Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query PENDIDIKAN. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query PENDIDIKAN. Sort by date Show all posts

Peningkatan Mutu Pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari implementasi sistem penjaminan mutu (quality assurance). Penjaminan mutu suatu produk atau layanan perlu dilakukan karena mutu dari sebagian produk yang dihasilkan atau layanan yang diberikan sangat mungkin menghadapi resiko tidak sesuai (lebih rendah) dari standar minimal yang dipersyaratkan. 
Dalam bidang pendidikan, logika inipun juga dapat berlaku, di mana dari sebagian lulusan (output) yang dihasilkan atau layanan yang diberikan oleh suatu institusi pendidikan, kualitasnya mungkin lebih rendah dari standar minimal yang telah dipersyaratkan. 
Pengelolaan mutu dalam bentuk penjaminan mutu akan memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa semua aspek yang terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh institusi pendidikan tersebut dapat memenuhi standar mutu tertentu, sehingga output yang dihasilkan oleh lembaga atau satuan pendidikan tersebut sesuai dengan yang dijanjikan. 
Upaya penjaminan mutu ini dapat dilakukan dengan menerapkan benchmarking dengan menggunakan suatu kriteria. Benchmarking ini dilakukan melalui competitive benchmarking, yaitu dengan mengambil perbandingan dalam hal kualitas output. Selain itu, untuk melakukan eksplanasi terhadap capaian output suatu satuan pendidikan perlu dilakukan pemantauan/pemetaan sekolah dalam pemenuhan 8 standar nasional pendidikan, yang mencakup: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Read More »
15 January | 0komentar

Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan “Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran”. Kegiatan yang ditujukan bagi Guru Penggerak Angkatan 5, 6 dan ini digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (22/10). 
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Prof. Nunuk Suryani, turut hadir bersama dengan para Kepala Dinas, UPT, BBPMP dan BGP di Provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah dan Banten, serta Tim Pengembang Program Guru Penggerak (PGP). Lebih lanjut, Dirjen GTK dalam sambutannya mengatakan kemerdekaan yang kita nikmati sampai pada detik ini, bukan sebuah pemberian, tapi adalah sebuah perjuangan para pendahulu bangsa yang harus kita selalu isi dengan hal positif. 
“Salah satu upaya dalam mengisi kemerdekaan, sejak 4 tahun yang lalu Kemendikbudristek mengusung kebijakan Merdeka belajar. Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan pada semua aktor pendidikan untuk bekerja mengekspresikan daya upayanya dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan,” kata Nunuk. Dijelaskan oleh Dirjen GTK bahwa bergerak itu tidak harus menunggu penghargaan yang akan dijanjikan. Oleh karenanya, ia mengajak semua ekosistem pendidikan untuk bergerak sesuai hati nurani. “Dalam Pendidikan Guru Penggerak selalu disampaikan bahwa setelah selesai dari Guru Penggerak apa yang harus saya lakukan?” 
Menurut Dirjen Nunuk, ilmu yang didapat para guru selama mengikuti pendidikan, semestinya menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan yang diterapkan pada lingkungan sekitar dimulai dari yang kecil hingga yang lingkupnya lebih luas. Kegiatan Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran tujuan utamanya adalah mendorong kemampuan guru dalam mengembangkan sekolah melalui berbagi praktik baik serta menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Adapun enam guru penggerak yang terpilih menjadi narasumber pengembangan sekolah yaitu 1) Yunirawati sebagai narasumber bidang literasi, 2) Inggit Asih Pawestri sebagai narasumber bidang numerasi, 3) Arif Yasid sebagai narasumber bidang karakter, 4) Putri Nur Fahmi sebagai narasumber bidang kebhinekaan, 5) Andika Cahya sebagai narasumber bidang iklim keamanan, serta 6) Karsinah sebagai narasumber bidang karakter kualitas pembelajaran. 
Dilanjut dengan Muhammad Nur Rizal Founder GMS (Gerakan Sekolah Menyenangkan) dalam pembahasannya pada sesi “Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik yang Menyenangkan”, mengatakan keyakinan adanya krisis besar yang mungkin tidak sadari namun ada di sekeliling kita yakni krisis Sumber Daya Manusia (SDM). “Ketika manusia atau guru-guru kita tidak menemukan passion dan talentanya sendirii maka mereka tidak mencintai pekerjaanya,” ujarnya. 
“Guru adalah penentu kesuksesan, kalau cara bertindak, berpikir dan mengajar kita lama maka budaya pendidikan kita akan terjebak kepada cara-cara yang lama. Lalu, bagaimana kita keluar dari persoalan ini?” Ada tiga kodrat dasar yang dimiliki oleh manusia agar mereka dapat berkembang secara pesat. Pertama manusia dilahirkan dengan keragaman. Kedua, rasa penasaran (curiosity) manusia sebagai pembelajar ilmiah yang suka mengamati, mempelajari dan meniru sesuatu yang baru. “Pendidikan itu adalah proses belajar, kalau tidak ada proses belajar maka tidak ada pendidikan. Tujuan pendidikan kata Ki Hajar Dewantara adalah mencetak manusia yang ingin terus menerus belajar.” Kodrat manusia yang ketiga adalah kreatif dan imajinatif. Oleh karena itu, dalam membangun imajinasi masa depan, sangat diperlukan murid dan guru yang terus belajar sebagai bahan bakarnya.
Sumber: https://bbgpjateng.kemdikbud.go.id/

Read More »
26 October | 0komentar

Menata Pendidikan di "New Normal"

Guru Menggandalkan google?

