Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Nilai-nilai Kebajikan


Pembahasan tentang makna disiplin positif yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara maupun Diane Gossen, di mana kedua pakar pendidikan mengartikan disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. 
Bahwa nilai-nilai tersebut sebagai bentuk nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal. Nilai-nilai kebajikan universal sendiri sebagai bentuk dari nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. Nilai-nilai ini merupakan ‘payung besar’ dari sikap dan perilaku kita, atau nilai-nilai ini merupakan fondasi kita berperilaku. 
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Seperti yang telah dikemukakan oleh Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. 
Nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan sepakati bersama dalam institusi. Salah satunya adalah nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia yang kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila, yang sebelumnya telah dibahas di modul 1.2. Bisa disimpulkan bahwa sebagian institusi/organisasi saling memiliki nilai-nilai kebajikan yang sama, karena nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang.

Read More »
13 October | 0komentar

Mengembangkan Budaya Positif


Budaya Positif  di sekolah sangat penting untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila dan filosofi dari Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai peran guru penggerak dan visi guru penggerak. Pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid untuk membantu mencapai visi guru penggerak.Seorang pemimpin harus bisa menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid. Dalam membangun budaya positif perlu strategi menumbuhkan lingkungan yang positif.
Perlu melakukan refleksi atas penerapan disiplin yang dilakukan selama ini di lingkungan. Bagaimanakah strategi Anda dalam praktik disiplin tersebut? Apakah selama ini Anda sungguh-sungguh menjalankan disiplin, atau Anda melakukan sebuah hukuman? Di mana kita menarik garis pembatas? Apa sebenarnya yang terjadi ketika anak didik kita melakukan perbuatan yang tidak pantas?  Perlu di ketahui berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar yang sedang dibutuhkan seorang murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas, serta strategi apa yang perlu diterapkan yang berpihak pada murid. Selanjutnya mengeksplorasi suatu posisi dalam penerapan disiplin, yang dinamakan ‘Manajer’ serta bagaimana seorang ‘Manajer’ menjalankan pendekatan disiplin yang dinamakan Restitusi.Mendalami bagaimana pendekatan Restitusi fokus untuk mengembangkan motivasi intrinsik pada murid yang selanjutnya dapat menumbuhkan murid-murid yang bertanggung jawab, mandiri, dan merdeka. Modul 1.4 memiliki keterkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan khususnya di Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Proses. 
Dalam rangka menciptakan budaya positif, penerapan disiplin positif dipraktikkan untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin sekolah hendaknya berjiwa kepemimpinan serta dapat mengembangkan sekolah dengan baik yaitu dengan menciptakan lingkungan yang positif sehingga terwujud suatu budaya positif. Demikian juga dengan warga sekolahnya; setiap guru dan tenaga kependidikan memiliki kompetensi standar minimal di mana mereka memiliki kesamaan visi serta nilai-nilai kebajikan yang dituju, serta berupaya mewujudkannya dalam pembelajaran yang aplikatif yang mengupayakan pemberdayaan murid agar dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat. 


Read More »
10 October | 0komentar

Aksi Nyata Modul 1.3

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK 
Oleh: Sarastiana,SPd,MBA 
SMK NEGERI 1 BUKATEJA CGP Angkatan VI 

 A. Latar belakang 
Mewujudkan sekolah yang diidam-idamkan seperti aman, nyaman dan bermakna dan yang membahagiakan, menjadi hal sangat diinginkan oleh semua pihak terutama oleh guru. Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid. Hal yang diimpikan adalah bagian dari apa yang disebut dengan visi. Bagaimana mewujudkan mimpi adalah sesuatu yang harus diusahakan untuk mewujudkan. Perlu usaha untuk menggapainya. Perlu adanya perubahan yang mendasar dan konsisten. 
Tujuan dari visi adalah untuk mencapai sebuah perubahan yang lebih baik dari kondisi yang terkini atau saat ini. Visi menjadi sebuah kategori untuk membantu dalam melihat kondisi saat sekarang sebagai sebuah awal (start) dan menjadikan sebuah impian diakhir sebagai sebuah finish apa yang akan kita capai. Ibarat dalam perlombaan lomba seorang pelari yang mengetahui dengan jelas garis start dan garis finish dan apa yang akan dilakukan pada lintasan antara start dan finish tersebut. 
Setelah mengikuti Program Guru Penggerak saya dan mempelajari modul Visi guru Penggerak saya telah merumuskan dengan penuh keyakinan visi pribadi saya mengenai Murid di masa depan. 

