Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Eksplorasi Konsep Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Hal yang mencerahkan saya adalah bahwa sesuai dengan nilai-nilai guru penggerak adalah inovasi, inovasi adalah Perubahan. perubahan ini pasti terjadi jika inginmaju suatu individu atau organisasi. Maka diperlukan Visi. Visi sebagai Guru (Nyentrik Nyenengin,Tangguh,Responsif,Inspiratif,dan kreatif) .ini sesutu yang pasti beririsan dengan teknologi dan teknologi adalah sebuah loncatan teknologi. Saya membayangkan bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan diawali dari melaksanakan kewajiban bagi seorang guru untuk tampil secara optimal megeluarkan kemampuan dan keterampilannya dalam mentransfer ilmu dan mentransformasi nilai dalam proses belajar mengajar. 
Berbagai strategi pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran diaplikasi dalam meraih tujuan pembelajaran yang berhasil guna dan berdaya guna, tercapainya perubahan perilaku, peningkatan pengetahuan, perbaikan serta peningkatan kualitas sikap peserta didik, sekaligus tercapainya target kurikulum.
Penggunaan media blog pribadi pada laman www.sarastiana.com sebagai wujud untuk mengaktualisasikan diri yang tentu akan selalu beririsan antara teknologi dan inovasi. 
Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik? Inkuiri Apresiatif merupakan sebuah pendekatan menejemen kolaboratif dan berbasis kekuatan untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. 

Tahapan utama dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif adalah BAGJA: 
  1. Buat Pertanyaan adalah menentukan arah penelusuran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. 
  2. Ambil Pelajaran adalah fokus satu pertanyaan utama yang disepakati, kemudian ambil pelajaran hal positif indvidu atau kelompok dari pertanyaan tersebut. 
  3. Gali Mimpi adalah menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan melalui sebuah narasi berdasar atas keadaan yang ada. 
  4. Jabaran Rencana adalah mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan berdasarkan perencanaan awal dari pettanyaan yag tersusun agar lebih nyata. 
  5. Atur Eksekusi adalah membantu transformasi rencana menjadi nyata yang mampu memutuskan peran dalam pelaksanaan. 
Dengan pendekatan tersebut harapannya yaitu mampu memaksimalkan peran dan fungsi guru, dan mampu mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid.

Read More »
17 May | 0komentar

Tutorial Teman Sebaya

Jalur Penerimaan Peserta Didik Baru yang terdiri dari 4 jalur yaitu Jalur Zonasi, Jalur afirmasi, Jalur perpindahan orang tua/Wali dan jalur prestasi menyebabkab keanekaragaman kemampuan dan karakteristik peserta didik  dari Segi kemampuan ada yang cepat bernalar kritis, ada yang kreatif dan ada juga yang agak lambat cara berfikirnya. Dari segi latar belakang materi, ada yang berasal dari keluarga mampu, menengah dan ada pula yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, selain itu dari karakteristik sifat, ada anak yang sangat percaya diri, ada yang pemalu, mudah tersinggung, pemberani, penakut, egois, optimis, dan lain lain.
Dengan keunikan karakteristik yang mereka miliki, mereka harus dituntun untuk dapat berbaur dengan harmonis dalam satu kelas, saling menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Setiap kelas memiliki keunikan individu masing masing. Saat melaksanakan assesmen diagnostik awal untuk memetakan kebutuhan seluruh peserta didik. Hasil ini sebagai memetakan berkaitan dengan gaya belajar siswa.

