Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by date for query perkembangan teknologi.. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query perkembangan teknologi.. Sort by relevance Show all posts

Berpikir Komputasional dan Pemanfaatan Teknologi (Mapel KKA)

Tujuan KKA
Di era digital yang terus berkembang pesat, kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi menjadi krusial. Lebih dari sekadar penggunaan alat digital, kita dituntut untuk memiliki kecakapan digital yang mendalam, dimulai dari cara kita berpikir hingga cara kita menciptakan solusi. Artikel ini akan membahas empat pilar penting dalam membentuk warga digital yang kompeten dan bertanggung jawab: berpikir komputasional, literasi digital, pengelolaan data, dan berkarya dengan teknologi. Berikut tujuan dari pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA)

Terampil Berpikir Komputasional: 
Fondasi Pemecahan Masalah Berpikir komputasional adalah sebuah kerangka berpikir yang memungkinkan kita memecahkan masalah kompleks layaknya seorang ilmuwan komputer. Ini bukan hanya tentang coding, melainkan tentang bagaimana kita mendekati masalah secara logis, sistematis, kritis, analitis, dan kreatif. Ada empat pilar utama dalam berpikir komputasional: 


  • a) Dekomposisi: Memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola. Bayangkan Anda ingin membangun rumah; Anda tidak langsung membangun semuanya, melainkan membaginya menjadi pondasi, dinding, atap, dan seterusnya. 
  • b) Pengenalan Pola: Mengidentifikasi kesamaan, tren, atau pola dalam data atau masalah yang berbeda. Jika Anda menyadari bahwa beberapa masalah memiliki pola yang sama, Anda bisa menggunakan solusi yang sama untuk menyelesaikannya. 
  • c) Abstraksi: Menyaring informasi yang tidak relevan dan fokus pada detail yang penting. Ini seperti membuat peta — Anda tidak perlu melihat setiap pohon atau batu, hanya jalan utama dan penanda penting. 
  • d) Algoritma: Mengembangkan langkah-langkah atau instruksi yang jelas dan berurutan untuk memecahkan masalah atau mencapai suatu tujuan. Ini adalah "resep" untuk menyelesaikan tugas. Dengan menguasai berpikir komputasional, kita tidak hanya menjadi pemecah masalah yang lebih baik, tetapi juga lebih adaptif dalam menghadapi tantangan di berbagai aspek kehidupan, dari pekerjaan hingga kehidupan sehari-hari. 

Cakap dan Bijak sebagai Warga Masyarakat Digital 
Menjadi warga masyarakat digital berarti lebih dari sekadar memiliki akun media sosial. Ini tentang menjadi individu yang literat, produktif, beretika, aman, berbudaya, dan bertanggung jawab dalam interaksi online. Literat: Mampu memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara efektif di berbagai platform digital. Ini termasuk kemampuan membedakan berita palsu (hoaks) dari informasi yang benar. Produktif: Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun aktivitas personal. Beretika: Mematuhi norma-norma perilaku yang baik di dunia maya, menghormati privasi orang lain, dan menghindari perundungan siber (cyberbullying). Aman: Menjaga keamanan data pribadi dan akun online dari serangan siber seperti phishing atau peretasan. Berbudaya: Memahami dan menghargai keragaman budaya di ruang digital, serta berpartisipasi dalam interaksi yang konstruktif. Bertanggung Jawab: Mengakui dampak dari tindakan online kita, baik positif maupun negatif, dan siap menanggung konsekuensinya. Dengan menjadi warga masyarakat digital yang cakap dan bijak, kita berkontribusi pada lingkungan online yang lebih sehat, aman, dan produktif bagi semua. 

Terampil Mengelola dan Memanfaatkan Data untuk Pemecahan Masalah 
Kehidupan Di dunia yang digerakkan oleh data, kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan data adalah keterampilan yang sangat berharga. Data ada di mana-mana, dari catatan kesehatan hingga tren pembelian. Kemampuan untuk mengumpulkan, membersihkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data dapat memberikan wawasan yang mendalam dan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai konteks: Mengidentifikasi Masalah: Data dapat membantu kita melihat pola atau anomali yang menunjukkan adanya masalah. Mencari Solusi: Dengan menganalisis data, kita dapat menemukan hubungan sebab-akibat atau mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah, sehingga memudahkan kita merancang solusi yang tepat. Mengukur Dampak: Setelah menerapkan solusi, data dapat digunakan untuk mengukur efektivitasnya dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Misalnya, seorang pemilik usaha kecil dapat menganalisis data penjualan untuk mengidentifikasi produk terlaris atau periode penjualan puncak, sehingga dapat mengoptimalkan strategi pemasaran dan persediaan. 

Terampil Berkarya dengan Kode dan Kecerdasan Artifisial 
Puncak dari semua keterampilan ini adalah kemampuan untuk berkarya dengan menghasilkan rancangan atau program melalui proses koding dan pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI). Coding adalah bahasa yang memungkinkan kita "berbicara" dengan komputer dan memberinya instruksi. Dengan coding, kita dapat menciptakan aplikasi, situs web, game, dan berbagai solusi digital lainnya. Kecerdasan Artifisial (AI), di sisi lain, adalah bidang yang berfokus pada pengembangan sistem yang dapat belajar dari data, memahami, dan bahkan membuat keputusan seperti manusia. Memanfaatkan AI dalam karya kita berarti kita dapat menciptakan solusi yang lebih cerdas, efisien, dan otomatis. Contohnya: Membangun chatbot layanan pelanggan yang dapat menjawab pertanyaan secara otomatis. Mengembangkan sistem rekomendasi yang menyarankan produk atau konten berdasarkan preferensi pengguna. Menciptakan alat yang dapat menganalisis gambar atau suara untuk tujuan tertentu. Menggabungkan kemampuan koding dengan pemahaman tentang AI membuka peluang tak terbatas untuk inovasi. Ini memberdayakan kita untuk tidak hanya mengonsumsi teknologi, tetapi juga menjadi pencipta dan inovator di garis depan perkembangan digital. 

