Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts sorted by date for query UGM. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query UGM. Sort by relevance Show all posts

Saat Tidur Jadi Metafora

Tidur Adalah Usaha Termudah Menghargai Waktu Libur: Sebuah Renungan tentang Pendidikan dan Apresiasi Judul di atas mungkin terdengar kontradiktif, bahkan mungkin mengundang senyum. Bagaimana bisa tidur dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap waktu libur? Bukankah seharusnya waktu luang diisi dengan aktivitas produktif, pengembangan diri, atau petualangan seru? Namun, di balik judul yang sekilas nyeleneh ini, tersembunyi sebuah refleksi mendalam tentang nilai sesungguhnya dari waktu istirahat dan, yang lebih penting lagi, bagaimana kita sebagai masyarakat dan institusi memberikan apresiasi terhadap keberhasilan. 
Meskipun secara harfiah saya tidak akan membahas detail tidur di hari libur kali ini, frasa "tidur adalah usaha termudah menghargai waktu libur" justru menjadi metafora sempurna untuk mengajak kita merenungkan: apakah kita sudah cukup menghargai proses dan beragam bentuk keberhasilan, ataukah kita terlalu sibuk mengejar validasi eksternal yang seragam dan bersifat permukaan? Pendidikan: Mencetak Manusia atau Portofolio? 
Pertanyaan yang terus bergelora dalam benak kita adalah: "Sebenarnya sekolah ini tempat mendidik manusia… atau mendidik portofolio?" Pertanyaan ini bukan tanpa alasan. Setiap musim penerimaan siswa baru, pemandangan yang lazim kita jumpai adalah semaraknya spanduk-spanduk besar di depan sekolah. "Selamat kepada Ananda Budi, diterima di UGM. Terima kasih telah mengharumkan nama sekolah." Begitu bunyi salah satu contohnya, lengkap dengan foto siswa yang tersenyum bangga mengenakan jaket almamater kampus impian. 
Ucapan selamat bertebaran di media sosial, kepala sekolah ikut mengunggah, dan alumni pun turut bangga. Tentu saja, kebahagiaan ini patut dirayakan. Siapa yang tidak bangga melihat muridnya sukses menembus perguruan tinggi top? Namun, di tengah euforia itu, kerap kali ada ganjalan yang mengusik: bagaimana dengan "Siti"? Siti, mungkin, diterima di STIE Tri Dharma, sebuah universitas swasta yang lokasinya agak masuk gang, tidak sepopuler UGM. Ia mendaftar sendiri, menyiapkan berkas di sela-sela membantu orang tuanya menjaga warung. 
Tidak ada spanduk untuk Siti. Tidak ada ucapan "terima kasih telah mengharumkan nama sekolah." Keberhasilannya seolah lenyap dalam bayang-bayang prestasi yang "layak dipajang." Ini memicu pertanyaan krusial: jangan-jangan selama ini yang kita apresiasi itu bukan perjuangan, tapi branding? Bahkan, ironisnya, fenomena ini semakin tervalidasi dengan maraknya seminar tentang branding sekolah. Seolah-olah, nilai sebuah institusi pendidikan diukur dari seberapa banyak "produk unggulan" yang bisa dipamerkan di katalog prestasinya. 
