Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1


Pendidikan Guru penggerak Angkatan 6 pada saat ini, bulan Februari 2023 sampai pada tugas 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Pada koneksi antar materi di modul 3 ini tentu saya harus merefleksi kebelakang padaa modul-modul terdahulu. Tentunya semua ilmu-ilmu yang sudah didapat tersebut akan sangat berguna dan bermanfaat untuk mewujudkan merdeka belajar. 

Judul Materi Modul Pendidikan Guru Penggerak: 

Dari table dapat dilihat tema dari masing-masing modul dan bagaimana koneksinya dari modul-modul yang telah di pelajari? Modul 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak. Modul 1.1. filosofi pendidikan yang disampaikan oleh bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau menyampaikan bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 
Di dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin (guru) harus menerapkan sistem among (menuntun) agar mampu mendorong tumbuh kembangnya potensi siswa. Modul 1.2. Nilai dan peran guru penggerak. Modul 1.3. Visi Guru Penggerak. Modul 1.4. Budaya Positif Modul 2 membahas tentang pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Modul.Modul 2.1. Pembelajaran yang berdiferensiasi. Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional. Modul 2.3. Coaching untuk supervise akademik. 
Sesuai dengan yang tertera di dalam LMS bahwa dalam membuat koneksi antar materi pada modul 3.1 ini berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut: 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang triloka berpengaruh terhadap proses seorang guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantoro dan sampai menjadi landasan berpijak pendidik adalah Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah Seorang pemimpin (Guru) memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya. Filosofi ini jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan selalu berpihak kepada murid untuk menjadikan generasi cerdas dan berkarakter profil pelajar Pancasila. Transfer nilai -nilai kebajikan dapat kepada siswa secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan berpihak kepada murid. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? 
Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-murid kita. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Sebagai manusia yang beragama, kita yakin apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula dengan pengambilan keputusan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan – kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? 
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya Setelah mengikuti modul 2 tentu CGP sebagai pendidik memiliki keterampilan coaching. Salah satu kompetensi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Beberapa contoh praktik coaching yang baik memberi gambaran utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan Tirta dan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Pada coaching seorang coaching tidak menggurui akan menimbulkan rasa nyaman sehingga coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Menggali dengan pertanyaan-pertanyaan agar coachee melakukan Analisa jawaban sebagai sebuah pemecahan masalah. Keputusan yang diambil telah efektif terbukti dari apayang dilakukan coachee menemukan sendiri hambatan-hambatannya. Hambatan selama PBM. Bahwa terdapat pertanyaan dalam diri tentu ada misalkan apakah benar tadi menyampaikan pertanyaan tersebut? Bisa ndak ya coachee melakukan itu? Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga pendidik. Keterampilan coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan seluruh siswanya dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? 
Mengelola sosial emosional akan berpengaruh pada pengambilan keputusan. Guru/ pendidik menyadari setiap keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, apakah masalah tersebut dilemma etika atau bujukan moral serta regulasi yang ada dan melakukan 9 langkah pengambilan keputusan. Sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik. Rasa empati pada apa yang peserta didik alami, tentu dengan mengidentifikasi permasalahan, diharapkan dalam pengambilan keputusan dapat berpihak pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut yaitu: 
• Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 
• Menentukan siapa saja yang terlibat 
• Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 
• Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola 
• Pengujian paradigma benar lawan benar 
• Prinsip Pengambilan Keputusan 
• Investigasi Opsi Trilemma 
• Buat Keputusan 
• Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? 
 Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang terlatih akan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Tentu saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Dampak dari keputusan akan yang dihasilkan baik itu problem dilemma etika ataupun bujukan moral akan berpengaruh pada peserta didik, berpihal atau tidak. Tentu berpengaruh pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Pengambilan keputusan yang berdasarkan pada atau berpihak pada peserta didik yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Terwujudnya murid yang Bahagia, cerdas dan berkarakter. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 
 Hasil keputusan tentu tidak dapat memuaskan pada semua pihat, pro dan kontra tentu ada. Salah satu yang dilakukan adalah dengan komunikasi yang intens setelah pengambilan keputusan. Tentu mengacu pada etika pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? 
Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan sebagai guru melihat karakteristik siswa yang berbeda-beda adalah melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? 
 Sesuai dengan teori/ materi bahwa pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan menjadi role model bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak. Pengambilan keputusan bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 
 Kesimpulan pada pembelajaran modul 3 dan koneksinya pada modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiliki oleh guru jika dikorelasikan pada filosofi Ki Hajar Dewantara akan sangat relevan. Secara sadar keputusan itu akan mewarnai pola pikir dan karakter bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang melakukan proses transfer ilmu dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada murid-murid tentu saja banyak pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan sekolah. Pengambilan keputusan harus bertujuan mewujudkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Pada pengambilan keputusan baik yang bersifat problem dilema etika dan bujukan moral pemecahan masalah berupa keputusan yang berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu bentuk merdeka belajar, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid terpenuhi sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Pembelajaran kokulikuler juga salah satu implementasi untuk mewujudkan karakter pelajar Pancasila. Berbagai tema dan dimensi yang disiapkan memungkinkan murid terbiasa dengan nilai-nilai positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? 
Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan : adalah landasan sesorang mengambil keputusan 
• Individu lawan masyarakat 
• kebenaran lawan kesetiaan 
• keadilan VS belas kasihan 
• Jangka Pendek VS jangka panjang 

