Read More »
Rasional Mapel Koding dan Kecerdasan Artifisial
Read More »
Saat Tidur Jadi Metafora
Read More »
Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam
Dimensi Profil Lulusan
Prinsip Pembelajaran
Pengalaman Belajar
Kerangka Pembelajaran (Struktur Implementasi)
Read More »
Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2025/2026
- Permulaan Tahun Ajaran: Ini adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran di setiap Satuan Pendidikan.
- Penentuan tanggal permulaan tahun ajaran sangat penting untuk kesiapan sekolah, guru, dan siswa.
- Minggu Efektif Belajar: Mengacu pada jumlah minggu yang digunakan untuk proses pembelajaran pada setiap Satuan Pendidikan dalam satu tahun ajaran. Minggu efektif belajar menjadi acuan utama bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan target kurikulum.
- Waktu Pembelajaran Efektif: Ini adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, yang meliputi jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran (termasuk muatan lokal) ditambah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Dengan adanya waktu pembelajaran efektif, kualitas dan kuantitas materi yang disampaikan kepada siswa dapat terukur dengan jelas.
- Hari Libur: Kaldik juga mengatur hari-hari libur yang telah ditetapkan, seperti libur nasional, libur keagamaan, dan libur semester. Penentuan hari libur ini penting untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi siswa dan tenaga pendidik.
Read More »
"Barak Kemanusiaan" untuk Generasi Anti Kekerasan
- Pejabat dan Pembuat Kebijakan: Mereka perlu memahami akar permasalahan secara mendalam dan merumuskan kebijakan yang mendukung pembentukan karakter, pencegahan kekerasan, dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan dalam sistem pendidikan dan masyarakat.
- Guru dan Tenaga Pendidik: Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk karakter siswa. Barak Kemanusiaan dapat menjadi wadah untuk melatih keterampilan komunikasi efektif, manajemen konflik, pemahaman psikologi perkembangan anak, dan strategi pencegahan serta penanganan bullying.
- Orang Tua: Peran orang tua sangat krusial. Barak Kemanusiaan dapat memberikan edukasi tentang pola asuh positif, komunikasi yang sehat, pentingnya membangun empati pada anak, serta cara mendeteksi dan mengatasi masalah bullying dan kekerasan.
- Siswa: Sebagai subjek utama, siswa akan mendapatkan ruang untuk mengembangkan kecerdasan emosional, keterampilan sosial, pemahaman tentang keberagaman, kemampuan menyelesaikan konflik secara damai, serta menumbuhkan rasa saling menghormati dan peduli.
- Masyarakat Umum: Keterlibatan masyarakat luas penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang karakter positif.
- Pelatihan dan Workshop: Berbagai pelatihan dan workshop tentang pengembangan empati, komunikasi efektif, manajemen emosi, resolusi konflik, pemahaman keberagaman, hak asasi manusia, dan pencegahan kekerasan.
- Diskusi dan Forum: Ruang diskusi terbuka untuk membahas isu-isu terkait bullying, tawuran, dan kekerasan dari berbagai perspektif, mencari solusi bersama, dan membangun pemahaman yang lebih mendalam.
- Simulasi dan Role-Playing: Kegiatan simulasi dan bermain peran untuk melatih keterampilan sosial, empati, dan kemampuan menghadapi situasi konflik secara konstruktif.
- Kegiatan Sosial dan Komunitas: Program-program yang melibatkan interaksi antar berbagai kelompok masyarakat untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian sosial.
- Pendampingan dan Konseling: Menyediakan layanan pendampingan dan konseling bagi individu yang menjadi korban atau pelaku bullying dan kekerasan, serta bagi keluarga yang membutuhkan dukungan.
- Kampanye dan Edukasi Publik: Mengembangkan kampanye kreatif dan program edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif bullying, tawuran, dan kekerasan, serta mendorong perubahan perilaku yang positif.
Read More »
Berpikir Jernih di Tengah Badai Informasi
- Mengidentifikasi kebutuhan informasi: Mampu merumuskan pertanyaan yang jelas dan menentukan jenis informasi yang dibutuhkan.
- Menemukan informasi: Mahir menggunakan berbagai sumber informasi secara efektif dan efisien, termasuk mesin pencari, basis data, dan perpustakaan digital.
- Mengevaluasi informasi: Mampu menilai kredibilitas, akurasi, relevansi, dan bias dari berbagai sumber informasi.
