Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query kebutuhan ruang. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query kebutuhan ruang. Sort by date Show all posts

My Channel in Youtube

My channel Youtube

Pembelajaran jarak jauh tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaannya. Demikian halnya dengan penggunaan virtual learning yang cukup berpotensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya memberikan peluang atau membuka kesempatan komunikasi antara peserta belajar, bahan belajar yang tidak terikat oleh ruang dan waktu (Hariani dan Wastuti, 2020). 
Keberadaan pembelajaran jarak jauh dapat menumbuhkan konsep baru dalam pembelajaran yang tidak perlu terikat oleh ruang dan waktu yang sama agar terwujud adanya keefektifan dan keefisienan pembelajaran. Adapun kelemahan pembelajaran jarak jauh yang menimbulkan banyak kontra di masyarakat adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan dan pemeliharaan fasilitas belajar utamanya internet dan teknologi komputer atau gawai.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dengan basis virtual menjadi kebutuhan baru semenjak kebijakan social distencing diberlakukan. Padahal jika mengacu pada hasil survei Indonesian Digital Report (2020) kebutuhan internet di masa sebelum Covid-19 telah meningkat cukup tajam. Ajuran untuk melakukan kegiatan work from home semakin membuat lonjakan kebutuhan internet di Indonesia. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi dan internet dalam masa pandemi menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat mengingat segala aktivitas masyarakat yang melibatkan interaksi secara fisik semakin dibatasi dengan ajuran untuk memanfaatkan sarana media sosial sebagai sarana intermediasi.

Thumbnail Youtube

Online content activities mendominasi pemanfaatan internet di tahun 2020. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Digital Report, We Are Social (2020) menunjukkan bahwa kegiatan menonton video online melalui saluran youtube menempati peringkat pertama sebagai media yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berikut disajikan hasil survei We Are Social 2020 tentang social media platforms yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai pengajar/guru penulis juga memanfaatkan media Youtube sebagai media untuk menyampaaikan kepada siswa terkait dengan tutorial menggambar menggunakan aplikasi. Interaksi yang dilakukan oleh siswa beragam. 
Komunikasi yang dibangun pertama adalah melalui chat Whatsapp sebagai media yang langsung bisa diakses siswa. Pemberian materinya. Ada beberapa kendala penggunaan Youtube sebagai media pembelajaran yang diakses siswa, yng utama kendala sambungan internet berkaitan dengan sebagaian besar siswa hanya memiliki pulsa untuk chat.







Read More »
01 October | 0komentar

PKB Guna Mendukung Profesi Guru

Media Pembelajaran Berbasis Blog/Web

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalismenya. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik. 
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah bagian penting dari proses pengembangan keprofesian guru yang merupakan tanggungjawab guru secara individu sebagai masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus mendukung kebutuhan individu dalam meningkatkan praktik keprofesian guru dan fokus pada pemenuhan dan pengembangan kompetensi guru untuk mendukung pengembangan karirnya. 
Kegiatan ini mencakup lain pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif, yang bertujuan untuk: 
  1. Pengembangan diri, untuk mencapai kompetensi dasar yang disyaratkan bagi profesi guru. 
  2. Pengembangan diri untuk pendalaman dan pemutakhiran pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensinya sebagai guru. 
  3. Peningkatan keterampilan dan kemampuan guru untuk menghasilkan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. 
  4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan yang menunjang pengembangan karirnya sebagai guru. 
  5. Pemenuhan kegiatan lain yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan guru saat ini dan kebutuhan guru saat ini dan di masa mendatang.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 17, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, jumlah minimum angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/jabatan guru dari unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah sebagai berikut.

Jumlah Angka Kredit yang di Persyaratkan

*) bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d, wajib melaksanakan presentasi ilmiah.

Read More »
23 December | 0komentar

Ruang Kolaborasi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

Tabel 3.1 Ide Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Murid

KSE yang dikembangkan Bentuk Implementasi Skenario Penerapan
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran( apayang dilakukan dan dikatakan guru) Deskripsi tambahan: siapa yang terlibat, dimana, waktu dan durasi, dan kebutuhan/perlengkapan
Kesadaran Diri 1. Berdoa Guru meminta murid untuk memimpin berdoa “Sebelum pelajaran dimulai silahkan Ketua kelas untuk memimpin berdoa” Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas pada saat pembelajaran dari awal sampai akhir 1 menit.
2. Bernafas dengan kesadaran penuh Guru meminta murid utk berhenti melakukan kegiatan apaun dan menarik nafad dalam2 dan kemudian melepaskan perlahan sebanyak 3x “Marilah anak2 kita menarik nafas dalam2 kita focus pada pikiran kita apay g kita rasakan Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas pada saat pembelajaran dari awal sampai akhir, pada saat pembelajaran kurang lebih 4 menit.
Manajemen Diri 1. Berorganisasi, Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif Guru Meminta murid utk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran (KBM) Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas, Instruktur pada saat kegiatan inti pembelajaran waktu sesuai dengan kegiatan KBM
2. Refleksi diri Guru melakukan refleksi/ menyimpulkan terhadap pembelajaran yang dilakukan. “Mari kita membuat kesimpulan Bersama dari kegiatan KBM dan diharapkan untuk semua siswa dapat merefleksikan diri dalam setiap kegiatan seperti mengelola emosi, focus Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas, waktu 10 menit
Kesadaran Sosial 1. Menghargai pendapat orang lain Guru meminta murid untuk saling menghargai pendapat atau ide2 dalam diskusi. “Mari kita menghargai pendapat/ide orang lain dalam setiap kegiatan diskusi" Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas pada saat kegiatan inti pembelajaran
2. Menunjukan kepedulian pada orang lain Guru meminta siswa untuk berempati terhadap orang lain “Marilah kita sebagai mahluk social utk selalu peduli dengan rekan kita dan lingkungan” Yang terlibat murid di kelas pada saat kegiatan inti pembelajaran waktu setiap saat.
Keterampilan Relasi 1. Menerapkan 5S (senyum,salam,sapa, sopan dan santun) Guru membiasakan kepada siswa untuk menerapkan 5S baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Yang terlibat adalah semua ekosistem sekolah waktu fleksibel. Perlengkapan Poster budaya positif
2. Pembelajaran kolaboratif yg berdiferensiasi Guru membuat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa Yang terlibat adalah guru siswa tempat dilingkungan sekolah
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab 1.Strategi sederhana yang digunakan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggungjawab dengan strategi kerangka POOCH (Problem,Option,Outcome,Chois) Menyadari bahwa berpikir kritis sangat berguna baik didalam maupun diluar kelas Guru membimbing mmengarahkan dan membantu kemampuan mengambilkan keputusan yang bertanggungjawab Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas pada saat kegiatan inti pembelajaran
2. Pendekatan personal Jika ada siswa yang melanggar keyakinan kelas guru memanggil siswa tersebut utk kelas melakukan pendekatan personal sesuai dengan segitiga restitusi “Cob akita pahami dan kita terapkan tentang keyakinan kelas yang telah disepakati” Yang terlibat adalah guru dan murid di kelas pada saat kegiatandilingkungan. Poster keyakinan