Visinya adalah sebagai berikut: 
 Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam bingkai Kebhinekaan

Setelah memutuskan visi pribadi yang ingin saya capai mengenai murid saya di masa depan, maka saya mebuat rancangan mengenai strategi perubahan yang akan saya lakukan berdasarkan pendekatan IA dengan tahapan B-A-G-J-A. Perubahan tersebut saya mulai dengan membuat pembelajaran yang dapat menggali bakat dan minat murid. Pembelajaran yang tetap menyenangkan disegala situasi. Pembelajaran yang membuat murid lebih senang menikmati setiap proses berkembangnya daripada stress memikirkan hasilnya. 

B. Tujuan 
1. Menjalankan visi yang telah dibuat 
2. Membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan 
3. Membuat murid merasa bahwa belajar adalah hal yang mereka butuhkan 4. Membentuk suasana sekolah yang menyenangkan 

C. Deskripsi 
Aksi Nyata Aksi Nyata tersebut saya mulai dengan menyusun strategi perubahan dengan pendekatan IA BAGJA. Adapun tahapannya sebagai berikut: 

PRAKARSA PERUBAHAN

PEMBELAJARAN YANG MENARIK

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

B-uat pertanyaan (Define)

1. Bagaimana agar siswa tertarik untuk mempelajari kita ?

1. Melakukan pembelajaran bervariasi

2. Menggunakan media digital

3. Mengaitkan pelajaran dengan aktivitas sehari-hari

4. Mengapresiasi setiap perubahan / prestasi yang ditunjukkan siswa

A-mbil Pelajaran (Discover)

1. Kegiatan apa yang menarik bagi siswa selama pembelajaran?

2. Bagaimana memotivasi siswa agar tidak bosan selama pembelajaran?

3. Hal apa sajakah yang paling mudah diingat siswa selama pembelajaraan?

1. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah dengan menggunakan media interaktif

2. Mendekatkan fenomena mapel dengan kehidupan sehari – hari

3. Menyediakan media sesuai dengan gaya belajar siswa  

G-ali Mimpi

(Dream)

1. Siswa bersemangat dalam pembelajaran

2. Siswa yang memiliki pemahaman yang baik terhadap materi

3. Siswa dapat berprestasi di bidangnya

1. Berkolaborasi dengan wali murid dalam mendukung siswa selama pembelajaran.

2. Berkolaborasi dengan rekan guru dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran  yang menarik.

3. Berkolaborasi dengan kepala sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang menarik

4. Memberikan semangat, motivasi kepada siswa dan memberikan hadiah sederhana kepada siswa yang berprestasi sehingga mendorong siswa lain untuk ikut berprestasi.

J-abarkan Rencana (Design)

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menarik selama PBM?

1. Membuat RPP dan perangkat lainnya yang didalamnya terencana pembelajaran yang menarik dan bervariasi.

2. Menggunakan media interaktif

3. Mempersiapkan fasilitas pendukung (Laboratorium, LCD, bahan demonstrasi dll).

4. Berkolaborasi dengan pemangku kebijakan ( Kapsek, Guru, Wali murid, Staff TU, petugas Lab )

5. Mensosialisasikan kegiatan pembelajaran kepada wali murid

6. Pembelajaran Blended Learning berbasis blog

A-tur Eksekusi

Bagaimana dapat terlaksana pembelajaran yang menarik ?