Kegelisahan siswa dan orang tua siswa menyongsong tahun pelajaran baru 2020/2021 dimasa pendemi semakin memburat diwajah mereka setelah pemerintah akan menerapkan "New Normal" di pendidikan. Kementrian pendidikan telah memberikan beberapa rambu terkait dengan penerapan "New Normal" pada bidang Pendidikan.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mulai berancang-ancang membuka kembali aktivitas sekolah di tengah pandemi Covid-19 mulai Juli atau awal tahun ajaran baru 20020/2021. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid menyatakan pembukaan sekolah bakal dilakukan di daerah-daerah yang sudah dinyatakan aman Corona, angka terpapar Corona makin menurun, dilansir dari cnnindonesia.com.
Namun, ia tak menjelaskan daerah mana saja dan kategorinya. Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani pembukaan kembali perguruan tinggi mungkin dilakukan tahun ajaran 2020/2021.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono menyebut ada tiga skenario pembukaan sekolah. Yakni, pada Juli, Agustus, atau Desember 2020. Menurut dia, skenario sekolah dibuka Agustus paling memungkinkan dengan memperkirakan menaksir kondisi pandemi. 
Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, mengatakan pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi harus mempertimbangkan banyak hal, terutama jaminan untuk melakukan aktivitas sosial di sekolah yang aman dari Covid-19. Tolok ukurnya ialah jumlah kasus baru yang harus menurun signifikan dalam wilayah dan kurun waktu tertentu. "Paling tidak selama dua bulan. Kemudian setelah kasusnya konsisten menurun, itu baru bisa dilakukan pelonggaran dalam artian untuk instansi pendidikan," ujarnya.

Merespons rencana pembukaan kembali sekolah itu, Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Isinya, terkait sejumlah protokol dan prosedur aman saat sekolah kembali buka. Hal yang diatur di antaranya:
  • Menginstruksikan agar satuan pendidikan mengatur mekanisme antar-jemput siswa. 
  • Sarana dan prasarana di sekolah harus dibersihkan minimal dua kali secara rutin, yakni sebelum dan setelah proses belajar digelar. 
  • Pihak sekolah secara rutin diminta memantau kondisi kesehatan warga sekolah terkait gejala penyakit Corona. 
  • Sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun. 
  • Penerapan protokol kesehatan lainnya seperti jaga jarak dan melakukan etika batuk dan bersin yang benar. 
  • Sekolah diminta membuat narahubung terkait keamanan dan keselamatan di lingkungannya.

Read More »
27 May | 0komentar

Lokakarya 1 Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga

Guru Penggerak Angkatan 6 Purbalingga

Guru sebagai pendidik profesional memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lulusan. Efektifitas penyelenggaraan pendidikan sangat terkait erat dengan keberhasilan guru dalam melakukan pendampingan terhadap peserta didik. 
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya  menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru. 

Sebagai Komunitas Praktisi Program Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga melakukan pertemuan dalam bentuk lokakarya 1 di SMK Negeri Jawa  Tengah pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2022.
Hadir semua Calon Guru Penggerak yang terbagi dalam kelompok kelas. Setiap kelompok di dampingi 2 Pengajar Praktik.
Ada 4 kompetensi yang harus dipahami,dimaknai,dan diimplementasikan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) pada kegiatan lokakarya 1 yaitu:
1. Mengembangkan diri dan orang lain, 
2. Memimpin pembelajaran, 
3. memimpin manajemen sekolah,
4. Memimpin pengembangan sekolah. 
Diharapkan dalam waktu 8  bulan ke depan, 4 kompetensi tersebut sudah melekat dan sudah diimplementasikan  oleh  CGP. 

Tujuan Lokakarya 
  1. CGP mengenal ekosistem belajar di program guru penggerak. 
  2. CGP dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah. 
  3. CGP dapat menjelaskan penting dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar. 
  4. CGP dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komuitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak. 
  5. CGP dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada. 
  6. CGP dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah Lokakarya 1 Guru Penggerak merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). 
Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru adalah tugas dan peran guru sehari-hari dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua.
Komunitas Praktisi merupakan wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. 
Komunitas Praktisi memiliki tujuan : 
Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran 
Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota 
Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka 
Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari 

Pemahaman Bermakna Komunitas Praktisi sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. 
Produk yang Dihasilkan 
Pemetaan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mengoptimalkan perannya sebagai guru penggerak.