Ada 3 prinsip mengambil keputusan 
• berfikir berbasis akhir 
• berfikir berbasi aturan 
• berfikir berbasi rasa peduli 

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan 
• Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan 
• Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 
• Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini 
• Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola) 
• Pengujian paradigma benar atau salah 
• Prinsip pengambilan keputusan 
• Investigasi tri lema 
• Buat keputusan 
• meninjau kembali keputusan dan refleksikan 
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? 
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Tidak melalukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar Langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji benar vs benar. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? 
 Sebelumnya izinkan saya bersyukur atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan insyaalloh akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? 
Bagi saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Guru harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan itu semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma, 3 prinsip penyelesaian dilemma serta tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule . 


Read More »
10 February | 1komentar

Mulai dari diri Modul 3.1


“Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?” (Nadiem Makarim, 2020) 
Menganalisis pernyataan Mendikbudristek diatas mengharus seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan haruslah bijaksana. Sebuah keputusan tersebut memiliki dampak pada peningkatan pembelajaran murid atau tidak. Bahwa keputusan kita kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan belum tentu itu yang terbaik. 
Seorang pemimpin harus bijaksana dan adil, apalagi seorang pemimpin pembelajaran haruslah mengutamakan kepentingan murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, sering dihadapkan dalam situasi di mana mengambil suatu keputusan melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain.
Pengalaman dan situasi jika kita menghadapi masalah tersebut, dengan landasan-landasa pemikiran yang tepat, setelah mengambil keputusan tersebut, kadang menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’ Keputusan yang melibatkan kepetentingan umum, beberapa pihak yang berseberangan yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain. 
Urgensi yang melandasi pengambilan keputusan adalah selalu melihat kemanfaatan yang besar kepada peserta didik. Tentu setelah kita mengambil keputusan kadang timbul keraguan apa yang kita putuskan benar? Tetapi jika masih melandasi kepada berpihakan kepada azas manfaat bagi peserta didik maka keputusan tersebut akan efektif. 

Survei Pengetahuan Awal: 
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran 
Studi Kasus: 
Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan? 

Solusi
Melakukan kordinasi pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini misalkan guru maple menyampaikan bagaimana kesesuaian materi pada buku tersebut. Berikutnya berkordinasi pada para waka terkait prosedur pembelian dan penawaran barang termasuk buku. Kemudian disampaikan kepada penerbit tentang bagaimana prosedur dan praktik pemesanan buku ajaran baru di sekolah. Termasuk terkait dengan komisi yang telah diatur dalam prosedur tersebut. Tentu akan digunakan untuk peningkatan kompetensi guru, murid, seperti mengadakan pelatihan untuk guru, dan untuk mendanai proyek murid. 
Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan? Alhamdulillah ada nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat saya bekerja, atau tinggal. 
Seperti nilai kejujuran, keterbukaan dan musyawarah. Apapun masalah yang dihadapi di sekolah, kami musyawarahkan bersama dengan rekan sejawat dan kepala sekolah. Jadi semua pihak harus mengetahui permasalahannya, lalu kita dapat mengambil keputusan terbaik. 3. Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?

