Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Menghadirkan Ismail, Ibrahim dalam Keluarga; Hikmah Idul Adha


Tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari besar Umat Islam sebagai Hari Raya Qurban/Idul Adha/ Hari Raya Haji. Momen Idul Adha tidak dapat dilepaskan dengan peristiwa yang dialami keluarga Nabi Ibrahim AS. Peristiwa itu tercantum dalam Quran Surah Ash-Saffat ayat 100-103. Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, isterinya sangat menantikan kehadiran calon buah hati mereka. Mereka tak henti meminta kepada Allah Swt. agar diberikan keturunan yang dapat melanjutkan misi dakwahnya. 
Doa Nabi Ibrahim As akhir dikabulkan dengan datangnya Malaikat yang membawa kabar gembira bahwa mereka akan dikaruniai seorang putra yang cerdas lagi sabar, yaitu Nabi Ismail AS. Singkat cerita setelah Nabi Ismai AS besar,  menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah dari Allah Swt. melalui mimpi untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail AS. 
Mendengar cerita ayahnya soal mimpi tersebut, sikap Nabi Ismail justru mengejutkan. “Hai ayahku, kerjakan lah apa yang diperintahkan kepadamu; termasuk menyembelihku insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” ucap Nabi Ismail. 
Nabi Ibrahim akhir melaksanakan perintah Allah tersebut, namun Allah mengutus malaikat untuk mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini kemudian menjadi titik awal kemunculan Idul Adha, yang juga bertepatan dengan kegiatan pelemparan jumrah bagi jamaah haji. 
Sikap yang diambil oleh Nabi Ismail AS mencerminkan sikap seorang yang sabar serta percaya bahwa mimpi tersebut merupakan kebenaran yang datang dari Allah, dan semua perintah yang datang dari Allah harus dilaksanakan. 
Menyelami perasaan batiniah Nabi Ibrahim AS yang menanti lama seorang anak, namun ketika diberi justru diperintahkan untuk menyembelihnya, bahwa keikhlasan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS adalah karena dirinya menyadari bahwa semua yang dimilikinya saat ini adalah sekedar titipan dari Allah SWT
“Setiap Ibrahim pasti memiliki Ismail. Ismail yang kita miliki bisa berupa harta, jabatan, keluarga, prestasi, seseorang yang paling engkau sayangi, bahkan sesuatu yang sangat engkau pertahankan di dunia ini”. “Maka sebenarnya, yang dikurbankan oleh Nabi Ibrahim AS kala itu bukanlah putranya, melainkan rasa kepemilikannya terhadap Nabi Ismail AS”. Segala sesuatu yang kita miliki di dunia hanyalah titipan dari Allah, maka kita perlu belajar untuk ikhlas ketika semua harus kembali kepada pemiliknya serta menjaganya dengan baik selagi masih dititipkan kepada kita. 
Melalui peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS.terdapat 3 point tiga poin utama yang dapat dijadikan contoh untuk dapat menciptakan spirit idul adha. 
  1. Iman. iman bisa dikuatkan dengan cara melaksanakan perintah Allah Swt. 
  2. Ikhlas, yang berarti ikhlas dengan hubungan kita kepada Allah. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sifat riya atau pamer. 
  3. Ilmu, karena dengan terus mencari ilmu maka hidup kita serta ibadah kita dapat bernilai. Sedangkan S adalah sabar. 
  4. Cinta orang tua kepada anaknya, serta hormatnya anak kepada orang tua. Terbentuknya sikap baik dari Nabi Ismail tidak luput dari peran Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sebagai orang tuanya. Sedangkan yang bisa membalas cintanya orang tua kepada anaknya adalah birrul walidain. Doa orang tua adalah doa yang mustajab, “Akan datang suatu masa di mana mulut kita dikunci, tangan kaki menjadi saksi. Artinya sikap kita kepada orang tua pun akan diperlihatkan di hari akhir, dan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karenanya kita perlu menghormati mereka dengan membahagiakan mereka selagi masih bersama kita, dan doakan beliau, serta jaga lah cucunya kelak.
  5. Membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Melalui Nabi Ibrahim kita dapat melihat satu keluarga yang saling asah, asih, dan asuh. 