Tujuan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah 
  • Peserta dapat menjelaskan pentingnya dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar 
  • Peserta dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komunitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak 
  • Peserta dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada 
  • Peserta dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak. 

Indikator keberhasilan 
  • Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan definisi dan manfaat komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi komunitas praktisi 
  • Calon Guru Penggerak dapat memetakan manfaat dan area kontrol di komunitas praktisi yang sudah ada.


Agenda 
  • Kepemimpinan dalam diri (Aktivitas untuk menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah) 
  • Melakukan diskusi komunitas praktisi 
  • Komunitas praktisi sekelilingku (mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi) 
  • Peran guru penggerak dalam menggerakkan komunitas praktisi 
  • Menggerakkan komunitas praktisi

Read More »
30 October | 0komentar

Tidak Ada Pola “Mendamaikan” Anak dengan Corona

Anak Berdamai Dengan Corona? Oh Tidak!
Memberlakukan New Normal bagi aspek layanan publik, pemerintah dan ekonomi di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda dari segala aturan yang mengaturnya, sesuai dengan protokol kesehatan akan dapat terlaksana, mungkin tidak terlalu bermasalah. Akan tetapi penerapan New Normal di lingkungan pendidikan terutama pendidikan dasar akan terasa bermasalah dan menuntut kehati-hatian dan perlu kajian dalam pelaksanaannya. 

"Dunia layanan publik bidang pemerintahan, ekonomi, ibadah dan industri yang melibatkan orang dewasa, silakan di new normal. Bidang pendidikan yang melibatkan anak didik, tunggu dulu! Saya lebih setuju anak tetap di rumah dengan pola daring yang diperbaiki. Harus ada pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang lebih efektif, minimal sampai Desember," disampaikan oleh salah satu pengurus PB PGRI, Dudung N Koswara sebagaimana dilangsir di JPNN.com, Selasa (26/5). 

Beberapa tindakan yang harus diselesaikan dahulu adalah menentukan hadirnya kurikulum darurat yang khusus mengadaptasi terhadap pemberlakuan masa darurat pademi ini.Tentunya memperhatikan dan mengevaluasi saat pelaksanaan belajar di rumah yang lalu. Kesehatan bagi anak justru terpenting daripada memaksakan pelaksanaan KBM tetapi terjadi penularan terhadap peserta didik yang lain pasti akan sangat bisa terjadi. 
Alih-alih pelaksanaan transfer ilmu palahan terjadi transfer penyakit. Kita sedang berhadapan dengan penyakit. Sehat adalah utama bagi anak didik. Rumah tetap menjadi area yang aman dan nyaman untuk anak didik. Evaluasi yang mungkin dilakukan pada permasalah yang terjadi saat belajar dirumah seharusnya menjadi prioritas pemerintah, yaitu: 
1. Belum terbiasa belajar madiri karena daring 
2. Kendala akses internet 
3. Jaringan internet terbatas 
4. Kendala Listrik, untuk daerah tertinggal/pedalaman 
5. Kuota internet yang terbatas (siswa/orang tua murid tidak menganggarkan untuk kuota internet) 
6. Fasilitas minim (laptop,HP, gadget) 
7. Lingkungan kurang mendukung/tidak kondusif 
8. Semangat belajar kurang jika sendiri di rumah 
9. Kemampuan dan dukungan orang tua berbeda-beda 

Pemerintah seharusnya fokus pada beberapa masalah di atas jika menginginkan berdamai dengan corona bagi pendidikan. Menyediakan akses internet yang terjangkai bagi rakyat indenesia, dikota di desa dapat mengakses sama. Sebagai salah satu syarat pembelajaran daring. Terkait dengan HP lebih banyak yang memiliki HP dari pada anak yang tidak memiliki. Jika akses internet terutama wifi memadai,pembelajaran daring akan sedikit teratasi.

Jadi Pemerintah jangan mengorbankan anak didik untuk masuk sekolah. Bahwa untuk tranfer ilmu bisa dilakukan lewat virtual. Disinilah peran orang tua diperlukan untuk mengganti peran guru pada motivasi dan fasilitator. Sekolah Ramah untuk Anak terus perlu diwujudkan. Tidak ada spekulasi kesehatan untuk anak didik. Penerapan prosedur kesehatan, shift belajar, mengurangi jam belajar dan segala ikhtiar di luar rumah tidak akan efektif.Disaat istirahat anak akan berkerumun dan melintasi sejumlah ruang publik saat datang dan pulang. Rumah tetap menjadi area yang terbaik bagi anak didik. Anak tidak harus masuk sekolah saat wabah, melainkan sekolah yang harus masuk rumah. 