Ketika Apresiasi Hanya untuk yang Terpilih Maka, kembali kita merenung: Apakah kita benar-benar sedang mendidik manusia sesuai versi terbaik dirinya? Atau kita sedang mencetak ‘produk unggulan’ buat katalog prestasi institusi? Prestasi memang penting, itu tidak bisa dimungkiri. Namun, apakah hanya mereka yang diterima di perguruan tinggi negeri favorit yang disebut "berhasil"? 
Bagaimana dengan mereka yang melanjutkan ke politeknik kecil, atau bahkan memilih untuk bekerja terlebih dahulu demi bisa melanjutkan kuliah tahun depan? Apakah perjuangan mereka tidak layak disebut sebagai hasil pendidikan juga? Apakah ketekunan dan kerja keras mereka dalam menghadapi realitas hidup tidak pantas mendapatkan apresiasi? 
Seringkali, tanpa disadari, kita sedang diam-diam ikut menyaring manusia dengan standar yang kita anggap ‘layak ditampilkan di spanduk’. Seolah-olah, ada kriteria tidak tertulis tentang "alumni sukses" yang hanya mencakup mereka dengan label-label bergengsi. Yang lainnya? Ya, mereka memang alumni juga, tapi "bukan yang itu lho… yang itu…" Sebuah pengabaian halus yang dapat melukai semangat dan memupus rasa bangga. 
Pendidikan Sejati Melampaui Baliho Penulis artikel ini teringat pengalamannya sendiri: masuk universitas dengan jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang kala itu tidak termasuk kategori favorit. Namun, dari sana ia tetap bisa tumbuh, belajar, dan menjadi manusia yang utuh. Ia kemudian menjadi seorang guru, dan dari sanalah ia menyadari: jangan-jangan sekolah memang lupa, bahwa menjadi manusia itu bukan perlombaan banner. 
Menjadi manusia berarti tumbuh, berkembang, dan memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk, terlepas dari label institusi atau popularitas. Pendidikan sejati seharusnya tentang memfasilitasi setiap individu untuk mencapai potensi terbaiknya, bukan sekadar mencetak daftar prestasi yang seragam. Kamu Sudah Masuk Hati Kami Maka, melalui artikel ini, sebuah pesan penting ingin disampaikan: Untuk kamu yang diterima di mana pun – baik di perguruan tinggi negeri, swasta, akademi, bahkan "sekolah kehidupan" itu sendiri – ketahuilah, kamu juga bagian dari perjuangan kami. 
Perjuanganmu, usahamu, dan semua tetes keringatmu dalam meraih mimpi adalah bagian tak terpisahkan dari misi pendidikan. Jika sekolah ini benar-benar mendidik manusia, maka tak satupun perjuanganmu akan luput dari apresiasi. Mungkin namamu tidak terpampang di baliho besar di pinggir jalan, namun percayalah, kamu sudah masuk hati kami. 
Yang terpenting dari segalanya adalah: teruslah bertumbuh. Teruslah belajar, beradaptasi, dan berkembang, dengan atau tanpa spanduk ucapan selamat. Karena pada akhirnya, nilai sejati seorang manusia tidak diukur dari seberapa megah pengakuan eksternal yang ia dapatkan, melainkan dari seberapa besar ia mampu menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, dan seberapa besar dampaknya bagi dunia di sekitarnya.
Sumber : Grup WA GSM Kab. Purbalingga.

