Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Wisata Rohani. Show all posts
Showing posts with label Wisata Rohani. Show all posts

Klasifikasi Hadist


Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai hujjah (dasar hukum) adalah: 1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits. 
2. Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan. 
3. Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting. 
4. Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat- syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.

Syarat-syarat Hadits Shohih Suatu hadits dapat dinilai shohih apabila telah memenuhi 5 Syarat : 
• Rawinya bersifat Adil 
• Sempurna ingatan 
• Sanadnya tidak terputus 
• Hadits itu tidak berillat dan 
• Hadits itu tidak janggal 

 Arti Adil dalam periwayatan, seorang rawi harus memenuhi 4 syarat untuk dinilai adil, yaitu : 
  • Selalu memelihara perbuatan taat dan menjahui perbuatan maksiat. 
  • Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun. 
  • Tidak melakukan perkara-perkara Mubah yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan mengakibatkan penyesalan. 
  • Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan dasar Syara'. 

 Klasifikasi Hadits Dhoif berdasarkan kecacatan perawinya 
  • Hadits Maudhu': adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda Nabi SAW, baik hal itu disengaja maupun tidak. 
  • Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan. 
  • Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta.
  • Di dalam satu jurusan jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma'ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar. 
  • Hadits Mu'allal (Ma'lul, Mu'all): adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits. 
  • Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits. 
  • Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan. 
  • Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).
  • Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya. 
  • Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah. 
  • Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan. 
  • Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan. 
  • Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya. 
 Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan gugurnya rawi 
  • Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya seorang atau lebih dari awal sanad. 
  • Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi'in. 
  • Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis. 
  • Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. 
  • Hadits Mu'dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi'in, tabi'in bersama tabi'it tabi'in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi'in. 
 Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan sifat matannya 
  • Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus. 
  • Hadits Maqthu': adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi'in serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.
Disadur dari : Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Muslim

Read More »
21 April | 0komentar

Sanad dan Matan


Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al- Qur'an.
Para ulama hadits tidak mau menerima hadits yang datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad, mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipelopori oleh orang-orang Syi’ah. 
Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.

Sanad atau isnad secara bahasa artinya sandaran, maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Sahabat. Misalnya al-Bukhari meriwayatkan satu hadits, maka al-Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwin (yang mengeluarkan hadits atau yang mencatat hadits), rawi yang sebelum al-Bukhari dikatakan awal sanad sedangkan Shahabat yang meriwayatkan hadits itu dikatakan akhir sanad. 
Matan secara bahasa artinya kuat, kokoh, keras, maksudnya adalah isi, ucapan atau lafazh-lafazh hadits yang terletak sesudah rawi dari sanad yang akhir. Para ulama hadits tidak mau menerima hadits yang datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad, mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipelopori oleh orang-orang Syi’ah. Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.
Kemudian, semenjak itu para ulama meneliti setiap sanad yang sampai kepada mereka dan bila syarat-syarat hadits shahih dan hasan terpenuhi, maka mereka menerima hadits tersebut sebagai hujjah, dan bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka mereka menolaknya. 
 Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata: “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan"[2] Para ulama hadits telah menetapkan kaidah-kaidah dan pokok-pokok pembahasan bagi tiap-tiap sanad dan matan, apakah hadits tersebut dapat diterima atau tidak. Ilmu yang membahas tentang masalah ini ialah ilmu Mushthalah Hadits. 
 Disadur dari Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Muslim, Hardianto Prihasmoro

Read More »
18 April | 0komentar

Meraih Malam 1000 Bulan



Menurut sebagian besar ulama, malam Lailatul Qadar biasanya jatuh di malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan malam Lailatul Qadar datang di malam-malam genap. Para ahli agama beserta sejumlah periwayat hadis seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Abdullah Bin Umar, Abu Malik hingga Mujahid menyebutkan, penulisan takdir di lauhul mahfudz dalam setahun akan dirinci di malam Lailatul Qadar.
Ibadah pada malam seribu bulan diawali shalat Isya, tarawih, membaca Alquran, tausiyah, Tahajud, sahur, dan diakhiri shalat Subuh. Memang Nabi SAW menyebutnya secara umum, “Barangsiapa beribadah pada Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lampau diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang
  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan 
  2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? 
  3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 
  4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 
  5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS; Al Qadr)

Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran. Terjadinya malam Lailatur Qadr yang jelas pada bulan Ramadhan, menurut beberapa hadist terdapat pada malam 10 hari terakhir. Pada malam-malam ini Nabi Muhammad melakukan iktikaf di masjid.Jadi terjadinya bisa pada malam genap atau ganjil hanya Allah Yang Maha Tahu.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti kapan Lailatul Qadar turun. Sejumlah hadis pun hanya menyebutkan malam Lailatul Qadar jatuh di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Untuk itu, dianjurkan bagi orang muslim untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh di waktu tersebut. Tujuannya agar tidak kehilangan malam Lailatul Qadar. 
  • Adapun tanda-tanda Lailatul Qadar malam seribu bulan adalah: 
  • Esok hari, matahari akan terbit dalam keadaan teduh, jernih dan seperti tidak ada sinar 
  • Sinar matahari pagi tidak begitu cerah, namun teduh serta menenangkan 
  • Udara tidak panas maupun dingin, tidak berawan dan tidak badai di malam Lailatul Qadar 
  • Keadaan menjadi sangat tenang, nyaman, dan umat Islam akan merasakan kenikmatan tersendiri saat beribadah dengan sungguh-sungguh. Hal ini lantaran malaikat turun ke Bumi.


Read More »
17 April | 0komentar

Berdoa dan Adab Berdoa


Berdoa adalah meminta sesuatu kepada Allah SWT dengan harapan dikabulkan dengan perasaan tunduk dan penuh harap. 
Perintah berdoa 
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186) 
Diriwayatkan dari Nu’man ibn Basyir, bahwa Rasulullah SAW besabda : Tuhanmu telah berkata “berdo’alah kepadaku maka akan kukabulkan”, Rasul berkata : do’a adalah ibadah…

Adab Berdoa 
Memulai doa dengan pujian terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Salawat dan Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya bertawasul kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tawasul yang disyariatkan, seperti dengan bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan asma’ dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan amal shalih dan selainnya. 