Solusi 
  • Kurikulum darurat harus dibuatkan. 
  • Anak dibuat belajar di rumah. 
  • Pendidikan jarak jauh, dianggap tidak efektif, suatu yang wajar karena masih gagap dan transisi. 
  • Ke depan segera pemerintah menciptakan kurikulum darurat yang konverhensip 
  • Sekolah Masuk Rumah”. Jangan terbalik, “Anak Masuk Sekolah”. Hari ini anak sudah aman di rumah. 
  • Spekulasi tingkat tinggi bila anak digiring kembali ke sekolah. untuk sekolah hanya 20 anak didik.
  • Pola pendidikan Paket yang sudah berjalan di Indonesia. Ada pola pendidikan persamaan paket B, paket C. Yang kualitas dan legalitas ijazahnya juga sama. 
  • Pola homeschooling dan pendidikan virtual.
  • Akses internet merata (wifi) 


Spekulasi tanggal 15 Juni 2020, anak masuk sekolah seharus dapat ditinjau ulang oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional. Melihat resiko yang bisa didapat oleh anak, resiko tertular dan menularkan lebih besar dari pada manfaat dapat ilmu. Mengabaikan dahulu hak anak untuk belajar untuk mendapatkan kesehatan, terhindar dari terpapar atau memaparkan kepada siswa yang lain. New Normal untuk kehidupan yang melibatkan orang dewasa (45 tahun) mungkin dapat diterapkan tenunya dengan protokol kesehatan. Sebagai upaya menggerakkan roda perekonomian, menghidupkan layanan publik, ekonomi, peribadatan dan kepentingan strategis lainnya. Tidak ada pola “mendamaikan” anak dengan corona 

Referensi: https://www.jpnn.com/news

Read More »
26 May | 3komentar

Tujuan Program Guru Penggerak


Guru penggerak merupakan program pendidikan dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru. Selain itu hadirnya program guru penggerak diharapkan mampu menggerakkan komunitas belajar. Prinsip program ini sama seperti kurikulum merdeka dimana menggunakan metode yang lebih fleksibel. Nantinya guru penggerak mendorong upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah menggunakan pendekatan andradogi dan blended learning. Itu berarti guru yang terpilih dan menjalankan program ini wajib menerapkan proses pembelajaran yang didasarkan atas realitas dengan menggabungkan strategi tatap muka dan belajar daring.
Pada dasarnya Guru Penggerak dibentuk untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar. Guru Penggerak juga berperan dalam menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan guna mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada peserta didik. Disamping itu Guru Penggerak merupakan pendorong dalam upaya peningkatan kualitas proses pendidikan di sekolah yang nantinya akan menggerakkan seluruh ekosistem sekolah untuk mendukung proses dan hasil belajar peserta didik. Prinsipnya adalah hasil belajar peserta didik tidak hanya diukur dengan nilai-nilai berupa angka, melainkan juga pada karakter dan sikap peserta didik yang tertuang dalam profil pelajar pancasila.
Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara:
  1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya 
  2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah 
  3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah 
  4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 
  5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah

Tujuan dari Guru Penggerak Setiap program pemerintah yang diluncurkan maka terdapat pula visi misi yang nantinya akan dijadikan tujuan akhir dari peluncurannya. 

Guru penggerak diharapkan mampu menciptakan individu dengan tujuan ; 
Mengembangkan peserta didik dengan refleksi, dan pembelajaran secara mandiri maupun kelompok. Menggerakan ekosistem pendidikan dengan membuka banyak kolaborasi. 
Mendorong tingkat kepemimpinan peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih aktif dan percaya diri.
Menciptakan format pembelajaran yang menyenangkan. 
Mendukung hasil pembelajaran yang implementatif kepada peserta didik.

Setelah Anda membaca artikel kami hingga dibagian akhir, ternyata mendaftar Program Guru Penggerak banyak sekali keuntungannya seperti ; 
  1. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang terpusat pada siswa-siswi. 
  2. Mendapat pengalaman mengajar yang berbeda dari biasanya. 
  3. Mendapatkan komunitas belajar yang baru. 
  4. Mendapatkan paket internet, biaya akomodasi, transportasi, konsumsi selama masa program berlangsung. 
  5. Memperoleh sertifikat pendidikan 306 JP serta piagam dari PGP / Program Guru Penggerak.

