Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Eksplorasi Konsep Modul 1.3, Prakarsa Perubahan BAGJA

BAGJA | Prakarsa perubahan: Pembelajaran Yang Menarik


Read More »
16 May | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.1

Pada diskusi di alur Eksplorasi Konsep, melakukan diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Fasilitator dengan tahapan sebagai berikut: 
Pembukaan (25’) 
Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran ‘CGP mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi’. Fasilitator menegaskan dalam Forum Diskusi, CGP saling membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hajdar Dewantara. 
Refleksi Kritis CGP (30’) 
Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara. 
Dialog: Diskusi & Tanya Jawab (20’) 
CGP saling berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam memaknai dan menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau mengkonfirmasi perspektif rekan CGP lain Fasilitator memandu dialog 
Refleksi dan Umpan Balik (10’) 
Fasilitator memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap pemahaman CGP. Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur (padlet). 
Penutup (05’) 
Fasilitator menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Forum Diskusi “ Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara”




Read More »
15 May | 0komentar

Tugas Mulai Dari Diri Modul 1.4, Budaya Positif

Mulai dari diri pada modul 1.4 CGP adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LMS, tentunya setelah mempelajari Modul 1.1, 1.2 dan 1.3 


Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda? 
Budaya Positif di sekolah sangat penting untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila dan filosofi dari Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai peran guru penggerak dan visi guru penggerak. Pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid untuk membantu mencapai visi guru penggerak.Seorang pemimpin harus bisa menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid. Dalam membangun budaya positif perlu strategi menumbuhkan lingkungan yang positif. Perlu melakukan refleksi atas penerapan disiplin yang dilakukan selama ini di lingkungan. 


Bagaimanakah strategi Anda dalam praktik disiplin tersebut? Apakah selama ini Anda sungguh-sungguh menjalankan disiplin, atau Anda melakukan sebuah hukuman? Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda selama ini? 
Saya seorang pendidik/pimpinan sekolah dalam menciptakan suasana positif diawali dari diri sendiri selalu berperasangka baik (positif) atas semua kejadian yang ada disekitar kita, mengambil hikmah dari kejadian untuk ditelaah menjadi hal yang positif. Konsisten atas usaha dan upaya saya dalam melaksanakan tugas dan menjalani kehidupan sebagai manusia dengn berprinsip pada Positif Thingking, maka akan menemukan kebahagian dan keselamatan selamanya. 


Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid? 
Hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid adalah saling mendukung dan melengkapi antara satu dengan yang lain, karena dengan suasana positif yang tercipta akan otomatis menciptakan proses pembelajaran yang aman dan nyaman di lingkungan sekolah. Dengan demikian guru sudah mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang baik dan murid akan merasa senang dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Jadi suasana yang positif akan menumbuhkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yang mengakibatkan pembelajaran sesuai dengan kodrat anak akan terwujud dengan baik, karena dalam suasana positif ini proses pembelajaran akan menyenangkan dan berpihak kepada murid.


Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan? penerapan disiplin efektif dilakukan dengan keteladanan. belajar disiplin tidak dapat dilakukan dengan menyuruh atau memberi hukuman kepada siswa. Guru harus dapat menjadi panutan dan juga contoh dalam berperilaku disiplin. Untuk siswa tepat waktu. Guru dengan menunjukkan kepada siswa bahwa gurunya selalu tepat waktu dan tidak terlambat kecuali ada hal yang sangat mendesak. Bagaimana siswa akan memiliki sikap disiplin jika melihat gurunya tidak disiplin. 


Refleksi Bagaimana Menciptakan Budaya Positif Visi saya adalah“Mewujudkan Peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan”. Memulai penerapannya di kelas dan sekolah, dengan membiasakan budaya positif. Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang positif, lingkungan, suasana pembelajaran harus nyaman, aman, dan kondusif. Berpusat kepada siswa tanpa membedakan antar siswa dari fisik,golongan, kepandaian sebagai membentuk mewadahi keberagaman. Untuk mewujudkan kelas impian sesuai visi yang telah kita buat langkah saya adalah berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah terutama dengan rekan sejawat dan siswa saya di dalam kelas untuk segera mewujudkan visi tersebut dengan langkah kecil yang konsisten dan terarah. 


Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? Harapan saya setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif di sekolah adalah pertama mengawali untuk menjadi guru yang bisa memimpin diri sendiri harapan setelah bisa memimpin diri sendiri untuk dapat menjadi contoh bagi murid dalam upaya menuntun dan membimbing siswa untuk meraih masa depan 

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Harapan-harapan pada murid-murid yang ingin dilihat berkembang, setelah mempelajari modul ini adalah terwujudnya suasana belajar yang aman dan nyaman bagi siswa karena terciptanya budaya positif di sekolah 


Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? 
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengusahakan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid agar selalu dalam lingkungan dalam budaya positif. Dengan demikian, karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman.


Read More »
13 May | 2komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.4 Budaya Positif

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi Keyakinan Kelas Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas Restitusi - Lima Posisi Kontrol Restitusi - Segitiga Restitusi Eksplorasi Konsep Hal yang harus dipelajari dalam modul ini adalah • Perubahan Paradigma • Stimulus Respon lawan • Teori Kontrol, • Arti Disiplin dan • Motivasi Perilaku Manusia, • Keyakinan Kelas, • Hukuman dan Penghargaan, • Lima (5) Kebutuhan Dasar 

Manusia, • Lima (5) Posisi Kontrol , Segitiga Restitusi. 

 2.1 Perubahan Paradigma 
Pada posisi saya mengepal, saya akan menjelaskan bahwa ini adalah prinsip saya, saya pegang teguh dan akan saya jelaskan mengapa saya mempertahankan, saya mencoba untuk mengajak lawan saya yang ingin membuka kepalan tangan saya, supaya tidak perlu repot- repot untuk merayu saya, menawari saya dengan apa pun, termasuk uang, karena ini adalah prinsip yang sudah saya pegang. Bila suatu saat ternyata ada hal yang lebih baik lagi atau dengan berjalannya waktu prinsip saya harus diperbaharui dan ternyata saya harus melepaskan kepalan tangan saya, saya lakukan dengan "legowo" tanpa ada unsur paksaan. Karena saya mau menerima kritik saran dari luar demi kebaikan dan perbaikan kualitas pribadi kita. Jika saya di posisi yang akan membuak kepalan tangan, maka saya akan ajak diskusi dulu tanpa harus memaksa untuk membuka. Saya akan ajak bicara dari hati ke hati dan akhirnya mau menerima saran kritik saya maka saya yakin orang tersebut atau misal murid saya akan mau membuka kepalan tangannya dengan suka rela dan senang. 

Tugas 2.1 1. Setelah membaca tentang ilusi kontrol dan perubahan paradigma stimulus respon ke teori kontrol, adakah bagian yang masih mengganjal atau belum Anda pahami? 2. Apakah Anda meyakini bahwa tepat untuk meminta murid menyesuaikan diri dengan keinginan Anda, dan bahwasanya adalah tanggung jawab Anda untuk memaksa murid demi suatu kebaikan, adakah cara lain? 
Setelah saya membaca, alhamdulillah saya mengerti dan sangat setuju dengan pilihan untuk mengontrol siswa dalam kelas, semua teori itu benar dan itu merupakan pilihan untuk kita mana yang sesuai dengan karakteristik murid dan pribadi kita sebagai guru. Saya setuju, bahwa murid harus mengikuti keinginan Guru, tapi saya pribadi sebagai guru harus paham juga untuk bisa menjadi murid, saya akan buat pembelajaran dan tugas sesuai dengan karakteristik dan kemampuan murid, intinya berpihak pada murid, akan selalu memberi kemudahan buat murid, tidak mempersulit mereka, dan inilah alasan kuat untuk saya bisa mengontrol murid saya untuk mengikuti pembelajaran yang saya buat, karena pembelajaran saya sudah berpihak kepada murid. 