- Mengorganisir dan mensintesis informasi: Mampu mengolah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan merangkainya menjadi pemahaman yang komprehensif.
- Menggunakan informasi secara etis: Memahami isu-isu hak cipta, privasi, dan plagiarisme, serta mampu menggunakan informasi secara bertanggung jawab.
- Pendidikan: Sistem pendidikan harus dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan literasi informasi sejak dini. Kurikulum perlu memasukkan pembelajaran tentang evaluasi sumber informasi, analisis argumen, dan identifikasi bias.
- Keluarga: Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan kebiasaan membaca, berdiskusi, dan mempertanyakan informasi kepada anak-anak mereka. Media Massa: Media massa memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan mendalam, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya literasi informasi.
- Platform Digital: Platform media sosial dan penyedia informasi daring perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk memerangi penyebaran disinformasi dan mempromosikan konten yang berkualitas. Algoritma yang digunakan perlu mempertimbangkan aspek kredibilitas dan akurasi informasi.
- Masyarakat Sipil: Organisasi masyarakat sipil dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang literasi informasi melalui berbagai program dan kegiatan. Individu: Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan literasi informasi secara mandiri.
Read More »
Jebakan Layar: Mengapa Kita Banyak Tahu Tapi Sedikit Paham?

Read More »
Membangun Budaya Referensi Melalui Literasi Sejak Usia Dini
![]() |
Literasi di keluarga |
Read More »
Peran Pendidik Dalan Kebiasaan Berolahraga
Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain:
- Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik
- Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan.
- Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan.
- Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar.
- Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
- Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit.
- Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari.
- Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta.
- Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga.
- Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.
Read More »
Sekolah menyenangkan
Read More »
HGN 2024 : Dihantui Dengan Dilaporkan !
Read More »
Membangun Pendidikan Untuk Semua; Sekolah Inklusif
Sekolah inklusif adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pentingnya menerima semua siswa tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung bagi semua individu, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep sekolah inklusif, manfaatnya, tantangan yang dihadapi, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkannya.
- Pengembangan Sosial: Siswa belajar untuk saling menghargai dan berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Ini dapat meningkatkan keterampilan sosial dan empati.
- Peningkatan Kualitas Pendidikan: Dengan adanya pendekatan yang beragam dalam pengajaran, semua siswa berpeluang untuk belajar dengan cara yang sesuai untuk mereka.
- Kesetaraan Akses: Sekolah inklusif membantu menghilangkan stigma terhadap siswa dengan kebutuhan khusus dan memberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
- Persiapan Masa Depan: Siswa yang belajar dalam lingkungan inklusif lebih siap untuk menghadapi dunia yang beragam dan kompleks setelah mereka lulus.
- Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah mungkin tidak memiliki cukup sumber daya, seperti pelatihan guru atau fasilitas yang memadai, untuk mendukung kebutuhan siswa dengan disabilitas.
- Kurangnya Pemahaman: Tidak semua pendidik atau orang tua memiliki pemahaman yang cukup tentang pentingnya inklusi, yang dapat menghambat pelaksanaan program inklusif.
- Stigma dan Diskriminasi: Beberapa siswa dengan kebutuhan khusus mungkin masih menghadapi stigma atau diskriminasi dari teman sebayanya, yang bisa memengaruhi rasa percaya diri mereka.
- Pelatihan untuk Guru: Memberikan pelatihan yang memadai bagi guru tentang strategi pengajaran inklusif dan cara menghadapi kebutuhan beragam siswa.
- Menciptakan Lingkungan yang Ramah: Membangun fasilitas yang dapat diakses dan menciptakan suasana yang mendukung semua siswa.
- Melibatkan Orang Tua dan Komunitas: Mengajak orang tua dan komunitas untuk terlibat dalam proses pendidikan dan menciptakan kesadaran akan pentingnya inklusi.
- Kurikulum yang Fleksibel: Mengembangkan kurikulum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan semua siswa, memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya mereka sendiri.
Read More »
Perluas Wawasan Dengan Literasi
Terkait dengan literasi dasar sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang yang telah mengenali dan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Kemampuan dikembangkan sehingga akan mendapatkan manfaat yang lebih maksimal dalam penerapan sehari-hari. Apakah hanya dengan membaca tanpa memahami lebih dalam tentang apa yang dibaca, apalagi jika tidak dapat mengaitkannya dengan dunia sekitar beserta kebutuhannya?
