Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Membangun Sinergi Guru dan Pengawas


Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pemerintah. Pembenahan di berbagai komponen yang terkait dengan pendidikan dilakukan secara simultan. Kerangka dasar pengelolaan pendidikan yang diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapan standar nasional pendiddikan. Acuan dan kriteria penetapan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada delepan standar tersebut. Dalam bidang pendidikan, pandangan tentang mutu tersebut dapat dilihat dari standar-standar yang telah ditetapkan berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan (quality in fact) dan dari kepuasan pelanggan atau konsumen pendidikan (quality in perception). 
Sebagai penyedia jasa pendidikan, sekolah selayaknya memiliki Sumber Daya yang handal. Guru sebagai salah satu sumber daya manusia adalah ujung tombak proses pendidikan. Demikian pula sumber daya manusia lain seperti pengawas sekolah, maupun tenaga kependidikan lainnya. Peran dan tugas pengawasan di sekolah sebenarnya dapat diposisikan dalam upaya penjaminan mutu (quality assurance) yang diimbangi dengan peningkatan mutu (qualitity enhancement). Kontribusi tiap sumber daya manusia pemangku kepentingan pendidikan haruslah optimal. 
Keterkaitan satu sumber dengan sumber yang lain membentuk suatu sistem yang berjalan secara harmoni. Namun demikian realita di lapangan, hubungan guru sebagai tenaga pendidik tidak selamaya harmonis dengan pengawas sekolah. Hal tersebut kemungkinan disebabkan persepsi guru yang menganggap pengawas adalah sosok ―controlling‖. Guru merasa enggan dengan kehadiran pengawas di sekolah dan bahkan di kelasnya. Pengawas hanya terasa dibutuhkan manakala gurumengajukan penilaian kinerjanya untuk keperluan kenaikan pangkat. Sekolah membutuhkan pengawas hanya untuk kebutuhan formal legalitas saat mengajukan RAPBS atau program sekolah lainnya. Kemungkinan lain juga adalah paradigma lama pengawas yang merasa sebagai superior yang harus ditakuti. Jika ini yang terjadi, bagaimanakah peningkatan mutu pendidikan dapat terlaksana ?


Peran Guru 
Guru mengambil peran terbesar dalam proses belajar mengajar. Mutu guru dapat diperhatikan dengan mengamati kompetensi guru yang meliputi : 1) kemampuan personal, 2) kemampuan profesional 3) kemampuan sosial (Depdiknas, 1982). Dengan demikian mutu output dari suatu organisasi sekolah sangat tergantung pada mutu guru sebagai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terkait lainnya. Karakter yang dimiliki guru berpengaruh terhadap performa guru di depan kelas. Menurut Bennet dalam Glickmann (2010) dijelaskan karakter guru berdasarkan daya kepekaan pada budaya, terdiri dari 6 karakter yaitu:
1. Tipe Denial, adalah orang yang tidak mampu melihat perbedaan budaya, mengisolasi diri dalam kelompoknya sendiri dan membeda-bedakan anggota dari kelompok budaya lain. 
2. Tipe Defense, adalah orang yang mengenal perbedaan budaya, namun menganggapnya sesuatu yang negatif, tidak mau berurusan dengan budaya yang berbeda, menganggap budayanya dalah yang terbaik, dan mencermarkan budaya lainnya. 
3. Tipe Minimization, atau kelompok ―buta warna‖. Adalah mereka yang mengenal dan menerima perbedaan budaya namun hanya pada permukaan saja. Sebagai contoh tentang makana, musik dan kegiatan rekreasi. Namun mereka berangapan bahwa setiap orang memiliki dasar yang sama. Kelompok ini adalah kelompok dengan jumlah terbesar. 
4. Tipe Acceptance. Adalah kelompok guru yang menerima perbedaaan budaya dan mengangggapnya sebagai suatu alternatif. Kelompok ini belum mampu mengembangkan kemampuannya untuk bekerjasama secara efektif. 
5. Tipe Adaptation, adalah sekelompok orang yang mampu menggeser kerangka budayanya sendiri dengan budaya lain. Guru ini mau memodifikasi cara mengajarnya dengan budaya lain tadi sehingga bervariasi. 
6. Tipe Integration, adalah kelompok guru yang memiliki referensi secara internal menghadapi perbedaan budaya. Mereka merasa nyaman pada kelompok budaya lain dan bahkan mampu menjadi jembatan antar budaya.