2.2: Konsep Disiplin Positif dan Motivasi 
o Bagaimana cara membuat murid disiplin? Dengan membangkitkan kesadaran murid tentang cita-cita mereka, dan memberikan gambaran bagaimana mereka dapat mencapainya, dengan bercerita pengalaman kita dulu sewaktu menjadi murid, atau pengalaman orang-orang yang sukses. Guru memberikan saran disiplin positif yang telah dilakukan secara kontinyu atau istiqomah sehingga tercapai apa yang diinginkannya. 
o Siapakah yang bisa mendisiplinkan murid? yang bisa adalah kesadaran murid itu sendiri, karena saya sebagai guru akan menanamkan disiplin diri yang berasal dari internal bukan eksternal. Karena bila kita melakukan sesuatu karena takut di hukum atau karena ingin mendapat pujian itu tidak akan berlangsung lama, atau jika kita tidak bisa mencapainya. akan lebih kecewa dan sakit hati. Berbeda bila kita melakukan sesuatu karena kita meyakini nilai yang kita ambil sehingga semua akan terasa indah bagaimanapun perjuangan untuk mencapai cita-cita tersebut. 
o Apakah guru yang bisa mendisiplinkan murid? Atau Kepala Sekolah? Atau orang tua murid? Atau murid itu sendiri? Mengapa? Guru hanya bisa mengarahkan, memberikan contoh pengalaman hidup orang-orang sukses, atau pengalaman pribadi Guru untuk bisa di renungkan oleh murid dan akhirnya murid menyadari untuk melakukan disiplin diri sampai tercapai cita- citanya. 
o Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara kita sebagai guru untuk menanamkan disiplin positif yang positif ini kepada murid-murid kita? Cara kita sebagai Guru untuk menanamkan disiplin positif adalah Dengan mulai diri membangkitkan kesadaran murid tentang cita-cita mereka, dan memberikan gambaran bagaimana mereka dapat mencapainya, dengan bercerita pengalaman kita dulu sewaktu menjadi murid, atau pengalaman orang-orang yang sukses. 
Guru memberikan saran disiplin positif yang telah dilakukan secara kontinyu atau istiqomah sehingga tercapai apa yang diinginkannya. 

Tugas 2.2 (1) 
Apa motivasi untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak? Dari awal saya mengikuti seleksi Pelatihan Guru Penggerak, dengan maksud ada rasa "penasaran" terhadap program baru yang dicanangkan oleh Mas Menteri, karena menurut saya pelatihan ini unik, di mana ada pelatihan yang menggabungkan Guru dalam berbagai jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK sehingga bisa saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan saling menginspirasi. 
Banyak ilmu, banyak inspirasi dan ide dan makin menambah disiplin diri saya tentang nilai yang saya anut selama ini yaitu Ingin selalu berbagi, karena itu setiap tugas dalam PPGP ini saya dokumentasikan dalam bentuk tulisan Blog dan video di channel You Tube saya, berharap Guru lain akan semangat dan ingin mengikuti PPGP ini yang menurut saya sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas diri kita sebagai Guru yang merupakan ujung tombak Pendidikan Indonesia. Tugas 2.2 (2) Sebagai seorang Guru, saat anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah yang mendasari tindakan anda? Motivasi saya datang tepat waktu pada saat mengajar di kelas adalah menghargai waktu apalagi pada saat PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) yang hanya diberikan waktu 40 menit.
Sebelum pandemi, saya juga selalu menghargai waktu bertemu dengan murid- murid saya, karena saya ingin mencontohkan bentuk kecil dari disiplin diri, salah satunya menepati janji mengajar sesuai dengan jadwal, dan sebisa mungkin tidak meninggalkan mengajar hanya untuk kepentingan pribadi termasuk mengikuti pelatihan kedinasan untuk karier pribadi semata, karena tugas Guru adalah mengajar. Kita tidak perlu banyak berbicara, murid akan belajar dengan segala tindak tanduk kita sebagai Guru. Sesuai dengan pepatah, Guru adalah digugu dan ditiru, jadi Guru sebagai panutan yang baik bagi Murid, terutama dalam hal disiplin pribadi yang positif. 

Tugas 2.2 (3) 
Apabila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, dan tidak ada atasan yang memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda. Seperti yang sudah saya jelaskan pada tugas sebelumnya, bahwa maksud saya datang tepat waktu pada saat mengajar karena saya menghargai waktu, menghargai nilai yang saya anut, untuk menjadi suri teladan bagi murid- murid saya, menanamkan disiplin diri dan menepati jadwal mengajar. Jadi bukan karena saya ingin di puji atau di beri imbalan karena datang tepat waktu. Jadi apa yang saya lakukan adalah semua terpusat pada murid (berpihak pada murid). 