Read More »
04 February | 0komentar

Tugas Mandiri Eksplorasi Konsep Modul 3.1



Tugas Mandiri 
Eksplorasi Konsep Modul 3.1 
Oleh Sarastiana CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga

 -------------------------------------------------------------------------------------------- 
Contoh Kasus 
Pada saat supervise kelas mendapati guru yang monoton penyampaian materi selama 2JP hanya dengan metode ceramah. Hal tersebut saya sampaikan pada saat refleksi/evaluasi pelaksanaan supervise. Tampak guru yang saya supervise merasa tidak berkenan. Teman saya saya supervise menyampaikan bahwa karena ini pertemuan pertama. Saya menyampaikan supaya anak tidak bosan/jenuh gunakan metode diskusi atau model lain. Ketika diingatkan Rekan guru menyampaikan yang penting tetap mengacu pada kurikulum/ RPP dan materinya tersampaikan “Kan Ceramah juga termasuk metode Pembelajaran” demikian timpal rekan saya. Rekan guru tersebut merasa tersinggung. Bagaimana Anda menyikapinya? 
-------------------------------------------------------------------------------------------- 
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Langkah 1. 
Nilai yang bertentangan pada kasus ini adalah 
1. Mempunyai prinsip bahwa mengajar yang penting sesuai dengan RPP/Kurikulum walaupun monoton yang penting materi tersampaikan 
2. Nasehat tidak di hiraukan oleh rekan saya, jadi alasan rekan saya tetap mengacu pada kurikulum yang mengajar dengan metode ceramah. 

 Langkah 2: 
Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? 
Yang terlibat adakah rekan saya. Mengalami dilema etika antara mengikuti saran menggunakan metode lain dalam pembelajaran atau memngikuti prinsip diri tentang pembelajarn di kelas. 

 Langkah 3: 
Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? 
1. Supervisi kepada rekan saya. 
2. Saya menanyakan kenapa 2JP hanya dengan metode ceramah? 
3. Rekan saya menjawab yang penting mengacu pada RPP dan Ceramah juga salah satu metode mengajar 
4. Saya merasa kecewa 
5. Hasil evaluasi disampaikan dalam rapat evaluasi hasil supervise 

 Langkah 4: 
Pengujian benar atau salah Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  1. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)   Tidak ada aspek pelanggaran hukum 
  2. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) tidak ada pelanggaran peraturan atau kode etik profesi 
  3. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi) Berdasarkan perasaa, kasus ini terdapat kesalahpahaman antara saya dan rekan Guru saya. Saling       mempertahankan prinsip yang dipegang, rekan saya lebih percaya bahwa satu-metode ceramah untuk awal pelajaran sedangkan saya menyampaikan ada model lain supaya anak antusias 
  4. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan rapat evaluasi? Apakah anda merasa nyaman? Yang saya rasakan sesuai karena keputusan yang saya ambil bisa dijadikan pertimbangan atau inspirasi banyak orang yang mungkin mengalami masalah yang sama. 
  5. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Keputusan yang diambil adalah menggunakan metode mengajar: Metode Diskusi,Metode demontrasi, Metode Ceramah dan diskusi, Metode Eksperimen, Metode Karya Wisata, Metode Latihan Ketrampilan (Drill Method), Team Teaching, Peer teaching Method, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), Discovery Learning 

Langkah 5: 
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Paradigma yang terjadi mpada kasus ini adalah Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty). Kebenaran metode ceramah bukan satu-satunya metode yang bisa dipakai di pembelajaran. Dan Benar juga bahwa kita sebagai Guru harus mendengar masukan dari supervisor. Untuk kebaikan proses pembelajaran kita. 

Langkah 6: 
Melakukan Prinsip Resolusi Prinsip penyelesaian yang dipilih adalah berpikir berbasis peraturan (rule based thingking). Karena adanya aturan bagaimana hubungan antara supervise/sor, dan Guru. Kita sebagai Guru harus menghormati dan menghargai saran dan nasehat dari rekan sejawat. Dana bila nasehatnya adalah sesuatu yang baik, kita tidak boleh menolaknya. 