Untuk dapat ketiga poin itu maka kita perlu menyingkirkan jauh-jauh rasa kepemilikan kita terhadap ‘Ismail-ismail yang kita miliki’ sebagai orang tua menghadirkan diri sebagai Ibrahim-Ibrahim dengan membangun keluarga sesuai dengan poin diatas. Merasa lah bahwa semua hanyalah titipan Allah. Dengan begitu kita dapat lebih menjganya dan ikhlas ketika hal itu pergi,

Read More »
29 June | 0komentar

3.3.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 3.3, Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid


Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, mengingatkan pada pengalaman tentang keterlibatan dalam program/kegiatan pembelajaran di sekolah.  Jadikan pertanyaan-pertanyaan ini untuk memprovokasi pemikiran-pemikiran saat  mempelajari/ pembelajaran materi yang diberikan di bagian ini, dapat senantiasa kembali lagi ke pertanyaan ini Pertanyaan Pemantik 
  1. Menurut Bapak/Ibu, siapakah yang seharusnya memegang kendali terhadap proses pembelajaran murid? 
  2. Menurut Bapak/Ibu dalam hal apa saja dan sebagai apa murid dapat mengambil kendali dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran sekolah Bapak/Ibu? 
  3. Bagaimana peran dan keterlibatan murid dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran sekolah dapat berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat? 

Program Pengelolaan Kepemimpinan Murid 
Apakah kepemimpinan murid ? 
Murid harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dalam merencanakan/ merancang program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, murid menjadi pertimbangan utama. Dampak apa yang dirasakan oleh murid. 
Tentu menjadi sebuah perenungan selama ini,  menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut? “Sesungguhnya alam-keluarga itu bukannya pusat pendidikan individual saja, akan tetapi juga suatu pusat untuk melakukan pendidikan sosial. Orangtua harus melakukan pendidikan bersama dengan pusat-pusat pendidikan, dan terhubung dengan kaum guru dan pengajar [Ki Hadjar Dewantara dalam Wasita, Tahun ke-1 No.3, Mei 1993]”
Murid-murid bisa melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. 
Murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 
Kepemimpinan Murid (Student Agency) menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran guru adalah: Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.
Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Agency berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan yang dibuatnya. Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. 
Student Agency (kepemimpinan murid). Jika kita mengacu pada OECD (2021), ‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). 
Pada saat pelaksanaan PILKETOS (Pemilihan Ketua OSIS) siswa mandiri melakukan berbagai kegiatan mulai dari perencanaa, pelaksanaan dan evaluasinya. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif; dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. 
Ketika murid menjadi agen dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). 
Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, saat murid belajar mereka akan: berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran mereka sendiri. menunjukkan rasa ingin tahu menunjukkan inisiatif membuat pilihan-pilihan tindakan memberikan umpan balik kepada satu sama lain. 
Guru mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar maka  berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka. memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid. Dari sini  memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka. mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka. Menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko. mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka. 


Read More »
29 June | 0komentar

3.2.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Mendidkusikan Aset, potensi sumber daya Sekolah