Peran dan Tugas Pengawas
 
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008, Pengawas Sekolah adalah guru PNS yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah. Pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan profesional guru. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru dan pengawas pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya.

Untuk menunjang tugas kepengawasannya, seorang pengawas dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yakni: 1) keilmuan yang mendukung, 2) keterampilan interpersonal, 3) keterampilan teknis. (Glickman:2010). Keilmuan dibutuhkan untuk mengetahui tipe-tipe guru dan sekolah yang menjadi daerah pengawasannya, perilaku yang seharusnya ada, ilmu mengembangkan pendidikan bagi guru dan orang dewasa maupun ilmu untuk menentukan alternatif kepengawasan. 
Kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk mengadakan komunikasi egektif dengan guru saat kepengawasan berlangsung. Hubungan yang humanis dapat menunjang keberhasilan tugas seorang pengawas. Keterampilan teknik diperlukan dalam mengobservasi, merencanakan, melaksanakan ataupun mengevaluasi program secara jelas.Supervisi pada dasarnya merupakan kegiatan penelitian untuk mengetahui kesesuaian antara yang seharusnya menurut teori atau peraturuan dengan kenyataan yang sesungguhnya dalam pelaksanaan tuggas guru sehari-hari. Pengawas hendaknya memahami pekerjaan guru berikut faktor-faktor yang berpengaruh terhadapnya seperti latarbelakang keilmuan serta latar belakang sosio-budaya guru, keunikan budaya lokal, regulasi pendidikan dan bahkan latar belakang ekonomi guru. 
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, seorang pengawas profesional perlu selalu memperluas dan mendalami ilmu pengetahuan tentang bagaimana seharusnya guru mengajar. Pengawas dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengintegrasikan pengetahuan yang dipelajarinya dengan peraturan yang berlaku serta terampil menerapkan ilmu pengetahuan, peraturan, dan teknologi dalam meningkatkan mutu proses guru bekerja.

Sumber : Arsida Erma Avianti, MBA dalam Bunga Rampai Supervisi Pendidikan 

Read More »
30 April | 0komentar

Tahapan Konseptual P5

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada fase E di SMK Negeri 1 Bukateja dilaksanakan pada tanggal 17 April 2024. Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan topik "HARMONI JIWA DAN RAGA : MEMBANGUN IKLIM SEKOLAH AMAN MELALUI PENCEGAHAN PERUNDUNGAN". 
Tes Awal dan Tahap Pengenalan (Memperkenalkan konsep perundungan, dampak negatif dan memotivasi siswa menjadi bagian dari solusi pencegahan perundungan) Eksplorasi, menggali pemahaman siswa apa yang diketahui tentang perundungan, menanyakan perasaannya ketika mendengar kata perundungan.
Diskusi 1
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek TO https://s.id/250tS 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek BCF https://s.id/250uB 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek BSN https://s.id/250pw 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek TJKT dan PPLG https://s.id/250p7 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek DPIB https://s.id/250oy 

Diskusi 1 (menyebutkan contoh-contoh perundungan yang mungkin dialami siswa Menceritakan kasus-kasus perundungan yang ada disekitar mereka. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kasus perundungan berulang. Bagaimana perundungan dapat mempengaruhi kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Bagaimana langkah-langkah konkret untuk mencegah atau melaporkan perundungan. Siswa menuliskan hasil diskusi dalam bentuk presentasi dan mencantumkan link presentasi pada form kolaborasi.
Pada kegiatan ini fasilitator memasuki kelas masing-masing memberikan pengantar tentang perundungan diminta untuk diskusi. 