Tabel 3.2 Ide Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional untuk Rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Sekolah
 
Bentuk (Menjadi Teladan, Belajar atau Berkolaborasi) KSE yang akan dikembangkan Skenario Penerapan
Deskripsi Kegiatan Penguatan Deskripsi tambahan: siapa yang terlibat, di mana, waktu dan durasi, dan kebutuhan/perlengkapan
Kolaboratif Manajemen diri MGMP Sekolah Guru mapel masing-masing MGMP dalam penyusunan perangkat pembelajaran awal tahun pelajara Kebutuhan/ Pelengkapan: Silabus/CP, Sumber belajar, Internet, Laptop, ATK.
Menjadi teladan Ketrampilan berelasi Mempraktekan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif, misalnya dalam setiap kepanitiaan Yang terlibat adalah guru, pelaksanaannya di sekolah sebelum dan saat pelaksanaan kegiatan, yang dibutuhkan adalah program kerja, laptop, ATK
Belajar Manajemen diri IHT merancang dan membuat media pembelajaran Yang terlibat adalah guru, pelaksanaannya di sekolah di awal tahun pembelajaran, yang dibutuhkan adalah Nara sumber, Materi,laptop, jaringan internet

Read More »
27 November | 0komentar

Menghitung Type Rumah Type 36/72


Type rumah 36 pada pembahasan kali ini memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 KM/WC serta teras. Desain rumah type 36 ini tidak menggunakan garasi pada perencanaan, dari luas tanah 72 meter persegi  membuat taman di bagian depan dan belakang lebih luas. Untuk kedepan di renovasi jika membutuhkan karena memiliki kendaraan. 
Rumah ini memiliki dua kamar tidur yang dipisahkan oleh kamar mandi. Ruang tamunya menyatu dengan ruang makan, sedangkan dapur bisa diletakkan di taman belakang. Kelebihan desain ini adalah terdapat lekuk berliku di bagian teras yang bisa dijadikan pemanis dalam hal estetika. 
Dengan desain yang tepat, denah rumah type 36 juga bisa mengakomodasi semua kebutuhan pemilik rumah. 
Pertama kita menghitung luas rumah (luas tanah yang digunakan untuk bangunan rumah) dengan menggunakan sket gambar dengah di bawah ini.

Pada gambar atas masing-masing luas denah sudah tertera 

1. Teras luasnya 4,5 m2
2. Kamar Tidur Utama luasnya 9,8 m2
3. R.Tamu dan Keluarga luasna 12 m2
4. Km/WC luasnya 2,55 m2
5. Kamar Tidur luasnya 7,5 m2
6. Ruang depan KM/WC luasnya 2,55 m2

Dari jumlah semua didapat luas rumah/bangunan adalah 38,9 meter persegi. Seperti diketahui bersama bahwa kesepakatan Type rumah yang ada di Indonesia adalah Type rumah 21, 36, 45, 54, 60, 70 dan 120.
Maka luas rumah yang tertera di atas adalah memiliki Type 36/72.



Read More »
28 November | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.2

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.2 ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu kedua mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannnya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh seorang calon guru penggerak. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings; dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 yang berkaitan tentang Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, maka kami melanjutkan ke materi 1.2 mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini saya mulai dengan mempelajari materi kemudian kami diminta untuk membuat trapesium usia. Trapesium usia ini merupakan gambaran diri saya dimulai dari mengawali Pendidikan yang saya tempuh di usia taman kanak-kanak sampai pada usia sekarang bekerja sebagai guru. Pada saat usia sekolah kami diminta mengingat satu dari beberapa kejadian positif dan negatif yang pernah saya alami. Pada saat proses membuat trapezium usia, saya dapat mengingat betul walau kejadiannya sudah sangat lama terjadi baik itu mengenai hal positf dan negative yang pernah saya alami yang berkaitan dengan guru saya dulu. 
Disini saya menyadari bahwa peran guru sangat berpengaruh kepada saya. Saya harus bisa menjadi seorang guru yang nantinya memberikan pengaruh positif kepada peserta didik saya, dan berusaha sebaik mungkin tidak memberikan pengaruh negative kepada anak sehingga momen ini menjadikan sebagai jekadian negative yang akan dikenang selamanya oleh peseta didik saya. Kemudian pada materi selanjutnya, saya diminta untuk mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran (pemimpin belajar). 
Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak, lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia. Selanjutnya saya dan teman-teman diarahkan pada ruang kolaborasi oleh fasilitator kami untuk berdiskusi Bersama, yang nantinya kami dibgai-bagi kedalam beberapa kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yakni pada tanggal 13 Septembr 2022 untuk diskusi Bersama kelompok kecil kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 September 2022 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian di beri pertanyaan dan tanggapan oleh kelompok lainnya. Saya tergabung dalam kelompok 6 bersama ibu Roni dan Bapak Catur. 
Di dalam kelompok ini, kami diminta membuat karya yang berisi gambaran singkat yang berbasis kekuatan nilai lalu merancang satu kegiatan yang sesuai dengan satu peran GP yang kelompok pilih. Pada diskusi ini kelompok kami, memilih peran sebagai coach bagi guru lain untuk sharing materi kepada rekan guru lainnya mengenai penilaian berbasis literasi dan numerasi. Keesokan harinya pada tanggal 21 September 2022 kami kegiatan Elaborasi Pemahaman 1.2 secara virtual pukul 15.30 s.d 17.00 WIB Bersama In Bapak Reddison, M. Pd. Beliau memaparkan materi secara terperinci dan jelas, sehingga saya semakin memahami materi pada modul 1.2 berkaitan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak serta mendapat banyak pemahaman baru hasil dari diskusi dan intruktur melalui tanya jawab yang dilontarkan ataupun tanggapan oleh CGP lainnya dari beberapa daerah lain.
     