Read More »
03 August | 1komentar

Refleksi Modul 1, 2 dan 3 Guru Penggerak


Refleksi akhir berkaitan rangkaian pembelajaran modul Calon Guru Penggerak (CGP) adalah melakukan refleksi keseluruhan modul. Modul  pada program guru penggerak terdiri dari/ meliputi Modul 1 yang terdiri dari Modul 1.1, Modul 1.2. Modul 1.3, Modul 1.4, Modul 2 yang terdiri dari Modul 2.1, Modul 2.2, Modul 2.3, dan Modul 3 yang terdiri dari Modul 3.1, Modul 3.2, dan Modul 3.3 modul pada program pendidikan guru penggerak angkatan 6 yang dimulai pada tanggal 24 Agustus 2022. Merefleksikan dengan menggunakan model 4 F (Fact, Feeling, Finding dan Future). 


Fact (Peristiwa) 
Aktivitas pembelajaran diawali mulai Modul 1.1 hingga modul 3.3. Alur pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan guru penggerak ini menggunakan alur MERDEKA yaitu  Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antar Materi; dan ditutup dengan Aksi Nyata. 

Modul 1.1 
Tentang paradigma dan memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Melakukan refleksi terhadap hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan pada saat ini. 
Modul 1.2 
Mempelajari tentang nilai dan peran guru penggerak. 
Modul 1.3 
Mempelajari visi guru penggerak dengan menerapkan prakarsa perubahan menggunakan model BAGJA kemudian saya mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. 
Modul 1.4 
Mempelajari bagaimana membangun budaya positif di sekolah. 

Modul 2 yaitu tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. 
Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi yang terbagi menjadi tiga yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda. 
Modul 2.2 
Mempelajari pembelajaran sosial emosional diharapkan saya mampu mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang menunjang pembelajaran. Kemudian yang terakhir 
Modul 2.3 
Melakukan praktik komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar seorang coach serta menerapkan praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran. 
Pada modul 3 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dimulai dari 
Modul 3.1 
Melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. 
Modul 3.2 
Tentang pengelolaan sumber daya di sekolah meliputi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana prasarana, agama dan budaya, politik yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid. 
Modul 3.3. 
Tentang program yang berdampak positif pada murid dengan cara mengembangkan kegiatan berkala seperti membuat program yang berdampak positif pada murid, memfasilitasi komunikasi murid, orangtua dan guru serta menyediakan peran bagi orangtua terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. 


Feeling (Perasaan) 
Perasaan saya peroleh setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak ini tertantang untuk mengimplementasikan aksi nyata dengan merubah paradigma berpikir saya selama ini tentang pendidikan. Pendidikan bukan hanya transfer ilmu, melainkan menuntun anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Selain itu pada pendidikan guru penggerak mendapat banyak ilmu baru. Bagaimana saya melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan murid yang beragam. Bagiamana saya membangun budaya positif. Bagaimana cara mengambil keputusan pada kasus dilema etika, bagaimana cara supervisi akademik yang baik yang menggunakan praktek coaching. Serta bagaimana saya bisa membuat program-program yang berdampak positif pada murid dengan memaksimalkan semua aset yang ada di sekolah. 


Finding (Pembelajaran) 
Pengetahuan dan pengalaman luar biasa yang saya terima sebagai calon guru penggerak pemimpin pembelajaran. Salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap pelaksanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pembelajaran yang mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik dari minat, kesiapan belajar dan profil belajar peserta didik. Saya belajar mengenai cara memberdayakan potensi murid melalui coaching. Mengubah paradigma berpikir saya dari pemikiran berbasis kekurangan menjadi berbasis kekuatan atau aset. Belajar mengambil keputusan berdasarkan 3 prinsip 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.Belajar cara melibatkan murid dalam penyusunan program. 


Future (Penerapan) 
Setelah mempelajari modul 1 hingga modul 3, saya akan melatih diri saya secara terus menerus dengan teknik teknik yang ada dalam modul sehingga menjadi cakap. Tak hanya itu saya juga akan mencoba mengenal dan menganalisis aset, kekuatan, potensi yang dimiliki sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk dapat diberdayakan untuk pengembangan sekolah kedepannya. Memanfaatkan aset sekolah secara maksimal untuk dapat digunakan dalam pembelajaran supaya bisa menggali potensi murid. Mencoba berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk dapat menerapkan pendekatan berbasis aset atau kekuatan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan khususnya di sekolah saya. Selain itu saya akan terus belajar dan menganalisis tentang program-program yang berdampak positif pada murid. Kemudian saya akan membagikan praktek baik kepada rekan sejawat tentang kepemimpinan murid dan berkolaborasi dengan teman CGP lainnya, kepala sekolah, komunitas praktisi, dan sebagainya dalam menyusun dan membantu melaksanakan program yang berdampak positif pada murid. Serta saya akan selalu berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik yang tentunya dengan tujuan murid akan mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya menjadi murid merdeka sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Read More »
08 May | 0komentar

Struktur Kurikulum SMK Pada Kurikulum Merdeka Belajar


Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program keahlian pada SMK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian. Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program 3 (tiga) tahun atau program 4 (empat) tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan
Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam jam pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau per 4 (empat) tahun atau dikenal dengan sistem blok. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. 

Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: 
  • pembelajaran intrakurikuler; dan 
  • projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun. 

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Keterangan: 
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh) sampai dengan 28 (dua puluh depalan) minggu di kelas XIII. 
Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum merdeka SMK/MAK di atas. 
  1. Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) dan Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B). 
  2. Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sebagai warga dunia. 
  3. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B) merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. 
  4. Mata Pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna menyelesaikan beragam permasalahan umum. 
  5. Mata Pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan aktual. 
  6. Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas X merupakan mata pelajaran dasar-dasar Program Keahlian. 
  7. Pada program 3 (tiga) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas XI sampai dengan kelas XII merupakan mata pelajaran dalam konsentrasi keahlian tertentu.
  8. Pada program 4 (empat) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas XI sampai dengan kelas XIII merupakan mata pelajaran dalam konsentrasi keahlian tertentu.

Mata pelajaran ini berisi elemen-elemen pembelajaran minimum dan dapat ditambah oleh satuan pendidikan bersama mitra dunia kerja sesuai kebutuhan dunia kerja. 
  1. Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis. 
  2. Pada program 3 (tiga) tahun, Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas XII selama 6 (enam) bulan atau 18 (delapan belas) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per minggu. 
  3. Pada program 4 (empat) tahun, PKL merupakan mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas XIII selama 10 (sepuluh) bulan atau 27 (dua puluh tujuh) – 28 (dua puluh depalan) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per minggu. 
  4. Mata Pelajaran ini merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan penguasaan kompetensi teknis (technical skills) sesuai dengan konsentrasi keahliannya serta menginternalisasi karakter dan budaya kerja (soft skills). 
  5. Pelaksanaan mata pelajaran PKL mengacu pada panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi pendidikan vokasi. 
  6. Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan diri, baik untuk berwirausaha, bekerjapada bidangnya, maupun melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya. 
  7. Pelaksanaan mata pelajaran pilihan mengacu pada panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan. 
  8. h. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan peserta didik, dunia kerja dan karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah secara fleksibel 
  9. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penganut Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
  10. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SMK/MAK menyediakan layanan program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik.

Read More »
18 May | 0komentar

Relevansi Pendidikan Sistem Ganda

Pada tahun pelajaran 1994/ 1995 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pertama kali memberlakukan Program Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan. Berawal dari sorotan, kritikan dan saran dari berbagai kalangan masyarakat bahwa SMK kurang mampu dalam menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai di dunia kerja, SMK kurang mampu/ memadai dalam memberikan dasar- dasar pengetahuan dan dasar- dasar ketrampilan.
Langkah awal yang di tempuh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan mempopulerkan kebijaksanaan Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan), sebagai upaya meningkatkan relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Karena perkembangan kemajuan teknologi yang pesat dapat menyebabkan program pendidikan selalu ketinggalan dengan proses perubahan yang terjadi di masyarakat. Sebenarnya ketidak puasan dunia kerja atau industri terhadap lulusan SMK bukan akibat sistem belajar mengajar di sekolah menengah kejuruan tidak bermutu, namun perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi, sehingga pihak industri atau dunia kerja selalu menyesuaikan peralatan, baik macam maupun karakteristik pengoperasiannya. Sehingga para pakar pendidikan mengatakan bahwa sekolah menengah kejuruan yang memiliki fasilitas praktek kuat, lengkap sekalipun paling hanya dapat bertahan sekitar 5 sampai 8 tahun untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga siap pakai di industri. Industri selalu melangkah lebih dahulu dalam menggunakan teknologi baru.
PSG (Pendidikan Sistem Ganda) adalah satu bentuk Training/ Kerja Magang yang dilakukan oleh siswa SMK. Hal ini dilakukan untuk memberi bekal pengetahuan kepada mereka tentang situasi dan kondisi yang nyata di lingkungan industri/ instansi. Dengan PSG, siswa diharapkan dapat memperoleh pelajaran secara langsung dari industri/ instansi, sehingga apabila mereka telah menyelesaikan studinya di jenjang SMK, siswa dapat langsung terjun ke dunia kerja tanpa harus mengalami kesulitan, sebab sebelumnya dia telah mendapatkan pengalaman bekerja di industri/ instansi.
Tempat Pelaksanaan PSG siswa TGB (Teknik Gambar Bangunan) adalah di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara, DPU Kabupaten Purbalingga, DPU Kabupaten Banyumas, DPU Kabupaten Cilacap dan DPU Kabupaten Wonosobo, yang setiap harinya berkutik dengan perencanaan dan pengawasan suatu pekerjaan rehabilitasi atau pembangunan Gedung