Read More »
Tabel Poin Rencana Hasil Kerja (RHK) PMM
Berikut Tabel Poin RHK PMM :
No |
Rencana Hasil Kerja |
Catatan |
Bukti Dukung |
Poin (statis) |
1 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta pelatihan
mandiri sesuai model kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan/atau pengawas
sekolah |
1 pelatihan beserta Aksi Nyata setara 8 poin. |
Sertifikat Topik / Dokumen Relavan Lainnya |
8 |
2 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Partisipan observasi
praktik pembelajaran (persiapan, pelaksanaan, dan diskusi tindak lanjut)
bersama rekan sejawat |
1 observasi sebagai pelaku dan pengamat secara bergantian setara 8
poin. |
Laporan |
8 |
3 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penggerak komunitas
belajar dengan mengadakan minimal 3 kegiatan berbagi praktik baik |
3 kegiatan setara 36 poin. |
Sertifikat |
36 |
4 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Narasumber berbagi
praktik baik dalam kegiatan yang terkait implementasi Kurikulum Merdeka
dan/atau Perencanaan Berbasis Data |
1 kegiatan berdurasi 2-3 jam setara 8 poin. |
Sertifikat |
8 |
5 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi praktik
baik yang diselenggarakan komunitas belajar |
1 kegiatan berdurasi 2-3 jam setara 4 poin. |
Sertifikat |
4 |
6 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta program
pelatihan dan pendidikan jangka pendek atau menengah pada bidang kepemimpinan
dan bidang teknis yang relevan, seperti Pendidikan Guru Penggerak atau
pelatihan manajerial Kepala Sekolah |
1 kegiatan berdurasi 3-6 bulan setara 128 poin. |
Sertifikat |
128 |
7 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta kegiatan
pelatihan atau bimbingan teknis yang memperoleh sertifikat di bidang
pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi |
1 kegiatan berdurasi 2-3 hari setara 8 poin. |
Sertifikat |
8 |
8 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta praktik magang
pada dunia kerja dan/atau bidang lain yang relevan |
1 kegiatan berdurasi 2-4 minggu setara 24 poin. |
Sertifikat |
24 |
9 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Partisipan kegiatan
seminar, lokakarya, konferensi, simposium, dan/atau studi banding lapangan
yang diselenggarakan di bidang pendidikan |
1 kegiatan setara 4 poin. |
Sertifikat |
4 |
10 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peraih pengakuan atau
penghargaan terhadap kompetensi dan kinerjanya dalam berbagai wadah atau
ajang |
1 penghargaan setara 12 poin. |
Piagam |
12 |
11 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penelaah aksi nyata
sejawat yang dihasilkan Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
10 Aksi Nyata setara 6 poin. |
Laporan |
6 |
12 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penelaah cerita praktik
yang dihasilkan Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
10 Cerita Praktik setara 6 poin. |
Laporan |
6 |
13 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penelaah perangkat ajar
yang dihasilkan Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
10 Perangkat Ajar setara 6 poin. |
Laporan |
6 |
14 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penyusun cerita praktik
yang dapat dibagikan kepada Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
1 Cerita Praktik yang terbit di PMM setara 12 poin. |
Cerita Praktik yang terbit di PMM |
12 |
15 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penyusun perangkat ajar
yang dapat dibagikan kepada Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
1 Perangkat Ajar yang terbit di PMM setara 24 poin. |
Perangkat Ajar yang terbit di PMM |
24 |
16 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Penyusun kumpulan konten
unggulan yang dapat dibagikan kepada Guru dan/atau Kepala Sekolah lain |
1 Kumpulan Konten Unggulan yang terbit di PMM setara 6 poin. |
Kumpulan Konten Unggulan yang terbit di PMM |
6 |
17 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Coach, mentor,
fasilitator, dan/atau pengajar praktik dalam kegiatan pengembangan kompetensi
kepada Guru, Kepala Sekolah, dan/atau pengawas sekolah |
1 kegiatan berdurasi 2-3 jam setara 12 poin. |
Sertifikat |
12 |
18 |
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta coaching atau
mentoring pengembangan kompetensi oleh Guru, Kepala Sekolah, dan/atau
pengawas sekolah |
1 kegiatan setara 4 poin. |
Sertifikat |
4 |
Read More »