Mencari Waktu yang Mustajab Di antara waktu yang mustajab adalah hari Arafah, Ramadhan, sore hari Jumat, dan waktu sahur atau sepertiga malam terakhir. Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. 
Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)

Memanfaatkan Keadaan yang Mustajab Untuk Berdoa Di antara keadaan yang mustajab untuk berdoa adalah: ketika perang, turun hujan, ketika sujud, antara adzan dan iqamah, atau ketika puasa menjelang berbuka. 
Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1: 327) 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

Ketiga, Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim) 
Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan) 

Cara mengangkat tangan: Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. Thabrani) Catatan: 

Tidak boleh melihat ke atas ketika berdoa. 
Keempat, Dengan Suara Lirih dan Tidak Dikeraskan

Read More »
14 April | 0komentar

Sholat dan Ketenangan Jiwa

Hotel Baiti 5, Makah

Ketenangan jiwa merupakan istilah psikologi yang terdiri atas dua kata yaitu jiwa dan ketenangan. Jiwa berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, nyawa atau alat berfikir. Dalam bahasa Arab disebut an-nafs. Jiwa manusia merupakan sumber kebahagiaan dan kesengsaraan. Tenang dalam kamus besar bahasa indonesia bermakna tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman dan tenteram. Jiwa dalam kamus besar bahasa indonesia bermakna roh manusia (nyawa), seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, dan angan-angan). 
Jiwa adalah sesuatu yang terdapat di dalam diri manusia, yang tidak dapat diketahui wujudnya, yang dapat menerima arahan kepada kebaikan dan keburukan, dan memiliki berbagai sifat dan karakter kemanusiaan, juga memiliki pengaruh yang nyata pada perilaku manusia. Ketenangan adalah ketertambatan hati kepada Rabb, kepercayaan hati yang sangat kuat kepada Yang Maha Pengasih, atau ketenangan nurani karena bertawakkal kepada Yang Mampu.
Jiwa adalah kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang mendorong tingkah laku. Dekatnya fungsi jiwa dengan tingkah laku, maka fungsi jiwa dapat diamati dari tingkah laku yang tampak.
Shalat hanya akan terasa dampaknya apabila dilakukan dengan benar. Shalat yang dilaksanakan dengan khusyu’ akan memberikan efek positif bagi jasmani dan rohani. Sebaliknya, shalat yang dilaksanakan dengan tidak khusyu’ maka tidak akan memberikan efek yang berarti bagi keduanya. Shalat bukan hanya sekedar ritual formal, melainkan ada muatan aktual, yaitu bukti nyata yang bisa dirasakan.4 Shalat yang dilakukan dengan khusyu’ akan memberikan efek yang nyata dan langsung dalam kehidupan sehari-hari. 
Shalat akan kurang memberi dampak pada orang yang melaksanakannya hanya untuk sekedar penggugur kewajiban dengan tidak memperhatikan kualitas shalatnya.5 Shalat khusyu’ adalah dengan menghadirkan hati dan menunaikan apa yang seharusnya dilakukan (kewajiban) serta ketika seseorang secara sadar merasakan berdiri di hadapan Allah, mengetahui makna bacaan dalam shalatnya dan seolah berkomunikasi dengan Allah.6 Ketenangan jiwa merupakan keadaan dimana jiwa merasakan ketenteraman dan kedamaian. Orang yang tenang jiwanya adalah orang yang memiliki keseimbangan dan keharmonisan di dalam fungsi jiwanya. Dalam kondisi ini orang bisa membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak serta mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk mencapai ketenangan jiwa maka fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu, bimbang, dan pertentangan batin. 
Sumber: Nurul Hidayah

Read More »
14 April | 0komentar

Sholat Khusyu' dan Sikap Tawadhu'

Depan King Abdul Aziz Gate

Shalat adalah sebaik-baiknya ibadah badaniyah. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab. Sehingga shalat menjadi ibadah yang paling utama, dan menjadi patokan amal yang lainnya. Shalat menjadi pintu pembuka dalam setiap bentuk amal kebaikan lain yang dilakukan seorang hamba. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyebutkan tentang shalat, yang berarti mengandung maksud bahwa shalat mempunyai kedudukan, fungsi, serta peranan yang sangat penting dalam Islam. 
Shalat khusyu’ adalah sikap tunduk dan tawadhu’ serta menjaga ketenangan hati kepada Allah, mewujudkan jiwa shalat dan hakikatnya. Ada beberapa makna khusyu’ menurut beberapa ulama, ada yang mengatakan bahwa khusyu’ artinya tunduk dan merendahkan diri tanpa mengangkat penglihatan dari tempat sujud dan tidak menoleh ke kanan dan ke kiri.
Khusyu’ adalah terpusatnya pikiran terhadap shalat yang sedang dilaksanakan hingga tidak diketahui siapa orang yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Kekhusyu’an hati juga dipengaruhi oleh kondisi jasmani. Jasmani yang segar dan bersih akan memberikan pengaruh pada kekhusyu’an hati, kondisi jasmani saling mempengaruhi kondisi rohani yang berlangsung selama shalat.
Dalam Al-Qur’an terdapat pengulangan kata shalat yang beberapa diantaranya berdampingan dengan kata sabar dan zakat. Oleh sebab itu jika kewajiban shalat ini diingkari, maka akan menyebabkan orang yang mengingkarinya menjadi kufur. Ibadah shalat merupakan perwujudan langsung hubungan manusia dengan Allah. Shalat adalah ibadah yang menunjukkan adanya ikatan yang kuat antara hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, hamba seolah berada di hadapan Tuhannya dan memohon kepada-Nya. Ketika seseorang mampu khusyu’ di dalam shalatnya, 
Shalat, baik yang wajib maupun sunnah, dapat membersihkan kotoran dan penyakit dalam diri manusia. Kebersihan memiliki dua bagian; Pertama, kebersihan inderawi (al-bissiyah), yaitu kebersihan fisik manusia dari segala macam kotoran dan najis. Kedua, kebersihan maknawi (al-ma’nawiyah), yaitu kebersihan psikis manusia dari segala maksiat dan perbuatan tercela. Kebersihan pertama berkaitan dengan syarat-syarat sah shalat, sedangkan kebersihan kedua berkaitan dengan kualitas ke khusyuan dalam shalat.
Seseorang yang shalat dengan mengenakan pakaian atau bertempat di tempat yang najis maka secara lahiriah shalatnya tidak sah, demikian pula seseorang yang shalat namun di dalam batinnya menyimpan rasa riya atau sombong maka shalatnya tidak diterima. Kebersihan dalam shalat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, shalat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis. Shalat merupakan terapi psikis yang bersifat preventif, kuratif, dan konstruktif. 
Sholat memiliki pengaruh dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis dengan menolak segala materi yang buruk bagi keduanya. Shalat memiliki peranan yang efisien dalam menanggulangi keraguan hati, stress dan depresi yang banyak dialami oleh manusia. Shalat dapat mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, menolakSholat, baik yang wajib maupun sunnah, dapat membersihkan kotoran dan penyakit dalam diri manusia. Kebersihan memiliki dua bagian; Pertama, kebersihan inderawi (al-bissiyah), yaitu kebersihan fisik manusia dari segala macam kotoran dan najis. Kedua, kebersihan maknawi (al-ma’nawiyah), yaitu kebersihan psikis manusia dari segala maksiat dan perbuatan tercela. Kebersihan pertama berkaitan dengan syarat-syarat sah shalat, sedangkan kebersihan kedua berkaitan dengan kualitas ke khusyuan dalam shalat. 
Seseorang yang shalat dengan mengenakan pakaian atau bertempat di tempat yang najis maka secara lahiriah shalatnya tidak sah, demikian pula seseorang yang shalat namun di dalam batinnya menyimpan rasa riya atau sombong maka shalatnya tidak diterima. Kebersihan dalam shalat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, shalat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis. Shalat merupakan terapi psikis yang bersifat preventif, kuratif, dan konstruktif. Sholat memiliki pengaruh dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis dengan menolak segala materi yang buruk bagi keduanya. 
Sholat memiliki peranan yang efisien dalam menanggulangi keraguan hati, stress dan depresi yang banyak dialami oleh manusia. Sholat dapat mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, menolak. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang selalu shalat dan bahkan tepat waktu. 
Namun kehidupannya tidak seindah seperti yang dijanjikan Allah dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2. Hidupnya dirudung berbagai masalah yang tidak kunjung selesai, selalu dalam kesulitan dan hidup dalam keadaan tertekan. Padahal di dalam ayat tersebut, Allah menjamin keberuntungan dan kebahagiaan bagi orang yang beriman dan khusyu’ di dalam shalatnya. Permasalahannya sekarang adalah sebagian besar orang tidak mengerjakan shalat dengan khusyu’, yang shalat hanya badannya saja, tetapi hati dan pikirannya tidak ikut shalat. 
Seseorang sudah benar dalam melaksanakan shalat sesuai dengan rukun shalat tapi tidak sepenuhnya memahami makna bacaan shalat. Ketika shalat hatinya tidak fokus dan pikirannya menerawang sehingga tidak dapat menghayati shalatnya. Ia tidak menghadirkan hati ketika shalat dan sibuk memikirkan berbagai macam hal lain atau urusan yang belum selesai. Sehingga shalat menjadi gagal fungsi serta tidak dapat menentramkan hati dan menenangkan jiwa.