1. Kapan pelaksanaannya

2. Siapa yang terlibat?

3. Siapa yang memonitor?

4. Apa saja indikator keberhasilannya?

5. Bagaimana evaluasinya?

1.   Setiap pertemuan menggunakan metode yang bervariasi

2.   Guru, siswa, kepala sekolah, wali murid terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai perannya.

3.   Kepala sekolah memonitor dan mensupervisi kegiatan pembelajaran

4.   Guru serumpun memberikan masukan terkait pembelajaran sebagai bahan evaluasi pada kegiatan berikutnya

5.   Penggunaan IT dimaksimalkan



 D. Tolak Ukur Keberhasilan 
1. Tercapainya tujuan pembelajaran 
2. Murid dapat mengikuti setiap kegiatan atau permainan yang diberikan dengan suka rela, terlihat dari keaktifan mereka saat kegiatan 
3. Murid dapat memberikan umpan balik saat atau setelah pelaksanaan kegiatan 

E. Tantangan Kegiatan 
1. Menyediakan media pembelajaran interktif untuk setiap materi yang akan disampaikan 

 F. Hasil Aksi Nyata









Read More »
09 October | 0komentar

Koneksi Antar Mater Modul 1.3

Tujuan Pembelajaran Khusus: 
CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif. 

Koneksi Antar Materi Modul 1.3

Pada modul 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3 dengan tema Visi Guru Penggerak, yang merupakan materi belajar secara mandiri yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan awal dalam mengaplikasikan segala rencana yang sudah menjadi tugas guru pengerak dalam mewujudkan peserta didik dengan profil Pelajar Pancasila. Pada modul 1.2 Profil Pelajar Pancasila Panjang lebar dalam membahas tentang pelajar pancasila yang belajar sepanjang hayat tentu dengan berbagai nilai dan karatkter Pancasila (Beriman, Mandiri, Bergotong royong, Berkebinekaan global, berpikir kritis,dan kreatif). 

Refleksi 
Kita sebagai CGP diharapkan mampu merefleksikan pemahaman materi pembelajaran dari modul 1.1 dan 1.2 untuk melakukan elaborasi pemahaman dengan beberapa pertanyaan dari petunjuk kerja modul 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3. 

Visi 
Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan 

Pemahaman saya tentang Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)
Inkuiri Apresiatif adalah sebuah menejemen perubahan dalam dunia pendidikan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan dengan mengedepankan potensi inovatif dan kreativitas dalam suatu organisasi bekerja secara bersama-sama dalam satu kekuatan yang paling tinggi memiliki kekuatan positif untuk mendorong kekutan/energi positif dalam melaksanakan visi. Maka dalam IA dimulai dari dari mengali kekuatan kekuatan positf yang selanjutnya untuk menyusun suatu rencana-rencana perubahan. Dalam praktiknya kita disekolah dapat menerapkan hal ini dengan cara, mengali/mengidentifikasikan kekuatan kekuatan positif yang dimiliki oleh sekolah untuk mengali dan mencari segala keuatan yang mampu membawa ke perubahan yang lebih baik. Sehingga segala kekurangan ataupun kelemahan yang ada disekolah dapat bicari solusinya dengan cara menyelaraskan semua kekuatan yang ada pada sekolah untuk mewujudkan visi dan misi setiap warga sekolah. Pada kegiatan ini saya melakukan perubahan dengan Pembelajaran yang menarik, yang berikutkan digunakan metode BAGJA akan teridentifikasi terkait pelaksanaan terhadap perubahan yang terukur. 

Peran Pendidik dalam Mewujudkan Peserta Didik dengan Profil Pelajar Pancasila. 
Harapan kita semua bahwa peserta didik mampu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan cara jiwa yang trampil dan berkompeten dalam segala hal sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan. Hal ini kita sebagai pendidik harus mampu menuntun dan meciptakan peserta didik memiliki nilai nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan dengan cara kita memulai dari diri kita sendiri dengan harapan peserta didik mampu melihat dan meniru apa yangsudah kita berikan kepada peserta didik. Syarat terpenting dari seorang pemdidik supaya dapat dijadikan tauladan yang biak bagi peserta didik yaitu sifat keteladanan, kedisiplinan dan yang paling peling penting yaitu membawa peruahan perubahan pendidik yang yang meiliki profil Pelajar Pancasil. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul pada segenap murid di Indonesia dengan cara memberikan keteladanan yang konsisten. 

