Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts

Tugas Mulai Dari Diri Modul 3.2 CGP

Mulai dari diri (2JP): 
  • CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada. 
  • CGP merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya. 
  • CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi in


Modul 3.2 mulai diri dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem? 
Secara garis besar ekosistem di sekolah terdiri dari dua yang berupa mahluk hidup,guru,siswa dan karyawan. yang berupa benda mati: gedung,ruang kelas, lapangan, kursi, bengkel, laboratorium, komputer, aplikasi SISTER dan lain-lain.

Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan. Memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan berupa guru 111 orang, karyawan 30 dan siswa 1777 anak. Sumber daya berupa peralatan bengkel dan laboratorium yang digunakan sebagai proses belajar mengajar praktik. Terdapat sumber daya media berupa elektronik yaitu website dan aplikasi yang digunakan untuk ulangan dan presensi berbasis android. Kami memiliki sumber daya berupa budaya industri dan peraturan-peraturan yang mendukung pada kedisiplinan. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. 

Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada? 
Kepala sekolah kami seorang yang konsisten, disiplin dan seorang yangi visioner. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah? Pemimpin yang ideal adalah pemimpin memiliki managemen sebagai seorang manager, bisa menjadi contoh bagi guru, karyawan, dan siswa. Mempunyai rasa empati yang tinggi, mempunyai visi dan misi yang jelas dengan mengedepankan kebersamaan. memiliki jiwa bertanggungjawab dan sifat mengayomi kepada anggotannya Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. 

Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah? Saya sebagai seorang guru yang mendapatkan tugas sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Dengan tugas tambahan sebagai wakakur ini berusaha untuk melayani guru dan siswa dalam pelaksanaan PBM. Pemanfaatan media sekolah dan perencanaan aplikasi SISTER (Sistem Informasi Sekolah Terpadu) 

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini? 
Untuk diri sendiri, murid dan sekolah Harapan saya sebagai diri sendiri setelah mempelajari modul ini adalah memahami bagai mana mengelola dan memanfaatkan semua aset sekolah sebagai sebuah ekosistem. Sehingga dapat melayani. Pada murid diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan aset sekolah untuk mencapai PBM yang optimal. Sekolah : Harapan sekolah dpt menjadikan ekosistem sebagai media untuk memberdayakan semua komponen yang ada 

Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini? 
a. Kegiatan yang dilakukan adalah memaksimalkan sumber daya yang dimiliki sebagai kekuatan dan aset . 
b. Merencanakan kegiatan dan menginisasi untuk pengembangan sekolah untuk mendorong kepemimpinan berbasis data. 
c. Memfasilitasi keterlibatan orang tua dan masyrakat dalam pengembangan sekolah dan kualitas pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa yang meningkat.

Read More »
25 August | 0komentar

Panen Hasil Karya CGP Bentuk Media Interaktif

Pelaksanaan Panen Karya dari pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Purbalingga akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 April 2023. Sebelumnya diadakan Lokakarya ke 7 pada Hari Jumat, 28 April 2023. Pada pelaksanaan Panen Hasil Karya para CGP menampilkan Aksi Nyata/ Program yang telah dibuat pada tugas-tugas selama pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak. So pasti adalah pembuatan dengan menggunakan versi cetak. Ada yang mengguakan Banner, Kertas dalam ukuran besar dan media lain untuk mengisi lapak yang telah disediakan oleh Panitia (BBGP, PP dll), yang tentunya jika dikonversikan secara ekonomi tentu sangat memakan biaya yang tidak sedikit.

Satu alternatif dari kami menampilkan obyek media Hasil Karya pada Panen Karya ini dengan menggunakan Media Interaktif. Sebagai media yang sudah saya gunakan untuk pembelajaran berdiferensiasi. Media ini biasanya digunakan untuk siswa yang bergaya belajar Kinestetik (berinteraktif sesuai kehendak siswa). Seperti siswa yang belajar menggunakan media yang saya buat/kembangkan maka dengan sesuka hati kita berselancar pada media interaktif tersebut apa yang kita ingin ketahui. 

Berikut Cover Intro dari media interaktif style="text-align: justify;">Fasilitator Ibu Sulastri, ST pada kelompok 06.17. Jateng. Capaian pembelajaran di daskboard saya masih/ baru 99%. Dan Pengajar Praktik kami adalah Bp. Muhammad Saefudin, MPd.


Pada Menu Home akan dibawa pada menu aktivitas Pelatihan yaitu "MERDEKA": Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demontrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.


Memulai bereksplorasi penggunaan Media Interaktif ini :
1.  Semisal kita akan melihat Mulai dari diri, maka tinggal kita klik Button/tombol (M) atau Button/tombol (ULAI DARI DIRI). Maka akan sampai pada jendela/window/halaman Mulai dari diri seperti di bawah ini.


2. Berikutnya  klik gambar yang tertera di atas dari Mulai Dari Diri Modul 1.1 s.d. Mulai Dari Diri Modul 3.3.

3. Media ini juga dapat digunakan berbasis Androidn dengan kita Install di APK Builder. Kita instal di HP sebelum menggunakannya.
4. Berikut saya lampirkan dalam versi Web. selamat menikmati semoga hal yang kecil ini bermanfaat bagi Bapak/Ibu/Saudara semua.

Mencoba Media Interaktif dari Panen Hasil Karya CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga dapat lihat pada link di bawah ini :








Read More »
27 April | 0komentar

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3


2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3
Oleh
Sarastiana
CGP Angkatan 6 Kab.Purbalingga
SMK negeri 1 Bukateja

COACHING adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kinerja ,pengalaman hidup, pembelajaran diri ,dan pertumbuhan diri coache. 

A. Pengertian Coaching dan Relevasinya dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara 
Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. 
Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Dengan metode ini, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif, Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee untuk menenemukan kekuatan kodrat dan potensinya untuk bisa hidup sesuai tuntutan alam dan zaman. Hal ini sejalan dengan pemikiran sang Maestro Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

ANALISIS UNTUK IMPLEMEMTASI DALAM KONTEKS CGP : 
1. Sebagai seorang coach kita harus memunculkan pertanyaan yang berbobot untuk menggali semua potensi coache 
2. Dalam mengelola materi ajar kita sebagai CGP harus lebih kreatif dan menumbuhkan ide ide baru yang akan memancing semua rekan sejawat untuk lebih giat dalam pembelajaran di sekolah 
3. Tantangan terbesar kita sebagai seorang calon guru penggerak adalah harus siap tampil lebih baik dari teman teman yang lain yang penuh dengan kreatifitas yang luar biasa 
4. Untuk melawan arus tantangan ini kita sebagai cgp harus membuat suatu terobosan baru yang memunculkan hal hal yang sangat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk sekolah dan seluruh Rekan sejawat. 

