Read More »
Saat Tidur Jadi Metafora
Read More »
Peran Pendidik Dalan Kebiasaan Berolahraga
Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain:
- Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik
- Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan.
- Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan.
- Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar.
- Pendidik dapat menggunakan media sosial satuan pendidikan untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
- Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar satuan pendidikan atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit.
- Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari.
- Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga non-kompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta.
- Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga.
- Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.
Read More »
Peran Orang Tua/Wali dalam Menerapkan Kebiasaan Bangun Pagi
Membiasakan anak usia dini untuk bangun pagi setiap hari memerlukan kesabaran dan konsistensi, mengingat bahwa pola tidur anak masih dalam tahap perkembangan. Berikut beberapa cara untuk membantu membiasakan anak usia dini bangun pagi.
Catatan Penting: Waktu penggunaan layar (screen time) diantaranya TV, laptop, tablet, dan ponsel untuk anak di bawah 2 tahun adalah 0 (nol) jam atau tidak diperbolehkan sama sekali, untuk anak usia 2-5 tahun adalah 1 jam per hari, di atas usia anak 6 tahun ke atas tidak melebihi 2-3 jam per hari dengan konten edukatif dan bimbingan orang tua (WHO, IDAI, Kemenkes).
5) Orang tua/wali perlu mengondisikan suasana pagi yang menyenangkan, misalnya dengan menyajikan sarapan favorit atau menyetel musik yang disukai anak. Hal ini membantu anak merasa senang dan lebih termotivasi untuk bangun pagi.
Read More »
Di Balik Senyum Guru: Tantangan yang Jarang Tersorot dalam Dunia Pendidikan
Tanggal 25 November setiap tahun, di rayakan sebagai Hari Guru. Peringatan ini sebagai bentuk apresiasi atas jasa para guru/pendidik. Senyum ramah dan semangat mereka dalam mengajar seringkali menjadi pemandangan yang menghiasi ruang-ruang kelas. Namun, di balik senyum ceria itu, tersimpan beragam tantangan yang jarang tersorot dan patut kita sadari bersama.
Read More »
Parkir Motor Berdasarkan Merek : Lebih dari Sekadar Estetika
![]() |
Parkir Rapi berdasar Merek |
Pendahuluan
- Memupuk Disiplin dan Rasa Memiliki: Dengan menata motor berdasarkan merek, siswa diajarkan untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab atas kendaraan mereka. Mereka juga akan merasa memiliki dan bangga terhadap area parkir sekolah.
- Meningkatkan Kesadaran akan Keselamatan: Penataan yang rapi dan teratur dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan atau kerusakan kendaraan. Siswa juga akan lebih mudah menemukan motornya sehingga tidak perlu berdesakan.
- Menumbuhkan Semangat Komunitas: Siswa yang memiliki merek motor yang sama akan lebih mudah berinteraksi dan membangun komunitas kecil di sekolah. Hal ini dapat memperkuat ikatan sosial antar siswa.
- Mendidik tentang Tata Krama: Melalui kegiatan menata motor, siswa secara tidak langsung belajar tentang tata krama dan etika dalam bermasyarakat. Mereka diajarkan untuk menghargai hak milik orang lain dan menjaga kebersihan lingkungan.
- Estetika yang Memukau: Penataan motor berdasarkan merek menciptakan tampilan visual yang sangat menarik. Deretan motor dengan desain yang serupa dan warna yang senada akan memberikan kesan yang elegan dan mewah.
- Identitas Komunitas: Bagi para pemilik motor, mengelompokkan motor berdasarkan merek adalah cara untuk menunjukkan identitas dan solidaritas terhadap komunitas motor tertentu.
- Kemudahan Menemukan Motor: Dengan penataan yang rapi, pemilik motor akan lebih mudah menemukan motornya di antara deretan kendaraan lainnya.
