Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Webinar 28 Agustus 2024

 

Kegiatan Komunitas Belajar pada PMM yang berjalan secara rutin adalah berbagi prkatik baik terkait dengan pembelajaran. Praktik baik tentang media, cara mengajar, metode dan sebagainya.

Pada tanggal 28 Agustus 2028 Insya Alloh berbagai praktik baik tentang Media Blog sebagai Media Pembelajaran.


Read More »
25 August | 0komentar

Capaian Pembelajaran Mapel Konsentrasi DPIB Fase F


Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami gambaran mengenai program keahlian yang dipilihnya sehingga mampu memantapkan passion dan vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu mampu menggambar 3D dan 2D struktur, arsitektur, interior dan eksterior gedung, teknik konstruksi utilitas, dan sistem plumbing gedug serta menggambar konstruksi jalan dan jembatan menggunakan perangkat lunak desain pemodelan dan informasi bangunan yang relevan dengan dunia kerja, serta dapat melakukan perhitungan estimasi biaya konstruksi bangunan dengan menerapkan K3LH.

Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.

Elemen

Capaian Pembelajaran

Desain pemodelan bangunan

Peserta didik mampu menerapkan teknik menggambar 3D dan 2D struktur, arsitektur, interior dan eksterior gedung, serta pembuatan visualisasi animasi desain yang informatif (perencanaan, teknik pemodelan, serta gambar rumah sederhana dan bertingkat) dengan menggunakan teknologi BIM.

Desain pemodelan jalan dan jembatan

Peserta didik mampu menerapkan teknik menggambar 2D dan 3D konstruksi jalan dan jembatan, serta pembuatan visualisasi animasi desain yang informatif dengan menggunakan teknologi BIM.

Gambar konstruksi utilitas gedung dan sistem plumbing

Peserta didik mampu menerapkan teknik menggambar 2D dan 3D konstruksi utilitas bangunan (instalasi air bersih, air kotor, saniter, instalasi listrik, dan instalasi sistem kebakaran) dengan menggunakan teknologi BIM.

Rencana biaya dan penjadwalan konstruksi bangunan

Peserta didik mampu menerapkan estimasi real cost dalam perencanaan bangunan dengan teknologi BIM.

 


Read More »
25 August | 0komentar

Gaya Belajar Generasi Z

Generasi Z kerap disebut sebagai generasi internet yang lahir pada rentang tahun 1997-2012, dimana generasi ini lahir pada zaman teknologi dan informasi yang sudah berkembang dan modern, perkembangan teknologi digital berupa smartphone canggih yang dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh berbagai macam informasi melalui internet dengan mudah dan cepat. Di dalam dunia Pendidikan telah menerapkan pembelajaran berbasis digital dengan memadukan konten pembelajaran berupa suara dan visualisasi gambar yang disajikan oleh guru dan dapat diakses melalui website oleh peserta didik, dengan adanya perubahan cara belajar tentu memengaruhi gaya belajar seorang peserta didik. 
Pada hakikatnya gaya belajar setiap individu tentu berbeda dengan yang dimiliki oleh individu lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar yang ideal khususnya untuk generasi Z yang berdampingan dengan pembelajaran berbasis media digital. Berdasarkan penelitian oleh data yang sudah ada dengan merujuk kepada satu sumber artikel, Gaya belajar yang dianggap ideal pada zaman serba digital adalah gaya belajar audio visual dimana perpaduan antara suara dengan visualisasi gambar seperti simulasi video yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami suatu konten materi dalam pembelajaran.
Cara tercepat dan optimal bagi setiap individu dalam menerima, menyerap, mengatur, dan memproses informasi yang diterimanya disebut sebagai gaya belajar. De Porter dan Hernacki mengklasifikasikan gaya belajar secara umum menjadi tiga kelompok, yakni gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar ini memiliki peran yang signifikan dalam konteks pendidikan, khususnya dalam dinamika proses kegiatan belajar mengajar. 
Menurut Barbara Prashnig, kesesuaian gaya belajar siswa dengan cara mereka belajar dapat membawa dampak positif, termasuk peningkatan prestasi belajar. Beliau juga menyoroti peran penting guru dalam memengaruhi kesuksesan siswa dalam proses belajar. Gaya belajar menjadi elemen kritis yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa karena menjadi kunci bagi keberhasilan pembelajaran siswa. Penting bagi guru untuk memahami variasi gaya belajar yang dimiliki setiap siswa guna memungkinkan siswa belajar secara aktif dan efisien. 
Kesuksesan seorang guru dapat diukur dari kemampuannya memahami kebutuhan individu siswa, termasuk pemahaman akan gaya belajar mereka. Oleh karena itu, guru perlu mengidentifikasi gaya belajar khusus yang dimiliki siswa yang diajarkan, guna mengetahui preferensi belajar mereka. Dengan pemahaman akan kecenderungan gaya belajar siswa, seorang guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang lebih optimal.