Read More »
29 June | 0komentar

Bukan Hanya Ibrahim: Setiap Kita Punya "Ismail"

Latar : Fakultas Fisipol UGM
Kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, adalah salah satu narasi paling kuat dalam tradisi agama samawi, mengajarkan tentang ketaatan, pengorbanan, dan kepercayaan yang teguh. Namun, di luar konteks religiusnya, kisah ini juga menawarkan sebuah lensa untuk merenungkan "Ismail-Ismail" dalam kehidupan kita sendiri – hal-hal yang sangat kita cintai, kita impikan, atau kita genggam erat, yang pada suatu titik mungkin dihadapkan pada pilihan untuk dilepaskan demi tujuan yang lebih besar atau demi pertumbuhan diri. 

"Ismail" dalam konteks modern bisa menjelma dalam berbagai bentuk. Ia bukan lagi sekadar seorang putra yang akan dikorbankan secara harfiah, melainkan simbol dari apa pun yang menjadi pusat perhatian, kebanggaan, atau bahkan ketakutan kehilangan kita. 

  • Zona nyyaman:Bagi sebagian orang, Ismail adalah zona nyaman mereka – rutinitas yang familier, pekerjaan yang aman meskipun tidak memuaskan, atau lingkungan yang sudah dikenal. Melepaskan ini berarti menghadapi ketidakpastian, namun seringkali merupakan langkah awal menuju potensi yang belum tereksplorasi. 
  • Materi dan Harta Benda: Kekayaan, jabatan, atau harta benda seringkali menjadi Ismail yang sulit dilepaskan. Kita mungkin merasa identitas dan harga diri kita terikat padanya. Namun, terlalu melekat pada hal-hal material dapat menghambat kita untuk melihat nilai-nilai yang lebih esensial. 
  • Hubungan dan Keterikatan: Hubungan toksik, ekspektasi yang tidak realistis terhadap orang lain, atau ketakutan akan kesendirian bisa menjadi Ismail. Terkadang, "pengorbanan" Ismail berarti melepaskan keterikatan yang tidak sehat demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. 
  • Ego dan Kebanggaan Diri: Ego adalah Ismail yang paling licik. Keinginan untuk selalu benar, pujian dari orang lain, atau status sosial seringkali menjadi hambatan terbesar untuk belajar, bertumbuh, dan menerima kelemahan diri. 
  • Impian yang Tak Realistis atau Berubah: Dulu kita mungkin memiliki impian besar, namun seiring waktu, impian itu bisa jadi tidak lagi relevan atau realistis. Melepaskan impian lama untuk memberi ruang bagi yang baru, atau menerima kenyataan, juga merupakan bentuk "pengorbanan Ismail." 
  • Ketakutan dan Kekhawatiran: Ismail kita bisa juga adalah rasa takut itu sendiri – takut gagal, takut berbeda, atau takut akan perubahan. Melepaskan ketakutan ini adalah kunci untuk mengambil risiko yang diperlukan demi kemajuan. 

Makna Pengorbanan di Era Modern 
Kisah Ibrahim mengajarkan bahwa pengorbanan bukanlah tentang kehilangan yang sia-sia, melainkan tentang prioritas dan kepercayaan. Ketika Ibrahim bersedia melepaskan Ismail, ia menunjukkan ketaatan mutlak kepada sesuatu yang lebih tinggi, dan sebagai hasilnya, ia diberi ganti yang lebih baik. Di zaman modern, "pengorbanan Ismail" seringkali bermakna: 
Transformasi Diri: Melepaskan apa yang menghambat kita untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Ini mungkin menyakitkan, tetapi hasilnya adalah pertumbuhan dan pembebasan. Penemuan Nilai Sejati: Ketika kita melepaskan apa yang kita genggam erat, kita seringkali menemukan bahwa kebahagiaan dan kepuasan sejati tidak terletak pada hal-hal eksternal tersebut, melainkan pada nilai-nilai internal seperti keberanian, integritas, dan kasih sayang. 
Ada kalanya kita harus melepaskan kendali dan percaya bahwa ada hikmah di balik setiap tantangan, bahkan jika kita belum melihatnya saat ini. 

Menghadapi Ismail Kita 
Bagaimana kita mengidentifikasi dan menghadapi Ismail-Ismail dalam hidup kita? Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang paling Anda takuti kehilangannya, apa yang membuat Anda merasa paling tidak aman, atau apa yang menjadi sumber kebanggaan terbesar Anda. Pertanyakan Nilainya: Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah hal ini benar-benar melayani kebaikan tertinggi saya? Apakah ini membantu saya bertumbuh atau justru menahan saya?" Langkah tersulit adalah mengambil keputusan untuk melepaskan. Ini membutuhkan keberanian dan keyakinan bahwa ada sesuatu yang lebih baik menunggu di sisi lain. 
Ingatlah tujuan atau nilai-nilai yang lebih besar yang ingin Anda capai. Terkadang, melepaskan Ismail adalah langkah esensial menuju tujuan tersebut. Kisah Ismail adalah pengingat bahwa hidup seringkali menuntut kita untuk menghadapi pilihan sulit. Namun, dengan keberanian untuk mengidentifikasi dan melepaskan "Ismail-Ismail" kita, kita membuka diri untuk berkat-berkat baru, pertumbuhan yang mendalam, dan pemahaman yang lebih kaya tentang makna sejati dari kehidupan. Ini adalah perjalanan yang berkelanjutan, sebuah panggilan untuk terus-menerus mengevaluasi apa yang kita genggam dan apa yang perlu kita lepaskan demi kebaikan yang lebih besar.