2. Feeling (Perasaaan)
Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi menegtahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu. 
Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Kemudian tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. 
Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.
3. Findings (Pembelajaran)
Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi menegtahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu. Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. 
Kemudian tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.

4. Future (penerapan)
Penerapan ke depan (Rencana) pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak. Saya akan memulai dari diri saya sendiri untuk memperbaiki cara mengajar, menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan, berpihak pada murid dan penuh dengan inovasi. Menerapkan pembelajaran didalam dan luar ruangan dan yang paling penting menciptakan kenyamanan murid dalam belajar. Saya mewujudkan mandiri belajar dari berbagai sumber dan media untuk meningkatkan kualitas diri saya semacam mengikuti webinar, pelatihan dan melanjutkan Pendidikan saya ke jenjang berikutnya. Mencoba berfikir reflektif dan matang dalam menentukan sikap dan tindakan dan keputusan saya.

Read More »
22 August | 0komentar

Taman di Tepi Sungai, Danau atau Pantai


Pemanfaatan Tepi Sungai Serayu (Banjarnegara) untuk dermaga wisata Rafting


Desain lanskap pada kawasan ini adalah bertujuan untuk memenuhi keperluan wisata dan rekreasi, perlindungan sungai, ekologi, perlindungan flora dan fauna serta dapat digunakan sebagai potensi industri berbahan kayu.
 


Kebutuhan Ruang
Sempadan sungai dengan lebar 20 m supaya disediakan untuk ruang lanskap dengan tujuan : Zon untuk hutan buatan serta kehidupan satwa (wild life)  maksudnya untuk tujuan lanskap dan daya tarik kepada wild life. Zon untuk umum dan pemeliharaan  dapat dibuat dari gabungan elemen soft scape dan hard scape. Maksudnya adalah untuk tujuan rekreasi dan pemeliharaan habitat. Space tepi pantai harus disediakan selebar 20 m dari tepi pantai untuk tujuan lanskap dan pemelihataan habitat serta rekreasi. Space tepi danau juga disediakan sekurangnya 20 m mengelilingi danau dan ditujukan untuk lanskap, rekreasi dan pemeliharaan habitat.

Jenis Tanaman 
Tanaman hendaklah dari satu jenis saja di sepanjang kedua tepi sungai dan dari jenis yang mengurai serta dahan yang menyebar, seperti Salix babylonica (Janda Merana). Pohon yang mempunyai batang yang tegak dan lurus perlu juga ditanam di kawasan tebing sungai. Gunakan tanaman yang dapat menarik unggas dan serangga lain, seperti kunang-kunang, dll, khususnya di kawasan yang berawa. Hindari penggunaan tanaman yang mudah menggugurkan daunnya, seperti Acacia spp (Akasia). Untuk kawasan tepi pantai, hendaklah digunakan tanaman yang tahan terhadap tiupan angin kencang, berakar tunggang dan berdaun halus.

Read More »
30 April | 2komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.4