Menguasai keempat pilar ini – berpikir komputasional, literasi digital, pengelolaan data, dan berkarya dengan teknologi – adalah investasi penting untuk masa depan. Ini membekali kita dengan keterampilan yang tidak hanya relevan di dunia kerja, tetapi juga esensial untuk menjalani kehidupan yang produktif, bermakna, dan bertanggung jawab di era digital. Dengan terus mengasah kecakapan-kecakapan ini, kita dapat menjadi agen perubahan yang positif dan inovatif dalam masyarakat.

Read More »
01 July | 0komentar

Mapel Koding dan Kecerdasan Artifisial


Indonesia telah menetapkan fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif untuk menghadapi tantangan global, termasuk di bidang digital, melalui Undang-Undang No. 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Kemampuan digital sangat penting di era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0, di mana teknologi seperti Kecerdasan Artifisial (KA), mahadata, dan Internet of Things (IoT) semakin banyak digunakan di berbagai sektor.
Dalam konteks RPJPN, peningkatan literasi digital di semua jenjang pendidikan sangat diperlukan untuk membekali manusia dengan kemampuan beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Selain itu, kemampuan digital juga membantu dalam transformasi ekonomi digital, meningkatkan efisiensi layanan publik, dan mempercepat inovasi di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dengan cara ini, peningkatan keterampilan digital tidak hanya membuat Indonesia lebih kompetitif di dunia, tetapi juga membantu pembangunan berkelanjutan dan memastikan akses teknologi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan digital adalah dengan penguatan literasi digital, koding, dan kecerdasan artifisial (KA) dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global, tetapi juga mendukung percepatan pembangunan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Selanjutnya, dalam konteks inovasi dan teknologi untuk pembangunan, pendidikan yang berfokus pada Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bisa menghasilkan generasi inovator yang mampu berkontribusi pada penelitian dan pengembangan teknologi untuk mengatasi berbagai masalah sosial. Yang tak kalah penting, menjaga identitas nasional sangat perlu, karena teknologi bisa digunakan untuk mengangkat dan mempromosikan budaya lokal di kancah global. Dengan menggabungkan pembelajaran koding dan KA dalam sistem pendidikan nasional, diharapkan generasi mendatang dapat menciptakan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan nasional,meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara inovatif di dunia.
Untuk mendukung kebijakan pendidikan berkualitas untuk semua, Program Prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah dibuat untuk mengatasi tantangan pendidikan di era digital. Fokus utama program ini adalah menyediakan fasilitas yang baik, meningkatkan kualitas guru, dan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Program ini juga menekankan pemerataan akses pendidikan, termasuk layanan pendidikan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus, dukungan finansial bagi peserta didik dari keluarga kurang mampu, serta menciptakan lingkungan sosial-budaya yang mendukung pembelajaran.
Dalam pengembangan talenta unggul, pemerintah berupaya memberi lebih banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakat mereka di berbagai bidang, termasuk literasi digital, koding, dan kecerdasan artifisial. Kemendikdasmen menjadikan transformasi digital sebagai fokus utama untuk memperkuat sistem pendidikan dasar dan menengah. Penguatan kurikulum berbasis teknologi, pelatihan guru dalam menggunakan teknologi informasi, dan penyediaan akses ke infrastruktur digital adalah langkah penting untuk memastikan peserta didik siap menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu inovasi yang didorong adalah pemanfaatan kecerdasan artifisial untuk personalisasi pembelajaran, sehingga pengalaman belajar bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Dengan sistem pembelajaran yang inklusif dan adil, pendidikan di Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi yang kompetitif dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan akses pendidikan berkualitas.
Menyaksikan keberhasilan negara-negara seperti Singapura, India, Tiongkok, Australia, dan Korea Selatan dalam mengintegrasikan pembelajaran koding dan KA ke dalam sistem pendidikan mereka, Indonesia perlu mengambil langkah strategis agar tidak tertinggal dalam revolusi digital global. Upaya ini dapat dimulai dengan mengadaptasi kurikulum berbasis teknologi, memberikan pelatihan intensif bagi guru, dan memastikan akses yang merata terhadap infrastruktur digital di seluruh daerah. Selain itu, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PBL) yang telah diterapkan di berbagai negara dapat diadopsi untuk mendorong kreativitas dan inovasi peserta didik dalam memecahkan masalah menggunakan teknologi. Dengan merancang kebijakan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan pendidikan di Indonesia, pembelajaran koding dan KA tidak hanya akan meningkatkan daya saing peserta didik di tingkat nasional dan internasional, tetapi juga membantu menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan industri masa depan.

Read More »
01 July | 0komentar

PSAT Tahun 2025

PSAT merupakan salah satu momen penting dalam kalender akademik, yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa pada akhir tahun pelajaran. Dengan beralih ke sistem berbasis Android, SMKN 1 Bukateja tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga berupaya menciptakan proses penilaian yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel. 