Tujuan Pembelajaran Khusus: 
  1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya. 
  2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya. 
Kegiatan selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. 
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Studi Kasus 1 
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. 
Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 
Pertanyaan 
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? 
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Kondisi yang biasanya nyaman dengan siswa pilihan, setelah program zonasi Bu Lilin kaged dengan kondisi anak yang lebih heterogen dari segi kepandaian, disiplin dan tentunya motivasi belajar. Sebagai kepala sekolah harus memberikan pengarahan terhadap kondisi yang ada jadikan itu semua sebagai sebuah tantangan terhadap seberapa besar kompetensi para guru yang sebenarnya.
Bu Lilin lebih fokus dengan kekurangan sehingga mungkin Beliau kurang dapat menggali potensi potensi sebagai aset dan kekuatan yang dimiliki oleh murid muridnya yang sekarang
Kasus 1: Pada Kasus Ibu Lilin terjadi karena adanya perubahan kebijakan politik, dimana pemerintah menggulirkan aturan dalam penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi. artinya seluruh calon peserta didik baru dengan jarak tertentu dari rumah ke sekolah sesuai ketentuan juknis PPDB dan kuota yang ada wajib diterima apapun kondisi calon peserta didik tersebut. tentu akan sangat berbeda sekali bagi Ibu Lilin saat melaksanakan pembelajaran dengan peserta didik yang memang kondisi baik fisik maupun psikologisnya sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. sebagai kepala sekolah memberikan saran dan masukan kepada Ibu Lilin seharusnya Ibu Lilin menyesuaikan kondisi siswanya dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. dengan pembelajaran berdiferensiasi maka Ibu Lilin dapat memenuhi kebutuhan belajar muridnya sesuai dengan kesiapan, kemampuan, profil belajar murid-muridnya dan minat belajar murid.
Studi Kasus 2 
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan 
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? 
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Pak Pur memiliki sebuah pilihan untuk pengembangan diri sebagai guru dan berkarir. Meskipun Pak Pur sdh menjadi pengawas, Pak Pur dapat sharing knowledge berkaitan dengan kemampuan Beliau sebagai guru yang dinantikan oleh siswa
Kasus 2: 
Menurut saya dengan sikap Pak Pupur yang merasa sedih saat direkomendasikan untuk mengikuti seleksi calon Pengawas Sekolah kurang tepat. hal ini dikarenakan jika dilihat dari portofolio, nilai hasil uji kompetensi Guru, telah memenuhi syarat. seharusnya pak Pupur bangga dengan rekomendasi Kepala Sekolah tersebut. karena jika nanti dalam seleksi Pengawas sekolah, 
Pak Pupur dapat lolos, maka ia dapat mengimbaskan pengetauhuan dan pengalamanya kepada orang yang lebih banyak. ia akan memiliki modal politik untuk dapat menggerakan kepala sekolah dibawah pengawasanya untuk membuat kebijakan dengan mengakomodir semua masukan dari warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

untuk pak pur, menurut saya pak pur mulai menilai dan melihat nilai kebermanfaatan atas dirinya manakala beliau menjadi kepala sekolah atau menjadi guru biasa di sekolah, menurut saya, saat pak pur mampu memberikan kebermanfaatan yang lebih besar saat menjadi kepala sekolah atas poetnsi dirinya maka seleksi tetaplah dicoba demi kebaikan bersama dan kemajuan pendidikan secara khusus dalam sekolah tersebut.
Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat memutuskan menerima usulan atau menolaknya. Akan tetapi sebelum memutuskan, harus meminta berbagai pertimbangan yang lebih matang agar keputusan yang diambil oleh dirinya merupakan putusan yang terbaik. Senadainya saya Kepala sekolah saya akan mengajak mengobrol pak Pupur menanyakan baik- baik mengapa bersedih jika di promosikan sebagai calon Pengawas Sekolah? Saya akan memberikan saran kepada pak Pupur untuk memahami bahwa pak Pupur mempunyai aset kekuatan yang sangat bagus sebagai Guru, tetapi akan lebih baik lagi jika aset yang pak Pupur miliki di sebarluaskan atau di tularkan kepada banyak Guru, salah satu cara untuk berbagi adalah menjadi Pengawas sekolah. Karena salah satu tugas pengawas sekolah adalah mengarahkan Guru untuk menjadi Guru yang baik dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jadi Pak Pupur dapat menjadi salah satu aset penting dalam kemajuan komunitas sekolah.

Read More »
19 June | 0komentar

Keterampilan Pengambilan Keputusan

Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:
 