Pada kesempatan ini saya akan menulis tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan Guru penggerak di materi Modul 1.4 yaitu tentang Budaya Positif. Jurnal Dwi mingguan ini harus saya tulis untuk menggambarkan refleksi saya setelah mempelajari Modul 1.4 dan ini merupakan tugas setelah berakhirnya modul yang dipelajari sebagai seorang Calon Guru Penggerak. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 1. 4 ini dalam artikel ini dengan model refleksi 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. Facts (Peristiwa)
Setelah mempelejarai modul 1.3 tentang visi guru penggerak kami melanjutkan ke modul 1.4 tentang budaya positif. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pembelajaran modul 1.4 sudah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2022 dengan mempelajari materi tentang eksplorasi konsep yang kami pelajari secara mandiri. Pada modul 1.4 tentang Budaya Positif ini banyak ilmu baru yang saya pelajari. Dimulai dengan kegiatan Mulai Dari Diri, dengan mempelajari sub modul dengan tujuan pembelajaran khusus mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. Kemudian dilanjut ke sub modul Eksplorasi konsep yang mencakup beberapa bagian yaitu : Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Lima Posisi Kontrol, Teori Motivasi, 
Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, dan yang terakhir Segitiga Restitusi. Pada tanggal 14 Oktober 2022 kami bertemu di ruang kolaborasi yang didampingi dengan fasilitator Ibu Sulastri membahas tentang beberapa kasus murid yang ada di sekolah. Kami dibagi menjadi 3 kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan menyelesaikan kasus tersebut dengan segitiga restitusi, serta menjelaskan posisi kontrol. Ruang kolaborasi dilanjutkan pada hari berikutnya yaitu pada tanggal 17 Oktober 2022, pada pertemuan ini setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. 
Diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Ada beberapa masukan dari teman dan Fasilitator untuk ditambahkan dalam persentasi kami. Dan selanjutnya kami upload di LMS. Setelah itu kami mendalami materi dalam kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama instruktur pada tanggal 21 Oktober 2022. Pemahaman saya bertambah jelas setelah mendapat pencerahan dari instruktur. Kemudian saya diminta untuk membuat Koneksi antar materi, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang. Dan di akhiri dengan membuat Aksi Nyata. Dengan harapan setelah mempelajari sub-sub modul tersebut calon guru penggerak akan mampu menjadi motor penggerak perubahan budaya positif di satuan Pendidikan masing-masing dengan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan agar tercipta ekosistem sekolah yang lebih berpihak pada murid sesuai dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara.
2. PERASAAN/FEELING
Perasaan saya selama mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif ini adalah senang dan semakin termotivasi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan pendidikan guru penggerak. Selain itu saya juga berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan dan menjalankan budaya positif yang diterapkan di kelas dan di sekolah. Dimulai dari penetapan keyakinan dan kebijakan kelas yang disepakati dan ditaati oleh seluruh murid di kelas masing-masing. Penerapan posisi kontrol juga menjadi perhatian bagi saya, Yangg dulu saya memposisikan diri pada posisi control pemantau dan penghukum sekarang belajar berada posisi control manager dalam penyelesaian permasalahan murid.
3.PEMBELAJARAN/FINDING
Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.4 adalah bahwa sebagai calon guru penggerak harus mampu menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan menerapkan segitiga restitusi sebagai solusi ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas. Kenapa dengan segitiga restitusi? karena restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Dan saya merasakan hal tersebut memang benar, menyelesaikan masalah dengan hukuman tidak menyelesaikan masalah justru membuat keadaan semakin rumit. Segitiga restitusi adalah penyelesaiannya. Dengan segitiga restitusi masalah selesai dengan damai dan anak-anak pun tidak kehilangan identitas mereka, justru mereka Kembali dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.
4.PENARAPAN KE DEPAN (FUTURE)
Setelah mempelajari modul 1.4 ini yaitu tentang budaya posistif maka saya lebih paham tentang Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Lima Posisi Kontrol, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, Segitiga Restitusi. Perubahan yang saya rasakan adalah saya merasa harus tergerak, bergerak dan menggerakkan orang-orang yang ada di sekitar saya untuk segera mengetahui materi yang saya dapatkan ini. Hal yang akan saya lakukan untuk melakukan perubahan yang positif dengan lebih memperhatikan kebutuhan peserta didik, menggunakan posisi kontrol sebagai manager dalam menangani kasus siswa, menerapkan segitiga restitusi dan selalu menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif disekolah dengan berkolaborasi dengan warga sekolah dan berbagai pemangku kepentingan, meskipun hal tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar karena melakukan perubahan yang sudah menjadi kebiasaan tidak lah mudah. Tapi kita harus bergerak menuju perubahan yang lebih baik

Read More »
24 August | 0komentar

Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran IPAS


Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berfungsi untuk membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Atau dengan kata lain, setelah mempelajari mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik. 
 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) meliputi integrasi antara social sciences dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Segala aspek kehidupan bersosial dalam kebhinekaan, keberagaman agama, dan saling bergotong royong tercakup dalam social sciences. Adapun interaksi antara manusia dengan alam, serta melihat berbagai fenomena yang terjadi dengan alam, mampu dijelaskan secara logis dan ilmiah dengan natural science. Sehingga melalui integrasi keduanya (social science dan natural science), kita mampu memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dengan arif dan bijaksana.

Permasalahan yang melibatkan aspek manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan alam, terjadi akibat kurangnya kesadarpahaman akan sains. Kita sebagai makhluk sosial tidak hanya membutuhkan manusia lain dalam masyarakat, tetapi juga sangat bergantung dengan alam. Oleh karena itu sains hadir untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitar secara ilmiah. Pada akhirnya peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran sains dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.
Tujuan Mapel IPAS
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial bertujuan untuk membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hardskill dan softskill), diantaranya: 
  • menerapkan pola pikir, perilaku, dan membangun karakter peserta didik untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta permasalahan yang dihadapi; 
  • mampu menelaah manfaat potensial dan risiko dari penggunaan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial;
  • mampu membuat keputusan yang lebih berdasar dengan menggunakan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial serta teknologi; 
  • mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi melalui sains baik masalah individu maupun masyarakat. 
Karakteristik Mapel IPAS
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial memiliki objek kajian berupa benda konkret dan non konkret yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik, yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh setiap orang dan memiliki langkah-langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang logis dan ilmiah.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dikemas dalam bentuk projek (project-based learning) yang mengintegrasikan beberapa elemen konten/materi. Tiap projek dilaksanakan untuk mencapai elemen kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang terdiri dari tiga elemen dan dikontekskan dengan karakteristik masing- masing bidang keahlian.
Pada elemen mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial tersebut tercakup 7 (tujuh) aspek, yaitu: makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial, dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada mata pelajaran ini berbasis projek.
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di masyarakat. Keterampilan yang ditumbuhkan dalam PjBl diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis. 
Penilaian kinerja pada PjBL dapat dilakukan secara individual atau kelompok dengan memperhitungkan proses dan kualitas produk yang dihasilkan, kedalaman pemahaman konten yang ditunjukkan, dan kontribusi yang diberikan pada proses realisasi projek yang sedang berlangsung. PjBL juga memungkinkan Peserta didik untuk merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri, dan membuat keputusan yang mempengaruhi hasil projek dan proses pembelajaran secara umum, dan mempresentasikan hasil akhir produk.

Berikut adalah aspek IPAS dan deskripsinya pada semua bidang keahlian.

No.

Aspek IPAS

Deskripsi

1

Makhluk hidup dan lingkungannya

Aspek ini meliputi keterkaitan antara makhluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan dan hewan yang saling bergantung kepada lingkungannya baik berupa tanah, air, energi. Hubungan makhluk hidup dan lingkungannya dapat digambarkan sebagai individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

2

Zat dan perubahannya

Aspek ini meliputi jenis dan sifat zat yang dibedakan secara kimia dan fisika, ciri-ciri dari perubahan zat secara fisika, kimia dan biologi, serta unsur senyawa campuran. Berbagai jenis zat dapat dibedakan dari sifat dan perubahan secara fisika dan kimia. Zat dapat tersusun atas unsur, senyawa dan campuran yang dalam kehidupan sehari-hari dapat ditinjau secara perspektif ekonomi kreatif dan sosial.