Read More »
17 April | 0komentar

Tentang Trah Sebagai Identitas Keturunan

Dalam budaya Jawa, trah memiliki peran penting dalam menentukan identitas keluarga seseorang. Trah digunakan sebagai penanda hubungan keluarga dan membantu membangun solidaritas antar anggota keluarga. Setiap individu Jawa biasanya akan menyebutkan trahnya ketika memperkenalkan diri kepada orang lain. Misalnya, seorang Jawa akan mengatakan “Saya dari trah X” atau “Saya keturunan trah Y” untuk menunjukkan hubungan keluarga dan kebanggaan atas trah mereka. Pro dan Kontra: Beberapa orang berpendapat bahwa penekanan yang terlalu kuat pada trah dapat mengakibatkan eksklusivitas dan memperkuat batasan sosial. 
Namun, bagi sebagian besar masyarakat Jawa, pengakuan trah sebagai identitas keluarga merupakan suatu kebanggaan yang tidak dapat diabaikan. Melalui trah, generasi muda diajarkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang menjadi identitas masyarakat Jawa. Mereka diajarkan untuk menghormati orangtua dan leluhur, memegang teguh nilai kekeluargaan, serta menjunjung tinggi kearifan lokal. 
Trah juga berperan dalam menjaga kualitas dan keaslian upacara adat, seperti pernikahan adat Jawa. Namun, beberapa pihak juga mengkritik keterikatan yang ketat pada trah dalam mempertahankan tradisi dan adat istiadat. Mereka berpendapat bahwa terlalu membatasi kebebasan individu dalam memilih dan mengeksplorasi tradisi dapat menghambat perkembangan dan kemajuan masyarakat. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa beberapa tradisi atau adat istiadat yang tidak sesuai dengan zaman dan nilai-nilai universal dapat terus dipertahankan hanya karena keterikatan pada trah. 
Dalam kesimpulan, trah memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa terutama dalam pemilihan pasangan hidup, pewarisan kekayaan dan kebudayaan, serta keberlanjutan tradisi dan adat istiadat. Meskipun terdapat pandangan pro dan kontra terkait peranan trah ini, tidak dapat dipungkiri bahwa trah tetap menjadi salah satu faktor penentu yang kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dalam masyarakat Jawa, trah membantu membangun solidaritas dan kebersamaan antaranggota keluarga. Dengan memahami dan menghargai peran trah, hubungan dalam keluarga dapat menjadi lebih harmonis dan erat. Trah menciptakan rasa persaudaraan yang kuat antaranggota keluarga, karena mereka memiliki ikatan darah dan sejarah yang sama. 
Pada acara-acara keluarga, seperti pernikahan atau upacara adat, trah menjadi dasar pengelompokan dan intensitas hubungan keluarga yang lebih dalam. Melalui pemahaman akan trah, keluarga dapat saling mendukung dan menjaga keutuhan kekeluargaan. Trah juga menciptakan rasa saling percaya dan tanggung jawab antaranggota keluarga, karena adanya kesadaran atas keterikatan emosional dan sejarah bersama. Mempertahankan makna trah dalam bahasa Jawa menjadi penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan memperkuat solidaritas antaranggota keluarga. Dengan saling menghargai dan menjaga trah, keluarga dapat mempertahankan dan melanjutkan warisan budaya yang menjadi identitas mereka.

Read More »
13 April | 0komentar

Prinsip Manajemen Modern Sesuai Al Qur'an


Ajaran Islam sangat lengkap dan tidak tenggelam oleh perkembangan jaman. Ajaran islam selalu bisa bersanding dengan perkembangan jaman, update mekipun jaman itu berubah. Benar-benar bahwa Al Qur'an adalah Firman Alloh SWT, Zat yang Maha Tahu, Yang Maha Mengatur Seluruh alam. Awal diutusnya Nabi Muhammad SAW jaman tersebut sudah menghadapai berbagai kemajemukan. Semua segi kehidupan majemuk dalam hal suku, tentu masing-masing suku memiliki adat masing-masing. Rasululloh SAW menghargai kemajemukan dan keberagaman serta membangun berdasarkan kasih sayang. Tersebut sehingga bagaimana kita meneladani apa yang Rasululloh telah lakukan. 
Pada tahun 622M, Rasululloh SAW dengan sekitar 200 orang sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah. Ketika Rasululloh SAW, ketika samapi di Madinah, kota madinah adalah sebuah tempat yang majemuk juga, terdiri dari pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan Pagan. Rasululloh SAW melakukan terobosan yang tercatat sebagai dokumen konstitusi tertua dalam sejarah peradaban. yaitu dengan dikeluarkannya Piagam Madinah. Piagam Madinah berisi pentingnya prinsip tasamuh (toleransi). Menyatakan bahwa orang islam tidak memaksa orang yang beragama lain untuk memeluk islam. Landasannya adalah ayat "laa ikroha fiddiin". Mereka memiliki kebebasan beribadah menurut keyakinannya.Sesuai dalam QS. Al-Kafirun : 1-6. 
Rasululloh SAW berhasil membangun masyarakat Madinah dalam waktu yang relatif pendek menjadi masyarakat baru dengan tatanan masyarakat majemuk yang menghargai kemajemukan dengan kebaikan dan kasih sayang. Sebagai pemimpin Rasululloh SAW dihormati karena amanah yang diembannyya. Sehingga Madinah penuh dengan kemampuan untuk menyikapi heterogenitas dengan dewasa.
1. Mengingat Alloh dan Berfikir
2. Menjadi Agent of Change
3. Membangun Sistem
4. Mencapai Kinerja Terbaik
5. Melahirkan Manfaat