Tugas 2.2 (4) Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan! 
Menurut saya, motivasi yang paling banyak mendasari perilaku murid-murid saya di sekolah adalah motivasi pertama yaitu untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman. Hal ini yang memang melandasi disiplin diri yang dilakukan oleh kebanyakan murid. Mereka tidak mau berurusan dengan hukuman, atau rasa tidak nyaman karena di nasehati panjang lebar oleh Guru, sehingga mereka akan menjadi murid yang baik, mematuhi tata tertib sekolah atau dalam arti mengerjakan tugas yang diberikan Guru karena rasa takut dan tidak nyaman bila sampai Guru tersebut menegur di depan teman-temannya. Jadi masih sangat sedikit bahkan hampir tidak ada yang melakukan disiplin diri positif karena nilai yang mereka pegang. 
Tugas 2.2 (5) Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda? Strategi yang saya lakukan untuk menanamkan nilai positif kepada murid- murid saya adalah yang pertama, saya akan menanyakan cita-cita apakah akan melanjutkan sekolah atau bekerja, selanjutnya, saya akan minta mengutarakan cita-cita secara detail, dan bagaimana untuk mencapainya, selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya sebagai murid sampai menjadi Guru, kemudian saya juga akan menceritakan orang-orang yang sukses, agar mereka bisa membuat strategi untuk mencapai cita-cita mereka, dan strategi ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan bisa disebut sebagai disiplin positif. Sehingga disiplin positif yang murid- murid saya lakukan adalah berasal dari faktor internal karena mempunyai nilai yang dijunjung tinggi yaitu nilai semangat untuk mencapai cita- cita, untuk menjadi orang yang sukses.
Tugas 2.2 (6) 
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda berusaha tanamkan pada murid-murid Anda di kelas dan sekolah Anda? Nilai kebajikan yang berusaha saya tanamkan kepada murid- murid saya selama proses pembelajaran adalah disiplin diri dalam mengumpulkan tugas, nilai kerja sama dalam melaksanakan praktikum berkelompok, nilai berbagi yaitu dengan program tutor sebaya, nilai semangat untuk belajar, dengan tantangan memberikan tugas berupa catatan digital, maka murid- murid saya banyak yang ingin belajar tentang IT dan antar murid akan berbagi satu sama lain supaya dapat membuat catatan digital yang super keren. 

2.3 Keyakinan Kelas 
Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? karena keyakinan kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama antara anggota kelas (murid ) dengan wali kelas atau guru. Karena dibuat dengan kesepakatan bersama maka hal- hal yang diatur akan lebih mudah untuk di laksanakan oleh peserta didik. Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya positif? Karena keyakinan kelas merupakan hasil diskusi kesepakatan seluruh murid yang nantinya akan mereka kerjakan terus menerus sehingga dapat menjadi sebuah budaya positif. Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif? dengan membuktikannya di kelas, bahwa keyakinan kelas yang sudah di buat bersama dapat dijadikan sebagai kebiasaan yang baik, potensi yang bagus. 

Tugas 2.4 (Tugas Mandiri 4)
Siapakah orang-orang yang paling penting dalam hidup Anda? Nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting dalam hidup Anda? Kalau Anda menjadi orang yang ideal, karakter atau sifat apa yang Anda paling inginkan ada pada diri Anda? Apa pencapaian Anda yang Anda sangat banggakan? Apa pekerjaan ideal bagi Anda? Ceritakan bagian perjalanan hidup Anda, dimana Anda merasa itulah titik puncak hidup Anda? Apa yang paling bermakna dalam hidup Anda? 
Orang yang penting dalam hidup saya adalah keluarga inti dan keluarga besar. Nilai kebajikan yang terpenting dalam hidup saya adalah suka berbagi, mempermudah urusan orang lain. Pencapaian yang saya banggakan adalah menjadi Guru Youtuber dan Guru Blogger. Pekerjaan yang ideal adalah Guru biasa yang selalu berpihak pada murid. 
Perjalanan hidup sebagai titik puncak hidup saya adalah pada saat sebelum pandemi ada kasus dengan rekan- rekan Guru di sekolah, pada waktu pandemi saya bisa membuktikan bahwa saya bisa berkarya dan karya saya berupa video pembelajaran yang dapat digunakan oleh seluruh murid dan Guru Biologi seluruh Indonesia. Yang paling bermakna adalah mempunyai waktu untuk keluarga dan berbagi dengan sesama... 

