Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cgp. Sort by date Show all posts

Pendampingan Individu 4

 

Bersama Pengajar praktik Bapak Muhammad Saefudin (Mr.Sae) dilaksanakan Pendampingan Individu (PI) 4 pada Hari Jumat, 24 Februari 2023. Pada pelaksanaan pendampingan individu 4 ini melakukan beberapa kegiatan

terdapat 4 Bagian awal pendampingan dengan beberapa pertanyaan oleh pendamping praktik.

Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan. Lembar observasi yang dimaksud merupakan lembar observasi yang sama dengan yang digunakan saat simulasi tatap muka virtual dengan fasilitator ditanyakan proses yang sudah berjalan selama satu bulan terakhir dan hal-hal yang dianggap sebagai capaian selama satu bulan tersebut Apresiasi kemajuan-kemajuan yang disampaikan oleh Calon Guru Penggerak. 

Bagian inti pendampingan Jelaskan tujuan khusus pendampingan Diskusi terkait praktik coaching bersama rekan sejawat: 

Sebelum melakukan praktik coaching, Pendamping/ Pengajar Praktik mendiskusikan rencana coaching yang terdapat dalam lembar observasi (di lampiran). Calon Guru Penggerak bersama rekan sejawat yang sudah diminta untuk latihan coaching mempraktikkan coaching di depan Pendamping/Pengajar Praktik (rekan sejawat menjadi coachee). 

Pendamping/Pengajar Praktik memberikan umpan balik terhadap praktik coaching pada lembar observasi yang telah diisi di bagian komentar. Setelah Calon Guru Penggerak bersama rekan sejawat praktik coaching, Calon Guru Penggerak dan rekan sejawatnya dipandu melakukan refleksi setelah praktik coaching dengan menggunakan pertanyaan kunci: Menurut Bapak/ Ibu apa saja hal baik dari praktik coaching yang sudah dilakukan? Apa saja hal yang menurut Bapak/ Ibu perlu ditingkatkan dari praktik coaching-nya? Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah melakukan praktik coaching pada rekan Bapak/ Ibu? 

Mintakan juga refleksi rekan sejawatnya: 

Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana Bapak/ Ibu CGP dalam mempraktikkan coaching kepada Anda? Apa hal baik yang Anda rasakan dari praktik coaching ini? Jika ada yang perlu dikembangkan, bagian mana yang menurut Bapak/ Ibu perlu dikembangkan lebih lanjut? Diskusi observasi kelas oleh rekan sejawat dengan pertanyaan kunci: Bagaimana pengalaman Bapak/ Ibu ketika meminta rekan guru lain mengobservasi praktik pembelajaran yang Bapak/ Ibu lakukan di ruang kelas? Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana praktik pengajaran yang terjadi saat dilakukan observasi? Apa komentar rekan guru yang mengobservasi setelah melakukan observasi praktik mengajar Bapak/ Ibu? Apa hal-hal yang sudah baik yang sudah Bapak/ Ibu lakukan di kelas dan apa hal-hal yang menurutnya perlu Bapak/ Ibu perbaiki? Apa hal yang ingin Bapak/ Ibu ketahui atau perbaiki setelah melakukan praktik mengajar tersebut berdasarkan respons dari murid Bapak/Ibu? 

Diskusi mengenai aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 (Pendamping/Pengajar Praktik melihat serta bagaimana tugasnya) Bagaimana tugas aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 yang Bapak/ Ibu sudah coba kerjakan? Adakah kendala/ kesulitan yang dihadapi? Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu selama mengerjakan tugas tersebut? Apa hal yang bisa Bapak/ Ibu ambil pelajarannya dari mengerjakan tugas tersebut? Apa rencana atau perbaikan ke depannya berdasarkan aksi nyata tersebut? 

Bagian akhir pendampingan Melakukan refleksi terhadap proses pendampingan saat ini: Setelah Bapak/ Ibu menjalani program PGP ini apa hal yang menurut Bapak/ Ibu paling Bapak/Ibu kuasai dari materi-materi yang sudah dipraktikkan? Materi apa yang Bapak/ Ibu rasakan masih membingungkan dan ingin dipelajari lebih dalam? Mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih telah berbagi praktik baik yang sudah dilakukan dari pembelajaran daring. Memotivasi untuk tetap mencoba meminta umpan balik dari rekan guru, murid, dan mempraktikkan coaching baik ke rekan guru lainnya atau ke murid.