Bagaimanakah peran kita sebagai CGP ? 
Kita simak pengertian dari guru penggerak, guru penggerak seorang pemimpin pelajaran yang mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik serta mengimplementasikan pembelajaranyang berpusat kepada peserta didik, dapat menjadi contoh tauladan, menjadi agen transpormasi ekosintem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Pelajar Pancasila adalah peserta didik Indonesia yangselalu belajar (sepanjang hayat) yang memiliki SDM yang unggul serta memiliki dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam praktik kehidupannya. 

Pelaksanaan di Sekolah 
Rencana tindakan saya di sekolah yaitu melakukan pendekatan yang saya mulai dari mengidentifikasikan nilai-nilai positif yang sudah ada pada sekolah saya, selanjutnya saya mencari bagaimana nilai-nilai positif saya pertahankan, kemudian saya mengaplikasikan strategi yang dalam wujud membawa perubahan ke arah yang lebih baik, sekolah perlu menyelaraskan kekuatan nilai-nilai positif terhadap visi sekolah serta visi dari seluruh warga sekolah Hal ini dapat dimulai dari prestasi -prestasi yang dimiliki oleh peserta didik seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sifat gotong royong, kemandirian, beriman, berkarakter, kreatif, dan berkebhinekaan tunggal ika. Mengambil hikmah yang ada disekolah baik dari pendidik ataupun peserta didik seperti budaya yang multikultur (Suku Lampung, Suku Jawa, Suku Medan, Suku Manten, Suku Sunda) sehingga dengan adanya hal ini pendidik diharapkan mampu menjalankan peran untuk memperkuat atau mempertebal rasa saling menghormati, menghargai perbedaan yang ada supaya menciptakan kehidupan yang bahagia satu sama yang lain. Melihat dari modal yang sudah kita miliki sudah barang pasti kita sebagai pendidik perlu mengaplikasikan dan mempraktikan supaya menjadi budaya(kebiasaan) yang baik untuk sekolah sehingga akan melahirkan SDM yang cerdas dan unggul serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang akan membawa terwujudnya profil Pelajar pancasila. 

Harapan Baik 
Seorang pendidik memiliki harapan yang baik yaitu Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan sehingga perlu dikembangkan dimensi Profil Pelajar Pancasila dengan tetap menpraktikan nilai-nilai filosofis Kihajar Dewantara.

Read More »
09 October | 1komentar

Teori Trikon dari Ki Hajar Dewantara

Change-Chance

Perencanaan kebudayaan berupa lanjutan dari kebudayan sendiri (kontinuet), menuju ke arah kesatuan dunia (konvergensi) dan dan tetap terus mempunyai sifat keperibadian di dalam lingkungan kebudayaan sedunia (konsentris). Strategi pembangunan kebudayaan oleh Ki Hadjar Dewantara yang disebut dengan Teori Trikon. Konsep ini bertujuan untuk memelihara kebudayaan yang dimiliki dengan menyesuaikan arus perkembangan zaman tanpa harus menghilangkan keperibadian atau identitas yang dimiliki.
Teori TRIKON merupakan bagian dari istilah kontinyu, konvergen, dan konsentris. Teori ini disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dengan maksud untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia perlu menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini sudah merdeka dan berdaulat. 
Bangsa Indonesia perlu mengadaptasi sifat-sifat baik milik negara lain, tapi bukan menirunya. Bangsa Indonesia mesti berani dan sanggup untuk mewujudkan Pancasila kepada seluruh dunia. Pesan ini pun berkaitan dengan teori Trikon. Apa saja itu? 