Read More »
13 April | 0komentar

Ramadhan Mubarak

Tilawah Al Qur'an

Hari pertama Ramadhan pada tanggal 2 April 2022. Pelaksanaan amaliyah bulan Ramadhan Alhamdulilah berjalan lancar dan terlaksana. Kegiatan pada malam hari adalah tarawih, kultum, tilawah Al Qur'an. Kegiatan pada dini hari, tahajud, sholat Subuh berjamaah dilanjutkan dengan Kajian Subuh.
Ramadhan Kareem secara bahasa adalah 'Ramadhan yang murah hati'. Jika Ramadhan Kareem diucapkan kepada orang lain maka dapat diartikan seseorang mengucapkan 'semoga Ramadhan bermurah hati kepada anda'. 
Meski kerap kali dipakai sebagai ucapan di bulan suci Ramadhan, pengucapan Ramadhan Kareem dianggap kurang tepat. Arti dari ucapan tersebut seakan dipahami bahwa Ramadhan-lah yang memberikan kemurahan hati, dan itu bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini karena hanya Allah SWT yang memberikan kemurahan hati di bulan Ramadan. Dengan demikian ucapan Ramadhan Kareem tidak tepat disampaikan kepada umat islam yang merayakan bulan suci Ramadhan. 
Kini arti Ramadhan Kareem hingga hukum mengucapkannya telah diketahui. Ucapan yang lebih baik digunakan adalah Ramadhan Mubarak yang berarti 'Ramadhan yang mulia' dan dapat diterjemahkan sebagai 'Selamat Ramadhan'. Ucapan Ramadhan Mubarak ini diucapkan kepada seorang sebagai bentuk doa dan memohon berkah atasnya. 



Nabi Shallahu' alaihi wa sallam bersabda: "Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan Mubarak (bulan yang diberkahi). Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahanam (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi," (HR Ahmad, shahih).





Read More »
11 April | 0komentar

Kasih Sayang Sesama, Bentuk Pertolongan Allah SWT

Kajian Ramadan Ba'da Subuh Gayam Permai, 09 April 2022

"Karena hanya bertawakal hanya kepada Allah SWT seorang ahli ibadah tidak mau diselamatkan saat terjadi banjir, yang menyebabkan dia (ahli ibadah) mati karena hal tersebut"

Di masa Nabi Nuh as ada seorang hamba yang rajin ibadah. 24 jam waktunya digunakan untuk beribadah. Saat terjadi banjir bandang pun ahli ibadah ini selalu berkata saya hanya membutuhkan pertolongan Allah SWT. 
Disaat air banjir sudah menyentuh lutut, tetangga dan teman-temannya datang mengajak ahli ibadah itu untuk menyelamatkan diri. Bahkan orang-orang itu siap menggendong sang ahli ibadah yang memang tak lagi muda itu jika tak mampu berjalan cepat. Namun, ahli ibadah itu menolak dan mengusir orang yang hendak menolongnya. 
Ia berkata, aku tidak butuh pertolongan manusia, cukuplah Allah sebagai penolongku. Kejadian berulang, sampai air setinggi dada, tetangganya datang dengan mengendarai unta. Namun, ia tetap pada pendiriannya. Tidak mau pergi menyelamatkan diri dengan ucapan yang sama. 
Namun ia tetap pada pendiriannya. Sampai akhirnya banjir besar datang, tetangga dan teman-temannya selamat di atas bahtera dengan Nabi Nuh as, ahli ibadah itu meninggal tersapu banjir besar. 
Dikisahkan bahwa orang ahli ibadah itu bertanya kepada Allah, mengapa Engkau tidak menolongku, bukankah aku telah habiskan usiaku untuk ibadah kepada-Mu. Allah SWT pun menjawab dengan tersenyum, “Bukankah Aku telah kirim tiga kali pertolongan untuk menyelamatkan dirimu. Tetapi hatimu sombong dan angkuh untuk menerima pertolongan yang aku kirimkan kepada dirimu.” 
Ahli ibadah itu pun menambahkan jawaban bahwa tidak ada kiriman bantuan dari Allah. Lalu Allah tersenyum dan menjawab bahwa tetangga yang datang tiga kali itu adalah kiriman pertolongan dari Allah. Ahli ibadah itu pun bertanya, jadi Engkau yang kirimkan mereka itu, ya Allah. Allah pun menjawab, “Bukankah yang berkuasa atas hati manusia itu adalah Aku.” 
Hibroh dari cerita di atas adalah merasa diri sudah sangat dekat dengan Allah SWT kemudian tidak membutuhkan bantuan manusia adalah bentuk kesombongan. Sehingga jangan pernah merasa sudah baik, sudah banyak amal, sudah banyak ibadah, lantas tidak memperhatikan sisi-sisi lain yang secara Sunnatullah manusia adalah makluk sosial. Bentuk bantuan Allah melalui hamba-hamba-Nya yang lain. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda bahwa tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak bisa bersyukur kepada manusia lainnya.
Sumber: https://masimamnawawi.com/