Pendamping/ Pengajar Praktik mengingatkan CGP untuk mengisi Lembar Pengecekan Mandiri Kompetensi untuk Lokakarya 5 Pendamping/ Pengajar Praktik melakukan pendokumentasian lembar observasi yang telah diisi, kemudian memberikan lembar tersebut kepada CGP untuk dipelajari kembali Melakukan penilaian terhadap proses refleksi Calon Guru Penggerak berdasarkan rubrik pada lampiran. Mengisi Jurnal Pendampingan dalam LMS, mengisi daftar hadir, dan rencana pendampingan selanjutnya. Jika ada hal-hal terkait pembelajaran daring yang perlu diketahui oleh fasilitator, maka perlu dicatat dalam Jurnal Komunikasi di LMS.





Read More »
27 February | 0komentar

Kumpulan Tugas Demontrasi Kontekstual

Dalam demonstrasi kontekstual, calon guru penggerak diminta untuk membuat sebuah rencana penerapan materi yang dipelajari di sekolah. Calon guru penggerak diminta membuat artikel, video, komik, poster, lagu, puisi, dan sebagainya. Tugas Demontrasi Kontekstual CGP

Tabel Kumpulan Tugas Demontrasi Kontekstual CGP

No
Demontrasi Kontekstual Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
07 September | 0komentar

Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.1

Tradisi Nyadran


Hari ini, tanggal 1 September 2022 melaksanakan kegiatan ruang kolaborasi modul 1.1. kegiatan kali ini adalah presentasi tentang filosifi KHD yang berkaitan dengan sosio kultur di wilayah CGP. peserta CGP di ruang kolaborani ini adalah 10 orang dengan dua orang PP dan satu fasilitator sebagai narasumber. presentasi dari kelompok ini memberikan gambaran bahwa filosofi KHD yang berkaitan dengan sosio kultur. 
Pada kegiatan ini berupa diskusi dengan sesama CGP dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat untuk menebalkan laku murid dan menuntun kekuatan kodrat murid yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal (budaya) daerah asal Anda. 
Hasil kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya menjadi dasar pengetahuan dan pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.Pada kegiatan ini kita berdiskusi dengan 5 anggota kelompok untuk mengeksplorasi nilai-nilai luhur sosial budaya di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan konteks diri (kekuatan kodrat) murid sebagai manusia dan anggota masyarakat. Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang dapat menjadi kekuatan

Read More »
31 August | 0komentar

Lokakarya 3 CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga

CGP Angkatan 6 dari PP Ibu Enny dan Mr.Sae Bersama Ketua Panitia dari BBGP Jawa Tengah
Ibu Maniko

Lokakarya 3 angkatan 6 kali ini mengusung tema “Peran Pemimpin dalam Pembelajaran”, dimana tujuan lokakarya ini adalah mencetak Calon Guru Penggerak yang mampu mendemonstrasikan pemahaman mengenai pembelajaran berdiferensiasi, mindfulness dan integrasi 5 kompetensi sosial emosional dalam praktik mengajar, serta perencanaan strategi berbagi praktik baik. 
Pelaksanaan untuk CGP Angkatan 6 dari Kab. Purbalingga dilaksanakan di SMA negeri 1 Padamara. Pada Hari Sabtu tanggal 17 Desember 2022. 
Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri. 
Pelaksanaan lokakarya oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah jatuh pada hari Sabtu (17/12/2022) yang akan diselenggarakan di Kabupaten Batang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Rembang, Kabupaten Wonosobo, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal, serta Kota Magelang pada hari Minggu (18/12/2022). 
Total undangan peserta pada lokakarya kali ini mencapai 866 Calon Guru Penggerak disertai dengan 162 Pengajar Praktik yang terlibat. Diharapkan pelaksanaan Lokakarya 3 pada Angkatan 6 ini dapat berjalan dengan lancar dan tujuan dari lokakarya ini tercapai sesuai indikator yang telah ditetapkan. Melalui BBGP Provinsi Jawa Tengah, lokakarya terselenggara secara intensif dan merata. 