Read More »
24 August | 0komentar

Penguatan Literasi dan Numerasi

Rendahnya tingkat kemampuan literasi dan numerasi Indonesia memang sangat mengkhawatirkan. Survei PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2015 dan 2018 lalu menunjukkan kemampuan literasi dan numerasi siswa Sekolah Menengah usia 15 tahun di Indonesia berada di peringkat yang memprihatinkan. 
Dari survei tahun 2015, kompetensi literasi siswa Indonesia berada di peringkat 63 dari 69 negara yang disurvei (OECD, 2016). Sementara, survei tahun 2018 menunjukkan kemampuan literasi siswa Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara yang disurvei, kemampuan numerasi berada di peringkat 72 dari 78 negara, sedangkan kemampuan sains berada di peringkat 70 dari 78 negara (OECD, 2019).Dari penelitian Miller ini juga ditemukan bahwa lamanya siswa menuntaskan masa wajib belajar ternyata tidak berhubungan erat dengan nilai akhir mereka. Diasumsikan bahwa keberhasilan siswa di sekolah tidak berbanding lurus dengan lamanya mereka sekolah. Ada hal lain yang cukup signifikan yang membuat mereka berhasil dalam belajar, yaitu kemampuan literasi. Negara-negara yang dianggap berhasil dalam pendidikan nasional mereka seperti Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia memiliki budaya membaca yang sangat kuat. Budaya membaca yang kuat merupakan salah satu strategi terbaik dalam pengembangan kemampuan literasi
Secara umum, pemahaman literasi dan numerasi di sekolah kita masih sangat dasar, yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berhitung saja. Tidaklah mengherankan jika pembelajaran literasi dan numerasi dalam sistem pendidikan kita masih bertumpu hanya pada pelajaran bahasa dan matematika. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang literasi dan numerasi sendiri masih belum menyeluruh, khususnya di antara para guru sebagai pihak yang semestinya mengajarkan kemampuan tersebut. Masih ada guru yang masih beranggapan bahwa literasi hanya diajarkan dalam pelajaran bahasa, dan numerasi hanya diajarkan dalam pelajaran matematika. Dengan demikian guru-guru mata pelajaran selain bahasa dan matematika memiliki anggapan yang salah bahwa pembelajaran literasi dan numerasi bukan tanggung jawab mereka, dan tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran yang mereka ajar.

Read More »
14 August | 0komentar

Sehat Jasmani dan Rohani

 Sehat dalam makna positif yang digambarkan al-Qur‟an, yakni terpeliharanya semua potensi anugerah. Ada kekhususannya yang dapat digambarkan alQur‟an pada aspek sehat lahir dan bathin pada masalah ini, terutama semua potensi jiwa dan raganya senantiasa bermakna untuk sehat dan kuat melakukan ibadah kepada Allah SWT dengan sempurna sebagai bukti rasa syukurnya kepada Allah SWT yang telah menciptakannya dengan suatu harapan agar memperoleh ridha-Nya dan mendapatkan mau‟nah tertinggi dari Tuhannya untuk mendapatkan syurga jannatun na‟im. 