Read More »
09 June | 0komentar

Bismillah: Inspirasi di Tengah Rutinitas Pondok

Universitas Gadjah Mada, UGM

Mungkid, Magelang - Hari Ahad, 13 April 2025 menjadi hari yang istimewa di tengah rutinitas bulanan penjengukan di Pondok Pesantren SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid. Selain bertemu dan berbagi cerita dengan anak, kunjungan kali ini memiliki agenda yang lebih menarik: mengajak serta buah hati tercinta untuk sejenak menikmati suasana Yogyakarta dan melakukan survei awal tempat kuliah impiannya. 
Penjengukan bulanan di SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid memang selalu dinanti. Momen ini menjadi pelepas rindu bagi orang tua dan para santri, tempat bertukar kabar dan memberikan semangat. Namun, kunjungan pada hari Ahad ini terasa berbeda. Setelah bersilaturahmi dan memastikan kondisi putri tercinta baik-baik saja di pondok, sebuah rencana menarik telah disiapkan: perjalanan singkat menuju Yogyakarta. 
Yogyakarta, kota pelajar yang kaya akan budaya dan sejarah, dipilih sebagai destinasi kali ini. Tujuan utamanya adalah mengenalkan atmosfer perkuliahan kepada sang anak, yang sebentar lagi akan menamatkan pendidikan di tingkat SMA. Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, menjadi fokus utama kunjungan ini. 
Di Yogyakarta, semangat dan antusiasme terpancar dari wajah anak. Menginjakkan kaki di lingkungan kampus UGM yang luas dan hijau memberikan kesan tersendiri. Bersama, kami menyusuri berbagai fakultas, melihat bangunan-bangunan megah, dan merasakan denyut kehidupan mahasiswa. Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan biasa. 
Sembari menikmati suasana kampus, diskusi santai mengenai program studi yang diminati pun tak terhindarkan. Informasi mengenai fakultas, jurusan, fasilitas, hingga kegiatan mahasiswa menjadi topik perbincangan yang menarik. Melihat langsung lingkungan belajar dan berinteraksi dengan atmosfer akademik diharapkan dapat memberikan gambaran nyata dan memotivasi anak dalam menentukan pilihan studinya kelak. 
Meskipun waktu yang tersedia tidak banyak, kunjungan singkat ke UGM ini memberikan pengalaman berharga. Melihat langsung salah satu universitas terbaik di Indonesia memberikan inspirasi dan membuka wawasan tentang dunia perkuliahan. Selain itu, momen kebersamaan di luar rutinitas pondok juga semakin mempererat tali kasih antara orang tua dan anak. 
Perjalanan kembali ke Mungkid di sore hari diwarnai dengan obrolan ringan dan harapan-harapan baik untuk masa depan. Kunjungan ke Yogyakarta kali ini, yang bertepatan dengan penjengukan rutin, menjadi kenangan manis dan langkah awal yang positif dalam mempersiapkan jenjang pendidikan tinggi bagi anak. Semoga pengalaman ini menjadi motivasi dan memberikan arah yang jelas dalam meraih cita-citanya. Alloh SWT selalu Bersama kita.