Read More »
19 December | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.3

Melakukan refleksi kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah dilakukan, khususnya pada modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Dalam menulis jurnal refleksi menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).
1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara, dan modul 1.2. tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 6 kabupaten Purbalingga mulai mempelajari modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, secara daring menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan alur MERDEKA yaitu: 
(1) Mulai dari diri 
Saya mulai mempelajari modul 1.3. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini saya mendapat tugas untuk membuat gambaran imajiku tentang murid di masa depan. Jadi, saya harus membuat satu gambar mengenai murid yang saya dambakan 5-10 tahun mendatang. Saya juga menjelaskan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita saya. Pada tugas ini impian murid saya adalah murid yang unggul dan religius, yang tentunya juga gambaran dari profil Pelajar Pancasila. 
Mengimajinasikan sosok murid impian adalah hal yang selama ini tidak terpikirkan, saya baru baru tersadar bahwa seharusnya seorang guru memiliki impian indah tentang murid-muridnya di masa depan dan memotivasi diri untuk mewujudkannya. Tugas yang telah saya buat dapat dilihat pada video berikut: 
(2) Eksplorasi konsep 
Di bagian eksplorasi konsep, saya diberi pengantar tentang paradigma inkuiri apresiatif. Di bagian pengantar, saya juga diberi puisi pemantik yang berjudul “Aku Melihat Indonesia” karya Soekarno. Setelah itu, saya mempelajari materi tentang “Berpikir Strategis”, “Inkuiri Apresiatif sebagai Paradigma”, “Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)”, “Tahapan BAGJA”, “Proses Inkuiri dalam BAGJA”, dan “Amati - Tiru – Modifikasi”. Setelah itu, saya melakukan refleksi mandiri tentang pengalaman yang sudah dilakukan menggunakan kanvas BAGJA. Setelah itu saya, melakukan diskusi asinkron. Ada dua topik dalam diskusi asinkron. 
1. Berbagi Visi Murid Impian 
2. Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiat 

(3) Ruang kolaborasi 
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok yang dipandu oleh fasilitator yaitu Ibu Yulia Verawati. dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui GMeet. Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 2 kelompok dan saya berada dikelompok 1 bersama Bapak Aziz, Bapak Catur, Ibu Roni, Ibu Caroline, Ibu Muhti, dan Bp.Anto. Di dalam kelompok ini, kami diminta membuat atau menyusun rencana BAGJA dari kalimat Prakarsa perubahan. 

(4) Demonstrasi kontektual 
Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas tentang penerapan inkuiri apresiatif dengan membuat Prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. 
(5) Elaborasi pemahaman 
Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.3. Beberapa pertanyaan yang akan mengguatkan pemahaman saya akan materi konsep di modul 1.3 adalah: 
1. Saat menyusun Kanvas Bagja secara kolaborasi dengan sesama CGP, Apakah harus sama dengan yang lain? 
2. Adakah ada aturan tertentu dalam pembuatan visi sekolah? 
3. Bagaimana cara mengolaborasikan visi sekolah jika setiap guru memiliki visi yang berbeda-beda dan mereka kukuh dengan visinya masing-masing? Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada tanggal 6 Oktober 2022 pukul 13.30 – 17.00 WIB. Instruktur yang memandu kegaiatan elaborasi adalah Ibu Karunianingtyas Rejeki.

(6) Koneksi antar materi 
Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, dan 1.3. Tugas di bagian ini adalah menjawab kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, dan Profil pelajar Pancasila pada murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif. Selain itu, saya juga harus membuat revisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan visi yang telah dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan di atas, ke dalam sebuah visi yang membuat saya bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya. 

(7) Aksi nyata 
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.3. yang diterapkan secara nyata. Di aksi nyata ini saya melakukan Prakarsa Perubahan dengan membuat kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa melalui media classpoint.

2. Feelings (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul 1.3., saya merasakan perasaan yang semangat, bangga, senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.3. ini saya bisa mempelajari materi tentang visi guru penggerak yang cukup mencerahkan bagi saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bisa lebih paham tentang apa itu inkuiri apresiatif, Prakarsa perubahan, dan tahapan BAGJA. Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang pembuatan prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Saya juga sangat tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah.
3. Findings (Pembelajaran)
Di Modul 1.3. saya mendapatkan materi tentang paradigma inkuiri apresiatif (IA), yakni pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Pendekatan IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi. Saya juga mempelajari tahapan BAGJA sebagai salah satu kegiatan dalam manajemen perubahan. Adapun tahapan dalam BAGJA adalah - Buat pertanyaan utama, - Ambil pelajaran, - Gali mimpu, - Jabarkan rencana, - Atur eksekusi.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak, saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal terbaik dalam menentukan prakarsa perubahan guna mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid agar tujuan pendidikan dapat tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara yaitu mewujudkan murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan. saya akan menerapkan inkuiri apresiatif untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah saya. Saya akan membuat prakarsa perubahan untuk mewujudkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tentunya akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Ke depannya peningkatan kualitas pembelajaran itu akan lebih cepat dalam mewujudkan siswa dengan karakter profil pelajar Pancasila. Sebelum itu, saya termotivasi untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat dan berkonsultasi dengan kepala sekolah dalam rangka merumuskan Visi Sekolah yang berpihak pada murid. Selain itu, saya juga akan mensosialisasikan paradigma inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA untuk mempermudah pencapaian Visi Sekolah.