 Langkah 7: 
Investigasi Opsi Trilema Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? 
Penyelesaian yang diambil adalah rekan saya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan Tindakan/konten materi. Dan penyelesaian kreatif adalah mengkombinasikan metode ceramah dengan metode yang lain atau antara diskusi dengan discovery learning dan yang lain, dengan melihat gaya belajar murid yang ada di kelas (pembelajaran diferensiasi). Sehingga ini menjadi penyelesaian yang tak terpikir sebelumnya, dari kasus teguran hanya metode ceramah, rekan saya dapat membuat pembelajaran diferensiasi di kelas nya, sehingga murid dapat belajar sesuai dengan profil belajar/ gaya belajar murid, tercapai pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Langkah 8: 
Buat Keputusan Apa keputusan yang akan Anda ambil? 
Keputusan saya pada kasus ini adalah saya meminta untuk menerapkan beragam metode mengajar supaya siswa tidak bosan. Kemudian saran dari saya dipakai yaitu menggunakan metode pembelajaran yang beragam tidak hanya ceramah dalam pembelajaran yang dikombinasikan dengan sumber belajar lain dan disesuai juga dengan profil belajar murid di kelas (penerapan pembelajaran diferensiasi) 

Langkah 9: 
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. 
Keputusan yang diambil, dilaksanakan dengan baik, kemudian di evaluasi dan di refleksi 
apakah pelaksanaannya sudah sesuai? 
apakah keputusan tersebut sudah efektif dalam menjawab permasalahan yang dihadapi? 
apakah kedua pihak yang berselisih sudah sama-sama bisa menerima dengan keputusan ini?
apakah masih ada sesuatu yang menghalangi dalam pelaksanaan keputusan tersebut?
apakah hasil pembelajaran lebih maksimal? Murid dan Guru bahagia? 
Rekan Guru semuanya sudah dapat menerima dengan ikhlas? Refleksi perlu dilaksanakan supaya keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan, bila masih ada kekurangan dapat di tinjau kembali dan diperbaiki.

Read More »
03 February | 0komentar

Bismillah, Mengawali Modul 3.1


Mengawali modul 3 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2023. Tema Modul 3 adalah Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Sub Modul 3.1. Bertema “Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Daftar isi 
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
Surat dari Instruktur 
Daftar isi
Capaian yang diharapkan  
Ringkasan Alur Belajar ‘MERDEKA’
Pembelajaran 1: Mulai Dari Diri  
Pembelajaran 2: Eksplorasi Konsep.
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual  
Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman. 
Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri 
Pembelajaran 7: Aksi Nyata 
Surat Penutup 
Daftar Pustaka

Sambutan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,Dr. Iwan Syahril, Ph.D. pada Modul 3.1.

Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. 
Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. 
Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya. Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. 
Selain itu, PPGP juga menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas, baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi. Namun, terlepas dari moda penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat di sekolah.
Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP. Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengembang modul, tim digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan instruktur. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi transformasi pendidikan Indonesia. Amin.

Read More »
30 January | 0komentar

Supervisi Akademik


Pendidikan Guru Penggerak menyiapkan guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran, program identik dengan pemimpin pembelajaran adalah kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah, tentunya tidak akan terlepas dengan tugas supervisi akademik. Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu: Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: interaktif; inspiratif; menyenangkan; menantang; memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik
Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam standar proses tersebut. Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah sebagaimana tertuang dalam standar tenaga kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2: Kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 
Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kepala sekolah seperti apakah yang dapat mendorong warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada murid? Jawabannya adalah pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. 
Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya
Sejalan dengan hal ini, dengan adanya program Pendidikan Guru Penggerak ini, diharapkan menjadi supervisor atau kepala sekolah yang memiliki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan mengenai konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks sekolah pada dan kaitannya dengan peran kita sebagai kepala sekolah atau supervisor.

Read More »
28 January | 0komentar

Sunnah-Sunnah Ibadah Haji




Ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang prima. Pada tulisan terdahulu telah dibahas mengenai rukun,wajib dan sunah ibadah haji. Pada kali ini kita bahas mengenai sunah haji. Ibadah sunah adalah ibadah yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa atau menebus dengan dam. 
Sunnah haji adalah sesuatu yang tidak berkaitan dengan sah atau tidaknya haji, tidak diwajibkan pula membayar dam bila meninggalkannya, dan tidak berdosa meninggalkannya meskipun dengan sengaja. Tetapi, pahala haji akan terasa kurang sempurna bila tidak melakukan sunnah haji ini. Masing-masing memiliki konsekuensinya yang berbeda-beda. Maka sunnah dalam ibadah haji sangat dianjurkan dan rugi jika ditinggalkan. Sunnah haji dibagi menjadi dua, yaitu sunnah haji secara umum dan sunnah haji secara khusus. 