Read More »
10 April | 0komentar

Jaman Nabi Muhammad SAW, Trompet di Usulkan Menjadi Penanda Waktu Sholat

Sumber Gambar: https://islam.nu.or.id/

Isu yang sedang viral di media mainstream dan media sosial akhir-akhir ini adalah Surat Edaran (SE) Menteri Agama tentang pengaturan Pengeras Suara di masjid. Isu tersebut mendapatkan tempat cukup lama bertengger di grup-grup Whatchapp (WA). Jauh sebelum ada pengeras suara dijaman Nabi Muhammad SAW suara Adzan sesuai dengan fungsinya sangat membantu umat muslim/ Sahabat-sahabat Rasululloh. 
Pada masa-masa awal di Madinah, umat Islam berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu shalat. "Nabi Muhammad berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu shalat, namun beliau belum juga menemukannya," kata sahabat, Abdullah bin Zaid.  Namun ketika waktu shalat telah datang, tidak ada seorang pun yang memberitahukannya. Mereka langsung shalat saja, tanpa ada penanda sebelumnya. 
Seolah seperti tahu sama tahu. Namun, seiring dengan berkembangnya Islam, banyak sahabat yang tinggalnya jauh dari masjid. Sebagian lainnya memiliki kesibukan yang bertambah hingga membuatnya tidak bisa menunggu waktu shalat di masjid. Atas hal itu, beberapa sahabat usul kepada Nabi Muhammad agar membuat tanda shalat. Sehingga, mereka yang jauh dari masjid atau yang memiliki kesibukan bisa tetap menjalankan shalat tepat. 
Para sahabat Nabi memiliki usulan yang beragam sebagai tanda masuknya waktu shalat. Ada yang mengusulkan agar menggunakan lonceng sebagaimana orang Nasrani. Ada yang menyarankan menggunakan terompet seperti orang Yahudi. Dan, ada juga merekomendasikan untuk menyalakan api di tempat tinggi sehingga umat Islam yang rumahnya jauh dari masjid bisa melihatnya. 
Semua usul tersebut ditolak. Ketika kondisi umat Islam ‘buntu’ seperti itu, dikutip dari Siah Nabawi (Ibnu Hisyam, 2018), seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid menghadap Nabi Muhammad. Ia menceritakan bahwa dirinya baru saja bermimpi melihat seruan adzan pada malam sebelumnya. Dalam mimpi tersebut, Abdullah bin Zaid didatangi seorang berjubah hijau yang sedang membawa lonceng. Semula Abdullah bin Zaid berniat membeli lonceng yang dibawa orang berjubah hijau tersebut untuk memanggil orang-orang kepada shalat. 
Namun orang tersebut menyarankan kepada Abdullah bin Zaid untuk mengucapkan serangkaian kalimat, sebagai penanda waktu shalat telah datang. Serangkaian kalimat adzan yang dimaksud adalah: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah, Hayya 'alal falah hayya 'alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah. 
Nabi Muhammad kemudian meminta Abdullah untuk mengajari Bilal bin Rabah bagaimana cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut. Pada saat Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, Umar bin Khattab yang tengah berada di rumahnya mendengar. Ia segera menghadap Nabi Muhammad dan menceritakan bahwa dirinya juga bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid. Yakni adzan sebagai tanda masuknya waktu shalat. 
Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad juga disebutkan telah mendapatkan wahyu tentang adzan. Oleh karena itu, beliau membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid tersebut. Sejak saat itu, adzan telah resmi sebagai penanda masuknya waktu shalat. Menurut pendapat yang lebih sahih, adzan pertama kali disayariatkan di Kota Madinah pada tahun pertama Hijriyah. Bilal bin Rabbah termasuk muadzin pertama dalam Islam. 
Setidaknya ada empat alasan mengapa Bilal dipilih Nabi menjadi muadzin, yaitu suaranya yang lantang dan merdu, menghayati kalimat-kalimat adzan, berdisiplin tinggi, dan berani. Bilal terus mengumandangkan adzan. 
Ketika Nabi Muhammad wafat, dia tidak bersedia lagi menjadi muadzin. Alasannya, air matanya pasti akan bercucuran manakala sampai pada kalimat ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’ sehingga membuatnya tidak kuasanya melanjutkan adzan. Namun saat Khalifah Umar bin Khattab tiba di Yerusalem, Bilal diminta untuk adzan sekali lagi. Dia menyanggupi permintaan tersebut. 
Menurut Syekh Abddullah As-Syarqawi, Nabi Muhammad pernah mengumandangkan adzan sekali. Yakni, ketika beliau dalam sebuah perjalanan. Ketika sampai pada syahadat kedua, Nabi Muhammad mengumandangkan ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’. Riwayat lain menyebut Nabi mengucapkan ‘Asyhadu anni Rasulullah'. 
Sumber: https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/sejarah-awal-munculnya-adzan-IuXAC

Read More »
26 February | 0komentar

Baterai Keimanan Kita Sudah Lemot? Segera di Cash

Waktu begitu cepat berlalu. Satu hari tetap 24 jam akan tetapi perasaan kita waktu begitu cepat berlalu. Bahkan sepertinya  waktu yang Allah SWT berikan dalam sehari 24 jam tidak cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan kita.  Akibatnya kita lupa untuk meng-upgrade diri kita, karena sibuk, sibuk dan sibuk. 
Sehingga lupa terhadap hal yang berkaitan dengan urusan akhirat.....
sholat berjamaah tepat waktu.....kerap diabaikan
menepati janji................................kerap diabaikan
mendatangi undangan.................kerap diabaikan

.....kita sering tak spotan menyambut seruan azan.....dengan alasan sibuk/masih meeting/...toh waktu sholat masih panjang dsb.
Padahal sholat yang hanya membutuhkan waktu sedikit (plus min 10 menit) jika diabaikan akan menimbulkan resiko yang dahsyat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Cepatnya pergantian waktu adalah peringatan makin dekatnya huru-hara kiamat. 
Subhanalloh......Bagaimana Allah swt....membagi waktu untuk menguprade...atau mungkin mengecash kembali baterai2 keimanan kita....Ibarat software. Setelah keluar edisi 1, di keluarkan lagi versi yang terbaru yang otomatis aplikasinya/fitur-fitur lebih lengkap dari sebelumnya.

Pada pagi hari dalam suasana fesh....berangkat melakukan aktifitas kerja dikantor,pasar dsb....pada selang antara waktu pagi dan dhuhur kita di sunahkan untuk sholat dhuha (dua,4,8 atau 12 rakaat)..... baterai keimanan kita yang mulai lomot karena urusan dunia (mengajukan proposal belum tembus,menunggu pimpinan,mengurusi anak didik yang belum paham, mengurusi kasus poligami bagi PNS....dsb)...siang dicash kembali dengat sholat dhuhur....sore hari dicash kembali dengan sholat Ashar....hingga menjelang malam, sholat maghrib dan sholat isha...... 