Keterampilan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh guru akan berdampak terhadap peserta didik. Hal ini tidak lain karena guru merupakan sosok yang signifikan dalam memengaruhi, memotivasi, dan mendidik peserta didik. Keputusan yang tepat dalam menyikapi suatu peristiwa yang dialami oleh peserta didik menentukan keberhasilan masa depan peserta didik itu sendiri. Untuk itu, guru perlu hati-hati dalam mengambil keputusan yang menyangkut peserta didik
Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Supaya meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan karena pasti akan ada pro dan kontra ketika kita mengambil keputusan.
Seorang pemimpin dipilih salah satu poin yang dilihat yakni pengalamannya. Pengalaman dalam berbagai kegiatan dan berbagai posisi, dimana sebelum menjadi pemimpin akan mendapat banyak pengetahuan dari pemimpin-pemimpin yang pernah memimpinnya, atau pengalaman dalam mengambil sebuah keputusan dalam berbagai kegiatan. Seorang pemimpin akan memiliki keterampilan yang baik dalam mengambil keputusan yakni semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran apabila sering mengambil keputusan. Kita sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang diambil harus berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pemnelajaran juga berlandaskan pada visi dan misi sekolah
"Nahkoda yang hebat tidak akan lahir dari kapal berlayar pada perairan yang tenang" Saya mencoba menganalogikan sebagai kepala sekolah yang cermat dalam pengambilan keputusan tidak lahir dari lingkungan sosial yang "patuh". Pro dan kontra setiap keputusan itu pasti ada, akan tetapi sebagai orang yang mengambil keputusan kita harus selalu mempertimbangkan resiko setelah kita memilih keputusah yang kita ambil. Dengan mempertimbangkan unsur berpihak pada murid, nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab saya yakin apapun keputusan yang pemimpin pilih itu merupakan keputusan yang terbaik untuk kita semua.
Setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran harus berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. jika keputusan yang telah diambil sudah berdasarkan dari 3 prinsip tersebut, maka kita dapat meminimalisir kegundahan jika ada yang kontra terhadap keputusan tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan yang harus selalu diasah, agar keputusan tersebut menjadi lebih fokus dan baik.
Dalam mendalami visi dan misi sekolah, dalam pengambilan keputusan,berdasar pada keberpihakan pada murid, nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab. Pembentukan karakter yang mengandung nilai-nilai kebajikan universal, kesehatan dan kebahagiaan mental, fisik, yang bermuara pada kesejahteraan warga sekolah,murid dalam menuju keselamatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya, lahir maupun batin

Read More »
19 June | 0komentar

3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1


Pertanyaan Pemantik :
Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les. Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?

Seorang guru boleh saja memberikan les privat kepada muridnya. Tetapi tetap tidak boleh membocorkan kerahasiaan soal yang akan diujikan. Sebagai seorang pemimpin (kepala sekolah) sebaiknya tidak langsung percaya dengan berita tersebut, tetapi menyelidiki terlebih dahulu/ menanyakan langsung kepada guru pemberi les tambahan. Mengkuti les tambahan diluar menunjukan semangat belajar dari siswa tersebut, wajar saja jika nilainya bisa menjadi tinggi di tes tersebut. Dari nilai siswa yang baik tersebut, sekolah juga mendapatkan imbas baiknya. Dari pada siswa hanya bermain game/ menscrool sosial media saja, lebih baik digunakan untik belajar dengan seorang yang telah dipercaya. Nilai-nilai kebajikan yang bertentangan yaitu nilai kebenaran, dan nilai cinta dan kasih sayang.

Sebagai kepala sekolah tidak mempersoalkan bapak ibu guru untuk mencari tambahan penghasilan sepanjang tidak mengganggu pekerjaan utamanya mengajar, ketika terjadi adanya laporan, segera kita konfirmasi dan cek kebenarannya, kemudian segera diselesaikan dengan baik. Ketika mendengar keluarganya sakit segera berkooordinasi dengan humas untuk membantu meringankan beban keluarganya. Mengapa? Kita harus crosscek kebenarannya, kalo soal-soal yang dibuat adalah prediksi soal tes kemudian dibahas lebih dalam bagi siswa yang mengeluarkan biaya tambahan untuk les, itu sebuah kewajaran, artinya guru tersebut tidak membocorkan rahasia soal test, kemudian kita klarifikasi bersama agar persoalan dapat teratasi dengan baik, dan segera memberikan bantuan yang diperlukan agar istrinya segera tertangani dengan baik, sehingga akan fokus mengajar kembali, Nilai kebajikan Kejujuran dan Tanggung Jawab Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?

Perlu kajian yang mendalam dengan mengumpulkan beberapa bukti, dengan pembuktian informasi yang akurat. Terhadap berita tersebut. Nilai semangat belajar dari siswa jangan samapi kendor karena adanya permasalahan atau isu ini. Dari nilai siswa yang baik tersebut, sekolah juga mendapatkan imbas baiknya. Nilai-nilai kebajikan yang bertentangan yaitu nilai kebenaran, dan nilai cinta dan kasih sayang.