2.5 Lima (5) 
Posisi Kontrol Pada awal mengajar saya menggunakan penerapan disiplin sebagai teman ternyata banyak peserta didik yang sangat dekat dengan saya, dan maunya sama saya, semua masalah ditanya kepada saya, awalnya saya merasa bahagia, lama- lama tidak nyaman, karena saya membuat mereka tergantung dengan saya, membuat mereka jadi menjelek-jelekan guru lain yang merupakan rekan kerja saya. Akhirnya saya sadar dan saya menggunakan sikap kontrol sebagai pemantau dan manager, lebih sering manager, jadi saya biasa aja, tidak terlalu dekat dengan murid, tetapi bila mereka mempunyai masalah mereka akan saya beri analisis supaya mereka berlatih untuk menyelesaikan masakah dengan konsekuensi yang akan mereka tanggung. 
Apalagi saya mengajar anak SMA dimana anak yang beranjak dewasa, harus sanggup menghadapi tantangan dunia nyata yang pastinya banyak tantangan dan dengan karakter orang yang beragam. 

 2.6 Segitiga Restitusi 
Setelah belajar tentang restitusi ternyata memang seharusnya seperti itu dalam menangani murid yang bermasalah, walaupun terkadang emosi kita di ke depan kan, perasaan kita sebagai guru yang tidak dihargai karena murid tidak mau mengerjakan apa yang kita minta walaupun itu sangat mudah. Tapi kita sebagai Guru harus tahu apa alasannya, yang terkadang waktu kita tanyakan ke murid kita, kita seakan tidak percaya dan menyangkal kalo ini hanya kebohongan murid saja, harusnya kita sebagai Guru memberikan kepercayaan dulu ke murid, jangan berprasangka buruk dulu ke murid. Bila restitusi benar-benar dilaksanakan oleh semua Guru, murid yang putus asa, atau kasus narkoba, bunuh diri, atau tawuran, semua menjadi nyaman dan bahagia. 

Tugas Mandiri 
- Segitiga Restitusi 
1. Dari 5 posisi kontrol, posisi mana yang dipraktikkan oleh guru? Jelaskan. Posisi kontrol yang di praktikkan pak Joko sebagai Guru Adi dan Mario adalah manager, karena pak Joko berusaha untuk mencari jalan keluar bersama atas dasar kesadaran dari Adi dan Maruto. 
2. Kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi? Kebutuhan yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi adalah kebutuhan dasar kesenangan. 

3. Apa yang dikatakan guru dalam tahap Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan, dan Mencari Keyakinan? Menstabilkan identitas : Baiklah. Bapak di sini bukan untuk mencari siapa yang salah, Bapak di sini untuk mencari penyelesaian sama-sama, berpikir sama-sama tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki situasi ini. Validasi tindakan : Kalian pasti melakukan itu ada alasannya ya. Pasti seru ya main lempar- lemparan makanan begitu. Mencari keyakinan: Sekarang mari kita bicara tentang keyakinan kelas dan keyakinan sekolah kita. Apa yang kita percaya? Yang mana yang kalian belum tunjukkan? 
4. Kira-kira sesuai prinsip restitusi, apa yang akan dilakukan Mario dan Adi untuk memperbaiki kesalahan mereka pada Ibu Dina? Yang dilakukan oleh Adi dan Maruto adalah prinsip Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan

Read More »
13 May | 0komentar

Konser Itu Bernama: "Konser Transfer Knowlegde"