Read More »
23 August | 0komentar

Tugas Demontrasi Kontekstual Modul 1.4 CGP

Tugas Demontrasi Kontekstual Modul 1.4 CGP membuat membuat contoh skenario praktik segitiga restitusi bagi calon guru penggerak. Demonstrasi kontekstual di modul 1.4 bertujuan agar calon guru penggerak dapat mempraktikkan pemahamannya tentang pelaksanaan segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya. 
Setelah mempelajari konsep-konsep inti di modul 1.4, calon guru penggerak harus bisa mendemonstrasikan pemahamannya secara kontekstual di sekolah. Pada tahap demonstrasi kontekstual, calon guru penggerak diharapkan dapat melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu murid di sekolahnya dengan beberapa ketentuan berikut: 
  1. Membuat skenario lengkap untuk melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap dua (2) kasus mengenai murid yang melanggar peraturan di sekolah. 
  2. Mengajak satu murid Anda untuk melakukan praktik segitiga restitusi tersebut. 
  3. Melakukan praktik segitiga restitusi sesuai dengan skenario. Setelah itu, meminta tanggapan murid mengenai perasaan mereka ketika melakukan praktik segitiga restitusi. 
  4. Merekam praktik segitiga restitusi sesuai dengan skenario yang telah dibuat beserta tanggapan dari murid dalam bentuk video. 
  5. Mengunggah video praktik segitiga restitusi ke kanal YouTube/Google Drive dan menyematkan tautannya pada LMS. 
Memperhatikan rubrik penilaian untuk demonstrasi kontekstual yang telah disediakan di LMS. Calon guru penggerak harus membuat skenario yang memuat praktik segitiga restitusi. Adapun segitiga restitusi terdiri atas tiga bagian, yakni menstabilkan identitas, validasi tindakan, dan menanyakan keyakinan.



Read More »
05 September | 0komentar

Lokakarya 6 CGP Angkatan 6 Kab. Purabalingga


Pelaksanaan Lokakarya 6 CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga dilaksanakan pada Hari Sabtu,01 April 2023 bertempat di SMAN 1 Padamara Purbalingga. 
Tujuan kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 : Lokakarya 6 ini diharapkan calon guru penggerak dapat; 
1. Menghasilkan rencana kerja 1 tahun untuk pengembangan sekolah 
2. Mengidentifikasi kekuatan dirinya yang mendukung program sekolah 
3. Menyusun rencana penguatan kompetensi diri untuk mendukung program sekolah

Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan pada Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 : Lokakarya 6 ini adalah peserta dapat; 
  1. Menghasilkan rencana pengembangan sekolah yang berdampak pada murid dan sesuai dengan kondisi/sumberdaya sekolah 
  2. Menghasilkan rencana penguatan kompetensi diri sebagai pemimpinan pembelajaran untuk mendukung pengembangan sekolah

Read More »
02 April | 0komentar

Tugas Elaborasi Pemahaman Modul 2.1 CGP

Sebelum sesi berdiskusi dengan Instruktur, CGP diminta untuk membaca materi yang penting yang berhubungn dengan pembelahan difernsiasi yaitu :
1. 7 Alasan mengapa pembelajaran diferensiasi dapat berhasil (unduh disini) dari https://www.wetyyuningsih.com
2. Beberapa Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi (unduh disini

Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi :
1. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemetaan kebutuhan murid ? 
2. Pengelompokan murid dalam mengerjakan tugas sesuai dengan minat, tetapi pada kenyataannya murid lebih memilih kenyamanan daripada minat dan bakat yang di miliki, sehingga mereka lebih memilih satu kelompok dengan teman dekat walaupun minatnya berbeda. 
Bagaimana solusi terbaik untuk masalah ini? 
3. Apakah pembelajaran diferensiasi harus dilakukan pada setiap bab yang kita ajarkan ke murid? Demikian tadi pertanyaan untuk sesi diskusi dengan Instruktur. Mudah- mudahan bermanfaat..

Read More »
15 September | 0komentar

Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2 CGP

Pada Ruang kolaboratif Modul 1.2 ini CGP berkolaboratif melakukan ide-ide, gagasan yang sesuai dengan Nilai-nilai yang dimiliki oleh Guru Penggerak. 
INOVATIF: Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna KOLABORATIF: Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya saing yang positif dan mampu mengomunikasikan kepada semua pihak mengenai pentingnya keberpihakan pada murid yang dikemas dalam perencanaan bersama media pembelajaran.
Tugas Kelompok Modul 1.2.ppt oleh Sarastiana Sarastiana

Read More »
03 September | 0komentar

Pendampingan Individu 6 CGP Angkatan 6 Kab. Purbalingga

Dalam pendampingan guru penggerak ini, kita juga belajar bagaimana melakukan evaluasi kegiatan yang diawali dengan menganalisis rantai hasil, manajemen resiko, monev, sampai ke perancangan laporan. Program yang dibuat ini pun awalnya berdasarkan pada BAGJA. Memang, CGP diberi pengetahuan-pengetahuan praktis dalam merencakan, melaksanakan, serta pelaporan kegiatan. Tentunya disamping praktik-praktik pembuatan keputusan serta pemetaaan aset serta pengelolaannya.Dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2023.