Universitas Gadjah Mada, UGM


Universitas Gadjah Mada UGM



Read More »
12 May | 0komentar

Magister Manajemen UGM


Mendapatkan tugas belajar S2 dari Kementrian Pendikan Nasional, saat belum menjadi Kemendikbudristek, tahun 2011. Sesuatu yang menjadi pengalaman sangat berharga. Tentu pengalaman yang berharga karena tidak semua guru mendapat kesempatan untuk belajar di Universitas ternama, terbaik di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). 
Seleksi diawali dengan seleksi administrasi, terjaring kurang lebih 100 orang. Rangkaian tes tertertulis (AcEPT, TPA, Interview). Hasil akhir terseleksi 30 peserta. Alhamdulillah berhasil lolos. 
Tes AcEPT sama dengan tes TOEFL.   
Tes AcEPT dan TPA serta interview. Nilai TPA minimal 500. Nilai TOEFL minimal 450. Total TPA+TOEFL haruslah 975. Setelah lulus TPA dan TOEFL barulah dilanjutkan dengan tes wawancara. Tes ini lebih kepada bagaimana meyakinkan interviewer yang rata-rata mereka adalah professor, kita bisa menyakinkan Beliau-Beliaunya bahwa kita serius, beneran bakal belajar di MM UGM, gak mangkir dan tentu lulus tepat waktu.
Matrikulasi 
Matrikulasi ini sifatnya wajib bagi mahasiswa S2 karena dari berbagai disiplin ilmi d S1-nya. Tes Pengetahuan Dasar yang meliputi materi-materi matrikulasi. Matrikulasi ini biasa disebut Pra-MBA atau semester 0. Kuliah matrikulasi berlangsung selama 6 bulan. Dan harap di ingat, kita tidak bisa melanjutkan ke semester berikutnya jika tidak lulus matrikulasi. Matrikulasi sangat penting apalagi bagi kita yang gak pernah bersentuhan dengan dunia ekonomi. Setidaknya di matrikulasi kita sedikit paham tentang teori dasar ekonomi. Jadi dengan adanya Pra MBA ini diharapkan mahasiswanya siap pas masuk ke perkuliahan inti nanti.  Itulah pentingnya matrikulasi, selain mempersiapkan mahasiswa, juga bisa jadi alat ukur minat awal tiap mahasiswa. 
Busana/Pakaian 
Terkait dengan busana MM UGM Jakarta sangat tegas. Bukan hanya di ruang perkuliahan, dilingkungannya pun diberlakukan. Mahasiswa Laki-laki/ Pria harus memakai batik atau kemeja lengan panjang plus dasi dan celana bahan. Wanita menyesuaikan. Pernah teman di kelas tetangga tidak bisa ikut ujian karena lupa membawa dasi. Pengawas kekeuh tidak mengizinkan dia masuk ruang kelas sebelum memakai dasi. Pernah pula seorang teman tidak diizinkan masuk ke perpustakaan karena memakai jeans. 

Bersama Prof. Jamaludin Ancok

Kurikulum 
Gelar/ Title yang didapatkan setelah lulus MM UGM memang titel international, MBA. Dan karena MM UGM sudah terakreditasi secara international oleh AACSB, The Association to Advance Collegiate Schools of Business, (FYI: MM UGM adalah sekolah bisnis pertama dan satu-satunya di Indonesia yang terakreditasi oleh AACSB) maka kurikulum yang digunakan adalah standar international.


Read More »
05 August | 0komentar

Tugas Mulai dari Diri Modul 1.2 CGP

 



1. Peristiwa positif yang saat di Sekolah Dasar, saya selalu menjadi rangking 1 dan rangking 
2. Daya saing positif dengan teman yang memiliki minat belajar yang sama. Sehingga bersaing untuk menjadi rangking satu. Sedangkan Peristiwa Negatif yang saya alami di sekolah Dasar adalah saya pernah di jewer oleh guru karena memberi tahukan jawaban kepada teman. 

Saat SMP - Kuliah 
Peristiwa Positif: saat SMP aktif kegiatan mengaji di masjid dan sebagai anggota remaja masjid. Saat SMA menjadi pengurus remaja masjid. Mulai belajar mengumandangkan adzan di masjid. Dan aktif dikegiatan karang taruna desa. Saat Kuliah hal yang positif saat dapat memiliki penghasilan dari membantu dosen yang menjadi konsultan dengan menjadi drafter (menggambar rumah). 
Peristiwa Negatif: saat kuliah saya tidak aktif di kegiatan kemahasiswaan karena selalu berkutat pada tugas kuliah (menggambar) dan membantu dosen yang menjadi konsultan. 
Saat bekerja: 
yang positif mendapatkan Bea Siswa Tugas belajar S2 dari kemendikbud RI di UGM dan menjuarai berbagai lomba tk.provinsi diantaranya Lomba media pembelajaran berbasis blog juara 3 tk prov. kategori SMK 2014, Juara 2 media pembelajaran berbasis web Tk.Prov 2016, finalis guru berprestasi tk.provinsi 2017, penerima penghargaan Learning Object pd Lomba Media Pembelajran Interaktif (BPTIK) tahun 2021 dll. 
2. Yang berperan dalam kegiatan pada peristiwa tersebut selain saya adalah: a. Saat SD yang berperan antara lain: Orang tua, teman-teman SD, guru ngaji b. Saat Lulus SMA yang berperan: orang tua, teman sepermainan, Kepala Desa, pengurus TPQ 
3. Dampak emosional yang saya rasakan hingga sekarang adalah saat sekolah SD yang saya rasakan adalah tenang dan optimisme. Sedangkan setelah lulus SMA perasaan yang saya rasakan ada perasaan kagum, gembira, sedih, bingung dan tertarik 
4. Yang membekas dan saya rasakan sampai saat ini karena apa yang saya alami benar-benar membekas dalam hati dan memori otak saya. Sehingga pesan- pesan yang disampaikan guru saat pembelajaran dan sikap perilaku yang guru contohkan masih dapat saya ingat. 
5. Dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi Putchik berkaitan saya sebagai guru adalah sikap teladan, panutan dengan berperilaku baik. Yang semoga akan membekas juga pada peserta didik. Menanankan nilai karakter serta nilai nilai luhur sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga apa yang kita sampaikan akan selalu diingat dan diterapkan dalam kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang. 
6. Peran guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru oleh murid, harus dapat memberikan contoh dan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila saat proses belajar sehingga dapat memperoleh kehidupan bermakna. 