- Terlihat rapih
- Perbedaan Merek: Tidak semua sekolah memiliki jumlah siswa dengan merek motor yang beragam.
- Ruang Parkir Terbatas: Sekolah dengan lahan terbatas mungkin kesulitan untuk menerapkan sistem ini secara optimal.
- Perawatan: Membutuhkan kesadaran dan kerja sama dari semua siswa untuk menjaga kerapian dan kebersihan area parkir.
Solusi:
- Fleksibel: Sekolah dapat membuat kategori yang lebih luas, misalnya motor bebek, motor sport, atau skuter.
- Zona Khusus: Untuk motor dengan jumlah yang sedikit, dapat dibuat zona khusus yang lebih kecil.
- Sosialisasi: Sekolah perlu melakukan sosialisasi secara intensif kepada siswa dan orang tua tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban area parkir.
- Pilih Lokasi yang Strategis: Pilihlah lokasi parkir yang cukup luas dan memiliki permukaan yang rata agar motor bisa ditata dengan rapi.
- Kelompokkan Berdasarkan Merek dan Tipe: Pisahkan motor berdasarkan merek dan tipe untuk menciptakan tampilan yang lebih teratur.
- Perhatikan Warna: Usahakan untuk mengelompokkan motor berdasarkan warna yang senada agar tampilan semakin menarik.
- Tambahkan Aksesoris: Tambahkan aksesoris seperti spanduk atau banner kecil yang bertuliskan nama merek motor untuk memperkuat kesan elegan.
- Jaga Kebersihan: Pastikan motor selalu dalam keadaan bersih dan mengkilap agar tampilan parkir semakin sempurna.
Read More »
Keberhasilan Yang Sesungguhnya adalah Keberanian untuk Mencoba
Read More »
Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
- • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
- • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
- Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
- Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
- Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
- Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
- Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
- Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
- Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
- Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)
pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
- Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
- Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
- Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
- Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
- Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
- Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
- Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran industri (teaching factory)
pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
- Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
- Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.
- Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusisolusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya.
- Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan
Read More »
Eksplorasi Konsep Modul 2.2, Kompetensi Sosial - Emosional (KSE)
![]() |
Forum Diskusi, Eksplorasi Konsep, 17 Nov 2022 |
Kutipan hari ini:
Read More »
Konser Itu Bernama: "Konser Transfer Knowlegde"
Read More »
Pendampingan Individu 4
terdapat 4 Bagian awal pendampingan dengan beberapa pertanyaan oleh pendamping praktik.
Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan. Lembar observasi yang dimaksud merupakan lembar observasi yang sama dengan yang digunakan saat simulasi tatap muka virtual dengan fasilitator ditanyakan proses yang sudah berjalan selama satu bulan terakhir dan hal-hal yang dianggap sebagai capaian selama satu bulan tersebut Apresiasi kemajuan-kemajuan yang disampaikan oleh Calon Guru Penggerak.
Bagian inti pendampingan Jelaskan tujuan khusus pendampingan Diskusi terkait praktik coaching bersama rekan sejawat:
Sebelum melakukan praktik coaching, Pendamping/ Pengajar Praktik mendiskusikan rencana coaching yang terdapat dalam lembar observasi (di lampiran). Calon Guru Penggerak bersama rekan sejawat yang sudah diminta untuk latihan coaching mempraktikkan coaching di depan Pendamping/Pengajar Praktik (rekan sejawat menjadi coachee).
Pendamping/Pengajar Praktik memberikan umpan balik terhadap praktik coaching pada lembar observasi yang telah diisi di bagian komentar. Setelah Calon Guru Penggerak bersama rekan sejawat praktik coaching, Calon Guru Penggerak dan rekan sejawatnya dipandu melakukan refleksi setelah praktik coaching dengan menggunakan pertanyaan kunci: Menurut Bapak/ Ibu apa saja hal baik dari praktik coaching yang sudah dilakukan? Apa saja hal yang menurut Bapak/ Ibu perlu ditingkatkan dari praktik coaching-nya? Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah melakukan praktik coaching pada rekan Bapak/ Ibu?