Read More »
02 February | 0komentar

Menjelang Pernikahan Muhammad dan Khadijah


Muhammad dan Maisara telah kembali ke Makkah setelah menyelesaikan perdagangannya Khadijah binti Khuwailid. Selesai dagang, kini gilirannya dia menceritakan pengalamannya kepada Khadijah binti Khuwailid atas saran Maisara. "Muhammad, cepat-cepatlah kau menemui Khadijah dan ceritakan pengalamanmu. Dia akan mengerti hal itu,” saran Maisara seperti ditulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad. 
Atas saran itu Muhammad berangkat dan tengah hari sudah sampai di Makkah. Ketika itu Khadijah sedang berada di ruang atas. Bila dilihatnya Muhammad di atas unta dan sudah memasuki halaman rumahnya. "Khadijah turun dan menyambutnya," katanya. 
Didengarnya Muhammad bercerita dengan bahasa yang begitu fasih tentang perjalanannya serta laba yang diperolehnya, demikian juga mengenai barang-barang Syam yang dibawanya. "Khadijah gembira dan tertarik sekali mendengarkan," katanya. Sesudah itu Maisara pun datang pula yang lalu bercerita juga tentang Muhammad, betapa halusnya wataknya, betapa tingginya budi pekertinya. Hal ini menambah pengetahuan Khadijah di samping yang sudah diketahuinya sebagai pemuda Makkah yang besar jasanya. 
Dalam waktu singkat saja kegembiraan Khadijah ini telah berubah menjadi rasa cinta, sehingga dia - yang sudah berusia 40 tahun, dan yang sebelum itu telah menolak lamaran pemuka-pemuka dan pembesar-pembesar Quraisy tertarik juga hatinya mengawini pemuda ini, yang tutur kata dan pandangan matanya telah menembusi kalbunya. 
Pernah ia membicarakan hal itu kepada saudaranya yang perempuan kata sebuah sumber, atau dengan sahabatnya, Nufaisa bint Mun-ya - kata sumber lain. 
Nufaisa pergi menjajagi Muhammad seraya berkata."Kenapa kau tidak mau kawin?" "Aku tidak punya apa-apa sebagai persiapan perkawinan,” jawab Muhammad. "Kalau itu disediakan dan yang melamarmu itu cantik, berharta, terhormat dan memenuhi syarat, tidakkah akan kauterima?” “Siapa itu?” 
Nufaisa menjawab hanya dengan sepatah kata: “Khadijah.” 
“Dengan cara bagaimana?” tanya Muhammad. Sebenarnya ia sendiri berkenan kepada Khadijah sekalipun hati kecilnya belum lagi memikirkan soal perkawinan, mengingat Khadijah sudah menolak permintaan hartawan-hartawan dan bangsawan-bangsawan Quraisy. 
Setelah atas pertanyaan itu Nufaisa mengatakan. "Serahkan hal itu kepadaku," maka iapun menyatakan persetujuannya. Tak lama kemudian Khadijah menentukan waktunya yang kelak akan dihadiri oleh paman-paman Muhammad supaya dapat bertemu dengan keluarga Khadijah guna menentukan hari perkawinan. 
Kemudian perkawinan itu berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, Umar bin Asad, sebab Khuwailid ayahnya sudah meninggal sebelum Perang Fijar. Hal ini dengan sendirinya telah membantah apa yang biasa dikatakan, bahwa ayahnya ada tapi tidak menyetujui perkawinan itu dan bahwa Khadijah telah memberikan minuman keras sehingga ia mabuk dan dengan begitu perkawinannya dengan Muhammad kemudian dilangsungkan. 
Di sinilah dimulainya lembaran baru dalam kehidupan Muhammad. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami-istri dan ibu-bapa, suami-istri yang harmonis dan sedap dari kedua belah pihak, dan sebagai ibu-bapa yang telah merasakan pedihnya kehilangan anak sebagaimana pernah dialami Muhammad yang telah kehilangan ibu-bapa semasa ia masih kecil.
Sumber : Republika.co.id

Read More »
24 October | 0komentar

Pemuda Tampan Itu Tampil, Setelah Banjir Bandang


Setelah banjir bandang yang melanda Kota Makkah salah satu yang hancur diterjang banjir adalah bangunan Ka'bah. Terdapat peselisihan dikalangan penduduk kota Mekah untuk memperbaiki Ka'bah tersebut. Telah lama diyakini oleh penduduk kota sebelum Islam datang bahwa bangunan Ka'bah itu memiliki petuah, sehingga untuk memperbaikinya pun harus hati-hati. 
Nabi Muhammad SAW (yang waktu itu belum diangkat menjadi Rasul) tampil di depan setelah masyarakat Makkah memperbaiki Kabah yang rusak karena banjir bandang. Masyarakat ragu jika melakukan perubahan terhadap bagian-bagian (batu) dari Kabah akan terjadi yang tak diinginkan. "Dan Muhammad ikut pula membawa batu itu," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad. 
Setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat di situ dengan pacul tidak berhasil, dibiarkannya batu itu sebagai fondasi bangunan. Dan gunung-gunung sekitar tempat itu sekarang orang-orang Quraisy mulai mengangkuti batu-batu granit berwarna biru, dan pembangunanpun segera dimulai. 
Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu di tempatnya. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara karenanya. 
Keluarga Abd’d-Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. "Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama," katanya. Keluarga Abd’d-Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. 
Karena itu lalu diberi nama La’aqat’d Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayya bin’l-Mughira dari Banu Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka, dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka: “Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini.
” Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: “Ini al-Amin; kami dapat menerima keputusannya.” Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepadanya. Beliaupun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Nabi Muhammad SAW (yang waktu itu belum diangkat menjadi Rasul) berpikir sebentar, lalu katanya. "Bawalah kemari sehelai kain,”. 
Setelah kain di bawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; “Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini.”