Melekat disebuah institusi sekolah adalah suatu kegiatan pembelajaran. Dari anak yang belum tahu terhadap sesuatu hal menjadi tahu atau memahami terhadap sesuatu hal tersebut. Guru melakukan proses transfer pengetahuan transfer ilmu. Keberhasilannya tentu bisa dipantau melalui tingkat keberhasilannya dari proses komunikasi yang ada. Kegiatan belajar dan mengajar yang tersistem dan terprogram sesuai dengan jadwal pembelajaran.  Dan, komunikasi yang lancar ditengarai mempunyai andil yang cukup besar dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik. Proses belajar dan mengajar yang terjadi di kelas merupakan proses komunikasi antara Pendidik dan peserta didik.
Sebagai sebuah proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge), proses pembelajaran pada kenyataannya tidak hanya tergantung pada penguasaan materi pembelajaran oleh sang pendidik. Pendidik yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas bukan sebagai jaminan bahwa proses pembelajarannya akan berhasil. Penguasaan materi pembelajaran hanyalah salah satu aspek yang harus dipenuyai oleh seorang guru agar dapat mengajar dengan lancar dan tidak menjadikan anak didik kebingungan saat menghadapi kesulitan.
Hal yang berperan dalam transfer knowledge di kelas ini adalah komunikasi antara pendidikan dan peserta didik. Sehingga perlu disadari bahwa komunikasi atau bagaimana seorang pendidik mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada anak didik menjadi salah satu kondisi yang sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 
Pendidik mengkomunikasikan materi dengan baik, maka semakin bagus peserta didik menerima penyampaian materi tersebut tentu akan bermuara pada pemahaman pserta didik. Dalam proses pembelajaran seperti ini tentunya seorang pendidik dapat memperhatikan langkah-langkah konkrit, praktis dan kondisi yang seimbang antara pendidik dan peserta didik. Pendidik pada saat mengajar dan peserta didik belajar, maka perlu untuk menyamakan persepsi terhadap sesuatu materi pembelajaran melalui satu kesatuan sikap dan apresiasi terhadap apa yang dipelajari. 