B. Peran Guru dalam Coaching 

Peran Guru sebagai coaching hendaknya tidak mengajarkan atau menginstruksikan sesuatu, tidak juga memberikan saran atau solusi secara langsung. Guru membantu peserta untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya. 

C. Konektivitas Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional. 
Sistem Among yang dianut Ki Hajar Dewantara menjadikan guru dalam perannya bukan satu-satunya sumber pengetahuan melainkan sebagai mitra peserta didik untuk melejitkan kodrat dan irodat yang mereka miliki, apa yang dilakukan?, salah satunya adalah mengintegrasikan pembelajaran berdifrensiasi kedalam pembelajaran, dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan minat, profil dan kesiapan belajar, sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan individu peserta didik, dalam hal ini “KHD mengibaratkan bahwa guru adalah petani, dan peserta didik adalah tanaman dan setiap individu peserta didik adalah tanaman yang berbeda, jika tanaman padi membutuhkan banyak air, tentu akan berbeda perlakuan terhadap tanaman jagung yang justeru membutuhkan tempat yang kering untuk tumbuh dengan baik”. 
Selain itu pendekatan Sosial dan Emosional dalam praktek coaching juga sangat diperlukan, Melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan guru, peserta didik akan menemukan kedewasaan dalam proses berfikir melalui kesadaran dan pengelolaan diri, sadar akan kekuatan dan kelemahan yang dimilkinya, mengambil prespektif dari berbagai sudut pandang sehingga sesuatu yang menjadi keputusannya telah didasarkan pada pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan.

D. Refleksi terhadap proses coaching di sekolah: 
  1.  Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya. 
  2. Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk mampu hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. 
  3. Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat menuntun murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah. Refleksi terhadap proses coaching di sekolah: 

Read More »
09 December | 0komentar

Kumpulan Tugas Jurnal Refleksi Dwimingguan CGP


Jurnal Refleksi dwimingguan ini merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh calon guru penggerak. Sebagai calon guru penggerak disini Penulis  akan merefleksi seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul Tugas Jurnal Refleksi Dwimingguan CGP

Tabel Tugas Jurnal Refleksi Dwimingguan CGP

No
Refleksi Dwimingguan Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
31 August | 0komentar

Eksplorasi Konsep Modul 2.2, Kompetensi Sosial - Emosional (KSE)

Forum Diskusi, Eksplorasi Konsep, 17 Nov 2022



Kutipan hari ini:
“Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali” (Aristoteles, Filsuf)
mendiskusikan penerapan 5 KSE yang dibutuhkan dalam sebuah kasus bersama para CGP lain. Tujuan dalam diskusi adalah pengembangan gagasan dan pencapaian pemahaman bersama, sehingga dapat memperkuat pemahaman konsep yang lebih baik. Melakukan diskusi pada waktu yang telah ditentukan, mohon untuk membaca aturan untuk forum diskusi berikut ini:
Aturan forum diskusi tertulis: Sebelum kita melanjutkan sesi diskusi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar diskusi dapat berjalan dengan efektif dan produktif: 
Setiap CGP harus menjawab pertanyaan berkaitan dengan kasus Bapak Eling. Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama penerapan kompetensi sosial dan emosional dalam suatu situasi. Sikap terbuka dan rasa ingin tahu menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini. Membangun pendapat dengan mempertimbangkan tanggapannya terhadap respon/jawaban CGP lain.