Beberapa permasalahan pada proses pembelajaran. Ketika anak yang sudah memahami akan merasa bosan karenan menunggu saya memberikan pembelajaran kepada siswa yang sedikit belum paham. Sehingga siswa yang sudah bisa sambil menunggu materi berikutnya akan sedikit gaduh. 
Akhir muncul ide untuk memanfaatkan siswa yang telah selesai/paham tersebut untuk mengajari temannya. Dari ini terdapat pembelajaran bahwa guru harus memahami betul kebutuhan peserta didik yang beragam. Menggunakan tutorial teman sebaya.
Setelah itu saya mencoba membuat variasi pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan dan gaya belajar, Untuk anak yang berkemampuan lebih saya membuat soal dengan nalar kritis yang tinggi dan bentuk presentasi dengan permodelan, sedangkan anak dengan kemampuan yang kurang, saya membuat lembar kerja dengan permodelan operasi hitung dengan benda konkrit dan pendampingan kelompok yang lebih intens. Hal tersebut ternyata lebih mengakomodasi kebutuhan siswa, anak yang berkemampuan lebih dapat mengeksplore secara luas pengetahuannya dan anak yang kurang kemampuan akademiknya dapat lebih terlayani dengan baik. 
Maka menurut saya, rancangan pembelajaran harus memuat konten yang dapat mengakomodasi perbedaan kemampuan dan karakteristik peserta didik. Setelah rancangan tersebut dilaksanakan perlu melibatkan seluruh peserta didik untuk melaksanakan assesmen for learning sebagai perbaikan kualitas pembelajaran setiap harinya. Evaluasi dan refleksi juga seyogyanya melibatkan rekan guru sejawat, kepala sekolah dan wali peserta didik untuk lebih memahami karakteristik masing masing peserta didik dan memperoleh masukan dari berbagai praktik baik yang dilakukan oleh sesama guru.

Read More »
16 May | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.2 Nilai-Nilai Guru Penggerak

Eksplorasi Konsep, 14 September 2022


Menguatkan pemahaman dan mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dalam kelompok dengan menjawab pertanyaan
Apa yang dapat saya ceritakan mengenai salah SATU dari nilai-nilai GP (berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan mandiri) yang telah membantu saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik?. Tuliskan dalam bentuk narasi singkat untuk berbagi dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

Hal yang dapat daya bagikan berkaitan dengan Nilai-nilai yang berkaitan dengan kolaboratif, sebagai nilai yang melekat pada manusia sebagai mahluk sosial. Disini kerjasama yang dipadukan oleh kemampuan siswa yang berbeda-beda. Kegiatan yang bersifat kolaboratif biasanya akan mendorong motivasi dan semangat kompetitif dalam arti positif bagi siswa. Jika pada era industri pekerja dituntut memiliki spesialisasi dan sertifikasi, maka di era informasi, pekerja dituntut mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam suatu tim untuk menghasilkan produk atau pelayanan Apa saja 10 kegiatan di sekolah yang saya anggap masuk sebagai contoh penerapan dari peran GP yang saya pahami saat ini (pemimpin pembelajaran, pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru)?. Buatlah daftarnya untuk digunakan saat berbagi ide dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

2. 10 kegiatan di sekolah yang sesuai dengan penerapan GP :pemimpin pembelajaran, pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru adalah menyusun kurikulum merdeka, membuat pembagian jam mengajar bagi guru, rapat komte, menjadi pemimpin rapat, menjadi moderator saat IHT kurikulum merdeka, budaya senyum-sapa, menjadi contoh dengan berangkat lebih awal, membuat jadwal pembelajaran, membuat jadwal supervisi, mensupervisi pembelajaran,menjadi pembina apel pagi, membuat jadwal pengumpulan soal PTS membuat SK MGMP sekolah

Read More »
16 May | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.3, Prakarsa Perubahan BAGJA

BAGJA | Prakarsa perubahan: Pembelajaran Yang Menarik


Read More »
16 May | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 1.1

Pada diskusi di alur Eksplorasi Konsep, melakukan diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Fasilitator dengan tahapan sebagai berikut: 
Pembukaan (25’) 
Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran ‘CGP mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi’. Fasilitator menegaskan dalam Forum Diskusi, CGP saling membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hajdar Dewantara. 
Refleksi Kritis CGP (30’) 
Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara. 
Dialog: Diskusi & Tanya Jawab (20’) 
CGP saling berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam memaknai dan menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau mengkonfirmasi perspektif rekan CGP lain Fasilitator memandu dialog 
Refleksi dan Umpan Balik (10’) 
Fasilitator memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap pemahaman CGP. Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur (padlet). 
Penutup (05’) 
Fasilitator menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Forum Diskusi “ Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara”