Mengapa Memilih Platform Android? 
Keputusan untuk menggunakan platform Android sebagai basis pelaksanaan PSAT didasari oleh beberapa pertimbangan matang: Aksesibilitas: Sebagian besar siswa saat ini telah memiliki perangkat Android, baik smartphone maupun tablet. Hal ini akan mempermudah akses mereka terhadap soal ujian tanpa perlu bergantung pada penyediaan komputer atau laboratorium khusus. 
Efisiensi Biaya: Implementasi PSAT berbasis Android berpotensi mengurangi biaya yang terkait dengan pencetakan soal ujian dalam jumlah besar, pengawasan yang ketat di ruang ujian konvensional, serta pengolahan hasil ujian secara manual. 
Fleksibilitas: Platform Android memungkinkan penyajian soal dalam berbagai format yang lebih menarik dan interaktif, seperti gambar, video, dan bahkan simulasi (jika diperlukan untuk mata pelajaran tertentu). 
Keamanan Data: Dengan sistem yang terkelola dengan baik, data jawaban siswa dapat tersimpan secara aman dan terhindar dari risiko kehilangan atau kerusakan fisik. 
Pengolahan Hasil yang Cepat dan Akurat: Sistem digital memungkinkan pengolahan hasil ujian secara otomatis, sehingga guru dapat lebih cepat mengetahui hasil belajar siswa dan memberikan umpan balik yang relevan. 
Ramah Lingkungan: Pengurangan penggunaan kertas secara signifikan akan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Persiapan dan Implementasi PSAT Berbasis Android di SMKN 1 Bukateja Menjelang pelaksanaan PSAT tahun ajaran 2024/2025, SMKN 1 Bukateja telah melakukan berbagai persiapan yang matang, antara lain: 
Pengembangan Aplikasi PSAT: Tim IT sekolah bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk mengembangkan aplikasi PSAT yang user-friendly, aman, dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Aplikasi ini akan memuat soal-soal ujian, mekanisme pengiriman jawaban, serta fitur-fitur pendukung lainnya. Sosialisasi kepada Siswa dan Orang Tua: Pihak sekolah akan melakukan sosialisasi secara intensif kepada siswa dan orang tua mengenai mekanisme pelaksanaan PSAT berbasis Android, termasuk tata cara penggunaan aplikasi, jadwal ujian, dan hal-hal teknis lainnya. 
Pelatihan Guru: Guru-guru akan diberikan pelatihan khusus mengenai penggunaan aplikasi PSAT, pembuatan soal dalam format digital, serta pengelolaan dan analisis hasil ujian melalui platform tersebut. Simulasi Ujian: Sebelum pelaksanaan PSAT sesungguhnya, akan diadakan simulasi ujian berbasis Android untuk memastikan siswa dan guru familiar dengan sistem dan mengidentifikasi potensi kendala teknis yang mungkin muncul. Penyediaan Infrastruktur Pendukung: Sekolah akan memastikan ketersediaan jaringan internet yang stabil dan memadai selama pelaksanaan PSAT. Bagi siswa yang mungkin memiliki kendala perangkat, sekolah akan berupaya mencari solusi alternatif. Harapan dan Dampak Positif Implementasi PSAT berbasis Android di SMKN 1 Bukateja diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan, antara lain: 
Peningkatan Efisiensi: Proses pelaksanaan dan pengolahan hasil ujian menjadi lebih cepat dan efisien. Peningkatan Akuntabilitas: Setiap jawaban siswa terekam secara digital, sehingga meminimalisir potensi kecurangan. 
Umpan Balik yang Lebih Cepat: Guru dapat memberikan umpan balik yang lebih cepat dan spesifik kepada siswa berdasarkan hasil ujian. 
Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Mendorong siswa dan guru untuk lebih adaptif terhadap penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. 
Citra Sekolah yang Inovatif: Meningkatkan citra SMKN 1 Bukateja sebagai sekolah yang progresif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. 
Dengan semangat inovasi dan komitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas, SMKN 1 Bukateja optimis bahwa pelaksanaan PSAT tahun ajaran 2024/2025 berbasis Android akan berjalan sukses dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan di sekolah ini. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa SMKN 1 Bukateja terus berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi demi kemajuan peserta didiknya.








Read More »
28 May | 0komentar

Kelas Maya Bukan Kelas "Mayeng-Mayeng"