Sumber: Republika.co.id

Read More »
24 October | 0komentar

Umrohnya Rosululloh SAW

Masjid Kuba

Meskipun sebagai utusan Allah SWT, Rosululloh SAW adalah manusia biasa. Kerinduan terhadap tempat kelahiran juga menyusupi Rosululloh SAW. Rosululloh SAW dilahirkan di Kota Mekkah. Sekian sekian lama Rosululloh SAW berhijrah di Madinah menjalankan perintah Allah SWT untuk berhijrah ke Madinah. 
Maka pada Senin Bulan Dzul-Qa’dah di tahun keenam semenjak peristiwa hijrah, Rasulullah Saw melaksanakan umroh ke Makkah. Beliau meninggalkan Madinah mengajak istrinya Ummu Salamah. Dikutip dari buku “Islam Agama Perdamaian” karya Ustaz Ahmad Sarwat, berita keberangkatan Nabi Saw ke Makkah untuk umroh pun ini segera tersebar luas di kalangan penduduk Madinah. Sebab mereka punya perasaan yang sama dengan perasaan Rasulullah Saw. 
Begitu mendengar kabar akan ada rombongan umroh ke Makkah bersama Rasulullah Saw, maka hampir semuanya mau ikut. Pada hari H-nya, jumlah peserta rombongan umroh bersama Rasullah Saw ini mencapai 1.400 orang. Dalam riwayat yang lain angkanya adalah 1.500 orang. Sebuah jumlah yang cukup banyak, bahkan kalau pun dibandingkan dengan jamaah umroh zaman sekarang. Setidaknya butuh empat pesawat ukuran besar untuk membawa jamaah sebanyak itu. Namun di masa itu belum ada pesawat. Mereka menempuh perjalanan dengan berjalan kaki atau naik unta. 
Membutuhkan waktu minimal seminggu dari Madinah untuk sampai ke Makkah. Sebuah jarak yang cukup lama dan panjang. Perjalanan kali ini tidak seperti perjalanan dalam peperangan sebelumnya. Perjalanan ini adalah perjalanan ibadah umroh. Mereka tidak membawa senjata layaknya orang mau pergi berperang. Kalau membawa senjata sekedar untuk pertahanan diri seadanya. 
Ketika sampai di Usafan, datanglah mata-mata yang telah dipasang oleh Rasulullah Saw dari Bani Khuzaah memberi kabar tentang sikap para pemuka Makkah. Intinya bocoran bahwa mereka tidak memberi izin kepada Rasulullah Saw untuk masuk ke Makkah. Mereka sudah menyiapkan pasukan untuk menghalau kedatangan Nabi Saw.
Kaum Quraisy mengutus Suhail Ibn Amr untuk berunding dengan Rasululloh. Suhail mengusulkan antara lain kesepakatan genjatan senjata dan kaum muslimin harus menunda Umrah dengan kembali ke Madinah. Tetapi tahun depan akan diberikan kebebasan melakukan Umrah dan tinggal selama 3 hari di Mekkah. Rasululloh SAW menyetujui perjanjian ini meskipun para shahabat banyak yang kecewa.
Secara singkat isi perjanjian tersebut kelihatannya merugikan kaum muslimin, tetapi sesungguhnya secara politis sangat menguntungkan bagi kaum muslimin.
Perjanjian Hudaibiyyah merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam karena untuk pertama kalinya kaum Quraisy di Mekkah mengakui kedaulatan kaum Muslimin di Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Madinah, turunlah wahyu Allah sebagai berikut : 

 “Sungguh Allah akan memenuhi mimpi RasulNya dengan sebenar-benarnya. , bahwa kamu akan memasuki Masjidil Haram insya Allah dengan aman. Kamu akan mencukur kepalamu atau menggunting rambut (menyelesaikan umroh) dengan tidak merasa takut. Dia mengetahui apa yang tidak kau ketahui dan DIA menjadikan selain itu sebagai kemenangan yang dekat.” (QS Al Fath : 27)

Sesuai dengan perjanjian Hudaibiyah, tahun berikutnya (Maret 629 Masehi atau Zulkaidah 7 Hijriyah) Rasullah Saw. beserta para sahabat untuk pertama kalinya melakukan umrah ke Baitullah. Ketika rombongan Rosulullah Saw yang berjumlah sekitar 1.500 orang memasuki pelataran Ka’bah untuk melakukan tawaf, orang-orang Mekkah berkumpul menonton di bukit Qubais dengan berteriak bahwa kaum Muslimin kelihatan letih dan pasti tidak kuat berkeliling tujuh putaran. Mendengar ejekan ini, Rasulullah Saw bersabda kepada para jamaahnya, “Marilah kitatunjukan kepada mereka bahwa kita kuat. Bahu kanan kita terbuka dari kain ihram, dan kita lakukan tawaf sambil berlari!”

Sesudah mencium hajar Aswad, Rasulullah Saw, dan para sahabat memulai tawaf dengan berlari-lari mengelilingi Ka’bah sehingga para pengejek akhirnya bubar. Pada putaran keempat setelah orang-orang usil diatas bukit Qubai pergi, Rasulullah mengajak para sahabat berhenti berlari dan berjalan seperti biasa. Inilah latar belakang beberapa sunah tawaf di kemudian hari : bahu kanan yang terbuka (idhthiba’) serta berlari-lari kecil pada tigaputaran pertamakhusus pada tawaf yang pertama.

Read More »
19 September | 0komentar

Ketika Allah SWT Menjawab Doa Terindahku, Makkah November 2017

hotel Makkah Royal Clock Tower

Tiga hal yang apabila terealisasi akan menjadikan sebuah kebahagiaan yaitu Impian, harapan dan keinginan. Kata pepatah mengatakan bahwa bermimpilah setinggi langit. Alloh SWT pun berfirman dalam Al Qur'an Surat As Sajadah ayat 16.....berdoalah dengan rasa takut dan berharap....., Pada Qur'an Surat Al Mu'minun ayat 60 Allah SWT berfirman,  "Berdoalah KepadaKu (Allah SWT) pasti akan Aku Kabulkan. 
Doa dengan penuh harap untuk dikabulkan adalah sebuah mimpi yang penuh asa untuk menjadi kenyataan. Impian, keinginan dan harapan ini tentu harus disertai dengan ikhtiar, mengharap Ridho-Nya..
Sebagai seorang Muslim memiliki Mimpi, keinginan dan harapan untuk dapat melihat langsung Kakbah. "Ya Allah berilah kesempatan kepada Hamba, Istri Hamba dan Anak-anak hamba untuk dapat melihat langsung Kakbah-Mu". Mimpi yang salah satunya untuk bisa ke Mekkah dan Madinah, impianku yang Allah SWT kabulkan di November 2017.  
Bermimpi tentu disertai ikhtiar, salah satu ikhtiar itu adalah mendaftar Haji terlebih dahulu. Alhamdulillah beberapa bulan setelah mendaftar Haji, mendapatkan tawaran untuk Umroh. Kisah perjalanan ini telah Aku tulis berkaitan dengan Matematika Allah SWT yang berbeda dengan matematika manusia
Mengharu-debu perjalanan di Madinah telah aku tulis di postingan tentang Rindu Pada Rosululloh SAW,  Melakukan Niat Umroh di Masjid Bir Ali. Perjalanan dari Madinah ke Mekkah membutuhkan waktu 10 jam. Setelah melakukan niat dalam perjalanan selalu berdoa dengan: Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk. La syarika lak.
"Jamaah Umroh semua kita telah melewati batas tanah suci, kita sudah berada di Tanah Haram", degup jantung makin kencang. Terlihat pertama adalah menara Hotel Jam yang tinggi (hotel Makkah Royal Clock Tower). Sama ketika memasuki Madinah.
Dari Hotel Baiti 5 melihat dari dekat Rumah Allah SWT, kiblatnya Sholat, memulai ibadah umroh memasuki Masjidil haram dengan melakukan salat isya di hatiku berdebar. Sujud pertamaku di lantai Masjidil Haram. Bagi seorang muslim, melakukan ibadah umroh ini bukan hanya tentang siapa yang mampu namun siapa yang tepanggil hatinya untuk melakukan ibadah. 
Selesai melaksanakan Sholat Isya berikutnya adalah melaksanakan Tawaf, mengelilingi Ka'bah. Terhanyut dalam lautan khusuk bercampur dengan lautan manusia. Diantara lantunan doa, puji-pujian kepada Allah SWT. 