Read More »
29 March | 0komentar

3.3.a.6 Demonstrasi kontekstual Modul 3.3



Oleh 
Sarastiana,SPd,MBA 
CGP Angkatan 6 Kab.Purbalingga 

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid 


Tujuan Pembelajaran Khusus: 
CGP dapat mengembangkan ide dari ruang kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA. 


Dasar filosofi KHD 
Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat) 


Poin Komponen Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan 
  • Bernalar kritis, mengembangkan pelajar yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. 
  • Kreatif mengembangkan pelajar menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang orisinal. 


Karakteristik Lingkungan Pendukung Tumbuhnya Kepemimpinan Murid yang Akan Dikembangkan :
Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. 

PRAKARSA PERUBAHAN 


Raih Mimpi melalui Literasi Digital 
  • Peserta didik membiasakan diri dengan kegiatan literasi secara digital mengenai kompetensi keahliannya masing-masing, 
  • Peserta didik membuat ringkasan yang telah dibaca pada kegiatan literasi digitalnya 
  • Peserta didik dapat memanfaatkan kegiatan literasi digitalnya dengan membuat mind map tentang kompetensi keahliannya secara mendalam 
Literasi digital telah bergeser dari literasi baca tulis konvensional dengan menggunakan media cetak ke media elektronik yang lazim disebut literasi digital. Mengupayakan peserta didik mampu membangun kebiasaan baik yakni literasi digital. Kegiatan ini bertujuan memahami dan menerapkan Literasi digital dalam kehidupan sehari-harinya dikarenakan orientasi siswa lulus sekolah adalah bekerja dan telah memahami kompetensi keahliannya secara mendalam.

TAHAPAN BAGJA








Read More »
11 March | 4komentar

Pendampingan Individu ke-2

Pendampingan Individu ke-2

Hari Jumat, 02 Desember 2022 pelaksanaan pendampingan Individu 2 (PI2) dengan Pengajar Praktik dari SMAN 1 Purbalingga, Bapak Muhammad Syaefudin, SPd.  Untuk yang kedua Beliau mendampingi Saya sebagai CGP Angkatan 6 Kab.Purbalingga Jawa Tengah.  
Fokus dari pendampingan individu  ke-2 adalah : 
(a). Diskusi refleksi diri tentang lingkungan belajar di sekolah; 
(b). Diskusi refleksi perubahan diri setelah mempelajari modul 1.1, 1.2 dan 1.3; 
(c) Diskusi rencana merintis komunitas praktisi di sekolah, berdasarkan hasil pemetaan di lokakarya 1; (d). Mengkomunikasikan visi dan prakarsa perubahan ke KS dan warga sekolah SMK Negeri 1 Bukateja Purbalingga Jawa Tengah dengan dimoderasi oleh PP.
Dalam Pendampingan Individu (PI) kali ini lebih difokuskan pada implementasi modul 1.2 tentang nilai dan guru penggerak dilanjutkan modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Implementasi yang dilakukan di dalam kelas sangat memberikan manfaat pada anak didiknya. Anak-anak merasa ketagihan dengan pembelajaran berpusat pada siswa. 
Nilai Guru Penggerak adalah berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. Peran Guru Penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran (Profil Pelajar Pancasila), sebagai pelatih bagi rekan sejawat, mendorong terjadinya kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi, Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru Penggerak adalah mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran,
Dari implementasi yang sudah dilakukan terjadi perubahan di dalam kelas dan respon siswa sangat baik. Tugas-tugas yang sudah diberikan oleh fasilitator tidak harus menjadi beban. Sehingga, agar Program Guru Penggerak dapat berjalan dengan baik diperlukan konsistensi dan berkelanjutan. Dalam Pendampingan kali ini, CGP diajak untuk merevie tentang komunitas praktisi yang sudah dirintis pada lokakarya 1 bulan lalu.
Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep, Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama, dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, penting bagi semua anggota komunitas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas.
Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, penting bagi semua anggota komunitas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas.


