Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Ketika Perdamaian Lebih Utama dari Kemenangan Sekejap

Mengutip buku Islam Konsepsi dan Sejarahnya karya Syed Mahmudunnasir yang diterjemahkan oleh Adang Affandi, pada tahun 6 H, Nabi bersama dengan kaum muslim melakukan perjalanan ke Makkah. Untuk menghilangkan prasangka kaum Quraisy kalau tujuan mereka disalahpahami, Nabi melarang kaum muslimin membawa senjata kecuali pedang untuk menyembelih hewan korban yang mereka bawa. Di samping itu, kaum muslimin hanya diperkenankan memakai baju ihram. 
Berita tentang perjalanan Nabi dan kaum muslimin untuk umrah sampai ke telinga petinggi Quraisy. Namun, mereka curiga kalau ini hanya taktik belaka untuk menembus Kota Makkah. Oleh karena itu, para pemuka Quraisy tetap teguh pada pendiriannya. Apa pun alasan yang disampaikan oleh Nabi dan rombongannya, mereka tetap dilarang memasuki Kota Makkah. Sehingga pemuka Quraisy menyiapkan pasukannya untuk menghaluskan Nabi di bawah Panglima Khalid ibnu Walid. Sementara itu, rombongan dari Madinah yang dipimpin Rasulullah SAW telah tiba di daerah Usfan. 
Nabi bertemu dengan seseorang dari suku Ka'ab dan berhasil memperoleh informasi bahwa kaum Quraisy juga telah bergerak menuju suatu daerah Kiral Gharim dan bersumpah Nabi beserta pengikutnya tidak bisa masuk Makkah. Rasulullah SAW mengalihkan rute perjalanan untuk menghindari bentrokan, dengan memilih jalur yang sulit dan berat di antara celah-celah gunung. Ketika mencapai ujung Hudaibiyah, kaum muslim mengeluhkan rasa haus kepada Rasulullah SAW. Beliau kemudian memerintahkan untuk menancapkan sebuah panah ke dalam kolam, dan air pun memancar deras. 
Kaum muslimin pun puas menikmati air tersebut. Kaum Quraisy memutuskan untuk menyusup ke tengah barisan kaum muslim pada malam hari dan memprovokasi terjadinya peperangan. Namun, Muhammad bin Maslamah, sang komandan, berhasil menangkap mereka semua. Rasulullah SAW, yang sejak awal menginginkan perdamaian, memaafkan dan membebaskan mereka semua.
Isi Perjanjian Hudaibiyah Mengutip buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal yang diterjemahkan oleh Ali Audah, ada beberapa poin yang berhasil disepakati tanpa amandemen oleh Nabi Muhammad SAW. 
Berikut ini isi dari Perjanjian Hudaibiyah: 
  1. Untuk tahun ini Muhammad dan rombongannya harus kembali ke Madinah, mengurungkan niatnya untuk berumrah, dan dipersilahkan kembali pada tahun berikutnya. 
  2. Untuk tahun depan, Muhammad dan rombongannya diperkenalkan memasuki Kota Makkah tapi hanya selama tiga hari. Peralatan yang boleh dibawa hanyalah pedang tersarung dan tidak dibenarkan membawa senjata jenis lain. 
  3. Siapa pun dari suku-suku Arab yang ingin bersekutu dengan Muhammad atau dengan pihak Quraisy harus diizinkan. 
  4. Warga Quraisy yang menyeberang dan ingin bergabung ke Madinah tanpa izin walinya harus dikembalikan. Sebaliknya, jika warga Muslim di Madinah ingin kembali ke Makkah, mereka harus diizinkan. 
  5. Gencatan senjata antara pihak Quraisy dan kaum Muslim disepakati untuk berlangsung selama 10 tahun.
Mengutip buku Shahih Sirah Nabawiyah karya Akram Dhiya' Al-Umuri, sebagian besar sahabat Rasulullah SAW dan kaum muslim lain menganggap Perjanjian Hudaibiyah merugikan pihak mereka dan membuat kaum muslim marah. Namun, hasil dari Perjanjian Hudaibiyah baru terlihat setelah bertahun-tahun berlalu. Pada awal-awal kenabian, Rasulullah SAW berdakwah secara diam-diam dan butuh beberapa tahun lamanya untuk mengajak kaum kafir memeluk agama Islam. 
Baru setelah Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW melakukan dakwah terang-terangan. Nabi semakin meningkatkan gerak dakwahnya, tidak hanya di Madinah tapi juga di sekitaran Makkah. Klimaks dari keberhasilan Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun 8 H, ketika Kota Makkah terbuka. Dengan kekuatan 10.000 orang, kaum muslim berhasil menembus benteng utama kaum Quraisy tanpa perlawanan. Jadi dapat dipahami jika sebenarnya poin-poin yang ada di dalam Perjanjian Hudaibiyah lebih menguntungkan kaum muslimin