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebagai disadur dari http://ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/ adalah :
1. Bahwa proses belajar itu proses komunikasi interpersonal 
Ketika suatu proses pembelajaran dilaksanakan, maka pada saat tersebut dua aspek pembelajaran melakukan komunikasi aktif untuk dapat mewujudkan sebuah peristiwa transfer pengetahuan dan keterampilan yang berhasil. Sebagai sebuah proses komunikasi, maka dalam hal ini kita perlu membedakan dua aspek pelaku komunikasi sebagai komunikator dan komunikan. Ada pihak yang berperan sebagai komunikator, ada pihak yang berposisi sebagai komunikan. Guru sebagai komunikator dan anak didik sebagai komunikan. 
Komunikator adalah pihak yang berkepentingan dalam upaya penyampaian materi pembelajaran. Pihak ini berusaha untuk memberikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dia bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan proses sehingga untuk hal tersebut, maka dia akan berusaha untuk dapat menciptakan berbagai konsep dasar yang menunjukkan bagaimana karater mudah agar proses transfer pengetahuan dapat dengan mudah diterima anak didik. Mereka mempunyai konsep bahwa sebenarnya kesulitan pemahaman yang dialami oleh anak didik adalah karena pola komunikasi yang salah. 
Pola komunikasi yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik untuk menerimanya. Sementara itu anak didik adalah pihak yang berperan sebagai komunikan, yaitu pihak yang menerima konsep-konsep yang disampaikan sebagai isi dari proses komunikasi. Anak didik harus dapat memposisikan diri sedemikian rupa sehingga mampu menerima apa yang disampaikan oleh guru (komunikator) agar proses pembelajaran mencapai keberhasilan sebagaimana yang diinginkannya. Mereka dapat memperoleh pelajaran. Anak didik haruslah mampu memposisikan dirinya sehingga dapat mengikuti secara runtut apa yang disampaikan oleh guru sebagai informasi pembelajaran. Dengan demikian, maka proses pemelajaran, pemahaman materi serta transfer of knowledge dan skill benar-benar tercapai sebagai wujud proses. 
Seringkali terjadi bahwa proses pembelajaran mengalami kegagalan implementasi adalah karena ketidakmampuan para pelaku pendidikan dalam menerapkan konsep-konsep komunikasi didalam proses pembelajarannya. Mereka hanya memegang konsep bahwa komunikasi yang terjadi ya seperti itulah, dimana guru menjelaskan materi pembelajaran dan anak didik mendengarkan dan mencatat materi tersebut di buku catatannya. Hanya itu, tidak lebih. Padahal, jika kita telaah lebih lanjut sebenarnya pada saat kita melaksanakan proses pembelajaran tersebut, kita seharusnya memperhatikan banyak hal berkaitan dengan konsep-konsep komunikasi terbaik dalam proses pembelajaran. 
Seorang guru harus dapat memilih dan memilah konsep-konsep komunikasi sehingga interaksi di dalam proses pembelajaran dapat berlangsung lancar dan ketercapaian program maksimal. 
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: 
a. Aspek Sosial 
Bahwa keterhalangan suatu proses komunikasi adalah disebabkan oleh aspek sosial, yaitu kondisi sosial komunikan, anak didik dan kondisi komunikator, guru. Pada saat proses pembelajaran dilaksanakan di dalam kegiatan belajar dan mengajar, maka kita perlu memahami latar belakang kehidupan sosial anak didik. Hal ini agar proses pembelajaran yang diampu dapat mencapai target. Oleh karena itulah guru harus memahami aspek sosial yang melatar belakangi anak didik. Di dalam proses komunikasi pembelajaran terjadi komunikasi yang bersifat interpersonal, artinya terjadi komunikasi antar pribadi, sehingga secara langsung akan bergesekan dengan latar belakang sosial anak didik/ komunikan dan guru/komunikator. Anak didik yang berlatar belakang sosial rendah akan merasakan tekanan spesifik dan signifikan terhadap pola pergaulannya. Walau seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi. Perbedaan latar belakang aspek sosial seringkali menjadi pemicu kegagalan dalam komunikasi pembelajaran yang dilakukan di dalam interaksi edukasi. 
b. Aspek budaya 
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antar personal sehingga seringkali terjadi friksi antara pribadi yang akan berakibat pada suasana yang tidak stabil, tergantung pada bagaimana masing-masing pribadi menanggapi kondisinya. Proses pembelajaran sangat berkaitan dengan latar belakang budaya anak didik. Hal ini karena sebenarnya proses pembelajaran merupakan upaya untuk menanamkan konsep kebudayaan pada anak didik, sementara anak didik sendiri sudah mempunyai bekal kebudayaan masing-masing. Jika seorang guru tidak memahami konsep kedubayaan yang menjadi latar belakang hidup anak didik, maka sudah barang tentu akan terjadi benturan yang kuat antara budaya anak dan budaya sekolah. Dan, jika ternyata tidak ada yang berkenan untuk mengalah atau menyesuaikan diri, maka proses komunikasi pembelajaran akan terganggu karenanya. Oleh karena itulah, maka seorang guru harus memahami kondisi latar belakang budaya hidup anak didik jika menginginkan proses komunikasi pembelajaran yang dilakukannya berhasil.setidaknya dengan mengetahui latar belakang budaya anak didik, maka guru dapat menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan komunikasi antar personal di kelasnya. 
c. Aspek kejiwaan 
Kemampuan seseorang di dalam proses pemahaman konsep sebenarnya tergantung pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Demikian juga di dalam proses pembelajaran, kondisi kejiwaan anak didik sangat berperan dalam kemampuannya menyerap konsep-konsep dan materi pembel-ajaran yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran akan efektif, berhasil guna jika siswa dapat menerima segala penjelasan konsep atau materi pembelajaran secara baik dan menjadikannya sebagai pengalaman hidup serta bekal hidup di masa depannya. kondisi seperti ini hanya dapat dicapai jika sisi kejiwaan anak mampu menerima setiap upaya perubahan terhadap dirinya. Anak yang kondisi jiwanya tidak stabil, akan mengalami kesulitan dalam proses transfer pengetahuan dan sebagainya. Tetapi, anak didik yang stabil dengan sedemikian mudah menerima setiap konsep informasi yang dberikan oleh guru. Oleh karena itulah, maka guru haruslah memahami kondisi kejiwaan anak didik, artinya sudah siapkah anak didik menerima atau menjalani proses pembelajaran. Guru harus dapat melihat secara jelas dan teliti hal-hal yang terjadi dalam jiwa anak didik pada saat-saat tertentu, khususnya saat proses interaksi edukasi dilakukan dalam proses pembelajaran. 