Read More »
02 December | 0komentar

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Setelah itu CGP Mengundang Semua Unsur dalam satu Komunikasi Diskusi

Pada Aksi Nyata di Modul 3.2 ini CGP mengidentifikasi Sumber Daya dengan melakukan survey kepada Kepala Sekolah, Guru, Siswa Tokoh Masyarakat, Komite sekolah dan Masyarakat Lingkungan sekolah.
Sumber daya sebagai suatu komunitas sekolah adalah suatu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri. Dalam pengelolaan sumber daya oleh Pemimpin Pembelajaran dalam pemanfaatan pada aset-aset sekolah yang dimiliki dikelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran. Pemanfaatan sumber daya yang ada di sekolah menjadi modal utama dalam membangun kekuatan atau potensi dalam ruang lingkup warga sekolah, lingkungan dan masyarakat, yang bermuara pada kebermanfaatan bagi peserta didik. Sebagai sebuah ekosistem di sekolah sumber daya yang ada saling berhubungan/ interaksi atau hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. 
Faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup) ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, seperti hubungan antara Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan dan Sarana dan prasarana termasuk media pembelajaran dan sarana teknologi informasi.



Read More »
11 March | 0komentar

Tugas Elaborasi Pemahaman Modul 1.2 CGP


Pada Elaborasi Pemahaman Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak ini. Melakukan elaborasi pemahaman berkaitan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak. Sebelum melakukan elaborasi pemahaman bersama instruktur, CGP diminta untuk menuangkan berbagai pertanyaan mengenai materi Nilai dan Peran Guru Penggerak yang masih ingin digali lebih lanjut pada aktivitas ini. 
Diharapkan Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dapat mendorong rasa keingintahuannya dalam bentuk pertanyaan mendalam untuk dibahas bersama Instruktur. Jadi, bukan soal seberapa banyak pertanyaan yang disampaikan, namun seberapa pentingkah pertanyaan tersebut bagi Bapak/Ibu dalam menguatkan pemahaman pada Modul 1.2 ini.


Sebagai persiapan untuk berdiskusi bersama instruktur,ada beberapa hal yang perlu Anda laksanakan, yaitu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada instruktur ketika pertemuan tatap maya dengan instruktur Setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.2 ini, berikut beberapa pertanyaan yang masih muncul : 
 1. Dari beberapa nilai guru penggerak, nilai apakah yang harus dikuatkan pertama kali agar bisa mendukung tumbuhnya nilai-nilai yang lainnya?
2. Bagaimana cara menyiasati jika seorang guru penggerak akan melakukan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan zamannya, tetapi terkendala masalah sarana dan prasarana? 
 3. Bagaimana cara yang tepat untuk menggerakkan komunitas praktisi yang sudah ada, tetapi mereka kurang mendukung terhadap pemikiran Merdeka Mengajar/Merdeka Belajar?

Read More »
09 September | 0komentar

Demontrasi Kontekstual Modul 1.3


Durasi : 4 JP 
Moda: Penugasan mandiri 
Tujuan Pembelajaran Khusus: 
  1. CGP berlatih menerapkan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya. 
  2. CGP berlatih menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya. 

 “Strategi Pengenalan Kekuatan dan Potensi Murid” Menggunakan model perubahan B-A-G-J-A 

Tahap pertama, 
Buat Pertanyaan Utama
Pada tahap ini yang kita lakukan adalah merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan. 
Tahap kedua
Ambil Pelajaran. 
Pada tahapan ini, kita mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. 
Tahap ketiga, 
Gali Mimpi. 
Pada tahapan ini, yang dilakukan adalah menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
Tahap ketiga, 
Jabarkan Rencana. 
Di tahapan ini, merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. 
Tahapan terakhir, 
Atur Eksekusi. 
Pada tahapan ini, memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. 

Pada tugas demonstrasi konstektual kali ini saya akan membicarakan tentang kekuatan dan potensi murid rata-rata yang terkadang tidak kita perhatikan, karena terkadang kita hanya konsentrasi dengan murid- murid yang spesial, bermasalah atau yang sangat menonjol dalam prestasi akademiknya. 

 Prakarsa Perubahan : Pembelajaran yang menarik dan berpihak pada peseta didik 

Tahap pertama, 
B-uat pertanyaan (Define) 
 Pertanyaan: Bagaimana agar siswa tertarik untuk mempelajari Mapel kita ?


 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Hal baik dan menarik yang saya temukan pada murid rata-rata adalah 
1. Menerapkan pembelajaran yang inovatif
2. Mengaitkan proses pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari 
3. Murid rata- rata sangat respon dengan cepat tugas yang saya berikan. 
4. Murid rata-rata mempelajari semua sumber belajar yang saya berikan di LMS dan mengerjakan dengan sangat baik dan tepat waktu. 
5. Mengikuti apa yang saya minta dan arahkan setiap tugas. 
6. Hasil belajar murid rata-rata selalu di atas KKM bahkan mendapatkan nilai sempurna karena mengerjakan tugas sesuai dengan rubrik yang saya berikan. 


