tentang keluarga, teman, atau pencapaian pribadi. 
Manfaat dari Kegiatan Ini:
 1. Mengembangkan Rasa Syukur: Anak kita akan belajar untuk menghargai hal² positif dalam hidup mereka. 
 2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional:
Bersyukur dapat meningkatkan perasaan bahagia & kepuasan hidup. 
 3. Menciptakan Lingkungan yang Positif:

Anak yg bersyukur cenderung lebih positif & mendukung satu sama lain. Bapak Ibu Guru dengan menjalankan kegiatan² ini pada awal tahun ajaran, kita tidak hanya membantu anak didik kita merasa lebih terhubung satu sama lain, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yg positif dan inklusif. 
Hal ini dapat memberikan dasar yg kuat untuk tahun ajaran yg kondusif, bermakna & menyenangkan bagi semua pihak. 
Yuk... ceritakan ide² lainnya dalam membangun kelas yang inklusif dan konektivitas kita dengan anak² agar membantu teman² mewujudkan kelas yang bermakna dan menyenangkan. 
#tahunajaranbaru 
#learningenvirontment
#kembalimendidikmanusia 
#ruangketiga 
#gurumeraki 
 #berubahberbagikolaborasi 
 #gerakansekolahmenyenangkan

Dari : Grup wa GSM Purbalingga

Read More »
24 July | 0komentar