Read More »
15 May | 0komentar

Tugas Mulai Dari Diri Modul 1.4, Budaya Positif

Mulai dari diri pada modul 1.4 CGP adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LMS, tentunya setelah mempelajari Modul 1.1, 1.2 dan 1.3 


Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda? 
Budaya Positif di sekolah sangat penting untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila dan filosofi dari Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai peran guru penggerak dan visi guru penggerak. Pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid untuk membantu mencapai visi guru penggerak.Seorang pemimpin harus bisa menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid. Dalam membangun budaya positif perlu strategi menumbuhkan lingkungan yang positif. Perlu melakukan refleksi atas penerapan disiplin yang dilakukan selama ini di lingkungan. 


Bagaimanakah strategi Anda dalam praktik disiplin tersebut? Apakah selama ini Anda sungguh-sungguh menjalankan disiplin, atau Anda melakukan sebuah hukuman? Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda selama ini? 
Saya seorang pendidik/pimpinan sekolah dalam menciptakan suasana positif diawali dari diri sendiri selalu berperasangka baik (positif) atas semua kejadian yang ada disekitar kita, mengambil hikmah dari kejadian untuk ditelaah menjadi hal yang positif. Konsisten atas usaha dan upaya saya dalam melaksanakan tugas dan menjalani kehidupan sebagai manusia dengn berprinsip pada Positif Thingking, maka akan menemukan kebahagian dan keselamatan selamanya. 


Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid? 
Hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid adalah saling mendukung dan melengkapi antara satu dengan yang lain, karena dengan suasana positif yang tercipta akan otomatis menciptakan proses pembelajaran yang aman dan nyaman di lingkungan sekolah. Dengan demikian guru sudah mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang baik dan murid akan merasa senang dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Jadi suasana yang positif akan menumbuhkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yang mengakibatkan pembelajaran sesuai dengan kodrat anak akan terwujud dengan baik, karena dalam suasana positif ini proses pembelajaran akan menyenangkan dan berpihak kepada murid.


Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan? penerapan disiplin efektif dilakukan dengan keteladanan. belajar disiplin tidak dapat dilakukan dengan menyuruh atau memberi hukuman kepada siswa. Guru harus dapat menjadi panutan dan juga contoh dalam berperilaku disiplin. Untuk siswa tepat waktu. Guru dengan menunjukkan kepada siswa bahwa gurunya selalu tepat waktu dan tidak terlambat kecuali ada hal yang sangat mendesak. Bagaimana siswa akan memiliki sikap disiplin jika melihat gurunya tidak disiplin. 


Refleksi Bagaimana Menciptakan Budaya Positif Visi saya adalah“Mewujudkan Peserta didik yang memiliki karakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan”. Memulai penerapannya di kelas dan sekolah, dengan membiasakan budaya positif. Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang positif, lingkungan, suasana pembelajaran harus nyaman, aman, dan kondusif. Berpusat kepada siswa tanpa membedakan antar siswa dari fisik,golongan, kepandaian sebagai membentuk mewadahi keberagaman. Untuk mewujudkan kelas impian sesuai visi yang telah kita buat langkah saya adalah berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah terutama dengan rekan sejawat dan siswa saya di dalam kelas untuk segera mewujudkan visi tersebut dengan langkah kecil yang konsisten dan terarah. 


Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? Harapan saya setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif di sekolah adalah pertama mengawali untuk menjadi guru yang bisa memimpin diri sendiri harapan setelah bisa memimpin diri sendiri untuk dapat menjadi contoh bagi murid dalam upaya menuntun dan membimbing siswa untuk meraih masa depan 

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Harapan-harapan pada murid-murid yang ingin dilihat berkembang, setelah mempelajari modul ini adalah terwujudnya suasana belajar yang aman dan nyaman bagi siswa karena terciptanya budaya positif di sekolah 


Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? 
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengusahakan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid agar selalu dalam lingkungan dalam budaya positif. Dengan demikian, karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman.


Read More »
13 May | 2komentar