Read More »
Karakteristik Mapel KKA: Membangun Masa Depan Berbasis Etika dan Konteks
Read More »
"Barak Kemanusiaan" untuk Generasi Anti Kekerasan
- Pejabat dan Pembuat Kebijakan: Mereka perlu memahami akar permasalahan secara mendalam dan merumuskan kebijakan yang mendukung pembentukan karakter, pencegahan kekerasan, dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan dalam sistem pendidikan dan masyarakat.
- Guru dan Tenaga Pendidik: Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk karakter siswa. Barak Kemanusiaan dapat menjadi wadah untuk melatih keterampilan komunikasi efektif, manajemen konflik, pemahaman psikologi perkembangan anak, dan strategi pencegahan serta penanganan bullying.
- Orang Tua: Peran orang tua sangat krusial. Barak Kemanusiaan dapat memberikan edukasi tentang pola asuh positif, komunikasi yang sehat, pentingnya membangun empati pada anak, serta cara mendeteksi dan mengatasi masalah bullying dan kekerasan.
- Siswa: Sebagai subjek utama, siswa akan mendapatkan ruang untuk mengembangkan kecerdasan emosional, keterampilan sosial, pemahaman tentang keberagaman, kemampuan menyelesaikan konflik secara damai, serta menumbuhkan rasa saling menghormati dan peduli.
- Masyarakat Umum: Keterlibatan masyarakat luas penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang karakter positif.
- Pelatihan dan Workshop: Berbagai pelatihan dan workshop tentang pengembangan empati, komunikasi efektif, manajemen emosi, resolusi konflik, pemahaman keberagaman, hak asasi manusia, dan pencegahan kekerasan.
- Diskusi dan Forum: Ruang diskusi terbuka untuk membahas isu-isu terkait bullying, tawuran, dan kekerasan dari berbagai perspektif, mencari solusi bersama, dan membangun pemahaman yang lebih mendalam.
- Simulasi dan Role-Playing: Kegiatan simulasi dan bermain peran untuk melatih keterampilan sosial, empati, dan kemampuan menghadapi situasi konflik secara konstruktif.
- Kegiatan Sosial dan Komunitas: Program-program yang melibatkan interaksi antar berbagai kelompok masyarakat untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian sosial.
- Pendampingan dan Konseling: Menyediakan layanan pendampingan dan konseling bagi individu yang menjadi korban atau pelaku bullying dan kekerasan, serta bagi keluarga yang membutuhkan dukungan.
- Kampanye dan Edukasi Publik: Mengembangkan kampanye kreatif dan program edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif bullying, tawuran, dan kekerasan, serta mendorong perubahan perilaku yang positif.
Read More »
Kelas Maya Bukan Kelas "Mayeng-Mayeng"
Read More »
Mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global
Sosok yang sering diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan, memiliki peran sentral dalam membentuk generasi penerus bangsa. Mereka adalah pembimbing, pendidik, dan inspirator yang mengantarkan anak didik menuju gerbang kesuksesan. Namun, di era perubahan zaman yang serba cepat ini, muncul pertanyaan: apakah guru hanya menjadi penonton yang menyaksikan transformasi zaman, atau justru menjadi agen perubahan yang membentuk generasi emas masa depan? Peran Guru di Era Perubahan Zaman Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, peran guru tidak lagi sebatas menyampaikan materi pelajaran.
Read More »
Strategi Implementasi Mata Pelajaran PKL
- Guru mapel PKL menguasai proses kerja pada dunia kerja.
- Pembelajaran pada satu lokasi PKL dapat dilaksanakan oleh satu orang guru atau beberapa orang guru yang berkolaborasi.
- Perhitungan jumlah JP bagi setiap guru mapel PKL didasarkan pada pembagian secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta didik keseluruhan yang melaksanakan PKL pada satu sekolah.
- mengomunikasi penempatan peserta didik di lokasi penempatan PKL di dunia kerja;
- memastikan keamanan dan keselamatan peserta didik selama pelaksanaan PKL
- menjadi fasilitator pembelajaran
- memastikan kehadiran peserta didik di tempat PKL
- melakukan pemantauan dan pembimbingan peserta didik dalam melakukan proses kerja sesuai dengan perencanaan pembelajaran serta ketentuan dan proses kerja yang berlaku di dunia kerja tempat PKL.
- memastikan peserta didik mengisi jurnal harian PKL melakukan pencatatan terhadap perkembangan peserta didik
- melakukan proses asesmen PKL terhadap peserta didik dengan melibatkan penilaian dunia kerja jika terjadi kasus yang tidak diinginkan, terlibat dalam penyelesaian kasus di lokasi PKL;
- menjemput peserta didik PKL di akhir masa program PKL;
- memberikan bimbingan penulisan laporan PKL.