Artikel ini pernah saya tulis sebelum kurikulum merdeka saya tulis tahun 2018. Saat itu sedang trennya istilah "Kelas Maya". Berlaku kurikulum 13 yang salah satunya muncul mata pelajaran Simulasi Digital (Simdig). Ketika Kelas Mendadak Kosong: Memahami Pembelajaran Kelas Maya dan Peran Petugas Piket Pemandangan yang mungkin menimbulkan keheranan, bahkan teguran, di lingkungan sekolah adalah ketika kelas yang tadinya tenang tiba-tiba berhamburan keluar, bukan karena jam istirahat, melainkan untuk mencari sinyal internet. Padahal hasil pembelajaran ini dapat dipantau secara baik. Terbukti dari hasil analisa pada pembelajaran ini.
Fenomena ini bisa memicu berbagai pertanyaan dan bahkan kesalahpahaman, terutama bagi guru lain, petugas piket, hingga kepala sekolah. Namun, di balik "kekacauan" sesaat ini, tersembunyi sebuah metode pembelajaran yang mungkin belum sepenuhnya dipahami: pemanfaatan Kelas Maya. Konteks ini menjadi penting untuk dipahami seiring dengan rekomendasi penggunaan Kelas Maya sebagai salah satu pendekatan pembelajaran di Indonesia, yang bahkan digaungkan bersamaan dengan lahirnya Kurikulum 2013. 
Seorang guru yang menerapkan metode ini tentu memiliki alasan pedagogis yang kuat, yaitu menyampaikan materi pelajaran melalui platform daring yang interaktif dan berpotensi meningkatkan keterlibatan siswa. Dalam era digital ini, Kelas Maya menawarkan fleksibilitas, akses ke berbagai sumber belajar, dan kesempatan untuk berkolaborasi secara virtual. Namun, implementasi Kelas Maya di lapangan seringkali menemui kendala, salah satunya adalah keterbatasan akses internet yang stabil dan merata. Inilah yang kemungkinan besar menjadi penyebab mengapa siswa terpaksa "mayeng-mayeng" atau berkeliaran di sekitar sekolah untuk mencari titik koneksi yang memadai. 
Mereka tidak sedang bolos atau menghindari pelajaran, melainkan berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang dirancang oleh guru mereka. Dalam situasi seperti ini, pemakluman dari seluruh elemen sekolah menjadi krusial. Guru lain perlu memahami bahwa rekan sejawat mereka sedang mencoba mengimplementasikan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman. Petugas piket, yang biasanya bertugas menjaga ketertiban dan keamanan sekolah, perlu memahami konteks situasional ini dan tidak serta-merta menganggap siswa yang berada di luar kelas sebagai pelanggar aturan. 
Kepala sekolah, sebagai pemimpin institusi, memiliki peran penting dalam mensosialisasikan dan mendukung implementasi metode pembelajaran berbasis teknologi ini, termasuk mencari solusi untuk kendala infrastruktur seperti ketersediaan internet. Lantas, muncul pertanyaan menarik: apakah mengevaluasi metode yang digunakan guru merupakan tupoksi seorang petugas piket? Jawabannya, secara umum, tidak. 
Tupoksi utama petugas piket biasanya berkisar pada: Memastikan keamanan dan ketertiban lingkungan sekolah selama jam pelajaran. Mencatat kehadiran dan keterlambatan siswa. Menangani perizinan siswa yang keluar masuk sekolah. Menjadi penghubung informasi antara siswa, guru, dan pihak sekolah. Merespon kejadian insidental atau darurat. Evaluasi metode pembelajaran adalah ranah profesional guru dan kepala sekolah, atau tim khusus yang ditunjuk untuk pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran. Guru memiliki otonomi dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, tentu dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan materi ajar. 
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi kualitas pembelajaran secara keseluruhan, memberikan dukungan dan umpan balik kepada guru, serta memastikan bahwa metode yang digunakan selaras dengan visi dan misi sekolah. Dalam konteks siswa yang keluar kelas untuk mencari sinyal internet, peran petugas piket yang lebih tepat adalah: Mencatat siswa yang keluar kelas dengan tujuan mencari koneksi internet (jika diperlukan untuk pendataan). Memastikan siswa tetap berada di area sekolah dan tidak menyalahgunakan waktu di luar kelas. Mengarahkan siswa ke area yang memiliki sinyal internet lebih baik (jika diketahui). 
Berkoordinasi dengan guru yang bersangkutan jika ada siswa yang terlalu lama berada di luar kelas atau menimbulkan potensi masalah. Kesalahpahaman terjadi ketika kita melihat fenomena ini dari sudut pandang aturan dan ketertiban konvensional tanpa memahami konteks pedagogis di baliknya. Pembelajaran Kelas Maya, meskipun menjanjikan, memerlukan dukungan infrastruktur dan pemahaman dari seluruh komunitas sekolah. Alih-alih langsung menghakimi, dialog dan koordinasi antar guru, petugas piket, kepala sekolah, dan bahkan siswa menjadi kunci untuk mengatasi kendala dan mengoptimalkan implementasi metode pembelajaran inovatif ini. 
Pada akhirnya, tujuan utama kita adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif bagi siswa. Jika pemanfaatan Kelas Maya adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut, maka seluruh elemen sekolah perlu berkolaborasi dan saling memahami demi kelancaran proses pembelajaran, meskipun terkadang terlihat "berantakan" di permukaan. Memahami konteks dan berkomunikasi secara efektif adalah langkah awal untuk menghindari kesalahpahaman dan mendukung inovasi dalam dunia pendidikan.

Read More »
25 May | 0komentar

Mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global


Sosok yang sering diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan, memiliki peran sentral dalam membentuk generasi penerus bangsa. Mereka adalah pembimbing, pendidik, dan inspirator yang mengantarkan anak didik menuju gerbang kesuksesan. Namun, di era perubahan zaman yang serba cepat ini, muncul pertanyaan: apakah guru hanya menjadi penonton yang menyaksikan transformasi zaman, atau justru menjadi agen perubahan yang membentuk generasi emas masa depan? Peran Guru di Era Perubahan Zaman Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, peran guru tidak lagi sebatas menyampaikan materi pelajaran. 
Guru dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, kreativitas, dan inovasi dalam proses pembelajaran. Mereka harus mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, serta mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada anak didik. Selain itu, guru juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak didik. Di era digital yang penuh dengan informasi dan distraksi, guru harus mampu membimbing anak didik untuk memiliki sikap kritis, etika digital yang baik, dan kemampuan membedakan informasi yang benar dan salah. 
Tantangan yang Dihadapi Guru Perubahan zaman juga membawa tantangan tersendiri bagi guru. Beberapa tantangan yang dihadapi guru antara lain: 
Adaptasi terhadap teknologi: Guru dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru agar dapat memanfaatkannya secara efektif dalam pembelajaran. 
Perubahan kurikulum: Kurikulum pendidikan terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu memahami dan mengimplementasikan kurikulum baru dengan baik. 
Karakteristik anak didik yang beragam: Setiap anak didik memiliki karakteristik, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak didik. 
Tuntutan masyarakat: Masyarakat menuntut guru untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di era global. 

Guru sebagai Penyelamat Generasi Emas Masa Depan 
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi emas masa depan. Dengan dedikasi, inovasi, dan semangat pantang menyerah, guru dapat: Menciptakan generasi yang cerdas dan berkarakter: Guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat pada anak didik. Mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global: Guru membekali anak didik dengan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi, agar mereka siap bersaing di era global. Membangun generasi yang cinta tanah air: Guru menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air pada anak didik, sehingga mereka memiliki semangat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. 
Guru bukanlah sekadar penonton dalam perubahan zaman, melainkan agen perubahan yang memiliki peran krusial dalam membentuk generasi emas masa depan. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, guru mampu mengantarkan anak didik menuju gerbang kesuksesan dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.