Semoga segala amal ibadah kita diterima dan mendapat Ridho Allah SWT. Aamiin



Read More »
18 September | 0komentar

Pintu 25 Masjid Nabawi

Pintu 25 Masjid Nabawi,Umroh Nopember 2017

Pintu nomor 25 merupakan pintu yang berada di sisi Utara, sama dengan pintu nomor 24 dan 26. Ketiga pintu tersebut diberi nama “Utsman Bin Affan Gate”. Utsman bin Affan merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW dan juga merupakan khalifah dengan masa kekuasaan terlama. Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan murah hati. Sumbangsihnya yang paling menonjol dan sangat melekat padanya adalah kedermawanan dalam memberikan harta. 
Alasan utama mengapa pintu Nomor 25 menjadi tempat favorit yaitu karna pintu tersebut merupakan gerbang masuk bagi para jamaah perempuan yang ingin mengunjungi Raudhah. Pintu 25 merupakan jalur yang termudah untuk masuk ke Raudhoh bagi wanita/Ibu-ibu/jamaah perempuan. Dari pintu (gate) 25 langsung lurus untuk menuju Raudhah. Sedangkan waktu kunjungannya terbagi tiga, yaitu setelah shalat Subuh hingga menjelang Zuhur, lalu ba’da Zuhur hingga Ashar, kemudian ba’da shalat Isya hingga hampir tengah malam.
Luas area ini hanya 144 meter persegi dengan ciri karpet hijau, berbeda dengan karpet lain yang berwarna merah di Masjid Nabawi. Dari salah satu hadist diketahui bahwa Raudhah yang berarti taman surga ini merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Itu sebabnya jemaah umroh dan haji berebut untuk bisa berdoa di tempat ini. 
Alasan kedua mengapa pintu Nomor 25 menjadi tempat favorit yaitu karna di dekat pintu ini, terdapat POS Petugas Masjid Nabawi. Tentunya bagi yang pertama kali datang ke Masjid Nabawi memudahkan para jamaah yang ingin meminta bantuan. Mengingat, mungkin ada sebagian dari kita yang baru pertama kali datang ke Tanah Suci, dan kemudian ia tertinggal dari kelompoknya, ataupun musibah-musibah lain, yang kita harapkan tidak akan pernah terjadi . 
Bagi Jamaah Pria juga tinggal kearah kanan pintu 24 masuk lurus langsung ke Raudhoh.
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Di antara kuburanku dan mimbarku terdapat taman (raudhah) di antara taman surga," (Al-Mu'jam Al-Ausath, Thabrani, 2/120). Status “Taman Surga” inilah yang menjadi motivasi jemaah berlomba untuk memperbanyak shalat dan berdoa. Luas area ini hanya 144 meter persegi dengan ciri karpet hijau, berbeda dengan karpet lain yang berwarna merah di Masjid Nabawi. Dari salah satu hadist diketahui bahwa Raudhah yang berarti taman surga ini merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Itu sebabnya jemaah umroh dan haji berebut untuk bisa berdoa di tempat ini.

Pintu dibuka bakda subuh hingga pukul 09.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Untuk siang hari, ba'da zuhur sampai pukul 15.30 WAS. Total jemaah perempuan mengantri lebih kurang selama dua jam.

Read More »
28 December | 0komentar

Pasca Ramadhan Bersama Al Qur'an

J
Al-Qur'an, yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sebagai kalamullah atau mukjizatul . Sebagai suatu keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Ajaran Islam adalah diperuntukan untuk semua atau seluruh manusia merupakan rahmat bagi seluruh alam semesta, rahmatan lilalamin. Pada hakikatnya, al-Qur'an telah berbicara tentang seluruh persoalan manusia yang berupa prinsip-prinsip dasar. 
 Al-Qur'an berbicara kepada akal dan perasaaan manusia; mengajar mereka tentang aqidah tauhid; membersihkan jiwa mereka dengan berbagai praktek ibadah; memberi mereka petunjuk untuk kebaikan dan kepentingannya, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, menunjukkan kepada mereka jalan terbaik, guna mewujudkan jati dirinya, mengembangkan kepribadiannya. 
Al Qur'an mengingatkan manusia bahwa diri menuju kesempurnaan insani, sehingga mampu mewujudkan kebahagiaan bagi dirinya, di dunia dan akhirat.
Ma'rifatunnafsi atau mengenal diri sendiri terkenal dengan ungkapan "barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya", Dapat disejajarkan dengan konsep diri, self concept yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Khusnudzon atau prasangka yang baik juga dapat disejajarkan dengan berpikir positif. 
Kata-kata yang terus beriringan dalam al-Quran yaitu iman dan amal merupakan penegasan dari harus adanya keyakinan dan tindakan. Untuk menyikapi semua tindakan-tindakan dan hasil yang diperoleh atas semua usahanya Islam memberikan konsep lain seperti tawakal, syukr dan muhasabah yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Akumulasi konsep-konsep tersebut jika diteliti secara berkesinambungan akan menimbulkan dan mengisyaratkan adanya konsep percaya diri yang terungkap dalam al-Qur'an. 
Dalam hari-hari Ramadhan kita diasyikan dengan kemesraan bersama Al Quran bagaimana pasca Ramadhan Setelah mendapatkan Gelar Taqwa?
Pembuktian ketaqwaan dapat kita terjemahkan melalui ketaatan kita Allah Swt. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan indikator utama seorang muttaqin. Sikap taat merupakan refleksi iman dan taqwa seorang hamba. Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam Al Quran: ” Sesungguhnya ucapan orang mukmin bila dipanggil kepada Allah dan RasulNya dalam memutuskan urusan mereka, adalah perkataan: ”Kami dengan dan kami taat”. Itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nuur-51

Read More »
25 May | 0komentar

Sahabat Rosululloh Langsung Datang Ke Nusantara Untuk Sebarkan Islam


*TERNYATA ISLAM MASUK INDONESIA BUKAN DARI PEDAGANG GUJARAT (VERSI BELANDA).*
*YANG BENAR ISLAM DI PERKENALKAN OLEH ROSULULLOH TH 625 M MELALUI UTUSAN ALI BIN ABI THALIB DLL*

*Maa Syaa Alloooh... Fakta Sejarah Mencengangkan. Rekam Jejak Dakwah Para Sahabat Nabi di Indonesia*
(Ini rangkuman taushiyah Ustd. Dr. Haikal Hassan tentang Peradaban Islam di Indonesia. Berikut ini cuplikannya:

====================
*FAKTA SEJARAH ISLAM DI INDONESIA YG DIBELOKKAN OLEH BELANDA !!*
πŸ•‹πŸ•ŒπŸ•‹πŸ•ŒπŸ•‹πŸ•ŒπŸ•‹πŸ•Œ

*SEJARAH ISLAM PERTAMA KALI MASUK  KE INDONESIA, YG BELUM DIKETAHUI OLEH UMAT ISLAM*
Mau tanya, adakah diantara kita yg pernah membaca buku sejarah bahwa Sahabat Nabi Ali bin Abi Talib pernah ke Jepara Indonesia?
====================

πŸ’Ž *Islam masuk ke indonesia pada  kekhalifahan Generasi Terbaik  (Khulafaur Rasyidin)* πŸ’Ž