 1. Sunnah Haji Secara Umum
Ada beberapa sunnah yang umum dijalankan, misalnya: Melaksanakan Haji Ifrad Memperbanyak membaca Talbiyah Thawaf Qudum (bagi yang melaksanakan Haji Ifrad) Salat sunnah Thawaf Mandi. Ada beberapa macam mandi dalam ibadah haji, yaitu: Mandi Ihram, mandi masuk tanah haram (Makkah dan Madinah), mandi Wukuf, serta mandi Mabit di Muzdalifah. Berpakaian ihram dengan kain putih. Minum air Zam-zam. 

2. Sunnah Haji Secara Khusus 
Selain itu, terdapat pula sunnah haji yang khusus dilakukan, seperti: 

Sunnah saat melakukan ihram 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi. Berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit dan juga dari ‘Aisyah ia berkata, “Aku pernah memberi wewangian Rasulullah SAW untuk ihramnya sebelum berihram dan untuk tahallulnya sebelum melakukan thawaf di Ka’bah. Melakukan salat ihram dan berdoa kepada Allah sambil menghadap ke arah kiblat. Mengucapkan niat ihram dilanjutkan dengan berdoa serta memperbanyak bacaan talbiyah serta salawat.” 

Sunnah saat thawaf 
Lakukan thawaf dengan berjalan kaki, selanjutnya memulai dengan posisi menghadap kiblat. Setelah itu, mengusap permukaan Hadjar Aswad atau jika tidak memungkinkan cukup dengan melambaikan tangan lalu dikecup. 

Membaca do’a-do’a ma’tsur dengan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama 
Selanjutnya mengusap Rukun Yamani atau cukup dengan melambaikan tangan tanpa dikecup. Setelah itu memanjatkan doa di Multazam, melakukan salat sunnah Thawaf di belakang Makam Ismail, salat sunnah mutlaq di Hijr Ismail, serta minum air zam-zam. 
 
Sunnah ketika melakukan Sa’i 
Pertama harus bersih dari hadast besar dan kecil. Selanjutnya masuk dimulai dari pintu shafa (Babus Shafa). Untuk jamaah pria melakukan perjalanan naik sampai ke bukit Shafa dan Marwah, menghadap ke arah Ka’bah setiap mau memulai perjalanan. Setelah itu berlari-lari kecil di antara dua pilar hijau, memanjatkan do’a-do’a ma’tsur dan terakhir adalah muwalah (nuli-nuli). 

Sunnah ketika melakukan wuquf 
Harus suci dari hadast besar dan kecil (mandi dan wudhu), mendengarkan khutbah dengan khidmat, menghadap ke arah Ka’bah (kiblat), dan melaksanakan ibadah wuquf hingga matahari tenggelam. Selain itu, dapat juga memperbanyak amalan-amalan sunnah seperti, doa, zikir, salawat, membaca Alquran, bertaubat, menenangkan hati dan berdoa dengan khusyuk, serta menjaga lisan untuk tidak mengucapkan hal-hal yang tidak berguna apalagi berkata kotor. 

Sunnah yang harus dilakukan saat mabit di Muzdalifah 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah salat jamak ta’khir yaitu salat Maghrib dan Isya secara berjamaah, mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah, memperbanyak bacaan takbir dan talbiyah,serta berdoa di Masjidil Haram. 

Sunnah saat melempar Jumrah
Melempar Jumrah Aqobah setelah terbit matahari tanggal 10 Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijajah lakukan juga hal-hal lain yaitu, menyembelih qurban dan dam, memotong rambut (Tahallul Awal), melakukan Thawaf Ifadloh, mandi setiap akan melempar Jumrah, membaca takbir ketika akan melempar Jumrah, berdo’a setiap selesai 7 kali lemparan pada Jumrah Ula dan Wustho. Lalu melempar Jumrah lagi tanggal 11 Dzulhijah setelah Zawal (setelah matahari condong ke barat). Diwajibkan bagi laki-laki yang melempar Jumrah sunnah mengangkat tangan kanan sampai kelihatan ketiaknya. Batu yang digunakan untuk melempar Jumrah berukuran sedang (Hashal Qodfi). Itu dia Moms, pengertian dan serba-serbi haji yang perlu diketahui. Diawali dengan mengetahui apa saja yang terkait dengan haji, akan semakin meningkatkan keinginan Moms dan keluarga untuk bisa disegerakan pergi berhaji bersama.

Read More »
27 January | 0komentar