3

Energi dan perubahannya

Aspek ini meliputi dasar-dasar besaran dan pengukuran, energi dan perubahannya berkaitan dengan segala sesuatu yang mampu membuat sebuah benda untuk melakukan sebuah usaha dan bentuk. Energi dan perubahannya mencakup perubahan energi kimia, listrik, panas dan mekanik serta energi terbarukan.

4

Bumi dan antariksa

Aspek bumi dan antariksa berkaitan dengan materi gravitasi universal. Struktur Bumi yang terdiri dari interior bumi, litosfer, lempeng tektonik, dan gempa bumi. Struktur bumi meliputi hidrosfer, atmosfer, dan medan magnet bumi. Materi ini juga mencakup iklim, cuaca, musim, perubahan iklim serta mitigasi bencana.

5

Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu

Aspek ini berkaitan dengan pemahaman terhadap kondisi sosial dan lingkungan alam dalam konteks lokal dan regional, nasional, hingga global. Selain itu, aspek ini juga terkait dengan pembelajaran tentang kondisi geografis Indonesia dan pengaruhnya terhadap aktivitas sosial, ekonomi, dan politik. Mempelajari konektivitas dan interaksi, mengasah kemampuan berpikir kritis, memahami efek sebab dan akibat.

6

Interaksi, Komunikasi, Sosialisasi, Institusi Sosial, dan Dinamika Sosial

Aspek ini berkaitan dengan pembentukan identitas diri, merefleksikan keberadaan diri di tengah keberagaman dan kelompok yang berbeda-beda, serta mempelajari dan menjalankan peran sebagai warga Indonesia dan bagian dari warga dunia. Mempelajari tentang interaksi dan institusi sosial, peluang dan tantangannya, mempelajari dinamika/problematika sosial, faktor penyebab dan solusinya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kemaslahatan manusia dan bumi.

7

Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Aspek ini berkaitan tentang peran diri, masyarakat serta negara dalam memenuhi kebutuhan bersama. Menganalisis faktor-faktor penyebab kelangkaan, permintaan, penawaran, harga pasar, bentuk-bentuk pasar, serta inflasi. Mengidentifikasi peran lembaga keuangan, nilai, serta fungsi uang konvensional dan digital). Mendeskripsikan pengelolaan, sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran keuangan keluarga, perusahaan serta negara. Mengidentifikasi hak dan kewajiban dalam jasa keuangan. Aspek ini menjadi salah satu ruang berlatih bagi peserta didik untuk memberikan kontribusi ke masyarakat, memenuhi kebutuhan hidup di tingkat lokal namun dalam perspektif global.

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL 

Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial terdiri dari tiga elemen kompetensi yang mengacu pada kompetensi literasi saintifik, yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah, mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah, menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah. Berikut ini adalah elemen dan capaian pembelajaran pada semua bidang keahlian:

No.

Elemen

Deskripsi

1

Menjelaskan fenomena secara ilmiah

Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau membuat prediksi sederhana disertai dengan
pembuktiannya.
Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik juga mengaitkan fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan teknis pada bidang keahliannya.

2

Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah

Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain percobaan ilmiah.

3

Menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah

Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari berbagai sumber untuk membangun sebuah argumen serta dapat mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah. Peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang benar diambil dari tabel hasil, grafik, atau sumber data lain.
Peserta didik merencanakan dan melaksanakan aksi sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap tahapan kegiatan yang dilakukan.

 Sumber : dari berbagai Sumber


Read More »
26 July | 0komentar

Mulai Menulis Dengan Passion Kita


Founder Tangga Edu, Farrah Dina


Resume Belajar Menulis Online kali ini saya akan memulai dengan “Menulislah !, Karena tanpa Menulis Engkau akan Hilang dari Sejarah” P. Ananta Tour. Menulislah Menjadi seorang penulis, memiliki kesempatan untuk membuat sejarah dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengikuti jejaknya. Dalam dunia ini ada dua jenis kelompok manusia, yakni mereka yang adalah korban sejarah atau pembuat sejarah. Sebagaimana dituliskan oleh P.Ananta Tour diatas. 
Pemateri pada 6 Mei 2020 adalah Ibu Farrah Dina. Beliau dilahirkan di Jakarta, 17 Maret 1980 
Pendidikan : 
  1. Tokyo Gakugei University, Tokyo, Jepang, Teacher Training Program Jurusan Curriculum Theory (2014) 
  2. State University of New York, College at Buffalo Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007), 
  3. Institut Pertanian Bogor Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (2003). 
Kesehariannya beliau sebagai pendidik, pelatih guru, dan penulis. Ibu Farrah juga adalah pendiri Tangga Edu dan telah menulis 20 judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru dan orangtua serta buku-buku bergambar untuk anak.

   


Menerbitkan buku adalah mewujudkan ide kita agar ada sepanjang masa. Membuat buku dan menerbitkan buku adalah sesuatu yang berbeda. Salah satu hal yang bisa ditinggalkan adalah menulis buku. Yang menjadi masalah adalah bagaimana membuat karya, mengasahnya menjadi sebuah karya yang baik.
Seorang filsuf Prancis yang dikenal sebagai filsuf modern mengatakan membaca buku sama dengan berbicara dengan orang-orang di masa lalu. Menulis buku dan menerbtkan buku adalah dua hal yang berbeda. Karena itu, jauh lebih baik jika seorang penulis bertekun dahulu dalam menulis sampai karyanya berkualitas dan sangat dibutuhkan, maka akibat dari itu adalah menerbitkan buku. 
Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis hingga menerbikan buku adalah 4R yaitu: 
1. Renjana (=passion) 
2. Rutin 
3. Review 
4. Ruang 

Renjana 
Renjana adalah sesuatu yang sangat menarik. Mudah dilakukan dan menyenangkan. Karena itu, mulailah dari sesuatu yang dikuasai dengan baik. Cara paling mudah untuk terus menulis adalah merasa sukses untuk melakukan sesuatu. Ibu Farrah memiliki renjana dalam menulis buku anak. Hal tersebut lahir dari kebutuhan dan untuk anak sendiri karena, banyak buku impor, namun sering tidak tepat dengan kondisi sendiri. 