Read More »
05 May | 0komentar

Di Balik Senyum Guru: Tantangan yang Jarang Tersorot dalam Dunia Pendidikan




Tanggal 25 November setiap tahun, di rayakan sebagai Hari Guru. Peringatan ini sebagai bentuk apresiasi atas jasa para guru/pendidik. Senyum ramah dan semangat mereka dalam mengajar seringkali menjadi pemandangan yang menghiasi ruang-ruang kelas. Namun, di balik senyum ceria itu, tersimpan beragam tantangan yang jarang tersorot dan patut kita sadari bersama. 

Beban Kerja yang Menumpuk 
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi guru adalah beban kerja yang sangat padat. Selain mengajar di kelas, guru juga harus menyusun rencana pembelajaran, memeriksa  tugas siswa, membuat laporan, dan mengikuti berbagai pelatihan. Belum lagi tuntutan administrasi yang semakin kompleks dan seringkali memakan waktu yang cukup banyak. Terdapat 5 aplilasi yang merupakan bagian dari beban administrasi/ dokumen kepegawaian guru. Beban kerja yang berlebihan ini dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental guru, serta mengurangi kualitas waktu yang dapat mereka dedikasikan untuk setiap siswa. 


Keterbatasan Sarana dan Prasarana 
Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran. Kurangnya buku pelajaran, alat peraga, laboratorium, dan akses internet yang terbatas menjadi kendala bagi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Kondisi ini semakin terasa di daerah-daerah terpencil, di mana guru harus berkreasi dengan segala keterbatasan yang ada. Perkembangan Teknologi yang Pesat Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat menghadirkan tantangan tersendiri bagi guru. Mereka dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan berbagai platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, dan media sosial. Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, namun tidak semua guru memiliki akses yang sama terhadap pelatihan dan dukungan yang diperlukan. 

Keberagaman Siswa 
Setiap siswa memiliki karakter, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus mampu mengakomodasi keberagaman ini dalam proses pembelajaran. Namun, dengan jumlah siswa yang cukup banyak di setiap kelas, seringkali sulit bagi guru untuk memberikan perhatian yang cukup kepada setiap individu. Disiplin Siswa yang Menurun Perubahan zaman dan pengaruh lingkungan sekitar membuat disiplin siswa menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Perilaku siswa yang kurang menghormati guru dan teman, serta kecenderungan untuk lebih banyak menggunakan gadget daripada belajar, menjadi masalah yang cukup serius. 

Ancaman kriminalisasi guru menjadi isu yang semakin sering terdengar belakangan ini. Tindakan hukum yang ditujukan kepada guru, seringkali dipicu oleh berbagai faktor, seperti perbedaan persepsi dalam proses pembelajaran, tuntutan akademik yang tinggi, atau bahkan masalah pribadi. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, mengingat peran guru yang sangat penting dalam membentuk generasi muda.

Dampak dari Tantangan Tersebut 
Tantangan-tantangan yang dihadapi guru dapat berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Guru yang kelelahan dan terbebani akan kesulitan memberikan pembelajaran yang efektif. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dapat menghambat perkembangan potensi siswa. 

Solusi dan Harapan 
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran pendidikan, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, serta memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi guru. Sekolah juga harus memberikan dukungan yang lebih baik kepada guru, misalnya dengan mengurangi beban administratif dan menyediakan waktu yang cukup bagi guru untuk berkolaborasi. 
Masyarakat pun perlu memberikan apresiasi yang lebih tinggi terhadap profesi guru dan ikut berperan serta dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Di balik senyum mereka, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berjuang keras untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah saatnya kita memberikan perhatian yang lebih serius terhadap tantangan yang mereka hadapi dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.

Read More »
25 November | 0komentar

Perjalanan Naik Kereta Api: Dari Masa Lalu ke Masa Kini


Perjalanan dengan kereta api telah menjadi bagian penting dari transportasi di banyak negara selama lebih dari satu abad. Dari awal yang sederhana hingga inovasi modern saat ini, perjalanan kereta api mengalami banyak perubahan yang mencerminkan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. 
Perjalanan Kereta Api di Masa Lalu Pada abad ke-19, kereta api pertama kali muncul sebagai terobosan dalam transportasi. Kereta api uap membawa penumpang dan barang dengan kecepatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Masyarakat saat itu sangat antusias, karena kereta api membuka akses ke daerah-daerah terpencil dan mempercepat pergerakan barang dan orang. 

Pada masa itu, kenyamanan perjalanan masih sangat minim. Gerbong penumpang sederhana, seringkali hanya dilengkapi dengan bangku kayu. Fasilitas seperti toilet dan ruang penyimpanan barang sangat terbatas. Terkait jadwal pemberangkatan yang tidak tepat waktu. Keberangkatan dan kedatangan kereta sering kali tidak dapat diprediksi, tergantung pada cuaca dan kondisi jalur. Penumpang harus bersabar menunggu dan siap menghadapi ketidakpastian. Masih teringat antara penumpang dan pedagang asongan saling berimpit. 



Memasuki abad ke-20, kereta api mengalami transformasi signifikan. Inovasi seperti lokomotif diesel dan elektrifikasi jalur kereta membawa efisiensi dan kecepatan yang lebih baik. Dengan munculnya kereta penumpang yang lebih modern, fasilitas seperti kursi empuk, AC, dan restoran mulai diperkenalkan, meningkatkan pengalaman perjalanan. Perjalanan Lebih Cepat dan Tepat Waktu: Jadwal kereta menjadi lebih teratur berkat pengembangan teknologi dan sistem sinyal yang lebih baik, sehingga penumpang dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik.
Perjalanan Kereta Api Sekarang Di era modern, perjalanan kereta api telah berevolusi menjadi salah satu pilihan transportasi yang paling diminati, terutama di negara-negara dengan infrastruktur yang baik. Teknologi Tinggi: Kereta api cepat, seperti Shinkansen di Jepang dan TGV di Prancis, dapat mencapai kecepatan sangat tinggi, mengubah cara orang berpindah antar kota. Kini, kereta api dilengkapi dengan Wi-Fi, sistem hiburan, dan makanan berkualitas, menjadikannya pilihan yang nyaman untuk perjalanan jarak jauh.
Dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, kereta api menjadi alternatif ramah lingkungan dibandingkan kendaraan pribadi dan pesawat terbang. Emisi karbon yang lebih rendah per penumpang menjadi daya tarik tersendiri.
Perjalanan kereta api telah mengalami perjalanan panjang dari masa lalu hingga saat ini. Dengan inovasi dan perkembangan yang terus berlanjut, kereta api tidak hanya menjadi moda transportasi yang efisien, tetapi juga pilihan yang nyaman dan berkelanjutan. Bagi banyak orang, kereta api sekarang menawarkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan, menjelajahi keindahan alam dan budaya di sepanjang jalur yang dilalui.