Surga jannatun na'im merindukan orang-orang kuat beribadah dan beramal shalih dengan sempurna sesuai kehendak dan keinginan Allah SWT ataupun yang diridhai-Nya. Sudah barang tentu, hanya orang-orang sehat dan kuat lahir bathinnya maupun kesempurnaannya beribadah atau beramal shalih kepada Allah yang akan menempati surga yang berkualitas. 
Kuat itu identik dengan sehatnya lahir dan bathin, karena itu hanyasanya pada orang-orang yang kuat dan sehat itu pula yang akan mampu mengemban amanah Tuhan yakni agama dengan kesempurnaan seluruh syariatnya. Oleh karena itu orang-orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang disertai keselamatan di dunia dan di akhirat wajib berupaya sehat lahir dan bathin serta senantiasa menghormati, menjaga dan memuliakan fisik dan rohaninya agar selalu sehat atau membiasakan diri hidup sehat dalam bingkai syariat Islam berpedoman pada ajaran al-Qur‟anul Karim dan Al-Hadits. 
Sungguh amat banyak nikmat Allah yang tidak dapat dihitung besarnya nikmat yang dicurahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang pandai menggunakan nikmat Allah yang Maha Kuasa. Di dalam al-Qur‟an pada Surah An-Nahl ayat 18 telah disebutkan Allah SWT.
Artinya : dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. An-Nahl : 18)
Berdasarkan ayat di atas, bahwa dapat diambil pelajaran bahwa nikmat Allah tidak dapat dihitung oleh manusia siapapun karena kalau diperhatikan terkait nikmat sehat pada manusia sungguh besar rahmat Allah tersebut dan sepantasnya manusia wajib bersyukur kepada-Nya. Tanda bersyukurnya manusia adalah dengan menggunakan semua potensi-potensi fisik dan jiwa rohaninya yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Sehat fisik dapat diadakan dengan cara makan-minum makanan yang halal dan baik, bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, berolahraga dan menjaga pikiran maupun perasaan tidak tegang atau stres. 
Sehat fisik ini merupakan potensi jasmani manusia yang selalu harus diupayakan normal dan dapat mengendalikan datangnya penyakit-penyakit dari luar, karena dipengaruhi oleh lingkungan tidak sehat yang merusak kekebalan tubuhnya atau antibodi tubuh yang sehat. Namun yang lebih penting dan utama lagi adalah sehat rohani berdasarkan upaya mempelajari agama dan mempertebal keimanannya kepada yang ghaib, yakin dan percaya kepada rukun iman yang enam dan melaksanakan rukun Islam yang lima. Iman dan taqwa berdasarkan aplikasi ibadah murni kepada Tuhannya dan juga berdasarkan upaya memperbaiki diri menyempurnakan hubungan ibadah sosialnya dengan sesama manusia dan lingkungan alamnya, cara ini dapat mempengaruhi sehatnya sosial atau sehat lahir dan bathinnya.

Read More »
13 August | 0komentar

Numerasi = Matematika ?

Kemendikbud (2020) mendefinisikan numerasi sebagai kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk memecahkan masalah kontekstual pada kehidupan sehari-hari yang sesuai untuk individu sebagai warga yang baik. Kemampuan ini sangat penting untuk menjadi modal bagi siswa dalam menguasai mata pelajaran lainnya. Seseorang disebut memiliki literasi numerasi ketika ia memiliki pengetahuan dan kecakapan untuk mendapat, menafsirkan, menggunakan, dan mengomunikasikan angka dan simbol matematika dalam pemecahan berbagai masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan. 
Selain itu, ia mampu menganalisis berbagai bentuk informasi untuk mengambil keputusan. Kemampuan numerasi berkaitan dengan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dasar yang dimiliki, prinsip serta proses matematika ke dalam permasalahan dalam kehidupan sehari–hari misalnya memahami masalah yang disajikan dalam tabel atau diagram, perdagangan dan lain–lain
Cakupan numerasi ,tidak hanya dalam mata pelajaran matematika, meskipun matematika dan numerasi berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama(Berhitung/hitungan).  Namun cakupan numerasi sangatlah luas meliputi keterampilan mengaplikasikan konsep,fakta, prosedur dalam situasi nyata dalam kehidupan sehari - hari. Keterampilan numerasi bisa ditemukan pada masalah yang tidak terstruktur dan  memiliki banyak cara penyelesaiannya baik yang berhubungan dengan faktor matematis maupun non matematis. 
Matematika adalah suatu pengetahuan dan keterampilan yang abstrak dan kebenarannya absolut, sedangkan numerasi berhubungan dengan sesuatu yang kontekstual dan konkret yang menawarkan pemecahan terhadap suatu masalah yang rill dalam kehidupan. Untuk diketahui jika pembelajaran matematika yang sudah diimplementasikan dalam kehidupan nyata berarti sudah termasuk pembelajaran numerasi. Namun jika pembelajaran hanya murni dan sebatas konsep abstrak dan bersifat teoritis, maka belum bisa dikatakan pembelajaran numerasi. 

Read More »
11 August | 0komentar