➡*Islam pertama kali masuk ke indonesia BUKAN melalui jalur perdagangan dan bukan dalam hal perekonomian*.
➡ *Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan tentang wilayah dakwah Nabi Muhammad ο·Ί :*

 ΩˆَΩ…Ψ§َ Ψ£َΨ±ْΨ³َΩ„ْΩ†َΨ§Ωƒَ Ψ₯ِΩ„َّΨ§ Ψ±َΨ­ْΩ…َΨ©ً Ω„ِΩ„ْΨΉَΨ§Ω„َΩ…ِيْΩ†َ -
🌿*"Dan Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam" (Qs. AL-Anbiya:107)*

πŸ‘‰ *Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut, Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia, tahun 625 M. [1]*

πŸ‘‰ *Ja'far bin Abi Thalib, berdakwah di Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dwipa), Indonesia,sekitar tahun 626 M. [2]*

πŸ‘‰ *Ubay bin Ka'ab, berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia, kemudian kembali ke Madinah. Sekitar tahun 626 M. [3]*

πŸ‘‰ *Abdullah bin Mas'ud, berdakwah di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M. [4]*

πŸ‘‰ *'Abdurrahman bin Mu'adz bin Jabal, dan putera-puteranya Mahmud dan Isma'il, berdakwah dan wafat dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sekitar tahun 625 M. [5]*

πŸ‘‰ *Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kembali ke Madinah sekitar tahun 623 M. [6]*

πŸ‘‰ *Salman Al-Farisi, berdakwah Ke Perlak, Aceh Timur dan Kembali Ke Madinah sekitar tahun 626 M. [7]*

*"keterangan: ( [1] s/d[7] bisa dilihat dibawah, di footnote)"*

♨ Seperti yg kita ketahui sebelumnya *_di pelajari di sekolah bahwa islam datang melalui pedagang gujarat india_*. *Padahal bukan seperti Itu, ini adalah TEORI PARA KAFIR,* 

Ini cara para orientalis, yang *disebarkan oleh orientalis terkemuka Belanda, yg pertama kali bernama  "J. Pijnapel" lalu "Snouck Hurgronje" yg notebene "ingin menghancurkan Islam" untuk menutupi sejarah bahwa Indonesia adalah bagian pada kekhilafahan Utsman bin affan*.
*_Oleh karena itu Indonesia patut diperhitungkan_*.

πŸ“*_Demi mencapai tujuannya itu, ia mempelajari bahasa Arab, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya_

πŸ”Ž *Sebuah artefak ditemukan* bahwa saat itu di indonesia tepatnya dipulau jawa yaitu *KALINGGA, Jepara.* 

*Pada tahun 640-650 M ada sebuah kerajaan yg ratunya adil bernama RATU SIMA dan anaknya bernama RATU JAYISIMA.*

🌟Ketika itu ada seorang dari tanah arab yg diutus *pada masa Utsman bin Affan dari BANI UMAYYAH. Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama (Muawiyah bin Abu Sofyan) setelah masa Khulafar Rasyidin.*

*Lalu singgah di Kalingga-Jepara, kemudian Ratu Sima dan Putrinya masuk islam dan memerintah dari tahun 646-650 M, dan islam belum berkembang saat itu, lalu ditandai adanya surat-menyurat atau korespondesi antara Ratu Sima pada masa Bani Umayyah untuk di datangkan guru-guru untuk berdakwah.*

 *Surat-surat mereka sekarang tersimpan di MUSEUM GRANADA, SPANYOL.* Indonesia adalah salah satu *sasaran atau tujuan sahabat-sahabat nabi untuk berdakwah.*

↪ Setelah masa kekhalifahan Utsman Bin Affan, lalu Ali bin Abu Thalib & kemudian *di gantikan oleh tabi'in UMAR BIN ABDUL AZIZ yg memerintah pada tahun 711 M*.

➿ Pada 7 tahun kemudian *tepatnya 718 M, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ & anaknya ABDUL MALIK telah menginjakan kaki di Palembang - Sumatra Selatan*.

➿ Pada waktu itu *Palembang dipimpin oleh seorang Raja Sriwijaya yg bernama RAJA SRINDRA VARMA.* 

*Ternyata dakwah Umar bin Abdul Aziz membuat Raja tertarik lalu masuk islam.*

πŸ“ŒTerbukti *di makamnya tertuliskan kalimat Lailla hailallah Muhammad Rasulullah*.

 Lalu di tandai juga ada *surat-menyurat (korespondensi) antara Raja Srindra Varma dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz* yg juga untuk meminta didatangkannya para guru untuk berdakwah. *Yg kini surat-suratnya di simpan di Museum Oxford, inggris.*

✊ *Setelah Rasulullah ο·Ί wafat, sahabat-sahabat nabi menyebar keseluruh penjuru dunia untuk berdakwah profesi mereka yg utama pada waktu itu.*

↪ *Benarlah akan nubuwah Rasulullah ο·Ί  bersabda:*

*"Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah.* 

*Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku*. 

*"Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.”*
πŸ“ƒ *_(HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549)_*

☝ *Sejak 633 M* *Rasulullah ο·Ί wafat⤵*
*_(maka khulafaur Rasyidin yg memimpin)_*
*~Thn 634 M kekhalifahan Abu Bakar  = 2 thn*
*~Thn 644 M kekhalifahan Umar Bin Khattab = 10 thn*
*~Thn 657 M kekhalifahan Utsman Bin Affan = 13 thn*
*~Thn 661 M kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib = 5 thn.*
*_Jadi totalnya adalah selama 30 thn._*

➡ *Inilah 30 tahun masa khilafah ala manhaj nubuwwah, seperti disebutkan oleh Nabi shallalahu alaihi wa sallam*.

🌟 *Bahwa kehebatan & keistimewaan Nabi Muhammad ο·Ί dalam memimpin strategi dakwah islam ke seluruh dunia*.

*Dengan mendalami atau memahami sejarah maka Aqidah kita akan lurus yg harus dibarengi dengan akhlakul karimah.*

*_Semoga Bermanfaat...Wa billahi taufiq walhidayah.._*

▫▫▫▫▫▫▫▫▫
*Perlu diketahui:*

➰ Bilal Bin Rabbah tidak dimakamkan di Saudi Arabia melainkan di Damascus.

➰ Sa'ad Bin Abi Waqas tidak dimakamkan di madinah atau mekkah melainkan di Guang Zsu (Cina).

➰ Abu Kasbah berdakwah dan dimakamkan di Tiongkok.

~~~~~~~~~~☆~~~~~~~
*πŸ”ΉFootnote:*

[1] Sumber: H. Zainal Abidin Ahmad, Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)

[2] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.33)

[3] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35

[4] Sumber: G. E. Gerini, Futher India and Indo-Malay archipelago

[5] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38

[6] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama Di Palembang, 1986; R.M. Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929;  T. W. Arnold, The Preaching of Islam, 1968.

[7] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39.

πŸ”˜ Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)

πŸ”˜ Prof. Dr. HAMKA; Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cet. III; Jakarta;
 Insha Allah benar

Read More »
23 August | 0komentar