Yang akan saya lakukan tentu saja meminta konfirmasi dari guru yang bersangkutan tentang kebenaran informasi yang beredar tersebut. Saya buat janjian bertemu tentunya ditempat yang nyaman untuk kami bisa ngobrol dari hati-kehati dan rekan guru tidak merasa dihakimi. Apabila memang guru tersebut melakukan kegiatan les privat, hal tersebut boleh saja, itu hak dia untuk mencari tambahan penghasilan. Akan tetapi apabila guru tersebut memberikan soal dan nilai tinggi kepada murid yang privat, hal tersebutlah yang harus dibicarakan. Ada 2 nilai kebajikan yang berbenturan yaitu kemanusiaan dimana guru melakukan kegiatan les untuk mendapatkan tambahan dana guna membeli obat untuk istrinya yang sakit dan keadilan dimana apa yang dilakukan oleh guru tersebut dengan memberi soal test itu tidak adil, dan merugikan murid yang lain.

Guru yang melaksanakan les privat diperbolehkan selama sifatnya tidak memaksa kepada murid, artinya murid yang ingin mengikuti tambahan belajar di luar jam sekolah sangat diperbolehkan seperti les privat pribadi dengan guru sendiri, tenaga pendidik profesional ataupun lembaga dengan konsekuensi mengeluarkan biaya tambahan. Hanya apabila les privat dilaksanakan oleh guru sekolah asal maka materi-materi yang diajarkan bersifat umum dengan mata pelajaran yang diampunya, bukan khusus terkait dengan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes di kelas. Akan lebih baik apabila sekolah yang memfasilitasi terkait dengan jam tambahan diluar jam pembelajaran di kelas dan guru diberikan honor jam tambahan dengan sumber dana yang diijinkan. Nilai-nilai kebajikan yang berbenturan dengan kondisi di atas yakni empati dan keadilan

Guru boleh mencari tambahan penghasilan dengan memberikan les privat untuk muridnya, tetapi tidak etis jika guru tersebut membocorkan soal ulangan pada murid yang mengikuti les privat

Read More »
18 June | 0komentar

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1 Kasus 1

Eksplorasi Konsep Forum Diskusi Modul 3.1 Kasus 1


Kasus 1 :
Pak Frans merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Frans dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai murid-muridnya. Suatu hari ia sedang mengajar di kelas 8A, guru piket tergopoh-gopoh tiba di depan kelasnya dan mengatakan ada ayahnya Andreas, salah satu murid di kelas 8A di ruang tamu sekolah. Guru piket mengatakan pada pak Frans bahwa ayahnya Andreas ingin menjemput Andreas dan memintanya untuk membantunya bekerja di ladang. Ia juga mengatakan bahwa ayah Andreas datang sambil marah-marah bahkan mengacung-acungkan parang. Pak Frans pun memanggil Andreas dan mengatakan bahwa ia dijemput ayahnya pulang. Andreas langsung memohon sambil menangis agar Pak Frans tidak mengizinkan ia pulang bersama ayahnya. Andreas berkata ia ingin belajar di sekolah dan ia takut dimarah-marahi oleh ayahnya bila membantu ayahnya di ladang, bila melakukan kesalahan sedikit saja. Pak Frans bimbang, antara memenuhi permintaan Andreas atau tidak. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akhirnya Pak Frans memutuskan untuk membawa Andreas ke ruang kepala sekolah, dan meminta saran dari kepala sekolah. Bila Anda adalah kepala sekolahnya, saran apa yang akan anda berikan pada Pak Frans, dan apa alasannya?