Read More »
25 January | 0komentar

Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Manfaat RAB

Dalam industri konstruksi, Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan dua elemen penting yang memainkan peran krusial dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian biaya suatu proyek. AHSP dan RAB membantu memastikan bahwa proyek konstruksi dapat dilaksanakan secara efisien, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, serta memberikan panduan yang jelas bagi seluruh tim proyek. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam tentang AHSP, RAB, serta pentingnya keduanya dalam manajemen proyek konstruksi.
AHSP adalah proses identifikasi, perhitungan, dan penentuan harga untuk setiap unit pekerjaan yang akan dilakukan dalam suatu proyek konstruksi. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan harga yang realistis dan akurat untuk setiap item pekerjaan, termasuk bahan, tenaga kerja, peralatan, dan biaya overhead lainnya. AHSP membantu dalam menyusun anggaran proyek yang komprehensif serta memberikan landasan yang kuat untuk penawaran, kontrak, dan pemantauan biaya selama pelaksanaan proyek.

Komponen RAB 
1. Biaya Langsung 
Merupakan biaya yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seperti bahan, tenaga kerja, dan peralatan. 
2. Biaya Tidak Langsung 
Merupakan biaya tambahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek, seperti biaya overhead, biaya administrasi, dan keuntungan. 
3. Cadangan (Contingency) 
Merupakan alokasi tambahan untuk mengantisipasi risiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek. Cadangan biasanya disediakan sebagai persentase tertentu dari total biaya proyek. 

Manfaat RAB 
1. Pengendalian Biaya 
RAB membantu dalam mengendalikan biaya selama pelaksanaan proyek dengan memberikan perkiraan biaya yang jelas dan terperinci. 
2. Perencanaan Anggaran 
RAB memungkinkan perencanaan anggaran yang lebih baik dengan mengidentifikasi dan menetapkan biaya-biaya yang diperlukan sebelumnya. 
3. Penyusunan Jadwal 
RAB memberikan informasi tentang alokasi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan, yang membantu dalam menyusun jadwal proyek yang realistis. 
4. Dasar Negosiasi 
RAB dapat digunakan sebagai dasar untuk negosiasi kontrak dengan pihak ketiga, termasuk kontraktor dan pemasok. 

 Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah dua alat yang penting dalam manajemen biaya proyek konstruksi. AHSP membantu dalam menentukan harga satuan yang akurat untuk setiap item pekerjaan, sedangkan RAB menyajikan perkiraan biaya total proyek berdasarkan hasil AHSP. Kedua dokumen ini menjadi dasar penting dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian biaya selama seluruh siklus proyek konstruksi. Dengan menggunakan AHSP dan RAB secara efektif, pemangku kepentingan proyek dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memastikan keberhasilan proyek sesuai dengan anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan.

Read More »
19 January | 0komentar

Project EBK Semester Genap 2025

Perhatikan tugas Mapel Konsentrasi Keahlian pada Elemen EBK (estimasi biaya konstruksi), membuat Rencana Anggaran Biaya. Tugas dengan mengakses website pada URL (alamat), http://www.sarastiana..com. 

 Langkah-langkah: 
  1. Ketik Url : https://sarastiana.com pada Google Chrome,Mozilla FireFox dsb. 
  2. Materi EBK dapat diakses di : https://www.sarastiana.com/search?q=ebk 
  3. Unduh Lembar kerja di https://tinyurl.com/mr9e3k3f 
  4. Unduh Gambar Kerja pembangunan rumah https://bit.ly/4hnoIW2
  5. Unduh File RAB dalam bentuk Excel : https://bit.ly/40kSSTc



Lebih Lanjut pada Lembar Kerja yang dapat didownload di SINI.