Read More »
03 November | 0komentar

Pemanfaatan Media Blog Bagi Pembelajaran

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Arus globalisasi adalah salah satu penyebab semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Indonesia merupakan negara yang merasakan perkembangan teknologi. Berbagai aspek kehidupan sudah banyak yang didominasi oleh perkembangan tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi, salah satunya pemanfaatan internet. Internet merupakan hasil teknologi yang paling mudah untuk dilihat dan dirasakan perkembangannya saat ini. 
Banyak masyarakat yang sudah menggunakan internet, dari kalangan atas hingga kalangan bawah, dari yang muda hingga yang tua. Selain itu, internet juga sudah akrab dengan dunia pendidikan karena saat ini sudah banyak guru yang memanfaatkan internet sebagai sumber bahan ajar ataupun media pembelajaran. Tidak hanya guru, internet juga sudah menjadi hal yang sangat akrab dengan kehidupan siswa. Salah satu bentuk internet yang kini dekat dengan kehidupan masyarakat adalah blog. 
Blog menjadi dekat dengan masyarakat karena mudah digunakan dan tidak mahal. Saat ini blog sudah menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat karena sudah banyak pengetahuan yang dibagikan melalui blog. Oleh sebab itu sudah seharusnya blog semakin dimanfaatkan dalam kehidupan. Bentuk pemanfaatan blog dapat dikombinasikan dengan dunia pendidikan. Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. 
Ada beberapa alasan yang sangat mendukung agar blog dapat dijadikan media dalam pembelajaran. Pertama, Blog merupakan sebuah website yang terdapat pada internet sehingga praktis digunakan karena dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Hal ini juga sekaligus dapat mempermudah peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kedua, pemanfaatan blog dapat menjadi bentuk dukungan pembelajaran berbasis e-learning. 
Rosenberg menyatakan bahwa e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan yang luas. E-learning yang paling sederhana adalah dengan pembuatan blog. Saat ini e-learning memang belum begitu akrab di semua sekolah karena sasaran utama e-learning masing perguruan tinggi. Namun penggunaan e-learning di sekolah dapat menjadi simulasi bagi seorang peserta didik yang nantinya juga akan menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Ketiga, kebijakan pemerintah untuk menerapkan pembelajaran berbasis digital merupakan salah satu urgensi dari pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran. 
Blog akan mempermudah guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis digital karena blog merupakan sebuah website di internet. Saat ini pemerintah sudah mulai memperbaiki fasilitas di sekolah-sekolah agar mendukung digitalisasi pembelajaran. Akses internet disekolah, seperti pemasangan wifi disekolah juga semakin banyak dilakukan.
Keempat, blog dianggap sebagai media pembelajaran yang tepat disebabkan waktu tatap muka di kelas begitu singkat. Dengan memanfaatkan internet dan membuat blog, secara tidak langsung guru turut serta mendidik siswa untuk menggunakan internet secara positif. Penataan blog yang tepat dan cocok bagi peserta didik juga dapat meningkatkan motivasi belajar, sehingga pembelajaran lebih mengena karena disukai oleh siswa. 
Kelima, pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran dapat mendukung gerakan untuk mengurangi penggunaan kertas. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini sudah semakin banyak hutan Indonesia yang terbakar. Bahan utama untuk membuat kertas juga semakin sedikit. Oleh sebab itu penggunaan kertas harus dikurangi karena sudah semakin sedikit hutan yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan adanya blog, tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik tidak lagi harus dikumpulkan dalam bentuk lembaran kertas kepada guru, tetapi cukup unggah di blog masing-masing. Maka pengurangan penggunaan kertas akan terwujud. 
Terakhir, saat ini website di internet memang semakin banyak,seperti Wattpad yang masih tergolong baru. Munculnya website-website terbaru memang semakin mengancam eksistensi blog di masa sekarang. Namun ternyata tidak semua orang memahami bahwa telah banyak website-website terbaru selain blog. Kalangan masyarakat di Indonesia mayoritas lebih mengetahui blog dibandingkan website yang lainnya. Selain itu blog juga lebih dikenal karena penggunaannya yang mudah, multifungsi dan dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Keadaan ini sudah seharusnya dimanfaatkan untuk kembali menaikkan eksistensi blog, salah satu caranya dengan kembali menggunakannya sebagai media pembelajaran. 
Dari beberapa alasan dan urgensi yang telah dijelaskan maka blog dinilai sangat bermanfaat untuk dijadikan media pembelajaran. Beberapa manfaat yang ada pada blog sudah seharusnya dirasakan dalam dunia pendidikan, khususnya bagi guru dan peserta didik.Oleh sebab itu blog dapat dijadikan media pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia karena peserta didik dapat berkreasi dengan bahasa dan sastra melalui blog.