 

Read More »
12 May | 0komentar

Dies Natalis UGM ke-71

Wisuda PascaSarjan UGM

Segala puji bagi Allah SWT, Alhamdulillah termasuk bagian dari Kagama (Keluarga Alumni UGM). Sebagai salah satu Alumni MMUGM (Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada) lulus tahun 2013. Masuk melalui Tugas Belajar dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.  Sebagai PNS karena mengikuti Tugas Belajar maka cuti selama 2 tahun. Alhamdulillah perkuliahan dapat ditempuh selama 1,3 tahun (termasuk lulus tercepat). Gelar yang didapat adalah gelar internasional yaitu MBA (Master Businnes of Administration).

Kantor Pusat UGM

Awal perkuliahan harus mengikuti kuliah Matrikulasi selama 6 bulan,ini sifatnya wajib. Matrikulasi ini biasa disebut Pra-MBA atau semester 0. Jika tidak lulus matrikulasi berarti tidak dapat mengikuti /melanjutkan ke semester berikutnya . Dibeberapa universitas matrikulasi cuma 2 minggu,MMUGM 6 bulan.  Matrikulasi ini penting apalagi bagi kita yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia ekonomi. Setidaknya di matrikulasi kita sedikit paham tentang teori dasar ekonomi. Jadi dengan adanya Pra MBA ini diharapkan mahasiswanya siap pas masuk ke perkuliahan inti nanti.Pentingnya matrikulasi, selain mempersiapkan mahasiswa, juga bisa jadi alat ukur minat awal tiap mahasiswa

Perkuliahan di MM UGM busana/pakaian dalam proses belajar mengajar sudah ditetapkan sebagai sebuah peratutran. Pria harus memakai batik atau kemeja lengan panjang plus dasi dan celana bahan (tidak boleh pakai Jean). Wanita menyesuaikan. Peraturan pun benar-benar ditegakan jika tidak bawa/memakai dasi saat ujian pun tidak diperkenankan untuk mengikuti,sebelum memakai dasi. Pernah pula seorang teman tidak diizinkan masuk ke perpustakaan karena memakai jeans. 




Kelas Penelitian bersama Prof.Indra



Selamat Dies Natalis UGM ke 71, 19 Desember 2020.


Kelas Bapak Prof.Jamludin Ancok


Kelas Bersama Bpk Dr.Hardo



Kelas Bersama Dr.Iwan

Dari kiri, Agus, Dani,Wahyudin,Sarastiana,Fuad

Bersama Prof.Abdul Halim

Prof.Shely

Bersama-sama



Read More »
20 December | 0komentar

Upskilling dan Reskilling AutoCAD untuk Industri

Instruktur, Penyelenggara memberikan penjelasan terkait pelaksanaan di Industri
(Hotel Luminor, Surabaya)