Rutin 
Bukan hanya rutin menulis tapi rutin membaca. Dengan membaca akan otomatis terbingkai untuk menjadi sebuah bahan bacaan. Kosa kata membaca berkaitan dengan kosa kata menulis. Seringlah membaca banyak buku dengan genre masing-masing. Rutin menulis kapanpun dan dimanapun. Penulis hebat selalu menyediakan waktu khusus dan tempat khusus untuk menulis. Sebab, suasana di tempat demikian akan sangat membantu dalam menemukan ide untuk menulis. Saat dalam perjalanan dan tidak bisa menulis, rekamlah peristiwa menggunakan audio recorder untuk membantu merekam tulisan. Lalu, saat mulai menulis gunakanlah rekaman logika, emosi, dan pancaindera. 

Review 
Setelah memiliki kumpulan ide dan tulisan, buatlah review. Sebelum di-review, saat masih dalam model draf tulislah apa adanya. Tak usah mempertimbangkan siapa tokoh, waktu, detail tempat, dan sebagainya. Saat di-review baru dibuat detail semuanya. Misalnya, melihat siapa pasar dari buku yang akan diterbitkan. Siapa audiens dari buku ini. 

Ruang bagi pembaca 
Saat melakukan review berikan ruang bagi pembaca. Artinya, berikan kesempatan bagi pembaca untuk memberikan feedback positif saja, tetapi juga apa yang pembaca merasa sulit untuk mengerti. Misalnya, saat buat buku anak-anak minta anak-anak untuk membaca dulu dan berikan masukan. Bisa juga bagikan di medsos, meminta kolega dan keluarga untuk membaca bukunya. Itu hqal yang baik untuk memberikan motivasi tersendiri dan masukan yang berarti.

Read More »
07 May | 5komentar

Refleksi Modul 1, 2 dan 3 Guru Penggerak


Refleksi akhir berkaitan rangkaian pembelajaran modul Calon Guru Penggerak (CGP) adalah melakukan refleksi keseluruhan modul. Modul  pada program guru penggerak terdiri dari/ meliputi Modul 1 yang terdiri dari Modul 1.1, Modul 1.2. Modul 1.3, Modul 1.4, Modul 2 yang terdiri dari Modul 2.1, Modul 2.2, Modul 2.3, dan Modul 3 yang terdiri dari Modul 3.1, Modul 3.2, dan Modul 3.3 modul pada program pendidikan guru penggerak angkatan 6 yang dimulai pada tanggal 24 Agustus 2022. Merefleksikan dengan menggunakan model 4 F (Fact, Feeling, Finding dan Future). 


Fact (Peristiwa) 
Aktivitas pembelajaran diawali mulai Modul 1.1 hingga modul 3.3. Alur pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan guru penggerak ini menggunakan alur MERDEKA yaitu  Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antar Materi; dan ditutup dengan Aksi Nyata. 

Modul 1.1 
Tentang paradigma dan memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Melakukan refleksi terhadap hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan pada saat ini. 
Modul 1.2 
Mempelajari tentang nilai dan peran guru penggerak. 
Modul 1.3 
Mempelajari visi guru penggerak dengan menerapkan prakarsa perubahan menggunakan model BAGJA kemudian saya mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. 
Modul 1.4 
Mempelajari bagaimana membangun budaya positif di sekolah. 

Modul 2 yaitu tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. 
Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi yang terbagi menjadi tiga yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda. 
Modul 2.2 
Mempelajari pembelajaran sosial emosional diharapkan saya mampu mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang menunjang pembelajaran. Kemudian yang terakhir 
Modul 2.3 
Melakukan praktik komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar seorang coach serta menerapkan praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran. 
Pada modul 3 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dimulai dari 
Modul 3.1 
Melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. 
Modul 3.2 
Tentang pengelolaan sumber daya di sekolah meliputi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana prasarana, agama dan budaya, politik yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid. 
Modul 3.3. 
Tentang program yang berdampak positif pada murid dengan cara mengembangkan kegiatan berkala seperti membuat program yang berdampak positif pada murid, memfasilitasi komunikasi murid, orangtua dan guru serta menyediakan peran bagi orangtua terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. 


Feeling (Perasaan) 
Perasaan saya peroleh setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak ini tertantang untuk mengimplementasikan aksi nyata dengan merubah paradigma berpikir saya selama ini tentang pendidikan. Pendidikan bukan hanya transfer ilmu, melainkan menuntun anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Selain itu pada pendidikan guru penggerak mendapat banyak ilmu baru. Bagaimana saya melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan murid yang beragam. Bagiamana saya membangun budaya positif. Bagaimana cara mengambil keputusan pada kasus dilema etika, bagaimana cara supervisi akademik yang baik yang menggunakan praktek coaching. Serta bagaimana saya bisa membuat program-program yang berdampak positif pada murid dengan memaksimalkan semua aset yang ada di sekolah. 


Finding (Pembelajaran) 
Pengetahuan dan pengalaman luar biasa yang saya terima sebagai calon guru penggerak pemimpin pembelajaran. Salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap pelaksanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pembelajaran yang mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik dari minat, kesiapan belajar dan profil belajar peserta didik. Saya belajar mengenai cara memberdayakan potensi murid melalui coaching. Mengubah paradigma berpikir saya dari pemikiran berbasis kekurangan menjadi berbasis kekuatan atau aset. Belajar mengambil keputusan berdasarkan 3 prinsip 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.Belajar cara melibatkan murid dalam penyusunan program. 