Urgensi PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah
Halaman 1
Urgensi PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah
Halaman 1
Urgensi PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah
Halaman 2
Peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah
Halaman 2
Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.menerapkan pembelajaran sosial emosional guna mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak komunitas sekolah
Halaman 3
Apa KSE yang dapat diterapkan dalam kegiatan tersebut? Bagaimana kegiatan tersebut dapat membantu murid untuk mengembangkan KSE tersebut? (Kolom 2 Baris 1 adalah contoh untuk Anda)
Halaman 4
Apa KSE yang dapat diterapkan dalam kegiatan tersebut? Bagaimana kegiatan tersebut dapat membantu murid untuk mengembangkan KSE tersebut? (Kolom 2 Baris 1 adalah contoh untuk Anda).
Jawaban
2. Kesadaran diri : murid menghubungkan perasaan,pikiran dan nilai-nilai dari buku yang dibaca. 3. Kesadaran diri : Murid menceriterakan apa yang disukai selama pembelajaran,materi yang mudah dan apa yang akan dipelajari lebih lanjut; 4. Kesadaran diri : murid memberikan nilai yang diyakininya berkaitan dengan etika dalam penggunaan medsos.; Kesadaran Sosial: mempertimbangkan pendapat teman; Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab: manfaat kegiatan bagi komunitas. 5. Kesadaran diri: Menunjukan integritas dan kejujuran dalam menyelesaikan tugas-tugas; Manajemen diri: ketrampilan mengelola tugas dari guru; Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab: membuat keputusan yang masuk akal setelah menganalisis informasi. 6. Kesadaran diri: Siswa mengidentifikasi minat dan bakat dibidang seni,literasi, olah raga dll; Kesadran sosial: mengakui prestasi orang lain.
Halaman 5
Pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan pembelajaran dalam pembentukan diri yang mengarah pada kesadaran diri, kontrol diri, dan kemampuan relasi. Pribadi yang memiliki sosial emosional yang baik akan lebih dapat bersikap profesional, mudah belajar, bersosialisasi, dan menyukai tantangan dalam bekerja.
Halaman 6
Dikelas: : Berikan instruksi kepada murid untuk mengingat Kembali dan memikirkan kejadian/ pengalaman yang pernah dialami saat mereka bekerja sama di dalam kelompok. Ajak mereka untuk memikirkan bagaimana kondisi saat diskusi kelompok berjalan dengan baik dan tidak berjalan baik. Apa perbedaan dari kedua kondisi tersebut? Alternatif kegiatan kedua adalah dengan menggunakan media video tutorial terkait diskusi untuk resolusi konflik. Sediakan video tutorial , kemudian minta murid menonton. Kemudian diskusikan dan minta murid Anda mencatat bagaimana keefektifan cara secara runtut berkaitan dengan proses kerjanya digunakan dalam video tersebut.
Halaman 7
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit adalah bentuk pembelajaran yang kontekstual, dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Halaman 8
Sebelumnya saya berpikir bahwa kompetensi sosial dan emosional (KSE) tidak perlu dalam pembelajaran ternyata kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui pembelajaran formal di ruang lingkup kelas dan sekolah dengan dikolaborasikan bersama dengan keluarga danj komunitas. tidak hanya dilingkungan.
Halaman 9
Sebelumnya saya berfikir bahwa menumbuhkan empati dapat dilakukan didalam pembelajaran ternyata dapat dikembangkan didalam kelas. Ide pembelajaran yang akan saya lakukan adalah melakukan teknik STOP.
Halaman 10
Sebelumnya saya pikir saya pikir kesadaran sosial hanya diperlukan oleh lingkungan masyarakat, ternyata kesadaran sosial penting dikembangkan di kelas-kelas. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang berkarakter baik.
Halaman 11
Sebelumnya saya befikir kesadaran berelasi hanya dilakukan di lingkungan ternyata Kesadaran sosial sebagai dijelaskan dalam Keterampilan Sosial Emosional menjadi fondasi keterampilan berelasi kita karena dalam berelasi kita membutuhkan kepekaan terhadap lawan bicara kita. Sehingga perilaku yang kita tunjukan, kosa kata yang dipilih, cara kita berbicara dan pendekatan yang kita lakukan tidak akan menyinggung lawan bicara kita.
Halaman 12
Sebelumnya saya berfikir bahwa RPP hanya diperuntukan baai mana kita merancang pembelajaran tentang materi ajar kita saja ternyata dapat dikembangkan melalui RPP untuk mengajarkan pengambilan keputusan dengan POOCH. ketika kita dihadapkan pada suatu permasalahan, maka akan dapat melihat apa masalahnya dan apa penyebabnya. Lalu, menemukan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Apa saja kemungkinan yang terjadi dari sisi positif maupun negatif serta menentukan apa keputusan yang dapat diambil dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Halaman 13
KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani. Jadi kegiatan akan memudahkan dalam pelaksanaannya oleh semua guru. Integrasi KSE dalam pembelajaran dapat dilakukan dalam tahap pembelajaran yaitu pembukaan yang hangat, kegiatan inti yang melibatkan murid seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek dan lainnya. dan bagian ke tiga adalah penutupan yang optimistik.
Halaman 14
Sebelumnya saya berfikir bahwa membuat RPP hanya untuk materi/ bentuk materi yg kita persiapan jadi Pembelajaran Sosial Emosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: 1.Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), 2.Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), 3.Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), 4.Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), 5.Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
Halaman 15
1. Sebelumnya saya berpikir mewujudkan kondisi kelas yang menyenangkan itu susah ternyata setelah mempelajari materi Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah kegiatan yang sangat mudah dan dilakukan bersama-sama dengan murid. 2. Ide pembelajaran baru atau menarik akan saya terapkan di kelas saya adalah mengintegrasikan emosional guru dengan murid bersama sama mewujudkan kelas yang menyenangakan dengan saling kolaborasi kerjasama. 3. Yang ingin saya perdalam lebih lanjut adalah kesadaran sosial yang menjadi menarik untuk diperdalam dan dikuatkan dalam kompetensi Sosial dan emosional. salam dan bahagia. 1. sebelumnya saya berfikir bahwa menciptakan iklim kelas dan budya sekolah lebih kepada hal fisik misalkan menciptakan ruang kelas yang indah, bersih dan nyaman, ternyata menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah juga menyangkut bagaimana interaksi antara murid dengan murid, murid dengan guru dan tenaga kependidikan lainnya 2. tugas kita kita sebagai guru adalh mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah dapat diberikan melalui : pengajaran eksplisit integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah 5 kompetensi sosial dan emosional yang harus dikuasai murid adalah : kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi , dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 3. pembelajaran yang menarik yang akan saya terapkan dikelas adalah saya akan membuat RPP yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid
Halaman 16
Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu indikator penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan selaras dengan Standar Kompetensi Pedagogik, Kepribadian dan Sosial Guru. Guru mendapatkan penguatan untuk menguasai karakteristik peserta didik dari aspek sosial, kultural emosional, serta menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, arif dan dewasa. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan belajar, berkolaborasi dan menjadi teladan. Jadi yang menjadi teladan di sekolah bagi murid - murid tidak hanya guru saja tapi tenaga kependidikan yang lain seperti staf TU, laboran, caraka dsb.
Halaman 17
(1) Menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran dan tugas alasannya yakni akan semakin kuat terkait dengan KSE karena dilakukan setiap saat; (2) Menciptakan budaya mengapresiasi alasannya karena dengan kegiatan tersebut akan menguatkan KSE sebab sifat seseorang yakni akan merasa senang apabila mendpatkan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukannya; (3) Mengagendakan sesi berbagi praktik baik alasannya dengan kegiatan tersebut akan terjadi kolaborasi dan terdapat hal-hal yang menyenangkan sehingga akan menumbuhkan kesadaran penuh (minefull) yang kuat; (4) Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru, alasannya yakni hal ini merupakan sesuatu yang baru dan merupakan tantangan bagi saya, selain itu pada saat rapat guru pastinya semua guru terlibat sehingga akan banyak yang merasakan penguatan KSE.
Halaman 18
langkah penguatan kompetensi yang penting bagi rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah saat saat ini adalah belajar dan teladan, alasannya rekan pendidik dan tenaga kependidikan perlu diberitahu dulu melalui sosialisasi tentang penguatan kompetensi sosial dan emosional di sekolah. Setelah mereka memahami apa itu PSE dan apa tujuannya maka mereka baru akan mau melakukannya. Nah untuk mendukung pelaksanaan penguatan kometensi sosial emosional perlu adanya suatu keteladanan. Setelah terbangun pemahaman bersama barulah pendidik dan tenaga kependidikan dapat berkolaborasi dalam penguatan Kompetensi sosial dan emosional. Jadi saat ini sebagai langkah awal yang dibutuhkan adalah belajar.langkah penguatan kompetensi adalah kolaborasi bagi rekan pendidik dan tenaga kependidikan disekolah saya karena dengan kolaborasi akan bisa diselesaikan sesuai harapan dan apabila ada hambatan akan diuraikan persoalan bersama sehingga mendapatkan hasil yang menyenangkan bersama. salam dan bahagia.