Kontinyu, 
Berisi harapan agar kaum muda dapat melestarikan kebudayaan asli Indonesia secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Kebudayaan yang ada mesti dikembangkan adalah kebudayaan sesuai dengan perkembangan zaman. Istilah ini diwujudkan dengan cara memasukan mata pelajaran muatan lokal, melakukan upacara-upacara adat, dan mementaskan kebudayaan lainnya di daerah Indonesia. 
Konvergen 
adalah upaya untuk mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia dengan cara memadukan dengan kebudayaan asing yang dipandang dapat memajukan bangsa Indonesia. Pemaduan ini diwujudkan dengan memilih dan memilah kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian Pancasila. Dalam hal ini, tiap bidang pendidikan di Indonesia perlu selektif dengan pengetahuan baru yang masuk ke Indonesia. Lalu, memadukannya secara alami tanpa adanya paksaan sehingga pendidikan di Indonesia mesti adaptif dengan perubahan yang ada. Yang terakhir, istilah konsentris dipahami sebagai upaya untuk bersatu dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain secara global. Kendati demikian, pendidikan di Indonesia harus tetap berpegang dengan identitas kepribadian bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.
Konsentris. 
Artinya pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri. Tujuan utama pendidikan adalah menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan karakter kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki Hadjar menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain, namun tetap semua itu ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Pendidikan yang menggunakan teori dan dasar kebudayaan bangsa lain (walaupun bangsa yang maju) secara langsung tanpa mengkaji ulang, menyesuaikan dan mengevaluasinya tidak akan menghasilkan kemajuan.

Read More »
07 October | 0komentar

Demontrasi Kontekstual Modul 1.3


Durasi : 4 JP 
Moda: Penugasan mandiri 
Tujuan Pembelajaran Khusus: 
  1. CGP berlatih menerapkan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya. 
  2. CGP berlatih menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya. 

 “Strategi Pengenalan Kekuatan dan Potensi Murid” Menggunakan model perubahan B-A-G-J-A 

Tahap pertama, 
Buat Pertanyaan Utama
Pada tahap ini yang kita lakukan adalah merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan. 
Tahap kedua
Ambil Pelajaran. 
Pada tahapan ini, kita mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. 
Tahap ketiga, 
Gali Mimpi. 
Pada tahapan ini, yang dilakukan adalah menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
Tahap ketiga, 
Jabarkan Rencana. 
Di tahapan ini, merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. 
Tahapan terakhir, 
Atur Eksekusi. 
Pada tahapan ini, memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. 

Pada tugas demonstrasi konstektual kali ini saya akan membicarakan tentang kekuatan dan potensi murid rata-rata yang terkadang tidak kita perhatikan, karena terkadang kita hanya konsentrasi dengan murid- murid yang spesial, bermasalah atau yang sangat menonjol dalam prestasi akademiknya. 

 Prakarsa Perubahan : Pembelajaran yang menarik dan berpihak pada peseta didik 

Tahap pertama, 
B-uat pertanyaan (Define) 
 Pertanyaan: Bagaimana agar siswa tertarik untuk mempelajari Mapel kita ?


 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Hal baik dan menarik yang saya temukan pada murid rata-rata adalah 
1. Menerapkan pembelajaran yang inovatif
2. Mengaitkan proses pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari 
3. Murid rata- rata sangat respon dengan cepat tugas yang saya berikan. 
4. Murid rata-rata mempelajari semua sumber belajar yang saya berikan di LMS dan mengerjakan dengan sangat baik dan tepat waktu. 
5. Mengikuti apa yang saya minta dan arahkan setiap tugas. 
6. Hasil belajar murid rata-rata selalu di atas KKM bahkan mendapatkan nilai sempurna karena mengerjakan tugas sesuai dengan rubrik yang saya berikan. 


Tahap Kedua, 
A-mbil pelajaran (Discover) 
Pertanyaan Apa saja hal positif yang merupakan pengalaman atau pembelajaran yang diberikan oleh murid rata- rata? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Pengalaman dan pembelajaran positif dari murid rata- rata adalah : 
1. Karya catatan digital yang dibuat oleh murid rata- rata dengan menggunakan aplikasi Canva membuat saya sebagai guru jadi tertantang untuk mencoba aplikasi Canva sehingga saya menjadi bertambah ilmu. 
2. Video laporan praktikum yang dibuat oleh murid rata- rata membuat saya semakin tertantang untuk belajar IT dan menyadari bahwa kerja sama (team work) bagi murid SMA sangat penting dan sebagai modal dasar untuk semakin kreatif dan inovatif. 