2. Bahwa komunikasi pembelajaran adalah interaksi edukatif 
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam ruang kelasnya adalah upaya untuk menciptakan hubungan timbak balik (two ways system) sehingga proses akan berlangsung secara dinamis. Kedinamisan sebuah proses pembelajaran sangat diharapkan tercipta agar hasil proses didapatkan secara maksimal. Hubungan antar personal yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah mengarah pada terciptanya hasil yang memberikan kemudahan bagi pelaku proses pembelajaran menyampaikan dan menerima segala informasi pembel-ajaran. 
Bahwa komunikasi yang dibangun di antara personal pembel-ajaran merupakan sebuah interaksi yang bersifat edukatif, artinya apa yang dilaksanakan di dalam interaksi tersebut adalah semata-mata untuk proses pendidikan dan pembelajaran anak didik. Tidak ada kegiatan yang lainnya di dalam proses interaksi pembelajaran. Apapun yang dilakukan oleh personal terkait adalah upaya untuk memperbnaiki kondisi, kualitas pendidikan yang selama ini selalu menjadi kambing hitam kemerosotan nilai diri manusia Indonesia atau SDM. 
Interaksi edukatif yang dimaksudkan merupakan kondisi terbaik agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan dan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa proses yang terjadi di dalam sekolah merupakan implementasi dari tugas dan fungsi yang dibebankan masyarakat kepada sekolah. Oleh karena itulah, maka diharapkan setiap elemen yang bertanggungjawab dalam proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa secara aktif ikut berperan mengambil posisinya. Dalam hal ini, yang termasuk elemen pendidikan adalah keluarga, sekolah (pemerintah), dan masyarakat. Demikianlah betapa sebenarnya keberhasilan dari proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa ini ternyata tidak hanya tergantung pada kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, melainkan juga tergantung pada kemampuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut. 
Kemampuan menyampaikan materi inilah yang selanjutnya disebut sebagai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran sebenar-nya merupakan sdalah satu aspek dari kemampuan guru menyusun startegi pembelajaran dan pengelolaan kelas pembelajarannya. Jika seorang guru mampu menyusun strategi pembelajaran, maka setidaknya dia mampu menyampaikan materi sebagaimana strategi yang diterapkannya. 
Demikian juga dengan kemampuan pengelolaan kelas seorang guru mencerminkan bagaimana guru tersebut menggiring anak didik sehingga merasa tertarik untuk ikut secara aktif dalam proses pembelajarannya. Dan, hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru berkomunikasi dengan anak didik. Oleh karena itulah, maka sebenarnya, seorang guru haruslah dapat mengelola strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengkondisikan interaksi antara guru dan anak didik secara dinamis. Guru haruslah mampu memilih dan memilah teknik-teknik penyampaian informasi efektif sehingga anak didik tidak mengalami kesulitan pada saat mengikuti proses pembelajaran yang diampunya.

Read More »
13 May | 0komentar

Tugas Mulai Dari Diri Modul 1.3 CGP

Saya memimpikan murid-murid yang yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul. 
Saya percaya bahwa murid adalah memiliki potensi yang ada potensi itu yang menjadi tugas guru untuk menuntunya dan mengarahkan kepada hal yang lebih baik atau berkembang. 
Di sekolah, saya mengutamakan perubahan-perubahan yang berpusat kepada peserta didik. 
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa masa depan adalah perlu diusahakan sehingga dalam menyongsongnya diperlukan jembatan melalui Pendidikan yang berkarakter melalui nilai-nilai luhur Pancasila yang termotivasi,cerdas dan kreatif. 
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk bahwa perubahan yang lebih baik akan membawa dampak terhadap pengembangan peserta didik sehingga terwujud profil pelajar Pancasila dengan menuntun mengarahkan peserta didik sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewatara 
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode dan model pembelajaran akan memotivasi keterlibatan peserta didik. Dari ini akan bermuara kepada pencapaian kompetensi siswa. 


VISI : Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan






Read More »
12 May | 0komentar