Read More »
02 June | 0komentar

1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal


Tujuan Pembelajaran Khusus CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol. CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia. CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.
Halaman 1
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai. Jadi Kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut.. 
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya dan mencoba untuk menolak bujukan kita, atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha.Makna ‘kontrol’ pada dasarnya adalah kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai. Sedangkan makna Disiplin Positif adalah menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki motivasi tersebut. Sedangkan 3 Motivasi Perilaku Manusia adalah 1)Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, 2)Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. 3)Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan adalah tercipta sebuah budaya positif.
Halaman 2
Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’. Anda adalah A , tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas B (rekan Anda), adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh membujuk, menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggelitik, bahkan menawari Anda uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda. Cobalah lakukan kegiatan ‘Cobalah Buka’ di atas dengan B secara bergantian, masing-masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa? Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda? Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?Suatu pertanyaan yang menurut saya akan menimbulkan berbagai variasi jawaban. Seseorang akan membuka atau menutup kepalannya dan seseorang akan selalu berusaha untuk membuka kepalan tangan orang lain. Semua itu tergantung dari kekuatan kontrol yang kita milikBagaimana kita rela menyerahkan sesuatu yang mungkin sangat berharga buat kita untuk dapat bermanfaat buat orang lain ataupun merayu orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Dalam peritiwa ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa setiap orang memiliki posisi kontrol yang berbeda pada suatu peristiwa. Suatu pertanyaan yang menurut saya akan menimbulkan berbagai variasi jawaban. Seseorang akan membuka atau menutup kepalannya dan seseorang akan selalu berusaha untuk membuka kepalan tangan orang lain. Semua itu tergantung dari kekuatan kontrol yang kita milik, Bagaimana kita rela menyerahkan sesuatu yang mungkin sangat berharga buat kita untuk dapat bermanfaat buat orang lain ataupun merayu orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. 
Dalam peritiwa ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa setiap orang memiliki posisi kontrol yang berbeda pada suatu peristiwa.Secara naluri manusia akan selalu bertahan/ mengontrol diri terhadap apa yang datang dari luar. Pada kasus diatas tentu awalnya kita akan melakukan pertahanan diri dengan tetap mengepalkan tangan kita. Demikian juga dengan B akan tetap mempertahankan untuk selalu mengepalkan. Sehingga pada pertanyaan satu (1) dan dua (2) masing-masing dari A dan B akan mengepalkan tangan. Pada pertanyaan tiga (3) tentu bahwa yang memiliki kendali adalah kita.
Halaman 3
Kemungkinan jawaban kita terhadap: Pertanyaan-pertanyaan pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka, dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya. Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan rekannya? Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dasar kita saat itu.Berkaitan dengan Case diatas maka kontrol atas diri seseorang adalah berbeda, bagaimana kita melakukan bembimbing, mengatur dan mengarahkan perilaku, emosi serta dorongan-dorongan atau keinginan dalam dirinya pada perilaku yang sesuai dengan kelompok maupun lingkungan.
Halaman 4
Selanjutnya psikiater dan pendidik, Dr. William Glasser dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan beberapa miskonsepsi tentang makna ‘kontrol’.

Disiplin positif dan nilai - nilai kebijakan universal perlu diberlakukan di sekolah agar mereka dapat menjadi individu yang baik, disiplin. Namun hal yang perlu dilakukan sekolah dalam penerapan disiplin positif adalah melibatkan siswa dalam penyusunan disiplin tersebut, membuat kesepakatan melalui musyawarah dan diskusi. Dengan demikian murid akan melakukan kesepakatan tentang tata tertib atau disiplin positif itu dengan kesadarannya sendiri tanpa rasa terpaksa dan mereka sendirilah yang memegang kendali kontrol atas dirinya.Memaksakan sesuatu kepada murid memang kurang berdampak baik khususnya pada diri murid. karena pada hakekatnya murid belajar sesuai dengan kodratnya dan kita harus dadpat memotivasi agar mereka mampu mengembangkan bakat dan minat dengan penguatan positif. Dengan demikian akan disadari secara baik akan pentingnya sesuatu hal yang dilakukan oleh diri sendiri
Halaman 5
Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? (Stephen R. Covey) Terdapat perbedaan yang sangat nyata antara teori stimulus respon dengan teori kontrol. Dalam Stimulus Respon seolah-olah orang lain dapat kita kontrol, dapat kita kendalikan, sehingga kita dapat merubah seseorang menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi pada Teorikontrol sangat bertolak belakang, sesuatu yang sedang kita kontrol sebetulnya tidak dapat kita kendalikan, karena yang dapat mengontrol adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Sesungguhnya setiap orang berperilaku memiliki tujuannya sendiri-sendiri. Kita harus memiliki suatu pola pikir yang lebih tertata agar kita mampu berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. KItapun harus memahami jika seseorang berbeda pandangan dengan kita, serta tidak memaksakan pandangan kita kepada orang lain.
Halaman 6, Makna Disiplin
Salah satu strategi dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif adalah dengan penerapan disiplin di sekolah. Disiplin sering di maknai kepatuhan terhadap peratutan dan tata tertib yang berlaku, bahkan ada juga yang dikaitkan dengan hukuman jika melanggarnya. Siapakah yang akan berperan mendisiplinkan seseorang atau murid? sebenarnya diri kita yang seharusnya mendisiplinkan sendiri. Jika kita menyadari apa manfaat disiplin bagi diri, bagi lingkungan sekitar dan bagi masa depan kita maka kita akan mendisiplinkan diri kita sendiri dengan penuh kesadaran. Namun jika kita tidak mampu mendisiplinkan diri kita sendiri maka butuh orang lain sebagai motivator untuk menanamkan kedisiplinan. Karena sikap disiplin ternyata sangat berguna bagi masa depan murid.Disiplin merupakan salah satu kunci kesuksesan seseorang. Disiplin yang kita terapkan kepada murid, maka harus diawalai dari diri kita sebagai pendidik dengan menciptakan perilaku disiplin dalam setiap hal terutama kinerja kita . Menjadikan murid displin tidak semudah yang kita banyangkan, akan tetapi mebutuhkan proses dan waktu yang cukup agar kedisiplinan menjadi suatu bentuk kesadaran yang muncul dari amsing-masing individu
Halaman 7, Makna Kata Disiplin
Salah satu tugas guru sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun anak. Dalam konteks disiplin diri, kita sebagai pendidik harus dapat menuntun siswa untuk menjadikannya siswa yang disiplin, mencapai manfaat dan kebahagiaan karena motivasi intrinsiknya (dari dalam), bukan motivasi ekstrinsik (dari luar). Jika telah terbentuk motivasi disiplin dari dalam dirinya maka siswa tersebut sudah sadar dan bukan lagi karena paksaan ataupun hukuman.Untuk mencapai kemerdekaan atau untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat yaitu disiplin diri, yang diantara memiliki motivasi internal yang tinggi, mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai.
Halaman 8, Nilai-Nilai Kebajikan
disiplin merupakan suatu bentuk perbuatan kontrol diri, yaitu belajar untuk mengontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia yakni nilai-nilai kebajikan yang merupakan sifat-sifat positif manusia. Nilai-nilai kebajikan merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Dengan kata lain bahwa nilai-nilai kebajikan merupakan salah satu motivasi instrinsik. Artinya seseorang yang berperilaku disiplin akan mendapatkan nilai-nilai kebajikan yang merupakan tujuan mulia setiap individu.Nilai-nilai kebajikan yang harus ada pada diri guru penggerak sudah seharusnya diterapkan. Karena dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan tersebut sebagai pendidik akan mendapatkan motivasi internal untuk terus berdisiplin dalam segala bentuk kebajikan. Bukan hanya pendidik yang memiliki nilai-nilai kebajikan. siswapun memiliki nilai-nilai kebajikan yaitu dengan menerapkan dan sadar akan Profil Pelajar Pancasila yang harus ia terapkan agar mendapatkan motivasi internal dari dalam dirinya dan sadar untk melaksanakan disiplin diri.
Halaman 9, Nilai-nilai Kebajikan dari enam institusi/organisasi
Nilai-nilai Kebajikan Profil Pelajar Pancasila IBO Primary Years Program (PYP) Sembilan Pilar Karakter (Indonesian Heritage Foundation/IHF) Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (LIfelong Gu... The Seven Essential Virtues (Building Moral Intelligence,... The Virtues Project (Proyek Nilai-nilai Kebajikan)