Spesifikasi Bahan:
Sloof 15x20
Balok Latay 11x15
Ringbalk 15x15
Kolom 15x15
Dinding Batu Bata 1/2 batu
Kusen 6/15 Kayu Kruing
Kuda-Kuda ky Bengkirai 8/12
Gording ky Bengkirai 8/12
Cat tembok sekelas Decolith
Cat kayu sekelas Avian
Lantai Keramik 40x40 sekelas Asia Tile
Plafon Gypsum
Rangka plafon ky 6x6
Usuk ky tahun 6x6
Reng ky thn 2/3
Dll yg blm terdaftar bs ditentukan sendiri


 

Read More »
19 January | 0komentar

Peran Orang Tua, Pendidik dan Satuan Pendidikan dalam 7 Kebiasaan Anak Hebat


Read More »
13 January | 0komentar

Peran Pendidik dalam Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi


Pendidik perlu membimbing peserta didik agar terbiasa makan makanan sehat dan bergizi untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal dan menumbuhkembangkan pola makan yang baik hingga dewasa. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik antara lain: 
  1. Pendidik dapat memberikan contoh baik makan makanan sehat dan bergizi dalam kesehariannya di satuan pendidikan, sehingga dapat ditiru oleh peserta didik.
  2. Pendidik dapat mengajarkan secara lebih mendalam tentang nutrisi, metabolisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan dampak pada konsentrasi belajar. 
  3. Pendidik dapat mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan sehingga peserta didik dapat lebih cerdas dalam memilih makanan yang rendah gula, rendah lemak jenuh, dan kaya serat atau protein. 
  4. Pendidik dapat mengadakan kegiatan memasak sederhana, seperti membuat salad atau makanan ringan sehat yang mudah diikuti peserta didik. Keterlibatan langsung dapat membuat lebih tertarik pada makanan sehat. 
  5.  Pendidik dapat membuat kompetisi memasak sehat antar peserta didik dan diminta untuk berkreasi dengan bahan-bahan sehat. Kegiatan ini dapat menumbuhkan kreativitas dan ketertarikan pada makanan bergizi. 
  6. Pendidik dapat menjelaskan bahwa makanan sehat dapat meningkatkan konsentrasi, energi, dan daya ingat, yang berpengaruh positif pada prestasi akademik. Selain itu, dibahas tentang hubungan antara makanan dan kesehatan mental, seperti pengaruh gula berlebih pada suasana hati (mood) dan tingkat kecemasan. Hal ini dapat menjadi motivasi tambahan bagi peserta didik untuk memahami pentingnya memilih makanan sehat mengubah pola makan.
  7. Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk mengikuti kampanye makan sehat melalui media sosial, dengan konten seperti fakta nutrisi, resep sederhana, atau tantangan mengunggah foto bekal sehat. Hal ini dapat membuat edukasi lebih menarik dan relevan. Buat atau tunjukkan video dan infografis singkat yang informatif tentang nutrisi dan dampak makanan sehat pada tubuh. Visual seperti ini sering kali lebih menarik bagi remaja. 
  8. Pendidik dapat memberikan panduan kepada orang tua tentang cara menyediakan makanan sehat di rumah dan pentingnya dukungan dari rumah, menghimbau kepada orang tua untuk mendukung gerakan makan sehat dan bergizi dengan memberikan sarapan pagi dan membawakan bekal makanan ke satuan pendidikan.
  9. Pendidik dapat meminta peserta didik membuat proyek kelompok tentang menu makanan sehat atau rencana makanan selama seminggu. Proyek ini dapat disertai dengan penjelasan nutrisi dan manfaat setiap makanan yang dipilih. Berikan tugas penelitian sederhana bagi peserta didik tentang manfaat kesehatan yang dirasakan setelah menerapkan pola makan sehat. Peserta didik dapat melaporkan hasilnya dalam bentuk esai atau presentasi. 
  10. Pendidik perlu memberikan penghargaan untuk kebiasaan makan sehat dan bergizi yang dilakukan peserta didik, seperti memberi penghargaan berupa stiker atau pujian ketika peserta didik membawa bekal sehat atau makan makanan sehat dan bergizi di kelas

Read More »
13 January | 0komentar

Peran Pendidik Dalan Kebiasaan Berolahraga


Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain: 
  1. Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik
  2. Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan. 
  3. Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan. 
  4. Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar. 
  5. Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi. 
  6. Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit. 
  7. Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari. 
  8. Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta. 
  9. Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga. 
  10. Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.

Read More »
12 January | 0komentar