Tahap Ketiga, 
G-ali mimpi (Dream) 
Pertanyaan Hal ideal yang harusnya terjadi pada pembelajaran di sekolah? Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Hal ideal yang harusnya terjadi pada pembelajaran di sekolah adalah 
  1. Semua murid mengerjakan tugas saya dengan baik dan tepat waktu 
  2. Semua murid antusias dalam mengikuti pembelajaran Kejuruan 
  3. Semua murid dapat memberi komentar di blog
  4. Semua murid mengerjakan tugas menggambar dan tepat waktu. 
  5. Semua murid mampu mengikuti sumber belajar yang saya berikan pada media interaktif dan semua antusias untuk mempelajari dengan baik mengikuti arahan saya sebagai Guru Kejuruan mereka. 
  6. Hasil belajar semua murid bagus, di atas KKM, semua kompetensi dasar terselesaikan dengan baik.
Tahap Keempat, 
J-abarkan rencana (Design) 
Pertanyaan Rencana apa yang akan dibuat untuk mewujudkan mimpi semua murid dapat antusias, respon dan mengerjakan semua tugas, arahan dari saya sebagai Guru Kejuruan? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan 
Rencana yang akan saya buat adalah
1. Pelaksanaan program tutor sebaya sehingga murid yang rata- rata akan saya minta untuk mendampingi murid yang masih kurang dalam menyelesaikan tugas menggambar. 
2. Memberikan kepercayaan penuh terhadap murid rata-rata agar mau mengaktualisasikan dirinya menjadi murid yang penuh prestasi dan inovatif. 
3. Membuat tugas dalam kelompok (team work), untuk menghitung volume RAB yang lebih suka untuk bekerja kelompok daripada bekerja sendiri, ini dapat dimanfaatkan untuk mengajak murid yang kurang respon menjadi respon mengerjakan semua tugas karena bersama dengan teman-temannya. 
4. Mengadakan refleksi setelah pembelajaran supaya mengerti apa yang dirasakan oleh murid-murid sehingga bisa menjadi bahan evaluasi saya membuat pembelajaran lebih baik lagi 

Tahap Kelima, 
A-tur eksekusi (Deliver) 
Pertanyaan Apa saja langkah yang diambil, siapa yang terlibat dan bagaimana strategi supaya visi tercapai? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Langkah yang saya ambil untuk mencapai visi adalah 
1. Membuat program tutor sebaya 
2. Menggunakan media interaktif
3. Membuat tugas berkelompok (team work) 
4. Mengadakan refleksi pembelajaran dengan murid Yang terlibat dalam langkah perwujudan visi adalah :
  1. Murid rata-rata , untuk membantu program tutor sebaya dan media blog
  2. Rekan guru dalam satu sekolah terutama wali kelas dan guru BK untuk membantu bila terdapat murid yang bermasalah dalam proses pembelajaran 
  3. Kepala Sekolah dan Wakasek Kurikulum, dalam mendukung program untuk perwujudan visi saya sebagai Guru Penggerak. 
Strategi yang saya lakukan adalah 
  1. Memberikan kepercayaan penuh terhadap murid rata- rata akan bisa mengajak murid yang lain untuk antusias dan respon terhadap pembelajaran Kejuruan. 
  2. Memberikan reward berupa penambahan poin bagi murid rata- rata yang berhasil membimbing teman-temannya untuk antusias dan respon terhadap pembelajaran Kejuruan. 
  3. Mengadakan Refleksi pembelajaran dan selalu digunakan sebagai bahan evaluasi supaya pembelajaran makin inovatif dan berpihak pada murid. 
Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3

Read More »
05 October | 0komentar