Mintakan juga refleksi rekan sejawatnya:
Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana Bapak/ Ibu CGP dalam mempraktikkan coaching kepada Anda? Apa hal baik yang Anda rasakan dari praktik coaching ini? Jika ada yang perlu dikembangkan, bagian mana yang menurut Bapak/ Ibu perlu dikembangkan lebih lanjut? Diskusi observasi kelas oleh rekan sejawat dengan pertanyaan kunci: Bagaimana pengalaman Bapak/ Ibu ketika meminta rekan guru lain mengobservasi praktik pembelajaran yang Bapak/ Ibu lakukan di ruang kelas? Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana praktik pengajaran yang terjadi saat dilakukan observasi? Apa komentar rekan guru yang mengobservasi setelah melakukan observasi praktik mengajar Bapak/ Ibu? Apa hal-hal yang sudah baik yang sudah Bapak/ Ibu lakukan di kelas dan apa hal-hal yang menurutnya perlu Bapak/ Ibu perbaiki? Apa hal yang ingin Bapak/ Ibu ketahui atau perbaiki setelah melakukan praktik mengajar tersebut berdasarkan respons dari murid Bapak/Ibu?
Diskusi mengenai aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 (Pendamping/Pengajar Praktik melihat serta bagaimana tugasnya) Bagaimana tugas aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 yang Bapak/ Ibu sudah coba kerjakan? Adakah kendala/ kesulitan yang dihadapi? Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu selama mengerjakan tugas tersebut? Apa hal yang bisa Bapak/ Ibu ambil pelajarannya dari mengerjakan tugas tersebut? Apa rencana atau perbaikan ke depannya berdasarkan aksi nyata tersebut?
Bagian akhir pendampingan Melakukan refleksi terhadap proses pendampingan saat ini: Setelah Bapak/ Ibu menjalani program PGP ini apa hal yang menurut Bapak/ Ibu paling Bapak/Ibu kuasai dari materi-materi yang sudah dipraktikkan? Materi apa yang Bapak/ Ibu rasakan masih membingungkan dan ingin dipelajari lebih dalam? Mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih telah berbagi praktik baik yang sudah dilakukan dari pembelajaran daring. Memotivasi untuk tetap mencoba meminta umpan balik dari rekan guru, murid, dan mempraktikkan coaching baik ke rekan guru lainnya atau ke murid.
Pendamping/ Pengajar Praktik mengingatkan CGP untuk mengisi Lembar Pengecekan Mandiri Kompetensi untuk Lokakarya 5 Pendamping/ Pengajar Praktik melakukan pendokumentasian lembar observasi yang telah diisi, kemudian memberikan lembar tersebut kepada CGP untuk dipelajari kembali Melakukan penilaian terhadap proses refleksi Calon Guru Penggerak berdasarkan rubrik pada lampiran. Mengisi Jurnal Pendampingan dalam LMS, mengisi daftar hadir, dan rencana pendampingan selanjutnya. Jika ada hal-hal terkait pembelajaran daring yang perlu diketahui oleh fasilitator, maka perlu dicatat dalam Jurnal Komunikasi di LMS.
Read More »
Bismillah, Mengawali Modul 3.1
Mengawali modul 3 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2023. Tema Modul 3 adalah Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Sub Modul 3.1. Bertema “Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin”
Read More »
Sekolah; Pentas Konser Transfer Knowledge
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kegiatan untuk melakukan pemahaman dengan kegiatan pembelajaran. Dari anak yang belum tahu terhadap sesuatu hal menjadi tahu atau memahami terhadap sesuatu hal tersebut. Guru melakukan proses tranfer pengetahuan tranfer ilmu.
Read More »
2.3.a.3. Mulai Dari Diri - Modul 2.3
![]() |
Kordinasi Supervisi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum |
Read More »