  1. Paradigma yang terjadi pada kasus tersebut adalah keadilan lawan rasa kasihan,dan nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah tanggung jawab dan kedisiplinan 
  2. Dalam situasi kasus tersebut tidak ada unsur pelanggaran hukum.Namun terdapat pelanggaran hak asasi manusia tentang pendidikan seperti yang dialami Andreas dalam kasus tersebut "masih sekolah namun dijemput ayahnya untuk membantunya bekerja diladang." 
  3. Dalam kasus tersebut terdapat pelanggaran peraturan atau kode etika profesi yaitu Ayah andreas datang kesekolah dengan marah-marah,mengacungkan parang untuk mengajak Andreas pulang. Sebagai wali murid seharusnya ayahnya Adreas tidak melakukan hal tersebut,jika berkunjung ke sekolah harus dengan baik dan sopan serta Ketika berbicara dengan guru harus dengan tutur kata yang sopan tentang maksud dan tujuannya datang kesekolah. 
  4. Menurut saya situasi yang salah dalam kasus tersebut adalah:Menjemput anak belum waktunya pulang,datang ke sekolah dengan marah-marah dan mengacungkan parang,serta tidak memberikan anak waktu untuk belajar ,namun dipaksa untuk membantunya bekerja,padahal anak tersebut dalan keadaan masih belajar. Jika keputusan saya ini akan diviralkan saya siap dan tidak mempermasalahkan hal itu, karna keputusan yang saya ambil memiliki latar belakang yang baik. 
  5. Dalam situasi ini keputusan yang akan diambil oleh panutan saya/idola saya adalah akan melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan 
  6. Menurut pemikiran saya,melihat karakter dari ayahnya andreas,untuk solusi permasalahan kasus ini bisa juga dengan melakukan musyawarah dengan ayahnya andreas untuk mencari solusi atas permasalahan andreas atau dengan melakukan kegiatan "Choaching dengan Alur Tirta"dimana pemasalahan tersebut berasal dari coachee (ayah Andreas) yang tidak mengizinkan anaknya untuk belajar namun disuruh membantunya bekerja,dan solusinya juga dari coachee itu sendiri. 
  7. Keputusan yang saya ambil atas permasalahan tersebut adalah: Mengajak ayahnya andreas bermusyawarah untuk mengizinkan andreas belajar terlebih dahulu sampai waktu pulang sekolah, Mengizinkan andreas untuk kembali belajar dikelas.
  8. Menanamkan kepada andreas sikap sayang dan rasa hormat terhadap orang tuanya. 
  9. Prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir Berbasis peraturan karena untuk membuat suatu keputusan harus berdasarkan peraturan yang dibuat.Seorang guru itu adalah orang yang berani mengajar dengan tidak berhenti belajar

  1. Jika Situasinya adalah dilema etika, paradigma yang terjadi adalah Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan (justice vs mercy). Nilai nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah nilai kejujuran dan nilai kasih sayang 
  2. Ada unsur pelanggaran hukum pada situasi tersebut karena Ibu Dani menyalahgunakan penggunaan uang MKKS 
  3. Ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut (uji regulasi) karena sebagai bendahara seyogyanya dia dapat mengemban amanah yang diberikan dengan melaksanakan tugas sesuai tupoksi bendahara dengan sebaik baiknya.
  4. Berdasarkan perasaan dan intuisi saya, ada yang salah dalam situasi berikut yaitu perbuatan Ibu Dani tidak sesuai dengan kepercayaan yang diemban dan tupoksinya sebagai bendahara 
  5. Saya merasa agak tidak nyaman ketika keputusan saya dipublikasikan di media cetak/ elektronik dan atau menjadi viral di media sosial, hal itu terjadi karena menurut saya situasi ini juga cenderung merupakan bujukan moral dimana perbuatan ibu Dani bertentangan dengan aturan yang berlaku selaku Beliau sebagai Bendahara. 
  6. Menurut saya keputusan yang saya ambil juga akan sama dengan keputusan panutan saya yaitu kepala sekolah saya 
  7. Sebuah penyelesaian kreatif yang mungkin dapat saya ambil dan tidak terfikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini adalah mungkin saya akan merekomendasikan kepada ibu Dina untuk mengajukan pinjaman ke pihak ketiga semisal bank untuk mengganti dana MKKS yang telah dipakai, sehingga Ibu Dina akan terhindar dari bujukan moral yang ada dan tidak melanggar peraturan, dan pertanggung jawabannya sebagai bendahara MKKS 
  8. Keputusan yang saya ambil adalah saya akan mengadakan diskusi dengan paradigma coaching dengan ibu dina, saya juga akan memberi tenggat waktu kepada ibu Dina maksimal 3 hari sebelum rapat Evaluasi uang tersebut sudah tersedia dengan cara tadi mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga secara legal. Jika ibu dina tidak bisa memenuhinya maka saya akan menceritakan apa adanya ketika rapat evaluasi dan meminta saran dan pertimbangan dalam rapat akan hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan hal tersebut 
  9. Prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule -Based Thinking), dengan perpedoman pada aturan aturan yang harus dipegang ketika seseorang diberikan tanggung jawab sehingga melekat hak dan kewajibannya akan posisinya tersebut.