Read More »
12 April | 0komentar

Penjelasan Tindak Lanjut Observasi Kinerja Guru

Peraturan Dirjen GTK nomor 7607 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah. Pada Bulan Januari Bp/Ibu guru telah melakukan pembuatan/penyusunan rencana hasil kerja (RHK) pada PMM. Rencana selanjutnya setelah melakukan atau menyusun RHK adalah melakukan observasi dari RHK yang telah disusun. Observasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Guru yang mendapatkan tugas untuk melakukan observasi. 
Pelaksanaan observasi praktik kinerja guru sedang berlangsung dari bulan Maret sampai Juni 2024. Hal ini sesuai dengan jadwal yang tertera pada platform Merdeka Mengajar (PMM). 

Berikut langkah-langkah untuk melakukan observasi PMM.
Contoh pengisian oleh Penulis (www.sarastiana.com) menyusun RHK dengan Topik Pengembangan Budaya Positif (Topik ini dipilih sesuai dengan rekomendasi dari manajemen/pimpinan terkait dengan Rapor Pendidikan).

Langkah-langka :

1. Membuka PMM < Klik Pengelolaan Kinerja



2. Klik cek langkah observasi :
    Pada langkah ini Bp/Ibu silahkan untuk mempersiapkan Form observasi penilaian Kinerja guru, form A, B, C dan D berdasarkan topik RHK yang telah diisikan. 




3. Klik cek rubrik observasi
    

4. Maka akan muncul jendela berikut :


Dari rubrik observasi kelas diatas Fokus perilaku yang diharapkan bapak ibu copy/paste-kan pada Form A. 


Selanjutnya pada Form B Copy pastekan pada kolom perilaku yang diharapkan dan perilaku yang tidak diharapkan.

Untuk melaksanakan Observasi pada bulan Maret ini Bapak Ibu silahkan untuk berkodinasi dengan observernya. 
Jadwal yang ada jika tidak sesuai dapat dikondisikan/ menyesuaikan dengan jadwal KBM yang ada.


Download Perangkat Observasi Kinerja Guru :



5.  Dari Bulan Maret s.d. Juni dipersilahkan bapak ibu melaksanakan Observasi sesuai dengan jadwal yang disepakati. 
6. Jadwal Observasi yang telah bp/Ibu isikan di PMM akan segera di tindak lanjuti sehingga Form C dan D segera terisi sebagai Tindak Lanjut Observasi.



Read More »
27 February | 0komentar

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sebagai Mata Pelajaran

Pada tanggal 13 Februari 2024 melakukan Webinar yang langsung kita daftarkan pada PMM, melalui Komunitas MGMP DPIB Kab. Purbalingga. Dari daftar tertera 75 peserta sudah mendaftar. 

Pada kesempatan yang baik ini mencoba memberikan tulisan semoga Bp/Ibu dapat membantu terkait dengan penerbitan/ dapat dikatakan jika telah menjadi narasumber apakah secara otomatis akan tertera pada profil kita di PMM? Pada nyatanya di hari ke-3 setelah pelaksanaan webinar itu belum ada perubahan profil. 

Ataukah untuk menjadi narasumber di PMM harus mendaftar? 


Read More »
18 February | 0komentar