Future (Penerapan) 
Setelah mempelajari modul 1 hingga modul 3, saya akan melatih diri saya secara terus menerus dengan teknik teknik yang ada dalam modul sehingga menjadi cakap. Tak hanya itu saya juga akan mencoba mengenal dan menganalisis aset, kekuatan, potensi yang dimiliki sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk dapat diberdayakan untuk pengembangan sekolah kedepannya. Memanfaatkan aset sekolah secara maksimal untuk dapat digunakan dalam pembelajaran supaya bisa menggali potensi murid. Mencoba berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk dapat menerapkan pendekatan berbasis aset atau kekuatan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan khususnya di sekolah saya. Selain itu saya akan terus belajar dan menganalisis tentang program-program yang berdampak positif pada murid. Kemudian saya akan membagikan praktek baik kepada rekan sejawat tentang kepemimpinan murid dan berkolaborasi dengan teman CGP lainnya, kepala sekolah, komunitas praktisi, dan sebagainya dalam menyusun dan membantu melaksanakan program yang berdampak positif pada murid. Serta saya akan selalu berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik yang tentunya dengan tujuan murid akan mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya menjadi murid merdeka sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Read More »
08 May | 0komentar

Pembangunan Rumah Dengan Sistem Rumah Tumbuh

Istilah rumah tumbuh adalah berkaitan dengan tahapan pembangunan. Ada beberapa alasan tahapan tersebut tetapi yang terjelas adalah berkaitan dengan dana.
Istilah ini hanya berlaku bagi kelas menengah kebawah.Untuk kalangan the have jelas tidak usah berpikir panjang melakukan pembangunan rumah secara bertahap. Jelas sekali bahwa pembangunan rumah atau mungkin rehab rumah yang melihat pada penambahan ruangan atau perbaikan berkelanjutan jelas karena terkendala masalah uang.
Berikut beberapa tips berkaitan dengan pembangunan atau rehab rumah yang bertahap/ tumbuh:
1. Ada rencana pengembangan misal gambaran ruang baru.Atau lebih baik sudah didesain sebuah rumah jadi.
2. Perhatikan berkaitan dengan beton, misalkan dak, kolom dan balok. Ini yang sangat penting diperhatikan kaitan berkelanjutannya. sehingga tidak membongkarnya.
3. Untuk beton, dak/plat, kolom dan balok perlu dibuat stek, tulangan dibiarkan tidak dicor semua.
Gambar dari:http://sarastiana.blogspot.com
tips membangun rumah tumbuh yang bukan hanya sesuai kebutuhan, ketersediaan dana, tapi juga sesuai prinsip estetika bangunan:

1. Tentukan konsep rumah tumbuh sesuai luas lahan 
Bila sudah mantap membangun rumah tumbuh, pemilik rumah sebaiknya menentukan ke arah mana rumah tumbuh akan dibangun. Apakah ke atas (rumah bertingkat) atau ke samping? Bila lahan untuk mendirikan rumah tidak terlalu luas, pilihan menambah satu atau dua lantai ke atas adalah yang paling mungkin dilakukan. Sedangkan pengembangan rumah ke arah vertikal bisa dilakukan bila lahan yang tersedia cukup luas (misalnya lebih dari 90 meter persegi). 
Meski demikian, perlu diperhatikan juga agar pengembangan rumah nantinya tidak mengubah kondisi yang sudah ada, misalnya taman, teras, atau ruang terbuka lainnya. Renovasi atau pengembangan rumah juga sebaiknya tidak memaksa pemilik rumah mengubah elemen lain seperti sistem pencahayaan dan ventilasi rumah. Pengubahan elemen-elemen kecil semacam ini bukan hanya akan menambah pengeluaran, tapi juga waktu pengembangan rumah.

2. Perencanaan denah, pondasi, dan saluran air rumah tumbuh 
Setelah mengetahui orientasi arah rumah tumbuh, ide itu sebaiknya diwujudkan dalam bentuk denah. Denah rumah sebaiknya dirancang dengan orientasi penambahan ruang tanpa banyak mengubah denah awal, karena denah nantinya juga menjadi acuan pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). IMB wajib dimiliki pemilik rumah sebelum melakukan pembangunan, bahkan untuk renovasi rumah di atas lahan sendiri pun perlu dibuat IMB baru. 
Dalam IMB rumah tumbuh luas rumah yang direncanakan bisa dicantumkan, sehingga tidak menyulitkan pemilik rumah di tahap pembangunan selanjutnya. Skala prioritas juga akan menjadi pedoman dalam membangun pondasi rumah tumbuh, baik untuk mengembangkan rumah secara horizontal maupun vertikal. 
Bila pembangunan rumah tumbuh berorientasi ke samping atau horizontal, tulangan struktur sebaiknya mengarah ke luar agar memudahkan struktur bisa disambung pada tahap pembangunan di masa mendatang. Sedangkan bila rumah tumbuh akan dikembangkan ke atas atau vertikal, pondasi maupun kolom sebaiknya dibuat agar mampu menahan beban bangunan dua lantai (atau lebih). Dengan cara ini, pemilik rumah bisa menghemat biaya penyuntikkan beton yang normalnya dilakukan untuk memperkuat struktur bangunan awal.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah, volume air buangan akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah ruangan. Penambahan kamar mandi, dapur, atau luas atap akan membuat volume air kotor dan air hujan membesar. Bila sudah berencana membangun rumah tumbuh, sebaiknya instalasi pipa air kotor yang dipasang di bawah rumah menggunakan pipa berukuran besar atau layak untuk menampung air kotor rumah dengan luas yang sudah direncanakan sejak awal.

3. Tentukan Bagian yang dibangun untuk perencanaan Pembangunan Berikutnya
Hal ini penting karena dengan menentukan bagian-bagian yang dibangun saat ini (sesuai dengan bagdet Tentunya). Rumah sudah bisa di huni. Sehingga menekan biaya kontrak rumah. Dan pada saat pembangunan berikutnya sebisa mungkin rumah masih kita tinggali.



Read More »
02 December | 0komentar

Lanskap Tepi Jalan

Sebagai wujud memanusiakan pemakai jalan yang terutamanya pejalan kaki, maka sangat diperlukan tanaman sebagai pelengkap trotoar/ badan jalan. Tujuan dirancangnya lanskap pinggir jalan ini adalah untuk mewujudkan lingkungan jalan yang serasi, yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengarah, teduhan, pelindung dari silau lampu kendaraan, penghalang bunyi, dan untuk memperindah pemandangan serta tidak kalah penting adalah untuk mengurangi partikel dan timbal akibat asap kendaraan bermotor. Anda bisa juga artikel sebelumnya tentang lanskap tepi sungai.