Program Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bagi guru kejuruan SMK sesuai dengan standar Industri,Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA). Program ini  dilaksanakan bagi guru kejuruan SMK yang termasuk ke dalam 4 bidang prioritas pengembangan SMK sebagai Pusat Keunggulan (Center of Excellence) yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, pelayanan keramahan (hospitality), dan pelayanan sosial (care services). 
Kompetensi Keahlian SMK yang tercakup dalam 4 bidang prioritas antara lain Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Alat Berat, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Geomatika, Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana, Perhotelan, Tata Boga, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Keperawatan Sosial (Social Care)/Asisten Keperawatan/Caregiver. 
Upskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis industri bagi tenaga pendidik yang berorientasi pada peningkatan level kompetensi teknis/kejuruan/kerja yang telah dimiliki sebelumnya. Sedangkan reskilling dapat diartikan sebagai pelatihan berbasis industri bagi tenaga pendidik yang berorientasi pada penguasaan kompetensi teknis/kejuruan/kerja yang belum dikuasai sebelumnya. 
Program pelatihan tersebut dilakukan oleh Industri dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang memiliki kerjasama dengan IDUKA dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan kompetensi teknis/kejuruan/kerja. Unsur yang terlibat dalam program upskilling dan reskilling antara lain Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Forum Pengarah Vokasi, Dinas Pendidikan Provinsi, Sekolah Menengah Kejuruan dan Lembaga Penyelenggara Program.

Foto bersama WI BBPPMV Malang, Bp.Alfa dan Bp.Lutfi (Hotel Tychi Malang)



Foto bersama Peserta dan Instruktur Industri (baris dua berdiri dari kiri:No.1 Bp.Jasin No.2,Bp. Andreas B, No.4 Bp.Fadil)

Guru diberikan materi yang relevan dengan kebutuhan industri karena sebagaimana disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto bahwa perkembangan teknologi di industri sudah sangat cepat. Karenanya, SMK harus mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual dengan industri. Salah satunya, dilakukan melalui skema pembelajaran project by learning atau bring industry to school.
Wikan Sakarinto yang merupakan mantan Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan lebih lanjut bahwa pelaksanaan Program Up-skilling dan Re-skilling Guru Kejuruan SMK sendiri didasarkan pada pemetaan empat bidang klaster center of excellence (CoE) SMK. Yakni, meliputi bidang manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, dan care service. Pemilihan CoE tersebut telah mempertimbangkan tren perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja. Secara total, terdapat 21 kompetensi keahlian di SMK yang masuk dalam kriteria program ini.
Pada Bidang Kompetensi Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) Dirjen Vokasi melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BPPMPV) Malang bekerjasama dengan Industri PT. 3D Solusion Indonesia Surabaya.

Jadwal Pelaksanaan Kelas AutoCAD 2D 

Tahap

Nama Kegiatan

Moda/Tempat

Tanggal

1

Pendalaman Materi Sertifikas

Sesuai judul terlampir

02 s.d 14 Nov 2020

2

On The Job Training

Tatap Muka/Industri

16 s.d 21 Nov 2020

3

Sertifikasi Industri/Uji Kompetensi

Tatap Muka/Industri

23 s.d 26 Nov 2020


Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pada akhir kegiatan semua peserta menyusun laporan OJT sebagai bentuk pelaporan terhadap perkembangan kegiatan yang telah dilakukan di Industri. Dalam bentuk laporan OJT

Peserta,Instruktur dan Panitia,di Hotel Tychi Malang 





Daftar Peserta Upskilling dan Reskilling
Kompetensi DPIB
         

ISNEN SMKN1 SUKOHARJO



WINARNO SMK YESIHA GUBUK



VERONIK SMKN 1 PURWODADI

NIA TYAS SMKN 1KALIANGET
ULIN NUHA SMKN 1 MOJOKERTO
SARASTIANA SMKN 1 BUKATEJA


         

TATARIA SMKN 1 KRASAAN 



SUTOMO SMKN 1 BAURENO



SITI AISAH SMK MUH 3 YOGYA

OKTANISA SMKN 2 KEBUMEN
NURIYANA SMKN KUDU
A.KUSFANDI SMKN 1 SAMPANG


=======
         

INDRAYADI SMKN 1 HALMAHERA BARAT



IMAM SAFI'I SMKN 1 ROBATAL



HASYIM SMK NAS MALANG

 FRANDIKA SMKN 2 PROBOLINGGO
MARDIYANI SMKN 2 SRAGEN
DIAN SMKN 2 PENGASIH


         

ARIFIN SMKN 3 MATARAM



M.ALI SAID SMKN 2 PAMEKASAN



#

Upskilling
Luminor 2020
Presentasi#







Read More »
20 November | 0komentar