Salah satu nilai kebajikan yang paling menarik adalah Profil Pelajar Pancasila. Nilai-nilai kebajikan tersebut sudah mulai diterapkan disekolah kami secara keseluruhan. Salahsatunya kebajikan tentang Beriman dan bertaqwa hingga menjadi siswa yang berakhlak mulia. Untuk mencapai beriman dan bertaqwa haruslah ada kegiatan yang terkontrol dan berkesinambungan, salah satu strateginya dengan buku prestasi. Buku prestasi tersebut berisi daftar melaksanakan kegiatan solat, kegiatan belajar, dan kegiatan positif lainnya yang dilaksanankan oleh siswa. Hal tersebut dilaksanakan terus secara berkesinambungan hingga menjadi suatu budaya yang positif.
Halaman 10
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?
Jawaban
Lecutan ilimu baru yang didapat dari modul2 yang telah dipelajari menjadikan tersadar bahwa mengikuti guru penggerak memiliki dampak yang signifikan. Dampak yang dirasakan oleh saya metode mengajar saya semakin bervariatif dan berpihak pada murid dengen mengedepankan pembelajaran berdiferensiasi juga lebih aktif mengajak rekan guru dalam komunitas praktisi untuk mersama bergerak memajukan pendidikan baik dilingkup sekolah ataupun daerah. Ilmu baru wawasan baru paradigma baru dalam dunia pendidikan yaitu pendidikan yang berpihak pada murid yang senantias membimbing murid unutk mencapai kebahagiaannya dengan memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh murid tersebut.
Halaman 11
Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda? Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri). Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?
Jawaban
Motivasi hadir pada pelatihan adalah bahwa melalui pelatihan sebagai bentuk pengembangan diri, melalui kegiatan ini kita mengupgrade ilmu,kemampuan dan kompetensi melalui sehingga mengingatkan kembali bahkan menambah kembali terkait tujuan hingga peran Anda dalam dunia pendidikan. Hal tersebut mampu mengembalikan semangat dalam mengajar seperti saat pertama kali Anda mulai dalam mengajar.
Halaman 12
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban
Disiplin pada diri seseorang adalah sebagai sebuah habit (pembiasaan) diri maka apapun yang saya lakukan tidak terpengaruh ada dan tidaknya penghargaan. Datang tepat waktu sudah menjadi kebiasaan tidak terpengaruh pada diberi penghargaan atau tidak. Komitmen dan telah menjadi habit untuk datang tepat waktu.
Halaman 13
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.
Jawaban
Motivasi yang mendasari perilaku peserta didik di sekolah yakni menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri. Hal ini dimungkinkan karena usia peserta didik kami yakni remaja dimana setelah mereka lulus mereka dihadapkan pada pilihan bekerja, wirausaha dan melanjutkan kuliah. Karena kami SMK Sebagian besar siswa kami setelah lulus langsung bekerja. Sehingga motivasi mereka saat berperilaku khususnya dalam pembelajaran yakni bagaimana mereka memiliki kecakapan kompetensi mereka yang menunjang saat mereka terjun di masyarakat. Selain itu mereka juga menyadari bahwa kondisi sosial mereka yakni hampir sebagian besar siswa kami berasal dari keluarga yang tingkat perekonomiannya kurang, sehingga apabila mereka ingin memperbaiki tingkat sosial mereka agar dapat pekerjaan yang baik mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Halaman 14
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
Jawaban
Menanamkan disiplin positif pada siswa melalui strategi punishmen and reward. Penghargaan untuk siswa yang mengerjakan atau mengumpulkan tugas tepat waktu dan memberikan bentuk teguran/hukuman bagi siswa yang mengulur-ulur waktu mengerjakan tugas.
Halaman 15
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid Anda di kelas/sekolah Anda? Mengapa?
Jawaban
Nilai-nilai kebajikan yang saya rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid saya di kelas/sekolah adalah nilai kejujuran,keadilan, peduli, integritas, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan. Hal itu karena nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang universal dalam wadah kebhinekaan
Halaman 16
Semoga dapat membentuk murid-murid yang berkarakter,berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.

Read More »
25 May | 1komentar

Tugas Ruang Kolaboratif Modul 2.2

Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi. Ruang diskusi Bersama antar CGP, berkolaborasi dengan rekan CGP untuk mendiskusikan ide-ide penerapan pembelajaran 5 KSE bagi murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Berdiskusi untuk mengimplementasikan 5KSE. Sesuai table. Berdiskusi dengan memapatkan PPT yang sudah dibuat dari hasil diskusi pada Eksplorasi Konsep. Mempresentasikan hasil diskusi pada hari sebelumnaya pada ruang kolaborasi, Agenda 1.Pembukaan 2. Presentasi 3. Penutupan
Ruang kolaborasi Modul 2.2 (1).pptx oleh Sarastiana Sarastiana