Kasus 2: 
Ibu Azizah adalah kepala sekolah SMP Tunas Bangsa. Ia adalah seorang kepala sekolah yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi. Ia memiliki hubungan profesional yang baik dengan Ibu Dani, Kepala SMA Nusantara. Mereka seringkali berkomunikasi dan bekerjasama sehubungan dengan program-program pendidikan baik di sekolah Ibu Azizah sendiri maupun sekolah Ibu Dani. Baru-baru ini Ibu Azizah terpilih menjadi ketua MKKS-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Ibu Dani pun terpilih menjadi bendahara MKKS. Awalnya semua program MKKS dibawah kepemimpinan Ibu Azizah berjalan dengan baik sampai pada saatnya diadakan rapat evaluasi semester 1, dimana Ibu Azizah harus memberikan laporan pada Dewan Pembina MKKS, termasuk laporan keuangan. Ibu Azizah pun meminta laporan keuangan pada bendahara yaitu Ibu Dani. Dua minggu sebelum rapat evaluasi, Ibu Azizah pun sibuk mempersiapkan dokumen-dokumen laporan yang dibutuhkan, termasuk dokumen yang berhubungan dengan keuangan. Ia pun menghubungi Ibu Dani, saat itulah Ibu Azizah mengetahui bahwa selama ini Ibu Dani menggunakan sebagian uang MKKS untuk pengobatan putrinya yang sedang sakit dan memerlukan pengobatan yang mahal. Ibu Dani berjanji bahwa uang tersebut akan segera digantikan sebelum rapat evaluasi tiba. Ibu Azizah sebetulnya ragu akan hal tersebut mengingat jumlah uang yang cukup besar. Namun Ibu Dani meminta Ibu Azizah untuk berjanji untuk tidak memberitahu siapapun tentang tindakannya. Apa yang akan dilakukan Anda bila berada di posisi Ibu Azizah, dan mengapa?