Tahap Kedua, 
A-mbil pelajaran (Discover) 
Pertanyaan Apa saja hal positif yang merupakan pengalaman atau pembelajaran yang diberikan oleh murid rata- rata? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Pengalaman dan pembelajaran positif dari murid rata- rata adalah : 
1. Karya catatan digital yang dibuat oleh murid rata- rata dengan menggunakan aplikasi Canva membuat saya sebagai guru jadi tertantang untuk mencoba aplikasi Canva sehingga saya menjadi bertambah ilmu. 
2. Video laporan praktikum yang dibuat oleh murid rata- rata membuat saya semakin tertantang untuk belajar IT dan menyadari bahwa kerja sama (team work) bagi murid SMA sangat penting dan sebagai modal dasar untuk semakin kreatif dan inovatif. 

Tahap Ketiga, 
G-ali mimpi (Dream) 
Pertanyaan Hal ideal yang harusnya terjadi pada pembelajaran di sekolah? Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Hal ideal yang harusnya terjadi pada pembelajaran di sekolah adalah 
  1. Semua murid mengerjakan tugas saya dengan baik dan tepat waktu 
  2. Semua murid antusias dalam mengikuti pembelajaran Kejuruan 
  3. Semua murid dapat memberi komentar di blog
  4. Semua murid mengerjakan tugas menggambar dan tepat waktu. 
  5. Semua murid mampu mengikuti sumber belajar yang saya berikan pada media interaktif dan semua antusias untuk mempelajari dengan baik mengikuti arahan saya sebagai Guru Kejuruan mereka. 
  6. Hasil belajar semua murid bagus, di atas KKM, semua kompetensi dasar terselesaikan dengan baik.
Tahap Keempat, 
J-abarkan rencana (Design) 
Pertanyaan Rencana apa yang akan dibuat untuk mewujudkan mimpi semua murid dapat antusias, respon dan mengerjakan semua tugas, arahan dari saya sebagai Guru Kejuruan? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan 
Rencana yang akan saya buat adalah
1. Pelaksanaan program tutor sebaya sehingga murid yang rata- rata akan saya minta untuk mendampingi murid yang masih kurang dalam menyelesaikan tugas menggambar. 
2. Memberikan kepercayaan penuh terhadap murid rata-rata agar mau mengaktualisasikan dirinya menjadi murid yang penuh prestasi dan inovatif. 
3. Membuat tugas dalam kelompok (team work), untuk menghitung volume RAB yang lebih suka untuk bekerja kelompok daripada bekerja sendiri, ini dapat dimanfaatkan untuk mengajak murid yang kurang respon menjadi respon mengerjakan semua tugas karena bersama dengan teman-temannya. 
4. Mengadakan refleksi setelah pembelajaran supaya mengerti apa yang dirasakan oleh murid-murid sehingga bisa menjadi bahan evaluasi saya membuat pembelajaran lebih baik lagi 

Tahap Kelima, 
A-tur eksekusi (Deliver) 
Pertanyaan Apa saja langkah yang diambil, siapa yang terlibat dan bagaimana strategi supaya visi tercapai? 
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan Langkah yang saya ambil untuk mencapai visi adalah 
1. Membuat program tutor sebaya 
2. Menggunakan media interaktif
3. Membuat tugas berkelompok (team work) 
4. Mengadakan refleksi pembelajaran dengan murid Yang terlibat dalam langkah perwujudan visi adalah :
  1. Murid rata-rata , untuk membantu program tutor sebaya dan media blog
  2. Rekan guru dalam satu sekolah terutama wali kelas dan guru BK untuk membantu bila terdapat murid yang bermasalah dalam proses pembelajaran 
  3. Kepala Sekolah dan Wakasek Kurikulum, dalam mendukung program untuk perwujudan visi saya sebagai Guru Penggerak. 
Strategi yang saya lakukan adalah 
  1. Memberikan kepercayaan penuh terhadap murid rata- rata akan bisa mengajak murid yang lain untuk antusias dan respon terhadap pembelajaran Kejuruan. 
  2. Memberikan reward berupa penambahan poin bagi murid rata- rata yang berhasil membimbing teman-temannya untuk antusias dan respon terhadap pembelajaran Kejuruan. 
  3. Mengadakan Refleksi pembelajaran dan selalu digunakan sebagai bahan evaluasi supaya pembelajaran makin inovatif dan berpihak pada murid. 
Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3

Read More »
05 October | 0komentar

Jurnal Refleksi Diri Pembelajaran Berdiferensiasi (Modul 2.1)


Modul 2 merefleksikan hasil dari kegiatan di LMS dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi Minggu ke-10 ini membahas materi pada Modul 2.1 bertemakan Pembelajaran Berdiferensiasi. Refleksi ini ditulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).