Read More »
04 September | 0komentar

Jurnal Refleki Dwimingguan Modul 2.1 : Pembelajaran Berdiferensiasi

Konsisten dengan model 4F dalam membuat Jurnal Refleksi Dwi mingguan yaitu: 
1. Fact ( Peristiwa) 
2. Feelin(Perasaan) 
3. Finding(Pembelajaran) 
4. Future( Penerapan) 
Tentang semua hal yang telah dipelajari dalam modul ini. Saya akan mencoba merefleksikan kembali materi dalam modul 2.1 dan merefleksikan hasil dari kegiatan yang ada di LMS. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mengungkapkan perasaan saya, gagasan dan praktik baik yang sudah saya lakukan. 
Mencoba merfekleksikan pembelajaran dan aktivitasnya yang telah saya lakukan dan lewati setiap langkahnya di Learning Mangement System(LMS). Dalam minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yang harus saya kerjakan. Pertama diawali dengan Test Awal Paket Modul 2.1 kemudian dilanjutkan dengan aktivitas pembelajaran. 
Modul 2.1.a.3 yaitu: Mulai dari Diri 
Modul 2.1.a. 4 yaitu Eksplorasi Konsep 
Modul 2.1 a. 5.1 yaitu tentang Ruang Kolaborasi 
Modul 2.1.a 5.2 yaitu tentang Ruang Kolaborasi 2 Google meet 
Modul 2.1.a.6 yaitu Refleksi Terbimbing 
Modul 2.1.a.7 yaitu tentang Demonstari Kontekstual


1. Facts (Peristiwa)
Aktivitas pertama yaitu dengan melakukan Test Awal Modul 2. Setiap memulai modul saya melaksanakan tes awal paket modul 2 dilanjutkan dengan pembelajaran di LMS dimulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolborasi 1 dan 2. Yang pertama adalah diskusi Bersama kelompok keesokan harinya dilanjutkan dengn Ruang kolaborasi 2 kami harus mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang kasus dalam skenario yang diberikan. Kami mempresentasikan materi Pembelajaran Berdiferensiasi jenjang skenario SMP. Banyak sekali manfaat dari diskusi ini menjadi saya menambah wawasan, ilmu dan pengalaman. Saya jadi mengetahui bagaimana mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam sebuah RPP sesuai mata pelajaran yang kita ampu, sehingga dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. 
Pertanyaan pemantik yang makin memperkuat kami meningkatkan pemahaman terkait pembelajaran berdiferensiasi. Di aktivitas ini tidak ada hambatan yang dirasakan karena di sesi ini bagaimana CGP menggali lebih dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi. Aktivitas berikutnya yaitu demonstrasi kontekstual. Di aktivitas ini kami diminta membuat Rencana pembelajaran berdiferensiasi dan mengevaluasi efektivitas RPP yang dibuat oleh sesama rekan CGP. Disini, saya membuat RPP berdiferensiasi dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik ditinjau dari Profil Belajarnya.
Dalam mempelajari modul 2.1 ini merupakan serangkaian kelanjutan dari modul sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kegiatan ini diawali dengan Pre Test tanggal 30 Oktober 2022. Kegiatan ini menggunakan alur MERDEKA yaitu, Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elabborasi pemahaman, Koneksi Antar materi dan Aksi nyata.
Kegiatan pertama setelah pre test adalah Mulai dari diri yang merupakan langkah awal untuk mempersiapkan diri menerima ilmu pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Eksplorasi Konsep tentang pemikiran kita seperti apa terhadap modul 2.1 yang kita pelajari, Berdiskusi dengan CGP lainnya dalam Ruang Kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberikan masukan yang konstruktif dalam menyusun pembelajaran berdiferensiasi. 
Saya bersama teman di kelompok berdiskusi tentang skenario jenjang SMP dan kami buat dalam power point. Keesokan harinya saya dan tim dalam kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan mendapatkan umpan balik baik dari teman di kelompok lain maupun dari Fasilitator. Dari hasil umpan balik kami rapikan kembali hasil diskusi dalam power point kami. Setelah rapi kami upload di LMS masing masing sebelum tenggat waktu. Setelah itu kami mengikuti Elaborasi Pemahaman dari narasumber hebat, mendapatkan ilmu dan pemantapan materi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi. Setelah elaborasi pemahaman kami memnuat Demonstrasi Kontekstual dalam materi pembelajaran berdiferensiasi berupa RPP mapel yang berdiferensiasi. Setelah demonstrasi kontekstual kami akan mengaitkan materi dalam setiap bagian modul dengan KOneksi Antar Materi. Stelah koneksi Antar materi (KAN) maka akan kami lanjutkan dengan membuat Aksi Nyata.
2. PERASAAN/FEELING
Pada modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi membuat saya merasa sangat senang namun penasaran karena harus memperhatikan semua kebutuhan murid yang tentu satu sama lain berbeda kebutuhan. Selama ini saya hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga harus harus mengejar ketuntasan belajar. dampak yang ada adalah belum semua murid dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya dan ada sedikit pengabaian tentang ternyata banyak keberagaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Hal ini tentunya harus kita kaitkan dengan nilai-nilai Filososfi Pendidikan menurut KH Dewantara bahwa belajar adalah menuntun murid untuk mencapai tujuan belajar dan dalam mencapai tujuan belajar tersebut diharapkan guru dapat menuntun murid dengan berbagai macama cara atau metode yang sesuai dengan kebutuhan murid. Saya sangat senang dan lebih memahami menjadi tahu dalam menyusun RPP dengan pembelajaran berdiferensiasi., saya sangat bahagia bisa Menyusun langkah-langkah pembelajran untuk menyelaraskan dengan karakteristik murid. Banyak hal yang saya dapatkan dari pelatihan ini dan siap saya terapkan di kelas serta berbagi dengan reksn sejawat dan disekolah ataupun lingkup yang lebih luas lagi.
3. Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran berdiferensiasi itu dibuat agar para guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid. Guru harus mampu untuk memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan murid. Tentu dalam mememnuhi kebutuhan murid ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : 1. Kesiapan belajar (Readiness) 2. Minat belajar 3. Profil belajar murid. Kemudian dalam pembelajaran berdiferensiasi kita juga harus memperhatikan beberapa strategi antara lain: 1. Diferensiasi proses 2. Diferensiasi konten 3. Diferensiasi produk Dalam proses penilaian , guru menggunakan penilaian berjenjang, dengan harapannya semua murid memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga murid akan mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman dalam proses pembelajaran. Kali ini saya mendapatkan pelajaran tentang bagaimana kita menyiapkan pembelajaran dengan model berdiferensiasi. Dan tentu saja ini sangat bermanfaat agar semua kebutuhan murid minimal dapat kita akomodir.
4. Future ( Penerapan)
Dalam modul ini, saya belajar untuk lebih memperhatikan kompetensi saya dalam memilih aktivitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar murid. Hal ini tentu untuk menghindari dari pengalaman be3lajar yang kurang tepat, kurang berpihak pada murid dan kuang menyenankan. mencoba terapkan di kelas dan imbaskan kepada rekan sejawat di sekolah bahkan di lingkup yang lebih luas sehingga harapan saya semua guru dapat mengetahui seperti apa itu penvelajaran berdiferensiasi dan bagaimanakah penerapannya di kelas dalam pembelajaran. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat terlaksana dengan baik dan efektif, maka perlu dilakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yaitu berdasarkan kesiapan murid, minat murid dan profil belajar murid. Penilaian ini dilakukan yaitu dengan asesemen diagnostik non kogitif. 
Data pemetaan ini dapat diperoleh dari data tahun lalu atau pada semester sebelumnya. Bisa melalui angket, soal pilhan ganda, wawancara, pengamatan dan lainnya sessama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan materi yang sangat baik agar dapat kami terapkan di sekolah, berbagi dengan rekan guru ataupun dengan murid baik disekolah maupun di luar sekolah. Dalam proses ini tentu saja saya akan belajar dan terus belajar. Semoga saya dapat terus berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan ke arah byang lebih maju lagi sehingga kita dapat mempersiapkan murid menjadi pemimpin.