Read More »
14 September | 0komentar

Gaya Belajar Generasi Z

Generasi Z kerap disebut sebagai generasi internet yang lahir pada rentang tahun 1997-2012, dimana generasi ini lahir pada zaman teknologi dan informasi yang sudah berkembang dan modern, perkembangan teknologi digital berupa smartphone canggih yang dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh berbagai macam informasi melalui internet dengan mudah dan cepat. Di dalam dunia Pendidikan telah menerapkan pembelajaran berbasis digital dengan memadukan konten pembelajaran berupa suara dan visualisasi gambar yang disajikan oleh guru dan dapat diakses melalui website oleh peserta didik, dengan adanya perubahan cara belajar tentu memengaruhi gaya belajar seorang peserta didik. 
Pada hakikatnya gaya belajar setiap individu tentu berbeda dengan yang dimiliki oleh individu lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar yang ideal khususnya untuk generasi Z yang berdampingan dengan pembelajaran berbasis media digital. Berdasarkan penelitian oleh data yang sudah ada dengan merujuk kepada satu sumber artikel, Gaya belajar yang dianggap ideal pada zaman serba digital adalah gaya belajar audio visual dimana perpaduan antara suara dengan visualisasi gambar seperti simulasi video yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami suatu konten materi dalam pembelajaran.
Cara tercepat dan optimal bagi setiap individu dalam menerima, menyerap, mengatur, dan memproses informasi yang diterimanya disebut sebagai gaya belajar. De Porter dan Hernacki mengklasifikasikan gaya belajar secara umum menjadi tiga kelompok, yakni gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar ini memiliki peran yang signifikan dalam konteks pendidikan, khususnya dalam dinamika proses kegiatan belajar mengajar. 
Menurut Barbara Prashnig, kesesuaian gaya belajar siswa dengan cara mereka belajar dapat membawa dampak positif, termasuk peningkatan prestasi belajar. Beliau juga menyoroti peran penting guru dalam memengaruhi kesuksesan siswa dalam proses belajar. Gaya belajar menjadi elemen kritis yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa karena menjadi kunci bagi keberhasilan pembelajaran siswa. Penting bagi guru untuk memahami variasi gaya belajar yang dimiliki setiap siswa guna memungkinkan siswa belajar secara aktif dan efisien. 
Kesuksesan seorang guru dapat diukur dari kemampuannya memahami kebutuhan individu siswa, termasuk pemahaman akan gaya belajar mereka. Oleh karena itu, guru perlu mengidentifikasi gaya belajar khusus yang dimiliki siswa yang diajarkan, guna mengetahui preferensi belajar mereka. Dengan pemahaman akan kecenderungan gaya belajar siswa, seorang guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang lebih optimal.

Read More »
24 August | 0komentar

Classpoint Inklude PPT

Media pembelajaran sebagai sebuah keniscayaan bagi guru. Media sebagai pengantar bagi guru agar peserta didik mudah dalam mencerna materi. Media sebagai alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas peserta didik dan meningkatkan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Menggunakan media peserta didik akan termotivasi untuk belajar, mendorong peserta didik menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang. Melalui media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien serta terjalin hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat mengatasi kebosanan belajar di kelas. 
Pada jaman kini sebuah media dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan eranya. Anak-anak memiliki kesenangan terhadap media yang interaktif. Di era digital, guru harus mampu mengoptimalkan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran. Untuk mempermudah dalam menggunakan TIK guru dapat mengikuti pelatihan, baik secara langsung atau online. 
Penggunaan media khususnya pada Pembelajaran digital merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi peserta didik agar mampu belajar dengan lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti teks, visual, audio, dan gerak. Dalam hal ini dapat membuat kelas menjadi menyenangkan, dan membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. 
Dalam proses pembelajaran tak terkecuali pembelajaran Biologi, kehadiran media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi, dan memberikan rangsangan tersendiri (Azhar, 2010: 15). 
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang sangat interaktif adalah yaitu Classpoint. Classpoint merupakan suatu aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk membuat kuis dalam proses belajar-mengajar, serta peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang lebih menarik dengan adanya soal multiple choice, short answer, word cloud, slide drawing, mode kompetisi, dan masih banyak lagi (Jeklin, 2021). 
Aplikasi Classpoint dapat diunduh pada halaman website resmi aplikasi ini di https://classpoint.io. Untuk bisa mengunduh aplikasi ini, komputer minimal Windows 7 dengan aplikasi Microsoft Office minimal tahun 2013. Aplikasi Classpoint akan terintegrasi dengan powerpoint (PPt). 
Pada Classpoint terdapat kode kelas yang nantinya akan digunakan peserta didik untuk login. Penggunaan Classpoint dapat secara cepat dalam memeriksa hasil kuis. Kemudian Classpoint juga memberikan sejumlah fitur untuk membuat materi pembelajaran yang menarik. Dengan menggunakan Classpoint guru dapat menambahkan slide yang berisikan untuk menambahkan foto, sehingga menjadikan peserta didik lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar. 
Media pembelajaran Classpoint memiliki kelebihan yaitu soal-soal yang disajikan memiliki batasan waktu, peserta didik diajarkan utuk berpikir secara tepat dan cepat dalam mengerjakan soal yang ada pada Classpoint. Selain itu, peserta didik dapat diberi peringkat secara otomatis. Dalam hal ini Classpoint dapat terintegrasi dengan platform konferensi video seperti Google Meet dan Zoom. Dengan demikian, media presentasi Classpoint ini bisa menarik perhatian peserta didik sehingga dapat memfokuskan dirinya dan memotivasi dirinya sendiri untuk belajar dengan suasana yang menyenangkan sehingga membuat peserta didikmelakukan usaha belajar yang berakibat meningkatnya hasil belajar mereka.