1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? 
Paradigma rasa keadilan dan rasa belas kasihan, nilai yang bertentangan nilai keadilan dan belas kasihan. 
2. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal). Ada pelanggaran hukum, yaitu menggunakan uang dalam jumlah banyak tanpa ijin dan tidak sesuai dengan kepentingannya, maka dalam kasus ini adalah terkait dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan 
3.  Apakah ada pelanggaran peraturan / kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). 
Ada pelanggaran kode etik, karena menggunakan uang untuk kepentingan pribadi. 
4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Ada uji intuisi dalam kasus ini yang salah adalah Bu Dani karena menggunakan uang tanpa ijin untuk kepentingan pribadi bukan organisasi. 
5. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? tidak nyaman karena secara pribadi akan memperburuk citra bu Dani selaku pribadi dan pejabat publik, dan juga memperburuk citra organisasi MKKS. 
6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Menurut saya dengan melakukan dialog dengan baik dan secara kekeluargaan agar dapat menyelesaikan problem keuangan sehingga pada saat waktunya pelaporan semua sudah terkendali dan normal. 
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Menyarankan Bu Dani untuk menyekesaikan keuangan MKKS, kalau mengalamai kesulitan bekerja sama dengan Koperasi atau Bank untuk diberikan pinjaman lunak kepada Bu Dani agar persoalan keuangan MKKS dapat terselesaikan. 
8. Apa keputusan yang Anda ambil?keputusan yang diambil dengan melakukan diskusi coaching bahwa Bu Dani harus lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan organisasi MKKS, untuk berkonsultasi dulu sebelum bertindak agar tidak menimbulkan permasalahan. 
9. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Prinsip yang saya gunakan yaitu prinsip berpikir berbasis peraturan (Rule Based Thinking) ,agar Bu Dani untuk amanah dan hati-hati dalam mengelola keuangan organisasi MKKS .
1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? 
Paradigma rasa keadilan dan rasa belas kasihan, nilai yang bertentangan nilai keadilan dan belas kasihan. 
2. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal). Ada pelanggaran hukum, yaitu pengancaman dengan membawa senjata tajam kesekolah dan kekerasan anak suruh bekerja dan dimarahi ketika berbuat salah maka dalam kasus ini, benar lawan salah (bujukan moral) 
3. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). Tidak ada pelanggaran kode etik dan juga tidak ada delima etika. 
4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Ada uji intuisi dalam kasus ini yang salah adalah orangtua andreas melakukan pengancaman dan mengeksploitasi anak dan sering memarahinya 
5.Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?tidak nyaman karena masih menghargai andreas dan orangtuanya, apabila sampai viral dan hal ini juga bisa memperburuk citra sekolah. 
6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Menurut saya dengan melakukan dialog dengan orang tua andreas dengan mengedepankan sosial emosional sebagai pemimpin yaitu meredam emosi orangtua andreas. Lalu diajak komunikasi membahas tentang permasalahan kenapa harus membantu bekerja. 
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Mengajak orang tua andreas untuk konsultasi ke tenaga ahli tentang hak-hak anak 
8. Apa keputusan yang Anda ambil?keputusan yang diambil dengan melakukan diskusi coaching bahwa dengan membawa senjata tajam, memarahi anak merupakan bentuk pelanggaran hukum karena tugas anak belajar, dan membantu orang tua setelah pulang sekolah. 
9. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Prinsip yang saya gunakan yaitu prinsip berpikir berbasis peraturan (Rule Based Thinking) , agar orang tua andreas dapat mengikuti peraturan karena dalam kasus tersebut saat jam belajar anak.
Sejak pandemi covid-19 melanda dunia, seluruh lini kehidupan manusia terpengaruh, tidak terkecuali dunia pendidikan. Proses belajar mengajar beralih dilakukan dengan cara daring. Dunia bisnis secara keseluruhan juga terkena imbasnya. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan berkurang pendapatannya. Hal ini membuat beberapa orangtua murid memindahkan sekolah anak-anaknya ke sekolah yang lebih murah atau menunda menyekolahkan anak-anaknya, terutama di jenjang pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak. Banyak TK dan Kelompok Bermain yang menjadi kekurangan murid, tak terkecuali TK dan Taman Bermain Pelangi. Jumlah murid yang telah mendaftar untuk tahun ajaran depan menurun drastis bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kepala sekolah, Ibu Marina, pun harus membuat keputusan yang sulit dalam hal pengelolaan anggaran sumber daya manusia. Dengan turunnya jumlah murid, yayasan menetapkan 5 dari 10 gurunya perlu diberhentikan, agar biaya operasional bulanan sekolah tetap aman dan agar institusi tetap dapat bertahan dalam masa pandemi. Dalam hati kecilnya, sangat berat bagi Ibu Marina untuk melakukan ini, ia tidak tega membayangkan beberapa gurunya akan kehilangan pekerjaan, apalagi di masa-masa sulit pandemi ini. Namun ia juga paham bahwa ia bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dari TK dan Kelompok Bermain yang ia pimpin agar tetap dapat bertahan. Ia pun perlu mengurangi jumlah karyawan agar tetap mampu membayar gaji mereka. Bila Anda berada dalam posisi Ibu Marina, apa yang akan Anda lakukan? Karyawan mana yang akan anda berhentikan, kriteria apa yang akan Anda gunakan? Apa alasannya?

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? 
  2. mengenai jangka pendek dan jangka panjang Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal). didalam situasi tersebut tidak ada pelanggaran hanya fokus pada kasih sayang dan kemajuan sekolah 
  3. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). tidak ada pelanggaran kode etik, karena semua terjadi sebabnya adalah kondisi yang memaksa hal tersebut.
  4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). menjadi kepala sekolah dengan pengambilan langkah tersebut mungkin menjadi hal yang sangat dilema, akan tetapi harus ditentukan dan diputuskan segara . 
  5. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? tidak berpengaruh kepada apapun, dan pastinya masyarakat akan memahamainya 
  6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? menentukan dan mengkomunikasikan dengan hati hati dan hati, 
  7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? mengkolaborasikan kasus dan peluang, untuk mencarikan soluasi demi keberpihakan kepada semua, akan tetapi tentunya harus mengutamakan keberpihakan kepada murid 
  8. Apa keputusan yang Anda ambil? menganalisis kemampuan sekolah dan menentukan guru yang memenuhi kualifikasi, dan harus siap menentukan guru sesuai kemampuan. 
  9. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? pada peraturan dan hasil akhir

Read More »
17 June | 2komentar