Read More »
03 June | 0komentar

SMK di Era Pandemi

SMK di Masa Pandemi Covid-19

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto menjelaskan pembelajaran pendidikan vokasi menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Hal ini akan terus dilakukan selama masa pandemi Covid-19 masih berlangsung. Wikan menjelaskan, semaksimal mungkin pihaknya akan mengoptimalkan pembelajaran berbasis daring. Namun, di satu sisi pendidikan vokasi membutuhkan banyak waktu praktik yaitu sekitar 60 persen. Terkait hal tersebut, Wikan mengatakan sekolah vokasi bisa menerapkan strategi khusus. Salah satu caranya adalah menggunakan simulasi untuk pembelajaran yang berkaitan dengan praktik. "Vokasi ini kan 60 persen praktik, nah ini ada beberapa pendekatan. Memang yang pertama tetap daring, yang kedua kita mengembangkan simulasi," kata Wikan, dalam konferensi video, Jumat (29/5). dilansir dari republika.co.id.


Apabila ada pembelajaran yang mewajibkan hands on atau memegang mesin langsung, maka Wikan menyarankan strategi lain. Ia mengatakan, Kemendikbud mendorong agar mata kuliah teori ditempatkan di awal semester, termasuk juga mata kuliah praktik yang bisa menggunakan simulasi. Sementara pembelajaran praktik yang harus memegang mesin bisa ditempatkan di akhir. Ia menjelaskan, kebijakan ini bisa dilakukan tergantung Sekolah SMK,politeknik atau sekolah vokasi yang bersangkutan.
SMK harus ‘menikah’ dengan industri atau dunia kerja. Artinya berarti harus ada kurikulum baru seperti pembelajaran daring, evaluasi pembelajaran, pembelajaran praktek, dan sebagainya. Lalu, pendidikan vokasi juga harus menguasai bahasa asing untuk menghadapi kerja di dunia industri. Dengan keadaan seperti ini, generasi milenial, dosen dan guru harus adaptasi dengan perubahan baru.
Silabus harus diubah demi memperlancar pendidikan vokasi. Harus ada pengembangan materi seperti, multimedia, animasi dan video. Sehingga kedepannya generasi milenial dapat bekerja secara baik di industri. “Link and match prinsipnya industri dan pendidikan vokasi harus menyatu. Yang diharapkan industri yaitu kompetensi. Dan bagaimana industri ini juga bisa menyerap pendidikan vokasi. Perlunya modifikasi dan inovasi melalui pembelajaran daring demi memenuhi syarat minimal yang diharapkan industri.
Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan PTM di SMK/ sekolah Vokasi :

Masa Transisi berdamai dengan Pandemi










Read More »
02 October | 0komentar

Penyusunan Perangkat Ajar Menuju Kurikulum Integrated Industri


Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di wilayah tempat satuan Pendidikan berada.
Dengan mengetahui pengertian kurikulum yang merupakan sebuah rencana pembelajaran, akan di pahami tentang fungsi kurikulum sebagai perangkat yang penting. Fungsi kurikulum secara luas adalah dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat atau usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. 
Dengan pesatnya perkembangan di dunia kerja dan dunia industri maka pelaksanaan pembelajaran disekolah diharapkan aakan mengikutinya. Sebagai salah satu upay kearah tersebut adalah dengan singkronisasi kurikulum. Sinkronisasi kurikulum dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) merupakan penyelarasan kurikulum kejuruan pada SMK dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA). Hal itu dilakukan dengan melibatkan pihak Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) selaku pemakai tenaga kerja agar kompetensi lulusan SMK dapat meningkat. 
Sinkronisasi kurikulum akan berjalan dengan baik apabila dilakukan secara terencana, terprogram, dan berkesinambungan. Menghadapi tahun pelajaran 2023/2024 SMK Negeri 1 Bukateja bekerja sama dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) melaksanakan proses penyelarasan muatan kurikulum dengan kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan atau Iduka yang disebut sinkronisasi Kurikulum.
SMK Negeri 1 Bukateja telah mengintegrasikan Kurikulum pada Program Pintar Bersama Daihatsu. Terintegrasi pada hardskill dan softskill. Hardskill pada program keahlian Teknik kendaraan Ringan (TKR) dan Softskill pada semua program keahlian. Dalam rangkaian pelaksanaan Workshop (12 s.d. 14 Juni 2023) penyusunan bahan ajar Kurikulum Merdeka dan Kurikulum K13 mengundang IDUKA semua program keahlian, yaitu dari Daihatsu (TKR), Telkom (TKJ), Nasmoco (TBKR), CV. Cakrawangsa (DPIB), ABATA (MM). Dalam rangka singkronisasi kurikulum berstandar industri.