Read More »
28 July | 0komentar

Timeline Asesmen Nasional Tahun 2024


Tahun 2024 pada tahun ajaran 2024/2025 Asesmen Nasional (AN) memasuki tahun ke-4. Pertama kali AN dilaksanakan pada tahu 2021. Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan mutu pendidikan/ Raport Pendidikan Sekolah.Asesmen ini dirancang untuk menilai kualitas pembelajaran di sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada semua jenjang (dasar dan menengah). 
Tujuan utama dari Asesmen Nasional adalah untuk memperbaiki kualitas belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan menilai kompetensi dan karakter siswa, Asesmen Nasional dapat membantu pemerintah dalam memetakan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer tahun 2024 secara teknis pelaksanaan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Seluruh rangkaian agenda AN mulai dari sinkronisasi, simulasi, gladi bersih hingga pelaksanaan di semua jenjang dimulai bulan Agustus dan berakhir di bulan November 2024.

Instrumen Asesmen Nasional terdiri atas: 
1) AKM mengukur hasil belajar kognitif peserta didik dalam Literasi Membaca dan Numerasi; 
2) Survei Karakter mengukur perkembangan karakter peserta didik sebagai salah satu capaian pembelajaran yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila; dan 
3) Survei Lingkungan Belajar mengukur kualitas lingkungan belajar pada Satuan Pendidikan.

Sumber: 
Surat Edaran Nomor 2045/H.H4/SK.01.01/2024 tentang Asesmen Nasional

Read More »
15 July | 0komentar

Karakteristik Mata Pelajaran Praktik Kerja Lapangan (Elemen dan Deskripsi)


Kegiatan pada mata pelajaran PKL direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dipantau, dan dievaluasi bersama oleh sekolah dan dunia kerja. PKL menyesuaikan situasi, perkembangan teknologi, dan proses bisnis di dunia kerja. Mata pelajaran PKL diampu oleh tenaga pendidik yang ditugaskan oleh sekolah dan pembimbing teknis yang ditugaskan oleh pimpinan dunia kerja. Mata Pelajaran PKL terdiri atas elemen-elemen berikut ini.
 

           Elemen

                           Deskripsi

  Internalisasi dan    penerapan soft skills

Meliputi internalisasi dan penerapan etika

berkomunikasi secara lisan dan tulisan, integritas (antara lain jujur, disiplin, komitmen, dan tanggung jawab), etos kerja, bekerja secara mandiri dan/

atau bekerja di dalam tim, kepedulian sosial dan lingkungan, serta ketaatan terhadap norma, K3LH, dan POS yang berlaku di dunia kerja.

   Penerapan hard skills

Meliputi pelaksanaan pekerjaan sesuai POS yang berlaku di dunia kerja.

Peningkatan dan Pengembangan hard skills

Meliputi penguasaan kompetensi teknis baru dan/

atau kompetensi teknis yang belum tuntas dipelajari sesuai konsentrasi keahlian

  Penyiapan Kemandirian        Berwirausaha

Meliputi penyiapan kemandirian peserta didik, untuk penguatan dan pemahaman analisis usaha.





Read More »
14 June | 0komentar

Spektrum Kurikulum SMK

Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program keahlian pada SMK/MAK. Setiap program keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian. Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program 3 (tiga) tahun atau program 4 (empat) tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan. Sesuai dengan Permendibudristek Nomor 12 Tahun 2024.

Spektrum Keahlian Kurikulum SMK/MAK

No.

Bidang Keahlian

Program Keahlian

1.

Teknologi Konstruksi dan Properti

1.1 Teknik Perawatan Gedung

1.2 Konstruksi dan Perawatan Bangunan Sipil

1.3 Teknik Konstruksi dan Perumahan

1.4 Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

1.5 Teknik Furnitur

2.

 

Teknologi Manufaktur dan Rekayasa

 

2.1 Teknik Mesin

2.2 Teknik Otomotif

2.3 Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam

2.4 Teknik Logistik

2.5 Teknik Elektronika

2.6 Teknik Pesawat Udara

2.7 Teknik Konstruksi Kapal

2.8 Kimia Analisis

2.9 Teknik Kimia Industri

2.10 Teknik Tekstil

3.

Energi dan Pertambangan

3.1 Teknik Ketenagalistrikan

3.2 Teknik Energi Terbarukan

3.3 Teknik Geospasial

3.4 Teknik Geologi Pertambangan

3.5 Teknik Perminyakan

4.

Teknologi Informasi

4.1 Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim

4.2 Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi

5.

Kesehatan dan Pekerjaan Sosial

5.1 Layanan Kesehatan

5.2 Teknik Laboratorium Medik

5.3 Teknologi Farmasi

5.4 Pekerjaan Sosial

6.

Agribisnis dan Agriteknologi

6.1 Agribisnis Tanaman

6.2 Agribisnis Ternak

6.3 Agribisnis Perikanan

6.4 Usaha Pertanian Terpadu

6.5 Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian

6.6 Kehutanan

7.

Kemaritiman

7.1 Teknika Kapal Penangkapan Ikan

7.2 Nautika Kapal Penangkapan Ikan

7.3 Teknika Kapal Niaga

7.4 Nautika Kapal Niaga

8.

Bisnis dan Manajemen

8.1 Pemasaran

8.2 Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis

8.3 Akuntansi dan Keuangan Lembaga

9.

Pariwisata

9.1 Usaha Layanan Pariwisata

9.2 Perhotelan

9.3 Kuliner

9.4 Kecantikan dan Spa

10.

 

 

Seni dan Ekonomi Kreatif

10.1 Seni Rupa

10.2 Desain Komunikasi Visual

10.3 Desain dan Produksi Kriya

10.4 Seni Pertunjukan

10.5 Broadcasting dan Perfilman

 

10.6 Animasi

 

10.7 Busana


Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam jam pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau per 4 (empat) tahun atau dikenal dengan sistem blok. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. pembelajaran intrakurikuler; dan b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Lihat Struktur Kurikulum SMK 

Read More »
12 June | 0komentar