Kebutuhan Ruang
Zon lanskap yang meliputi kawasan jalan kaki dan kawasan penanaman perlu disediakan pada kedua tepi jalan yang disesuaikan dengan lebar jalan.
Lebar Jalan
Lebar untuk Lanskap
(Minimum)
Lebar untuk     Pembagi Jalan
(Minimum)
12 m
20 m
30 m
40 m
50 m
3 m
3 m
3 m
3,5 m
4 m
-
2 m
2,5 m
3 m
4 m

 photo Lanskaptepijalan1_zpsa6b4bd85.jpg  photo Lanskaptepijalan2_zpsb30253af.jpg
  1. Beri jarak minimal 3 m dari jaringan listrik dan telepon untuk menhindari kecelakaan atau pemotongan dahan tanaman yang tidak diinginkan.
  2. Gunakan tanaman yang berlainan karakter dan jenisnya untuk menegaskan adanya persimpangan jalan.
  3. Penanaman pohon di persimpangan harus memperhatikan pandangan pengemudi.
  4. Penanaman pohon pada bundaran jalan diharuskan memperhitungkan garis pandang dan keselamatan pengemudi.
Penanaman perlu memperhitungkan kedudukan utilitas lain, seperti lampu, selokan, papan tanda (sign board) dan bak sampah. Space untuk utilitas harus tersedia di kedua tepi jalan agar dapat dipisahkan antara jaringan listrik dan telepon serta jaringan air dan selokan.

Jenis Tanaman
  • Tanaman yang digunakan hendaklah tanaman yang tahan pencemaran, dahan yang tidak rapuh dan tidak mudah gugur.
  • Tanaman yang digunakan hendaklah yang tidak membahayakan bagi pemakai jalan, seperti tidak beracun dan berduri kuat.
  • Untuk meredakan kebisingan, gunakan tanaman bertekstur padat, bentuk yang mendatar dan tidak terlalu tinggi.
  • Pilih tanaman berakar tunjang agar tidak mudah tumbang oleh tiupan angin dan getaran akibat kendaraan.
  • Gunakan tanaman rendah untuk menghindari silau lampu kendaraan.
  • Gunakan tanaman yang mudah dalam pemeliharaannya.
Referensi:
 1. iftironi@ftsp.uii.ac.id
2. http://fcep.uii.ac.id/


Read More »
30 May | 0komentar

Perencanaan Sarana Ibadah Di Rumah


Fungsi rumah yang utama adalah untuk bertempat tinggal, melindungi dari berbagai kemungkinan buruk akibat cuaca, iklim dan dari keadaan yang mengancam (binatang dan pencurian). Tetapi berkembangnya peradaban dan kebutuhan manusia memungkinkan kebutuhan lain atas fungsi rumah ini yaitu kebutuhan akan rohani, sehingga diperlukan ruang khusus untuk sholat. Terutama sholat sunah.
Keberadaan mushola dirumah ini janganlah meniru keberadaan masjid ditempat-tempat umum sebut saja di Mall. Sungguh ironi dan memprihatinkan, keberadaan tempat ibadah ini....terpencil, sulit dijangkau...terkesan kumuh.
Hanya pesan moral saja semoga penempatan mushola di rumah mendapat tempat yang layak.
Bagi umat muslim, sholat merupakan ibadah yang wajib dijalankan. Ditambah kegiatan ibadah yang lain seperti membaca Al Quran dan lain sebagainya. Namun banyak diantara kita tidak mengalokasikan sebuah ruangan dirumah dengan dekorasi yang tepat untuk mendukung kegiatan ibadah tersebut. Padahal dengan desain dan dekorasi yang benar, aktifitas ibadah dirumah dapat menjadi lebih khusuk.

Sebelum membangun mushola dirumah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diaantaranya : 

MEMPERLIHATKAN UKURAN
Hal pertama yang perlu Anda perlihatkan adalah ukuran luas mushola. Ukuran minimum yang baisa digunakan 70 cm X 140 cm untuk satu orang. Jika Anda ingin mendesain tiga shaf dengan peruntukan 3 orang per shaf maka ukuran ruangan yang diperlukan sekitar 2,5 X 4 m.
MENYESUAIKAN ARAH KIBLAT
Arah mushola disesuaikan dengan arah kiblat agar penggunaan ruangan menjadi lebih efektif. Anda bisa menutup dengan dinding yang permanen agar aktifitas sholat dapat berlangsung lebih khusuk. Namun Anda juga bisa menggunakan sebuah partisi ruangan dirumah Anda dan juga arah kiblat sholat.
FURNITURE
Rak atau lemari tempat penyimpanan peralatan ibadah sebaiknya ditempatkan di area yang mudah dijangkau. Lemari minimalis dengan model yang simpel dengan pilihan yang tepat.
MENYESUAIKAN WARNA
Warna interior ruangan mushola sebaiknya dipilih warna yang dingin dan menyejukkan mata. Contohnya warna hijau muda, kre, biru muda, salem dan warna-warna pastel. Jangan menggunakan warna-warna yang terang dan panas. Jika Anda ingin memadupandankan warna, pilihlah warna yang senada atau netral dan jangan memilih kombinasi warna yang kontras.
MEMILIH KARPET
Anda bisa memilih sajadah yang tebal agar proses ibadah sholat terasa nyaman. Anda bisa juga menggelar sebuah karpet tebal lebih dahulu di bawah permukaaan sajadah. Motif dan pola karpet sebaiknya yang polos.
TATA CAHAYA
Tata cahaya ruangan mushola juga perlu dilihatkan. Pencahayaan yang cukup dan juga tidak berlebihan.
MEMBERIKAN PENGHARUM
Hadirkan kenyamanan dalam ruangan mushola dengan menyebarkan aroma wewangian.

Read More »
30 November | 0komentar