Read More »
14 June | 0komentar

Menulis Di Media Cetak



Pertemuan kelas belajar menulis online gelombang ke 7 bersama Om Jay pada siang hari ini tanggal 13 Mei 2020 Pukul 13.00 s.d 15.00. Narasumber: Dra. Rahmi Wilandari, M.Pd Tema: Menulis di Media Cetak

Biodata Nara Sumber
Blog: :https://edukasirahmiwilandari.blogspot.com
Nama
:
Dra. Rahmi Wilandari
Alamat
:
Jalan Sutedi Senoputra Gg Cempaka 1/2 Karangpilang Surabaya Jawa Timur
Pendidikan
:
1
S1 Pendidikan Ekonomi Unesa Surabaya Tahun lulus 1988
2
S2 Pendidikan Ekonomi Unesa Surabaya Tahun lulus 2013
Pengalaman
:
1
SMA Negeri 21 Surabaya Jawa Timur


2
Narasumber PJJ ( Pembelajaran Jarak Jauh) Radio Streaming jenjang SMA Tekkomdik Info Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tahun 2010 s.d 2017



Narasumber Pembelajaran Online Pro 2 RRI Sby 95,2 FM " Program Indonesia Memanggil




Karya
:
1
Jurnal Pendidikan Ekonomi UNESA Surabaya



Pembelajaran Kooperatif Tipe Thik Pair Share dengan Media 3D Topiscape SE (Student Education) untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa (2013)


2
Pemanfaatan Media Pembelajaran Audio dan Multimedia (2013)


3
My Literacy For My Future (Literasiku, Masa Depanku)


4
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan menggunakan Media Kartu Remi (Playing Cards) untuk Meningkatkan ketuntasan Belajar Siswa Pada Materi Permintaan dan Penawaran (2018)


5
Wajib dan Perlukah Pendidikan Kewirausahaan Di SMA (Artikel Ilmiah) (2019).


6
Membangun Karakter Milenial Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 (2019)


7
Tolak Narkoba Raih Prestasi /KTI anti Narkoba (2020)


8
Memaknai Hardiknas di era Pandemi Covid -19 (2020)




Penghargaan
:

1. Juara 3 Majalah Media (PGRI) tingkat Jawa Timur Tahun 2013



Juara Lomba Guru Menginspirasi ( KTI Literasi) Tingkat Nasional Tahun 2018 untuk jenjang SMA /MA / SMK Penerbit Erlangga Jakarta



Pembimbing Terbaik 3 Perbanas Banking Competiation (PBC) Tingkat Nasional Tahun 2016 jenjang SMA /MA /SMK STIE Perbanas Surabaya

Menulis Di Media Cetak Forum guru ada hampir setiap hari, memuat opini para guru dan tenaga kependidikan terkait masalah pendidikan, misalnya bimbingan belajar, UN moral dll. Panjang tulisan 2000 -3000 karakter. Suatu hari ditanya oleh seorang kawan mengapa harus menulis di media cetak? Sebenarnya saya malu dan tak percaya diri untuk menjawabnya. 
Bagi sebagian orang menulis di media massa ( cetak) merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menulis. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan konsistensi dalam melaksanakan aktivitas menulis. 
Berawal dari kegundahan penulis pemula ketika melihat banyak aspek dalam dunia pendidikan yang harus diperbaiki. Suatu kebahagiaan tersendiri bila tulisan kita dimuat di media cetak. Bagi saya pribadi menulis adalah hobi yang mengasyikkan. 
Berita dimedia Cetak merupakan sebuah informasi tentang suatu peristiwa atau kegiatan yang baru saja terjadi atau pun yang sudah terjadi disuatu Wilayah yang kemudian disebarkan melalui media berita yang Dicetak kedalam beberapa lembaran kertas yang disusun semenarik mungkin.


Sebagian peserta adalah guru-guru yang haus terhadap ilmu ini,terutama bagi kita-kita yang sedang mengumpulkan kridit point unuk naik pangkat, pada sesi tanya jawab sangat menarik sekali. Terkait dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) berupa PIKI, pengembangan ilmiah dan karya ilmiah. Pertanyaan yang menyangkut PTK, Best Practise sangat dominan, oleh Bp.Said dari Makasar menanyakan ciri utama PTK adalah adanya siklus. Bagaimana kalau hasil penilaian siklus 1 ke siklus 2 menurun ? 2. PTK diseminarkan disekolah. Bagaimana prosedurnya ? Bahwa menulis bisa dari kejadian, peristiwa atau gejala yg ada disekitar kita sehari2. Contoh apa dampak Pandemi Covid -19 thd ekonomi masyarakat. Atau dengan adanya Pandemi Covid 19 masalah apa yg dihadapi orangtua peserta didik cukup tulis 500-1000 kata, ada masalah, ada bahasan, ada solusi kirim ke redaksi majalah atau surat kabar, dapat COIN dan POINT. Coin dpt honor, POINT dpt nilai 2 utk kenaikan pangkat jika majalah/surat kabar Nasional. Lebih lanjut disampaikan oleh narasumber, Kalau surat kabar dan majalah regional / provinsi nilai 1, 5.


Read More »
14 May | 0komentar