Read More »
25 August | 0komentar

Koneksi Antar Mater Modul 1.3

Tujuan Pembelajaran Khusus: 
CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif. 

Koneksi Antar Materi Modul 1.3

Pada modul 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3 dengan tema Visi Guru Penggerak, yang merupakan materi belajar secara mandiri yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan awal dalam mengaplikasikan segala rencana yang sudah menjadi tugas guru pengerak dalam mewujudkan peserta didik dengan profil Pelajar Pancasila. Pada modul 1.2 Profil Pelajar Pancasila Panjang lebar dalam membahas tentang pelajar pancasila yang belajar sepanjang hayat tentu dengan berbagai nilai dan karatkter Pancasila (Beriman, Mandiri, Bergotong royong, Berkebinekaan global, berpikir kritis,dan kreatif). 

Refleksi 
Kita sebagai CGP diharapkan mampu merefleksikan pemahaman materi pembelajaran dari modul 1.1 dan 1.2 untuk melakukan elaborasi pemahaman dengan beberapa pertanyaan dari petunjuk kerja modul 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3. 

Visi 
Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan 

Pemahaman saya tentang Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA)
Inkuiri Apresiatif adalah sebuah menejemen perubahan dalam dunia pendidikan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan dengan mengedepankan potensi inovatif dan kreativitas dalam suatu organisasi bekerja secara bersama-sama dalam satu kekuatan yang paling tinggi memiliki kekuatan positif untuk mendorong kekutan/energi positif dalam melaksanakan visi. Maka dalam IA dimulai dari dari mengali kekuatan kekuatan positf yang selanjutnya untuk menyusun suatu rencana-rencana perubahan. Dalam praktiknya kita disekolah dapat menerapkan hal ini dengan cara, mengali/mengidentifikasikan kekuatan kekuatan positif yang dimiliki oleh sekolah untuk mengali dan mencari segala keuatan yang mampu membawa ke perubahan yang lebih baik. Sehingga segala kekurangan ataupun kelemahan yang ada disekolah dapat bicari solusinya dengan cara menyelaraskan semua kekuatan yang ada pada sekolah untuk mewujudkan visi dan misi setiap warga sekolah. Pada kegiatan ini saya melakukan perubahan dengan Pembelajaran yang menarik, yang berikutkan digunakan metode BAGJA akan teridentifikasi terkait pelaksanaan terhadap perubahan yang terukur. 

Peran Pendidik dalam Mewujudkan Peserta Didik dengan Profil Pelajar Pancasila. 
Harapan kita semua bahwa peserta didik mampu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan cara jiwa yang trampil dan berkompeten dalam segala hal sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan. Hal ini kita sebagai pendidik harus mampu menuntun dan meciptakan peserta didik memiliki nilai nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan dengan cara kita memulai dari diri kita sendiri dengan harapan peserta didik mampu melihat dan meniru apa yangsudah kita berikan kepada peserta didik. Syarat terpenting dari seorang pemdidik supaya dapat dijadikan tauladan yang biak bagi peserta didik yaitu sifat keteladanan, kedisiplinan dan yang paling peling penting yaitu membawa peruahan perubahan pendidik yang yang meiliki profil Pelajar Pancasil. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul pada segenap murid di Indonesia dengan cara memberikan keteladanan yang konsisten. 

Bagaimanakah peran kita sebagai CGP ? 
Kita simak pengertian dari guru penggerak, guru penggerak seorang pemimpin pelajaran yang mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik serta mengimplementasikan pembelajaranyang berpusat kepada peserta didik, dapat menjadi contoh tauladan, menjadi agen transpormasi ekosintem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Pelajar Pancasila adalah peserta didik Indonesia yangselalu belajar (sepanjang hayat) yang memiliki SDM yang unggul serta memiliki dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam praktik kehidupannya. 

Pelaksanaan di Sekolah 
Rencana tindakan saya di sekolah yaitu melakukan pendekatan yang saya mulai dari mengidentifikasikan nilai-nilai positif yang sudah ada pada sekolah saya, selanjutnya saya mencari bagaimana nilai-nilai positif saya pertahankan, kemudian saya mengaplikasikan strategi yang dalam wujud membawa perubahan ke arah yang lebih baik, sekolah perlu menyelaraskan kekuatan nilai-nilai positif terhadap visi sekolah serta visi dari seluruh warga sekolah Hal ini dapat dimulai dari prestasi -prestasi yang dimiliki oleh peserta didik seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sifat gotong royong, kemandirian, beriman, berkarakter, kreatif, dan berkebhinekaan tunggal ika. Mengambil hikmah yang ada disekolah baik dari pendidik ataupun peserta didik seperti budaya yang multikultur (Suku Lampung, Suku Jawa, Suku Medan, Suku Manten, Suku Sunda) sehingga dengan adanya hal ini pendidik diharapkan mampu menjalankan peran untuk memperkuat atau mempertebal rasa saling menghormati, menghargai perbedaan yang ada supaya menciptakan kehidupan yang bahagia satu sama yang lain. Melihat dari modal yang sudah kita miliki sudah barang pasti kita sebagai pendidik perlu mengaplikasikan dan mempraktikan supaya menjadi budaya(kebiasaan) yang baik untuk sekolah sehingga akan melahirkan SDM yang cerdas dan unggul serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang akan membawa terwujudnya profil Pelajar pancasila. 

Harapan Baik 
Seorang pendidik memiliki harapan yang baik yaitu Mewujudkan Peserta didik yang berkarakter Pancasila dan memiliki kompetensi yang unggul dalam Bingkai Kebhinekaan sehingga perlu dikembangkan dimensi Profil Pelajar Pancasila dengan tetap menpraktikan nilai-nilai filosofis Kihajar Dewantara.