- mengarahkan, membimbing, dan mementori peserta didik dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan kehidupan sosialnya di dunia kerja;
- memberikan penilaian hasil kerja peserta didik PKL;
- dan melaporkan kepada pihak sekolah secara berkala perkembangan peserta didik PKL dan jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL yang perlu diketahui pihak satuan pendidikan
Read More »
Perencanaan Mapel PKL
Read More »
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP)
![]() |
Tim Pengembang Kurikulum |
Read More »
Asesmen Diagnosis Non Kognitif
Read More »
Esensi dari Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Read More »
Capaian Pembelajaran (CP) PKL
Read More »
Rasional Mata Pelajaran Praktik Kerja Lapangan
Read More »
Capaian Pembelajaran (CP) Mata Pelajaran Pratik Kerja Lapangan
Capaian Pembelajaran
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Internalisasi dan penerapan soft skills |
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan etika
berkomunikasi secara lisan dan tulisan, integritas (antara lain
jujur, disiplin, komitmen, dan tanggung jawab),
etos kerja, bekerja secara mandiri
dan/atau bekerja di dalam tim, kepedulian sosial dan lingkungan,
serta ketaatan terhadap norma, K3LH, dan POS yang berlaku
di dunia kerja. |
Penerapan hard skills |
Pada
akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan kompetensi teknis
pada pekerjaan sesuai POS yang berlaku
di dunia kerja. |
Peningkatan dan Pengembangan hard skills |
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan kompetensi teknis baru dan/atau kompetensi teknis yang belum tuntas
dipelajari sesuai konsentrasi keahlian. |
Penyiapan Kemandirian Berwirausaha |
Pada akhir fase F, peserta
didik mampu melakukan analisis usaha secara
mandiri. |
Read More »
Tentang SMK Pusat Keunggulan
![]() |
Peningkatan PBM SMK PK SMKN 1 Bukateja |
Program SMK Pusat Keunggulan merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, yang akhirnya menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya. Selain itu, ada program pendampingan yang dirancang untuk membantu SMK PK dalam pencapaian output. Pelaksana pendampingan dilakukan oleh perguruan tinggi yang telah memenuhi kriteria.
- Porsi pembelajaran kejuruan meningkat dari tahun ke tahun.
- Pengembangan pembelajaran lebih fleksibel dapat disesuaikan dengan karakteristik sekolah, kemitraan dunia kerja, dan potensi lokal/daerah.
- Modul-modul pembelajaran dapat disusun bersama mitra dunia kerja.
- Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib selama 6 bulan.
- Pengembangan kompetensi Profil Pelajar Pancasila mendorong siswa SMK untuk mengembangkan soft-skills.
- Lokakarya penyelarasan pembelajaran berbasis industri.
- Lokakarya pemanfaatan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan Teaching Factory (TeFa).
- Lokakarya Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), perangkat ajar, media pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran praktik baik.
Read More »
Pelatihan Komite Pembelajaran (PKP)
Pembukaan IHT oleh Ketua Panitia |
Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan merupakan pelatihan yang didesain untuk menyiapkan komite pembelajaran pada setiap satuan pendidikan pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan, agar mampu dan siap melakukan perubahan penyelenggaraan pembelajaran di sekolah masing-masing. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, para peserta selanjutnya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan in-house training dengan substansi pokok yang sama di sekolahnya. Desain Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan dijelaskan dalam uraian berikut :
- Persepsi yang sama tentang Program SMK Pusat Keunggulan.
- Pengetahuan tentang Materi Pelatihan Komite Pembelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan.
- Keterampilan dalam memfasilitasi In House Training di satuan Pendidikan pelaksana program SMK Pusat Keunggulan.
- Memahami Program SMK Pusat Keunggulan, pembelajaran Asinkronus di Micro learning, Capaian Pembelajaran, peran Pendamping Implementasi Pembelajaran, pengembangan komunitas praktisi, pendekatan Fasilitasi dan Coaching, perencanaan berbasis data, dan platform teknologi.
- Mengenal Platform Pembelajaran (Platform Merdeka Mengajar).
- Merefleksi pembelajaran kurikulum merdeka.
- Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (Analisis karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, tujuan satuan pendidikan, dan pengorganisasian pembelajaran di satuan pendidikan).
- Merancang Pembelajaran (menyusun tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, program pembelajaran individual, tujuan kegiatan, dan modul ajar).
- Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
- Memahami Model kompetensi guru dan kepemimpinan sekolah.
- Merancang strategi tindak lanjut, serta alur tujuan dan perangkat pembelajarannya.
- Merancang program Bimbingan dan Konseling (BK).
Read More »
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
![]() |
Pemaparan Materi |
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun.
- Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
- Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
- Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
- Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
- Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
- Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
- Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
- Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
- Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
- Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi)
Read More »
Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya
Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
- • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
- • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
- Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
- Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
- Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
- Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
- Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
- Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
- Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
- Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)
pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
- Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
- Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
- Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
- Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
- Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
- Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
- Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran industri (teaching factory)
pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
- Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
- Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.
- Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusisolusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya.
- Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan
Read More »
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:
Read More »