Peristiwa 
Perjalanan mempelajari modul 2.1 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 1. Kegiatan diawali dengan pre-test, Dengan soal Panjang sempat terkendala jaringan, hampir dalam mengerjaannya tidak cukup waktu. Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. 
Keyakinaan Kelas Modul 1.4

Perasaan 
Pada modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi membuat penasaran karena sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah ketuntasan materi. Efek/ dampak yang ada mengabaikan bahwa ada banyak keragaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid. 

Pembelajaran 
Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid. 



Penerapan
Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa.

Read More »
01 November | 0komentar

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.2

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.2 ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu kedua mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannnya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh seorang calon guru penggerak. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings; dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 yang berkaitan tentang Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, maka kami melanjutkan ke materi 1.2 mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini saya mulai dengan mempelajari materi kemudian kami diminta untuk membuat trapesium usia. Trapesium usia ini merupakan gambaran diri saya dimulai dari mengawali Pendidikan yang saya tempuh di usia taman kanak-kanak sampai pada usia sekarang bekerja sebagai guru. Pada saat usia sekolah kami diminta mengingat satu dari beberapa kejadian positif dan negatif yang pernah saya alami. Pada saat proses membuat trapezium usia, saya dapat mengingat betul walau kejadiannya sudah sangat lama terjadi baik itu mengenai hal positf dan negative yang pernah saya alami yang berkaitan dengan guru saya dulu. 
Disini saya menyadari bahwa peran guru sangat berpengaruh kepada saya. Saya harus bisa menjadi seorang guru yang nantinya memberikan pengaruh positif kepada peserta didik saya, dan berusaha sebaik mungkin tidak memberikan pengaruh negative kepada anak sehingga momen ini menjadikan sebagai jekadian negative yang akan dikenang selamanya oleh peseta didik saya. Kemudian pada materi selanjutnya, saya diminta untuk mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran (pemimpin belajar). 
Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak, lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia. Selanjutnya saya dan teman-teman diarahkan pada ruang kolaborasi oleh fasilitator kami untuk berdiskusi Bersama, yang nantinya kami dibgai-bagi kedalam beberapa kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yakni pada tanggal 13 Septembr 2022 untuk diskusi Bersama kelompok kecil kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 September 2022 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian di beri pertanyaan dan tanggapan oleh kelompok lainnya. Saya tergabung dalam kelompok 6 bersama ibu Roni dan Bapak Catur. 
Di dalam kelompok ini, kami diminta membuat karya yang berisi gambaran singkat yang berbasis kekuatan nilai lalu merancang satu kegiatan yang sesuai dengan satu peran GP yang kelompok pilih. Pada diskusi ini kelompok kami, memilih peran sebagai coach bagi guru lain untuk sharing materi kepada rekan guru lainnya mengenai penilaian berbasis literasi dan numerasi. Keesokan harinya pada tanggal 21 September 2022 kami kegiatan Elaborasi Pemahaman 1.2 secara virtual pukul 15.30 s.d 17.00 WIB Bersama In Bapak Reddison, M. Pd. Beliau memaparkan materi secara terperinci dan jelas, sehingga saya semakin memahami materi pada modul 1.2 berkaitan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak serta mendapat banyak pemahaman baru hasil dari diskusi dan intruktur melalui tanya jawab yang dilontarkan ataupun tanggapan oleh CGP lainnya dari beberapa daerah lain.
     


2. Feeling (Perasaaan)
Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi menegtahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu. 
Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Kemudian tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. 
Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.
3. Findings (Pembelajaran)
Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi menegtahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu. Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. 
Kemudian tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.

4. Future (penerapan)
Penerapan ke depan (Rencana) pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak. Saya akan memulai dari diri saya sendiri untuk memperbaiki cara mengajar, menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan, berpihak pada murid dan penuh dengan inovasi. Menerapkan pembelajaran didalam dan luar ruangan dan yang paling penting menciptakan kenyamanan murid dalam belajar. Saya mewujudkan mandiri belajar dari berbagai sumber dan media untuk meningkatkan kualitas diri saya semacam mengikuti webinar, pelatihan dan melanjutkan Pendidikan saya ke jenjang berikutnya. Mencoba berfikir reflektif dan matang dalam menentukan sikap dan tindakan dan keputusan saya.

Read More »
22 August | 0komentar