Read More »
09 October | 1komentar

3.2.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Mendidkusikan Aset, potensi sumber daya Sekolah

Tujuan Pembelajaran Khusus: 
  1. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya. 
  2. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya. 
Kegiatan selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. 
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Studi Kasus 1 
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. 
Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 
Pertanyaan 
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? 
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Kondisi yang biasanya nyaman dengan siswa pilihan, setelah program zonasi Bu Lilin kaged dengan kondisi anak yang lebih heterogen dari segi kepandaian, disiplin dan tentunya motivasi belajar. Sebagai kepala sekolah harus memberikan pengarahan terhadap kondisi yang ada jadikan itu semua sebagai sebuah tantangan terhadap seberapa besar kompetensi para guru yang sebenarnya.
Bu Lilin lebih fokus dengan kekurangan sehingga mungkin Beliau kurang dapat menggali potensi potensi sebagai aset dan kekuatan yang dimiliki oleh murid muridnya yang sekarang
Kasus 1: Pada Kasus Ibu Lilin terjadi karena adanya perubahan kebijakan politik, dimana pemerintah menggulirkan aturan dalam penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi. artinya seluruh calon peserta didik baru dengan jarak tertentu dari rumah ke sekolah sesuai ketentuan juknis PPDB dan kuota yang ada wajib diterima apapun kondisi calon peserta didik tersebut. tentu akan sangat berbeda sekali bagi Ibu Lilin saat melaksanakan pembelajaran dengan peserta didik yang memang kondisi baik fisik maupun psikologisnya sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. sebagai kepala sekolah memberikan saran dan masukan kepada Ibu Lilin seharusnya Ibu Lilin menyesuaikan kondisi siswanya dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. dengan pembelajaran berdiferensiasi maka Ibu Lilin dapat memenuhi kebutuhan belajar muridnya sesuai dengan kesiapan, kemampuan, profil belajar murid-muridnya dan minat belajar murid.
Studi Kasus 2 
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan 
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? 
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Pak Pur memiliki sebuah pilihan untuk pengembangan diri sebagai guru dan berkarir. Meskipun Pak Pur sdh menjadi pengawas, Pak Pur dapat sharing knowledge berkaitan dengan kemampuan Beliau sebagai guru yang dinantikan oleh siswa
Kasus 2: 
Menurut saya dengan sikap Pak Pupur yang merasa sedih saat direkomendasikan untuk mengikuti seleksi calon Pengawas Sekolah kurang tepat. hal ini dikarenakan jika dilihat dari portofolio, nilai hasil uji kompetensi Guru, telah memenuhi syarat. seharusnya pak Pupur bangga dengan rekomendasi Kepala Sekolah tersebut. karena jika nanti dalam seleksi Pengawas sekolah, 
Pak Pupur dapat lolos, maka ia dapat mengimbaskan pengetauhuan dan pengalamanya kepada orang yang lebih banyak. ia akan memiliki modal politik untuk dapat menggerakan kepala sekolah dibawah pengawasanya untuk membuat kebijakan dengan mengakomodir semua masukan dari warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

untuk pak pur, menurut saya pak pur mulai menilai dan melihat nilai kebermanfaatan atas dirinya manakala beliau menjadi kepala sekolah atau menjadi guru biasa di sekolah, menurut saya, saat pak pur mampu memberikan kebermanfaatan yang lebih besar saat menjadi kepala sekolah atas poetnsi dirinya maka seleksi tetaplah dicoba demi kebaikan bersama dan kemajuan pendidikan secara khusus dalam sekolah tersebut.
Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat memutuskan menerima usulan atau menolaknya. Akan tetapi sebelum memutuskan, harus meminta berbagai pertimbangan yang lebih matang agar keputusan yang diambil oleh dirinya merupakan putusan yang terbaik. Senadainya saya Kepala sekolah saya akan mengajak mengobrol pak Pupur menanyakan baik- baik mengapa bersedih jika di promosikan sebagai calon Pengawas Sekolah? Saya akan memberikan saran kepada pak Pupur untuk memahami bahwa pak Pupur mempunyai aset kekuatan yang sangat bagus sebagai Guru, tetapi akan lebih baik lagi jika aset yang pak Pupur miliki di sebarluaskan atau di tularkan kepada banyak Guru, salah satu cara untuk berbagi adalah menjadi Pengawas sekolah. Karena salah satu tugas pengawas sekolah adalah mengarahkan Guru untuk menjadi Guru yang baik dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jadi Pak Pupur dapat menjadi salah satu aset penting dalam kemajuan komunitas sekolah.

Read More »
19 June | 0komentar

Kumpulan Tugas Mulai dari Diri Guru Penggerak

Program pendidikan ini merupakan wujud komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi murid-murid Indonesia. Melalui individu-individu yang proaktif dan memiliki kepedulian terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia, maka dibentuklah program pendidikan guru penggerak. 
Guru Penggerak menggali lebih dalam tentang jati diri, mengasah berbagai keterampilan manajemen sekolah serta memperkaya dan menunjang sumber daya manusia yang berkualitas dan mumpuni. Semua kegiatan ini akan dilakukan melalui pelatihan daring (dalam jaringan) maupun tatap muka dengan pemodelan pelatihan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik/pelatihan. Semoga hal yang telah saya lalui dapat membantu Bapak/Ibu semua.


Download Mulai Dari Diri CGP

Tabel Mulai Dari Diri CGP

No
Mulai Dari Diri Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
25 August | 0komentar

Lokakarya 7 CPG Angkatan 6 Kab. Purbalingga


Kegiatan Lokakarya 7 Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 dengan tema kegiatan Panen Raya Hasil Belajar dilaksanakan pada 28 s.d. 29 April 2023 bertempat di SMA Negeri 1 Padamara, Purbalingga. Kegiatan ini diikuti oleh 119 Calon Guru Penggerak angkatan 6. Rangkaian kegiatan lokakarya 7 dimulai pada Jumat 28 April 2023. Masing-masing CGP untuk menyampaikan tentang program yang sudah dipersiapkan. Berikutnya CGP diminta untuk melakukan kegiatan evaluasi terhadap proses selama mengikuti kegiatan dari awal sampai pada kegiatan di lokakarya 7 yang dipandu oleh pengajar praktik. 



Pada tanggal 29 April 2023 kegiatannya adalah melaksanakan Gelar Pameran Hasil Belajar. Berupa produk yang telah dihasilkan selama Pendidikan. 
Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga mewakili Bupati dan juga dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 9 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jateng diwakilkan oleh Kasi SMK Bp. Drs. Suwanto,MPd.


























Read More »
30 April | 0komentar